Di sekolah, Anne tidak memiliki teman. Dari pertama masuk sampai sekarang sudah tahun ke dua dirinya sekolah, sama sekali tidak ada yang ingin berteman.
"Anne ini surat terakhir peringatan. Biaya akhir semester harus segera di bayarkan, kalau tidak kau tidak akan bisa mengikuti ujian"
"Setengah biaya sudah di bayar oleh pihak sekolah dari biaya beasiswa mu, jadi ini total sisa yang harus di bayar"
"Jangan terlalu terobsesi dengan acara study nanti, ibu yakin kau bisa mendapatkan nya. Tapi untuk saat ini kau harus menyelesaikan pembayaran yang ini terdahulu"
Ibu wali kelas sangat menyayangi Anne, mungkin hanya dia yang mengerti bagaimana karakter Anne saat di sekolah.
"Tapi bu, Study itu penting buat Anne. Bukankah di sana akan ada banyak orang-orang sukses menjadi pengisi acara? Anne juga ingin mengekspresikan kebolehan Anne di sana"
Ucap Anne perlahan mengambil alih amplop di tangan Ibu Wali kelas.
Ibu Wali kelas hanya mengulas senyum, sorot mata nya tidak lagi terbaca. Anne menunduk, dia ingin sekali menangis.
Baru juga ke luar dari ruang guru.
"Heh bocah"
Tentu saja kaget, tiba-tiba orang itu menonyor kepala Anne.
"Yaak, bisa sopan sedikit?!" Sentak Anne menatap sinis siswi itu.
Ternyata siswi itu yang tertabrak Anne tadi pagi, tidak hanya ada dia tapi juga siswi itu membawa teman nya.
"Bawa dia" Perintah nya.
Sekejap teman-teman nya menyeret Anne ke belakang.
Brughh
"Annelis? hahaha sial, nama yang bagus...."
"Tapi,,,,"
Kim mengamati Anne. "Miskin hahahaha"
Annelis berlutut tapi tidak dengan tatapan nya, tatapan itu tajam seakan hendak memangsa. postur wajah nya sangat mendukung.
"Yaak lihat matamu. Kita congkel baru tahu rasa!" Olok mereka dengan tawa menjengkelkan.
"Orang yang terlahir miskin sangat menjijikan. hahahaha nasib mu buruk sekali..."
"ARghhh"
Anne meringis, Kim menarik rambut nya begitu kuat. "Hanya gelang kau melakukan hal rendah seperti ini? Manusia seperti kalian memang sangat menjijikan!"
"Hahaha apa? Aku miskin? Kata siapa aku miskin? Yang ada kalian yang miskin. Pamer harta orang tua saja bangga!"
Tanpa menepis tangan Kim dari rambut nya. Anne dengan wajah dingin mengolok-olok mereka, seakan memutar balik keadaan.
"Benar-benar minta di hajar!!"
'Plak'
'Plak'
Tangan teman Kim melayang, menampar berukang pipi Anne.
"Masih kurang?" Seringai bibir Kim seakan tidak membuat Anne gentar.
Tatapan Anne tidak berubah, membuat Kim dan teman-teman nya merasa jengkel.
'Brughhh'
"Arghhsss"
Anne kembali meringis, dia ditendang sampai tersungkur lumayan jauh. Masih tidak ada perlawanan dari Anne saat ini.
"Gadis sialan. Kau tidak tahu harga gelang-gelang itu hah? Meskipun kau bayar dengan harga ratusan juta masih tidak akan cukup!!"
Kim berteriak marah sambil melempar potongan gelang yang sudah tidak bisa lagi diperbaiki.
"Lalu kau minta nyawa saya. Begitukah?!" Seru Anne berdiri tegap, merapihkan rambut nya yang terurai. Sesekali merapihkan rok dan baju yang nampak kotor.
Sorot mata yang menyala-nyala terhalang oleh rambut, untuk itu tidak ada yang sadar jika Anne sudah dalam mode serius.
"Bagaiama?"
Tukas Anne, mensejajarkan wajah nya dan ekspresi itu seketika berubah. Ujung bibir nya tersenyum manis dan sorot mata nyalang pun nampak tak terlihat.
Ekspresi Anne membuat Kim dan yang lain nya geram. "Nyawa, atau ganti dengan uang? Saya sama sekali tidak peduli tentang itu!"
"Oh ya saya baru ingat. Ini ambillah!!"
Anne mengeluarkan kater kecil dari sakunya
"Ambil nona.Silahkan!"
Mimik wajah Anne benar-benar membuat susana membeku.
Gestur tubuhnya memaksa Kim untuk mengambil pisau kecil itu.
Mereka semua saling lempar tatap, dan
"Yaaakk"
Kim semakin marah, teman-teman nya pun maju dan menyeret Anne kembali ke hadapan bos nya.
"Kau benar-benar sangat menjijikan"
Kim mencengkram pipi Anne.
'Plak'
'Plak'
Rembesan darah mulai ke luar dari sudut bibir Anne, namun tatapan Anne masih sama. Masih dingin dan tajam tanpa perlawanan.
Kening pun sudah tergores, darah pun ikut ke luar dari sana.
"Dari sekarang, kau akan menjadi mainan kita. Anggap saja kau sedang melunasi hutang yang tidak akan lunas-lunas ini, Anne!"
'Cihhh'
Anne meludah, tatapan nya kian mendingin. Kim dan juga kedua temannya tertegun di tempat.
"Silahkan saja, tapi...."
'Plak'
'Plak'
'plak'
'plak'
Brughhh
Brughhh
"Areghhhhhsss"
"Arghhhhhsss"
Kedua teman Kim tumbang dalam satu pukulan. Darah ke luar dari mulut mereka saking keras nya tamparan dan tendangan dari Anne.
