"Baru kali ini kita melihat tuan muda membawa seorang gadis seusianya_"
"Anda jangan heran nona, dia memang seperti itu. Tidak ada yang bisa menyentuh nya apalagi memerintahnya!_"
"Tuan muda tidak mudah didekati. Oleh keluarga pun seperti itu apalagi oleh orang luar"
"Banyak sekali desas-desus tentang dirinya, tapi tidak ada yang berani bicara."
Anne mendengarkan, dia merespon dengan wajah nya. Mengangguk sesekali mengayun kaki nya yang tengah di obati.
"Tuan muda?" Anne merasa aneh dengan sebutan perawat itu.
"Kau tidak tahu siapa pemilik rumah sakit ini sekarang?" Seru perawat itu dengan membara, karena siapa tidak tahu dengan rumah sakit terkenal di Irlandia.
"Oh astaga"
Perawat itu semakin konyol. Rekan nya nampak penasaran.
"Ada apa ada apa?" Seru mereka.
"Ini, ada juga orang yang tidak tahu dengan rumah sakit ini. Sebenarnya kamu tinggal di negara mana. Nona?"
Perawat itu kembali menatap Anne dengan aneh, mereka benar-benar tidak habis pikir.
"Saya memang tidak tahu. Lagipula siapa tuan muda yang anda maksud? Dia hanya laki-laki dingin dan pelit bicara"
Ketus Anne.
"Husss, jangan bicara sembarang atau kepala mu taruhan nya. Di sini tidak ada yang berani menggosip apalagi mengumpat, kalau tidak nyawa bisa melayang!"
Suara mereka membisik, benar-benar tidak ada yang berani macam-macam.
"Kenapa? Dia bukan penjahat yang harus ngambil nyawa orang yang tidak bersalah"
Gadis remaja terus di ajak berbincang oleh perawat-perawat muda, mungkin mereka baru pertama kali menemukan orang yang dengan beraninya mengumpat tuan muda mereka.
"Ekheem"
Deheman terdengar, mereka mematung sedangkan Anne masih duduk di atas berangkar.
"Astaga, saya lupa ada yang harus di bawa di gudang obat"
"Iya saya juga harus memeriksa kamar xx"
Kini tidak ada lagi yang mengerumuni Anne karena deheman seseorang yang sepertinya Anne kenal.
"Tuan" Sapa Anne dengan senyum hangat dan sedikit menunduk sopan.
"Nona, tuan muda memerintahkan saya untuk mengantar anda pulang. Mari!"
Tutur nya sopan.
"Tuan muda yang mana? Saya tidak kenal dengan nya"
"Lagipula paman tidak perlu repot-repot. Saya bisa pulang sendiri" Tolak Anne dengan sopan
"Saya sudah di perintahkan, harap nona bisa bekerjasama!"
Senyum melebar dari kedua sudut bibir Ryu, namun mimik wajah nya tidak selaras seakan banyak arti dari perkataan nya.
"Kerja sama? Tapi saya sedang tidak menjalin bisnis dengan siapapun. Termasuk dengan anda tuan!"
"Saya bisa pulang sendiri. Terimakasih!"
Seru Anne menolak sopan, namun terdengar mutlak.
"Saya merasa tidak keberatan, nona! Mari saya antar" Kekeh Ryu ingin mengantar Anne pulang, gestur tubuh nya sedari dari kekeh ingkn mengantar.
"Tidak perlu. Paman!" Tolak Anne senyum lembut.
"Tapi saya perlu" Ujar Ryu.
Mata Anne menyelidik, dia mulai curiga.
"Siapa tuan muda yang paman maksud? Tidak mungkin tuan muda anda sama dengan tuan muda yang dibicarakan oleh para perawat tadi. Kan?!"
Seru Anne, semakin menatap curiga.
Ryu tersenyum melas.
"Heeuuuhh"
Hembusan nafas terdengar begitu kesal. Anne tidak habis pikir dengan manusia dingin seperti dia.
"Di mana tuan muda paman itu? Biar saya yang bicara!"
Ekpresi Ryu tak dapat digambarkan, antara kaget dan penasaran karena baru kali ini ada orang yang berani kepada Tuan muda Aarav.
"Tapi saya tidak menjamin untuk anda" Ucap Ryu.
Hal ini tidak terlalu penting, namun dirinya penasaran.
"Mari saya antar" Ucap Ryu. Anne pun mengikuti Ryu masih dengan kaki telanjang.
Sampai di mana dia berhenti di depan kamar pasien yang sepertinya membuat Anne aneh.
"Ini masih bagian dari rumah sakit?"
