"Sudah pasti yang dapat nilai bagus hanya mereka berlima bukan?" gumam salah satu murid
"Itu sudah biasa bukan?" jawab teman sebangkunya
"Bila kalian merasa iri dengan mereka, kenapa kalian tidak menikung nilai mereka dengan belajar. Agar kalian bisa menjawab lembar soal tersebut, tanpa harus berpikir keras." tegur guru tersebut, yang ternyata mendengar percakapan kedua murid tersebut. Mereka langsung diam dan kembali fokus pada lembar soal.
Kelas pun hening, mereka semua fokus dengan pikiran mereka masing-masing.
Apa yang di katakan kedua murid tadi, memang benar adanya. Untuk Ita, Maya, Kira, Syahid dan Sahin. Soal itu memang mudah, bukan menyepelekan. Karena apa yang mereka pelajari, bahkan sudah saaaaangat jauh dari apa yang mereka pelajari di kelas. Mereka bertahan di sekolah tersebut, hanya karena ingin menikmati masa-masa di SMA.
'Tolong' lagi-lagi Ita mendengar kata yang sama.
"Aku tidak salah dengarkan?" gumamnya pelan, seraya mengerjakan soal
"Tidak, apa yang teteh dengar memang benar." ucap Maya
"Memang apa yang kalian lihat?" tanya Ita
"Nanti saja, kita selesaikan dahulu soalnya." tegur Syahid
Mereka bertiga kembali diam, dan kembali fokus. Hanya dalam waktu 20 menit, mereka menyelesaikan soal tersebut. Biasanya, bila ulangan-ulangan sebelumnya. Mereka akan mengumpulkan nanti, bersamaan dengan murid lainnya. Namun, karena mereka ingin membicarakan masalah apa yang mereka berempat lihat dan apa yang Ita dengar. Sehingga mereka pun memilih untuk menyudahi dan keluar dari kelas.
Tentu saja hal tersebut mendapat sorakan dari teman sekelasnya, namun mereka tak peduli.
"DIAM, kerjakan soal kalian. Baiklah, kalian boleh keluar." ucap guru tersebut, mereka berlima langsung keluar kelas. Setelah sebelumnya, mereka bertatap mata dengan sosok yang ada id samping pak guru.
Dan sosok itu pun mengikuti ke lima orang tersebut.
"Dimana?" tanya Sahin
"Di sana saja, agar kita tidak terlambat jam pelajaran kedua." jawab Syahid, seraya menunjuk bangku yang berada tak jauh dengan kelas mereka.
Mereka pun melangkah ke arah bangku tersebut, bangku yang mungkin berjarak 3 meter dari kelas.
"Ibu siapa?" tanya Kira
"Kalian kalau bicara jangan asyik sendiri, lalu aku gimana?" tanya Ita
"Oh iya, lupa" Maya memegang tangan Ita, dan kini Ita bisa melihat dan terkejut melihat sosok tersebut. Entah kenapa, Ita hanya bisa melihat Mei-Mei saja, bila tidak di aliri kekuatan oleh yang lain.
"Ibu? Bukankah ibu itu, yang saat bulan lalu datang ke sekolah kan? Benar, saat itu ibu mencari pak Irwan." ucap Ita seraya menatap kelas, dimana guru yang ia sebutkan ada di dalam sana.
"Benarkah? Kenapa aku tidak tau?" tanya Kira
"Jelas tidak tau, kalian saat itu sudah berada di taman. Sedangkan aku ke toilet dan saat itu aku tak sengaja bertabrakan dengan ibu ini. Dan aku sangat ingat, karena saat itu... ibu pakai... baju ini." jawab Ita, yang melambat di akhir kalimat
"Jangan bilang bila ternyata hari itu, merupakan hari terakhir ibu..." sosok itu mengangguk pelan
Ita terperangah dan menutup mulutnya dengan salah satu telapak tangannya, matanya langsung berkaca-kaca karena saking terkejutnya.
Twin prince dan twin princess, langsung paham kemana arah pembicaraan ini.
"Tidak mungkin kan kalau pak Irwan pelakunya?" tanya Maya
'Namun, sayangnya iya. Dia yang sudah mengakhiri hidupku.' jawab sosok itu, hal itu membuat ketiga wanita itu menahan nafas mereka.
"Bagaimana bisa, bukankah pak Irwan terkenal dengan pria sayang istri? Walaupun ia galak dan arrogant." tanya Kira, sosok itu terdiam menunduk. Ia pun tersenyum miris, hidupnya sungguh penuh dengan drama. Hidup bahagia di dalam perjodohan, hanyalah ada di novel-novel yang ia baca. Namun, itu semua tidak terjadi padanya.
'Ya.. istrinya, tapi itu bukan aku. Ia hanya mencintai istri keduanya dan dia sangat membenciku. Dia dan juga istri keduanya, mereka tega untuk membunuhku dan menyembunyikan jenazahku' jawab sosok itu dengan air mata yang mulai menetes.