"Kau juga harus tahu. Aku tidak mudah terganggu hanya dengan ancaman konyol mu itu!"
Anne mendekatkan bibir nya di telinga Kim.
"Tentu saja, aku bisa lebih dari ini. Kau boleh mencobanya!"
Smirk mengerikan muncul, seakan ada iblis yang tertidur di dalam diri Anne.
Kim semakin terpaku, wajah nya pucat seketika akan ucapan dari Anne.
"Kim" Panggil kedua teman nya.
Kim masih tertegun di saat Anne sudah melenggang pergi. Ringisan pun masih terdengar dari kedua teman nya, pukulan yang benar-benar dahsyat.
Jam sekolah pun usai, Anne pulang dengan sepeda cacat nya karena peristiwa tadi pagi.
"Yuji?" Gumam Anne menangkap keberadaan Yuji saat ini.
Yang di buat khawatir, Anne melihat Yuji dengan wajah lelah. Handuk kecil menanggal di tengkuk leher dan satu kantong minuman bersoda yang sepertinya baru di beli.
"Yuji" Teriak Anne dari sebrang jalan. "Yuuujii" Anne kembali berteriak namun sayang sepertinya sang kakak tidak mendengar.
'Tin'
'Tin'
'Tin'
Anne melintas tanpa melihat rambu lalu lintas alhasil banyak klakson kendaraan berbunyi.
"Yuuujii" Anne kembali berteriak di tengah gempuran suara klakson. Punggung kakak nya masih terlihat untuk itu dia berteriak.
"Aisshh sial"
Luka di wajah masih pekat namun Anne seperti tidak kesakitan.
'Tiiinnn'
Klakson berbunyi panjang. Kedua bola mata Anne seakan hampir melompat. Satu mobil hitam pekat hampir saja menabrak nya.
"Nona anda baik-baik saja?" Pria sekitar kepala tiga turun dari mobil.
Anne masih tertegun di tempat.
"Aah? Oh saya baik-baik saja paman" Anne bergegas menyingkir dari hadapan pria itu sembari membunguk meminta maaf.
"Lain kali berhati-hati lah" Tutur pria itu. Anne hanya tersenyum dan langsung berbalik ke arah Yuji pergi.
Pria itu kembali masuk ke dalam kemudi sesekali menatap tuan nya dari kaca spion.
"Kita akan terlambat lima menit" Ucap Pria itu.
Mobil pun kembali melaju namun sang tuan menoleh ke arah di mana Anne pergi.
"Perasaan ini tidak asing" Gumam Aarav masih menatap arah kepergian Anne.
**
'Bugh'
'Bugh'
'Bugh'
Tubuh Yuji terkapar, keringat bercucuran dan debu pun mengotori seragam kerja nya.
"Yuji"
Anne benar-benar kaget saat kakinya tiba di sebuah pabrik besi di mana kemungkinan Yuji bekerja.
"Yuji?" Anne kembali berteriak. Kini dirinya tidak lagi memperdulikan Sepeda dan sepatu baru nya.
Semua orang menoleh ke arah teriakan. Anne berlari sekuat tenaga. "Yuuujiii" Teriakan Anne memekik sampai telinga Yuji yang mendengung kembali mendengar normal.
"Arrghhh. Ja...ngan ke si...ni"
Ringisan Yuji mengiris hati Anne. Sang kakak mengkode agar menjauh dari tempat itu
"An..ne" Suara Yuji tercekat. Rekan-rekan kerjanya terus memukul dengan tongkat yang ada.
Suara tarikan besi terdengar. Anne semakin berlari dan
Brughh
Trangg
Yuji kembali tersungkur, kini keningnya semakin banyak mengeluarkan darah.
"Yaakk keparat" Anne memaki mereka. Mendorong badan orang-orang yang menyakiti kakak nya.
"Owwww siapa gadis manis ini?"
"Cantik sekali"
"Boleh nih..."
Mata-mata keranjang, mulut mereka pun bau alkohol. Anne sesaat mengecek jam tangan nya.
"Apa yang kalian lakukan hah?"
"Yuji bangun hikss...Yuujiii"
Anne menyadarkan Yuji yang kini terpejam. Air mata nya tak dapat lagi dibendung.
"Siapa kalian hah? Berani-berani nya memperlakukan dia seperti anjing!!"
Anne semakin marah, kemarahan nya sudah memuncak.
"Hahahaha oh ayolah gadis manis, kami hanya sedang bermain-main!"
"Hahahha Heh brandal, harusnya kau beritahu kami kalau kau punya gadis semanis ini"
Sikap mereka benar-benar membuat Anne murka. Berani-berani nya menggoda dirinya di saat seperti ini.
"Singkirkan tangan kalian!!" Anne benar-benar geram.
Pria itu tidak mendengar dan malah semakin mencengkram pundak Anne.
Dan
'Brughhh'
"Arghhhh"
Badan pria itu terpelenting di hadapan ketiga teman nya.
"Owhhh"
Mereka reflek mengangkat tangan dengan ekspresi menjengkelkan.
"Pergiiiii" Suara Anne terdengar seperti auman.
"Siapa di sana?"
Suara lain terdengar dari arah lain. Aneh nya orang-orang itu langsung kabur, seperti mengenal suara nya.
Anne menetralkan nafas nya dan merogoh ikat rambut di saku.
"Yuujii" Anne menepuk lembut wajah Yuji dan menyimpan kepala nya di pangkuan.
"Yuuji?" Orang itu langsung menghampiri.
Pria berpakaian rapi dan berkacamata terlihat kaget dengan keadaan Yuji.
"Ayo kita ke rumah sakit"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
nyaks 💜
ini???? 🤔🤔
2023-06-23
2