"Ini sudah lama, hasil dari tes DNA itu apa masih belum ke luar?"
Kini bukan lagi Shabila yang ada di sana, tapi juga Reagan. Sepasang suami istri itu nampak tidak sabar dengan hasil tes yang di lakukan oleh Aarav waktu lalu.
"Uncle sudah menyelidiki keluarga itu, tapi belum ada titik terang semua data tidak ada yang mencurigakan. Anne Kichiro benarlah putri dari keluarga itu" Tuturnya sesekali memijit kening seakan tidak percaya dengan hasil yang dia dapatkan.
Shabila pun nampak gelisah. Tidak tahu harus apa, ekspresinya tidak pernah berubah dari terakhir dirinya kehilangan Anne.
"Honey"
Matanya berembun, air mata Shabila pun menetes kembali. Nafas nya perlahan menghangat,
"Hiks...hikss..hikss"
"Aku merindukan Anne hiks,,,hiks,, aku yakin dia masih hidup. aku mau dia kembali"
"Baby. sssttt jangan menangis seperti ini!" Reagan memeluk erat tubuh Shabila, mengusap pucuk kepala menenangkan istri tercintanya.
Aarav menengadahkan wajah, dia tidak bisa kalau melihat aunty nya menangis. Rasa bersalah nya akan kembali terbayang.
"Aarav"
Reagan memanggil keponakan nya yang pergi begitu saja. Langkah Aarav begitu cepat.
"Ryu ikuti dia"
Reagan khawatir, dia takut keponakan nya kembali menyakiti dirinya sendiri seperti waktu lalu. Entah, dirinya pun tidak tahu sepertinya bukan sekali dua kali keponakan nya menyakiti dirinya sendiri.
Ryu pun melangkah cepat, mengejar tuan muda nya.
"Kak ada apa ini?"
Kini Shane pun nampak hidung nya, dia menutup pelan pintu ruang rawat Ezra yang sudah di pindahkan ke kamar sebelah. Ekspresi Shane pun bertanya-tanya melihat kakak nya menangis sesenggukan.
"Kak, kau kenapa?" Tangan Shane menarik tangan Shabila dan memeluk nya sampai pelukan dari Reagan terlepas.
"Ada apa ini? Kau apakan dia?" Kilatan dari kedua sorot mata Shane mengintimidasi Reagan.
Deru nafas Shabila masih terdengar, air matapun masih mengalir, tubuhnya sedikiti bergetar sampai Shane pun merasakan itu. Tidak bisa bohong tatapan Reagan yang setajam elang pun melembut saat ini.
"Hal itu lagi?" Suara Shane melembut dan tidak bernada tinggi seakan-akan mengerti apa yang sedang terjadi. Reagan mengangguk mengiyakan hal yang adik iparnya duga.
'Lalu Aarav di mana?"
Bukan hal aneh lagi, jika keadaan seperti ini pasti saja orang pertama yang di tanyakan adalah keberadaan Aarav.
"Ryu mengikutinya" ucap Reagan
**
Brughh
"Argghhhh"
Bukan main, tubuh Anne sampai terhempas menubruk dinding kaca tebal rumah sakit. "Arrgghsss sakit" mulut mungil itu mengaduh kesakitan, paper bag yang dia pegang pun sampai terlempar.
Ryu berlari membantu Anne. Bukan hanya Ryu tapi Lukas pun dengan sigap membantu nona nya.
"Pung,,gung" Suara Anne terbata-bata dengan ringisan kecil.
"Nona anda baik-baik saja? no,,na?"
Lucas dan Ryu benar-benar khawatir, tubuh Anne di pegang oleh mereka dan lupa akan tuan nya yang masih berdiri dengan wajah merah serta tangan mengepal.
"Yaaakkk kau ini. Di mana matamu?!"
tentu saja Lucas dan Ryu menjauhkan telinga mereka namun masih menahan tubuh nona nya.
'Satu spesies' Gumam Ryu dalam hati.
Aarav tidak menghiraukan teriakan Anne, dia malah hendak pergi namun sayang Anne menahannya. "Tunggu, saya sedang bicara dengan anda!" Suara Anne menekan. Lucas dan Ryu reflek menjauh dengan berdiri sejajar.
Kerutan di kening Aarav semakin terlihat jelas, tekanan yang di berikannya semakin jelas. Kepalan tangan pun semakin mengerat namun Anne tidak ada takut-takut nya.
"Menyingkir dari hadapan saya!" Tekan Aarav tidak menatap Anne, kedua matanya nya masih menunduk. Rahang menegas dan gesekan gigi sedikit terdengar.
Aura lobi rumah sakit semakin berat dan panas sampai Lucas dan Ryu sedikit ciut dengan suasana sekarang.
"Saya sedang bicara dengan anda, tuan muda!" Anne tetap menatap Aarav. Cekalan tangan Anne dibiarkan melingkar,
"Minta maaf" Tekannya, semakin memperkuat cekalan nya. Aarav pun perlahan menatap kedua mata Anne. Tajam, bening dan lembut itulah keadaan sorot mata Anne sekarang.
"Tidak perlu berlebihan" Tekan Aarav namun masih membiarkan Anne mencekal lengan nya.Entah kenapa walau cekalan Anne semakin kuat perasaan nya semakin membaik.