Orang yang pertama kali ke sana pasti akan heran, karena tidak ada rumah sakit yang satu lantai hanya memiliki dua ruangan saja.
"Hanya dua ruangan?" Tunjuk Anne aneh dengan lantai rumah sakit itu.
Ryu hanya mengangguk.
"Terus mereka?" Anne pun menunjuk orang-orang berjas hitam yang berdiri di setiap sudut ruangan.
"Mereka pengawal yang di khususksn untuk berjaga di sini" Ucap Ryu.
Tentu saja Anne semakin aneh saat ini.
"Nic, beritahu tuan muda kedatangan kami"
Ryu berbicara dengan ketua pengawal.
Aarav seperti biasa, duduk di samping Ezra, menatap dan mengelus lembut lengan adik nya.
"Tuan, di depan ada tuan Ryu dan seorang gadis. Sepertinya ada hal penting yang dia bawa" Ucap Nicholas.
Aarav beranjak berdiri, dia tidak bersuara sama sekali.
Nicholas ke luar, menundukkan kepalanya di depan Ryu pertanda jika tuan mudanya pun ikut ke luar.
"Kau masih belum pulang?"
Suara Aarav berubah lembut. Para pengawal yang ada di sana sampai membalikkan badan mereka karena kaget.
Apalagi Ryu, dia tidak pernah sekalipun menemukan sikap Aarav yang seperti ini.
"Tidak perlu repot-repot di antar segala. saya bisa sendiri! Dia juga pasti ada kesibukan!" Ucap Anne.
"Bukan begitu, Paman?" Toleh Anne. Ryu tidak berani menjawab, dia hanya menatap lurus pintu di belakang Aarav.
Kedua mata Anne perlahan menatap Aarav karena Ryu tidak menjawab nya.
"Yaaaak, mau saya congkel mata anda itu, heum?! Apa maksud nya tatapan tajam itu?" Sinis Anne karena Aarav menatap Ryu dan dirinya seperti seorang tersangka.
"Nic, ambilkan sandal" Aarav seolah tidak peduli dengan ocehan Anne.
"Yaaak, saya sedang bicara dengan anda. Tuan Muda!" Tarik Anne pada sweeter yang Aarav kenakan saat ini.
Atensi orang-orang mendadak membeku, mereka menelan ludah dan serempak memunggungi tuan muda mereka karena takut kena sasaran.
"Berisik" Tegur Aarav.
"Ryu kemarilah" Aarav berjalan menjauhi keberadaan Anne.
Sedangkan Nicholas meletakan sepasang sandal di depan Anne.
"Silahkan, Nona!" Ucap Nicholas. Anne bingung, dengan canggung memakai sandal yang sudah di berikan.
Pintu ruang rawat Ezra terbuka, Anne mengintip dari kejauhan. Karena penasaran, perlahan dia mendorong pintu sampai kepalanya bisa masuk ke dalam ruangan.
"Siapa dia?" Gumamnya karena menangkap keberadaan seseorang yang tengah terbaring di dalam.
Ezra masih terbaring dengan alat bantu kehidupan. Anne semakin mendekat, kedua matanya fokus pada seorang laki-laki tampan yang terpejam. Sesaat dia meringis karena banyak selang dan kabel yang tertancap di dadanya.
Teug
Dirinya merasa tidak asing dengan wajah laki-laki di depan nya. Kepala tiba-tiba pusing, Anne pun berjongkok untuk menetralkan, namun tangan kirinya bersentuhan dengan tangan Ezra.
Jantung nya berdebar begitu kencang sampai nafas pun sesak.
Titttt
Tittt
Monitor terus berbunyi, Anne berdiri, dia mengulurkan tangan nya hendak menggapai wajah Ezra.
Baru saja hendak menyentuh, monitor malah berbunyi kencang.
Aarav dan Ryu berlari.
"Apa yang sedang kau lakukan di sini?"
Sarkas Aarav, mencekik leher Anne.
"Aku bersumpah tidak melakukan apapun"
Suara kaki berdatangan begitu cepat.
"Tuan muda"
Dokter mafia salah satunya. Mereka datang dengan terburu-buru.
Dengan cepat, mereka menangani Ezra. Monitor itu kembali normal.
"Lepas"Guncang Anne.
Keadaan tegang, tidak ada yang di biarkan bernafas dengan tenang saat ini.
Tegang benar-benar tegang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Mrs.Helio Tropium
bersambung pas lgi seru seru nya
2023-06-21
0
Isnanun
ceritanya bagus tapi yg mampir kok sedikit 😔😔 semangat terus ya thor
2023-06-21
0