...**...
"Yuji, sepertinya Pap-"
Ekor mata Anne melirik Nadive. Yuji paham dengan lirikan nya.
"Tidak masalah, dia sudah tahu semuanya. Jadi Anne bebas mengatakan apapun"
"Papa sudah tidak waras, Anne merasa Papa sudah sangat berubah! Tadi Papa memaksa ikut, tapi Anne kabur dan tidak tahu sekarang papa ke mana"
Nadive melirik Yuji.
"Anne tidak takut. Anne hanya khawatir keadaan Papa saat ini! Dia pasti sangat kelelahan mengurus Anne, jadi dia stres!
"Yuji, apa Anne beban buat kalian?"
Yuji menggeleng kepala cepat.
"Lalu kenapa sekarang Papa jadi seperti itu?"
Yuji tidak bisa menjawab, dia hanya diam. Isi kepalanya terus meracau kesana-kemari tanpa henti. Apalagi Nadive, dia tidak bisa membantu.
"Kau sudah pasti sangat lelah. Tidur lah! Kakak akan menjagamu di sini"
Ucap Yuji mengelus punggung Anne.
Tanpa menolak, Anne pergi ke kamarnya dengan langkah tertatih karena luka di telapak kaki.
"Benar bukan! Aku rasa Papa mu sudah gila, Yuji,!"
"Lihatlah, bisa-bisa adik mu yang jadi korban! Kalian harus menjauh dari papa kalian. Kita tidak tahu apa rencana nya"
"Dia sudah menjadi seorang penjudi. Yuji! Kau harus paham apa konsekuensi nya!"
Nadive benar-benar jengah, seakan-akan kalau dirinya di posisi Yuji, dia pasti akan pergi dari rumah.
"Aku tidak bisa melihat apa yang tengah di rasakan oleh Anne, bahkan lewat matanya pun tidak bisa."
"Dari dulu Anne memiliki sikap seperti itu. Dia pun seakan tidak memiliki rasa empati terlihat dari kedua sorot mata nya!"
"Terkadang wajah nya dingin seperti hendak membeku! Bahkan Mama dan Papa terkadang tidak bisa menyela ucapan nya"
"Entah kejadian apa saja yang dia alami sampai sorot matanya tidak terlihat rasa apapun"
Nadive mendengarkan. Yuji terus bercerita mengenai Anne.
"Kali ini pun aku gagal menjaga nya. Aku tidak pantas menjadi kakak nya!" Kepala Yuji menunduk, dia terisak perlahan. Hatinya benar-benar terluka.
"Aku ada di sini. Jika membutuhkan bantuan tinggal bilang!" Tepuk Nadive pada punggung Yuji.
"Besok aku akan mencari papa. Dia pasti tidak akan pulang!"
"Aku akan mengantar"
Yuji mengulas senyum dari salah satu bibirnya
"Thank" Ucap Yuji.
...**...
"Sial sial sial"
Teriakan menggema di ruang belajar. Dia masih resah akan Anne yang melihat kejadian tabrak lari itu, yang nyatanya bukan tabrak lari, tapi sengaja di bunuh.
"Tuan, kami sudah menemukan identitas nya"
"Bagus! Tutup mulutnya dengan cara apapun. Jangan sampai dia melaporkan tabrak lari itu ke polisi"
"Orang itu pasti sangat merepotkan!" Lanjut nya.
"Kami akan menemui gadis itu besok! Anda tenang lah. Kami akan membuatnya tutup mulut" Timpal sang pengawal.
...**...
Pemeriksaan Ezra kali ini benar-benar sangat lama melebihi waktu operasi darurat.
"Masih belum selesai?"
Suara itu tidak asing, tidak ada yang tidak menoleh.
"Kak"
Ucap wanita lain yang ada di ruangan tempat Ezra di rawat, dia masih nampak muda walaupun sudah berkepala empat.
Derap langkah kaki semakin banyak.
"Boy"
"Little boy"
Suasana semakin menegang.
Aarav benar-benar tanpa ekspresi sekarang. Keluarga menyapa pun tidak dia sahut. Jemari nya mengepal pada dinding bahkan Daddy dan mommy nya hanya bisa diam di samping nya.
Rasa khawatir, gundah, gelisah terus menghantui. Sudah hampir tiga jam dokter Mafia itu tidak ke luar.
"Kakak akan masuk" Ucap nya berniat untuk membantu.
Klek
Hampir memegang gagang pintu, namun di urungkan karena pintu lebih dulu terbuka.
"Bagaimana? Dia baik-baik saja bukan?"
Pertanyaan dari beberapa mulut terlontar. Mereka menunggu jawaban apalagi hanya satu dokter yang ke luar, itu pertanda keadaan pasien tidak baik-baik saja.