Ekspresi Anne nampak seperti tidak habis pikir dengan respon laki-laki di depan nya. Tatapan Anne pun semakin dalam dan semakin melembut, merah di pipinya memudar dan rasa marah pun ikut memudar.
"Lain kali, perhatikan jalanmu. Bisa?" Ucap Anne melepas cekalan nya. Tidak bisa di pungkiri jari jemari Anne membekas di lengan Aarav.
Lucas dan Ryu saling lempar tatap saat ini dengan keanehan dari tuan muda nya. Biasanya siapa saja yang tertabarak tubuhnya tidak akan di hiraukan dan pergi dengan kemarahan yang memuncak.
Anne membalikkan tubuhnya, sepertinya hendak mengambil paperbag yang terlempar, namun tidak perlu lagi karena Lucas sudah mengambil nya.
"Silahkan nona"
Anne pun mengambil alih paper bag itu dari Lucas.
"Keningnya jangan di kerutin seperti ini. Kau akan nampak tua!" Reflek Anne mengusap kening Aarav dengan senyum lembut.
Dua pengawal itu tahan nafas dengan apa yang dilakukan oleh Anne. Benar-benar berani, tidak ada yang pernah menyentuh tuan muda nya, bahkan keluarga nya sendiri.
Kedua kelopak mata terpejam. Aarav begitu nyaman dengan sentuhan Anne. "Anne" Gumamnya. Anne pun memperhatikan wajah Aarav karena gumaman yang dia dengar..
kening Aarav kembali mengkerut membuat Anne semakin simpati campur bingung. mata laki-laki di depannya kembali terbuka dan terlihat air mata sedikit menggenang di pelupuk matanya. Anne semakin tidak enak, apakah dirinya membuat kesalahan? Kenapa laki-laki dingin di depan nya seperti hendak menangis.
"Kau menangis?" Ucap Anne pelan, melihat ke sana ke mari karena merasa dirinya tidak melakukan apapun sampai harus laki-laki di depan nya menangis.
Ryu dan Lucas pun malah membelakanginya sekarang.
"Maaf, ucapan aku apakah berlebihan? Aaa jangan menangis. Its oke, aku baik-baik saja."Anne benar-benar bingung karena Aarav hanya diam, dia semakin merasa bersalah saat ini.
"Maaf. jangan menangis"
Kedua tangan Anne reflek menarik tengkuk leher Aarav sampai paper bag ikut terangkat. Kedua kaki pun ikut berjinjit karena tinggi badan yang lumayan jauh. Aarav pun tidak menolak dan kini Anne perhasil memeluknya.
Perlahan telapak tangan mengusap belakang kepala Aarav dan tangan lain yang memegang paperbag menepuk punggung. Tidak ingin air mata yang ke luar terlihat. pelukan pun semakin dalam dan menyembunyikan wajah nya di pundak Anne.
Celana highwaist di padukan dengan baju panjang berwarna cream memperlihatkan bentuk tubuh Anne yang ideal. rambut panjang di ikat sampai menggantung ke bawah, poni tipis pun dibiarkan menghalangi kening nya.
Hidung mancung itu nampak memerah, deru nafas Aarav membuat dirinya pun sedih. Ditambah jantung yang berdetak kencang seakan menyetrum dirinya.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Anne masih memeluk laki-laki asing itu, tapi entah kenapa ada rasa yang tidak dapat di gambarkan. Perasaan aneh yang tidak pernah muncul di saat bersama dengan keluarganya.
Kini kedua tangan Aarav malah membalas pelukan, semakin membuat gadis itu merasa aneh dan bingung.
Di sela suasana saat ini, nampak tidak hanya Lucas dan Ryu yang ada di lobi, melainkan keluarga besar yang baru datang dan juga Shane juga Shabila yang turun ke lobi karena khawatir dengan Aarav.
Xavera sang ibu, berusaha mencerna keadaan sekarang, namun Sean nampak sebaliknya. Pria awet muda itu malah merasa lega dan senang.
Si kembar Sean, Shabila, Shane saling balas tatap dari jauh akan Aarav yang terlihat malah semakin membenamkan wajahnya di pundak Anne.
**
Tiga anak kembar dari mafia kuat di negara itu nampak masih harmonis. Sean, Shabila dan Shane, mereka masih tidak lekang oleh usia, wajahnya semakin tua semakin fresh. Keberadaan mereka masih menjadi inspirasi dan juga masih menjadi salah satu pembisnis yang berpengaruh.
Walaupun sudah memiliki keluarga sendiri, mereka masih tetap saling berpegang tangan. Sean memiliki putra bernama Aarav yang tentu saja mirip dengan nya, namun sayang sifat dingin nya malah melebihi sang dirinya. Shabila memiliki seorang putri berna Annelis, namun saat berusia lima tahun putrinya mengalami kecelakan dan sampai sekarang jasad nya masih belum di temukan. Terakhir Shane, memiliki putra bernama Ezra yang mengalami kecelakaan bersama dengan Annelis, namun tubuh Ezra di temukan dan di rawat intensif sampai akhirnya sadar di usia16thn.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Riandy
lanjut,,
makin penasaran 🥰
2023-08-09
0