"Innalillahi, Astaghfirullah... bagaimana ceritanya bisa sampai seperti itu bu?" tanya Ita, dadanya terasa berdebar sakit. Seolah ikut merasakan sakit yang di rasakan oleh sosok itu. Terlihat dada Ita yang naik turun, Syahid langsung menggenggam tangan Ita. lambat laun, rasa sesak itu berangsur mengilang.
'Kami menikah karena perjodohan, aku yang baru mengenal cinta saat itu. Langsung jatuh hati pada Irwan, padahal sangat jelas bila wajahnya sangat menolak perjodohan ini. Tapi, dengan bodohnya aku menerima dan berakhir menikah dengannya. Aku pikir setelah menikah aku bisa membuatnya jatuh cinta padaku, Namun ternyata, awal pernikahan adalah awal mulanya aku masuk kedalam neraka buatannya.' wajah sosok itu menatap ke depan dengan tatapan kosong.
'Di malam pertama, setelah ia menghisap maduku. Ia mengatakan bila ia tak sudi menerimaku menjadi istrinya, aku hanya sebagai pemuas nafsu untuknya.' air matanya kembali menetes
'Selama 6 bulan, aku benar-benar merasa tersiksa lahir batin. Selain menekanku dengan kata-katanya, ia juga menyiksa tubuhku. Di pukul, di tampar, di jambak, di tendang, di dorong, bahkan aku pernah di siram oleh kopi yang masih panas karena aku berani mengatakan bila wanita yang ia cintai seorang pel*cur.'
Maya, Kira dan Ita ikut menangis mendengarnya, Syahid dan Sahin mengepalkan kedua tangannya dan mengetatkan rahangnya. Untung Syahid sudah melepaskan genggaman tangannya pada Ita, bila belum... sudah di pastikan tangan Ita akan terluka.
"Kenapa ada pria sejahat itu?" tanya Kira sembari terisak
'Aku pun tak menyangka, aku di pertemukan dengan pria sejahat itu. Pria yang tega menghabisi ibu dari putranya.' Mereka berlima langsung menatap sosok tersebut
'Ya, aku di karuniai seorang putra. Di hari pertama ia melakukannya di malam pertama, satu bulan kemudian aku di nyatakan hamil. Sungguh miris bukan?' lanjutnya
"Jadi, ibu mendapatkan perlakuan kasar dari pak Irwan. Di saat ibu tengah mengandung?" tanya Ita dan di angguki oleh sosok tersebut.
"Astaghfirullah" ucap mereka berlima
'Jadi, bisa kalian bayangkan bukan. Bagaimana tersiksanya aku saat itu, melindungi anak yang ada dalam kandunganku. Agar anak tersebut, tidak gugur. Irwan menikah lagi saat aku sedang berjuang melahirkan putranya, kedua orangtua kami taunya bila Irwan berada di luar kota. Mengurus pekerjaannya, padahal itu semua BOHONG. Ia sedang melangsungkan akad nikah secara sirih di rumah j*lang itu.' sosok itu menangis kembali, jeritannya benar-benar menyayat hati mereka.
'Yang paling menyakitkan adalah, dimana dia membawa j*lang itu masuk ke dalam rumah kami 2 minggu setelah kelahiran putraku. Tak ada rasa bersalah, tak ada rasa simpati di wajah orang-orang b*adab itu. Bahkan Irwan, tak sekalipun melihat wajah putraku. Mereka masuk ke dalam kamar, dimana tempat aku dan dia tidur. Hancur... hidupku terasa hancur saat itu juga. Namun, aku masih bertahan karena alasan putraku membutuhkan sosok seorang ayah., hiks.'
'Ternyata, pilihan ku untuk bertahan adalah sebuah kesalahan yang sangat besar. Aku harus menerima rasa sakit setiap hari, karena melihat kemesraan mereka di depan mataku sendiri. Mereka memperlakukan aku layaknya seorang pembantu, dan semakin menjadi dalam menyiksa tubuhku. J*lang itu, selalu mencari ulah dan selalu memfitnahku agar Irwan semakin membenci dan menyiksaku.'
"Kenapa ibu tidak menceritakannya pada kedua orangtua ibu?" tanya Sahin
...****************...
......Happy Reading
all💞💞......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Land19
suami biadab itu,
😡😡😡😡🤬🤬🤬🤬
sangat memprihatinkan
2024-12-29
1
Eli Elieboy Eboy
𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚛𝚗 𝚊𝚕𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚗𝚔 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚎𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚜𝚗𝚍𝚛𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚕𝚊𝚑𝚒𝚛 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚝𝚑𝚒𝚗
2024-07-14
1
Jue
Nak di salahkan Irwan juga tak boleh kerana dari awal Irwan sudah tidak menerima pernikahan itu , Isteri pertama nya saja masih tetap ngotot untuk menikah walaupun tahu Irwan tidak suka , Tapi yang tidak di benarkan adalah kenapa harus sampai membunuh tidak suka Irwan boleh ceraikan sahaja isteri pertamanya kenapa dengan kejam menyiksa wanita hamil setelah di ambil manis madu nya
2024-06-18
2