"Ini keajaiban. Tuan muda Ezra sadar"
Ekspresi nya tidak lagi bisa di tahan, sang dokter tersenyum sedangkan orang-orang di sana mematung.
"Heukss,,, heukss,, heukss. Kau tidak berbohong bukan?!"
"Kau sedang tidak main-main. Bukan?! Kau tahu konsekuensi nya berbohong pada kami"
Aura itu tidak pernah surut.
"Kami masih sayang nyawa kami. Aresha!" Ujar dokter itu tersenyum walaupun sedikit takut, karena bagaimanapun mereka adalah petinggi-petinggi mafia dan dirinya hanyalah seorang bawahan.
"Boy"
"Mom, dad"
Aarav di peluk oleh kedua orang tuanya dengan begitu terharu.
...**...
Ezra Arsenio Lucifer putra dari Shane Lucifer dan Regina Abaddon. Seorang putra dari seorang pemimpin organisasi bawah tanah yang sampai sekarang masih di hormati.
Dia juga seorang putra dari kalangan pembisnis sukses.
Ezra dan Aarav saudara dekat, bahkan terlihat seperti kembar karena dilihat dari kelahiran mereka yang hanya berjarak dua bulan saja. Ayah mereka saudara kembar untuk itu persaudaraan mereka sangat erat
Bisa di katakan, mereka adalah pewaris dari seorang mafia sekaligus seorang pembisnis.
...**...
Flash Back On
"Ma. Mama"
Kapal laut pribadi itu bisa di katakan mewah, karena dari beberapa kapal yang ada hanya milik Izawa yang mencolok.
Dia tengah berlibur dengan sang istri begitupun putra nya di laut.
Izawa pun memutuskan untuk menyelam seperti hobinya.
"Ma. Mama"
Izawa berteriak. pelayan kapal dan nahkoda ke luar karena teriakan Izawa yang lumayan keras.
"Astaga. Cepat bantu dia" Teriak nahkoda itu.
Beberapa pelayan kapal pun ikut membantu karena Izawa muncul ke permukaan dengan menggendong seorang anak.
Di dalam kamar kapal pesiar, Yuji nampak tengah tertidur ditemani sang mama.
"Nyonya, anda di panggil oleh suami anda" Ucap sang pelayan.
Mireya pun ke luar.
"Cepat menepi" Teriak Izawa.
"Ada apa ini?" Mireya kaget, suami nya tengah menahan tubuh seorang gadis kecil yang kulitnya sudah pucat.
Mireya mantan perawat, namun dia masih aktif di bidang kesehatan.
"Denyut nadi nya sangat lemah! Cepat kita harus segera bawa dia ke rumah sakit"
Mireya mengkode agar Izawa membawa si kecil ke dalam kamar untuk di ganti baju.
"Banyak air yang masuk. Sepertinya anak ini sudah tenggelam begitu lama, tap-" Mireya sejenak berpikir.
Izawa masih dengan celana yang dia pakai tanpa baju.
Mireya berbicara sambil mengganti baju gadis itu.
"Ma" Yuji terbangun, dia merasa terusik akan keberadaan kedua orang tuanya.
Yuji tidak bicara, dia hanya duduk sila di ranjang kecil yang di mana di samping nya ada gadis kecil.
"Tapi apa?" Izawa masih penasaran.
"Tapi dia hebat bisa bertahan! Jika di hitung dan di duga, dia tenggelam beberapa jam lalu tapi hebatnya dia tidak meregang nyawa"
Mireya menjelaskan. Izawa mangut sesekali menatap gadis kecil yang dirinya selamatkan.
Flash Back Off
...**...
Masalalu itu kembali teringat, Yuji berdiri di dekat jendela kamar Anne. Melihat wajah Anne membuat nya mengingat masalalu yang di mana hari itu adalah hari dirinya memiliki seorang adik perempuan.
Yuji melangkah mendekati Anne. "Kakak ada di sini. Anne tidak perlu takut" Elus nya pada kening sang adik.
Usia Anne dan Yuji hanya terpaut tiga tahun. Yuji masih berumur 19 tahun saat ini dan akhir tahun nanti dirinya akan menginjak usia 20thn.
Semester empat di fakultas namun berhenti karena dia ingin menjaga adik nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
nyaks 💜
apa sbagian critai ada di MG 2 k thor??
klo di crta ttg krjaan yodrak gk ada kayaknya..
🤔🤔🤔
semangattt 💪💪💪
2023-06-23
1
Aliya Wati
lanjut k,,,
2023-06-23
1
Isnanun
imajinasi ku mulai nyambung tentang cerita ini
2023-06-22
1