Brum
Brum
Brum
Suara kenalpot mobil menggerung memasuki sekolah SMA Internasional. Tidak hanya satu melainkan banyak, sampai ada basement khusus untuk kendaraan para siswa.
Grunggg
Gruunggg
Motor-motor mahal pun tidak kalah mewah nya, terparkir di basement khusus motor.
Sekolah Internasional benar-benar surganya siswa orang kaya, tidak ada dari mereka berasal dari keluarga rendahan.
Bahkan keluarga rentenir sekalipun ada di sana. Kekuatan uang benar-benar mendominasi semua nya.
"Selamat pagi, nona"
Rayuan maut terlontar dari Arthur Chen. Hesena berwajah datar, namun dia cantik. Kulitnya bening dan mulus, rambut panjang lurus tidak ikal sama sekali.
"Kau mau mati?!"
"Uh-hhuu, tumben malam tidak ikut ke club. Kau bermain dengan siapa lagi, hem?!"
Kedua tangan menyilang di bawah dada, Hesena melirik Arthur sangat tajam.
"Sorry Sena. Pria tampan ini terbuai oleh kehangatan gadis lain!"
Sena mendelik tajam. "Buang kebiasaan buruk mu, Arthur. Ingatlah kau tidak becus dalam hal apapun! Jangan bawa-bawa aku kalau kau terkena masalah. Dasar gila!"
Arthur hanya melebarkan senyum nya sampai lipatan di sisi kelopak mata nampak kentara.
"Berrrrr segar. Kau selalu menyegarkan, Sena!" Colek Arthur pada dagu Hesena. Tingkahnya benar-benar konyol.
Dia senang kalau menggoda Hesena, tapi juga dia tidak berani berlebihan.
"Yuhuuuu Yok, Hesena kau datang tepat waktu?" Teriak Yurika dari kejauhan. Dia menarik Aiden Lee sang kekasih tercinta.
"Tch, kalian berisik"
Hesena pergi tanpa menunggu Yurika.
"Yak Yak yak tunggu aku" Teriak Yurika mengejar Hesena dan melepas tangan Aiden Lee.
"Hahahaa kau di campakkan, tuan!" Ledek Arthur. Aiden hanya merengut, dia manyun yang mimik wajah nya benar-benar tidak mendukung sama sekali.
"Bagaiaman semalam?" Rangkul Aiden mengkode dengan matanya.
"Wah, dia terlalu sempit hahahaha" Arthur benar-benar ceplos.
"Boleh aku coba?" Seru nya.
Arthur menaikkan satu alis, karena paham.
"Sorry teman, untuk yang ini tidak bisa" Ucap Arthur.
Aiden melepas rangkulan nya. "Yak, mulai curang kau ya!"
Arthur kena tonjok lengan nya.
"Haiss. Masalah nya gadis itu mati" Arthur menggerakan jemarinya di leher dengan garis lurus.
"Sumpah? Why?"
Aiden benar-benar kaget, dia tidak bisa mencerna perkataan Arthur beberapa menit.
Arthur hanya menatap Aiden dengan ekspresi seperti seorang pedofil.
"Yak yak yak, ingat kau masih di bawah umur!"
Pukulan keras mengenai kepala Arthur.
"Aku? Kita sama teman!" Cengir nya.
"Sudah di bereskan? Tempat kejadian tidak mungkin selesai dengan mudah. Kau harus berhati-hati!" Seru Aiden.
"Beres" Ucap nya dengan bangga.
"Sialan!"
Mereka saling rangkul dan tertawa, layaknya anak sekolahan, tapi naas, hobi mereka terlalu berbahaya untuk anak seusianya.
**
Arthur Chen putra dari pengusaha Ritel, bisnis nya lebih ke Fashion dan brand nya sudah terkenal.
Aiden Lee adalah putra dari seorang pejabat keuangan sekaligus seorang investor.
Yurika Shimuzu putri dari seorang pengusaha suku cadang untuk alat komunikasi.
Hesena Nixon putri dari seorang pemilik SMA Internasional, beberapa bisnis pun menjadi tiang dalam keluarga nya. Ritel, Investor pun menjadi tambang uang untuk keluarga Nixon.
Mereka berempat adalah seorang teman karena di pertemukan oleh kekayaan, namun tahta tertinggi di duduki oleh Hesena Nixon.
Arthur dan juga Hesena, tumbuh bersama karena bisnis keluarga mereka.
**
"Aku sudah mengingatkanmu, Arthur! Jangankan mengancam mu, aku bisa lebih dari itu. Kau tahu siapa aku!"
Di rooftop sekolah, sesaat setelah jam istirahat berbunyi Arthur menarik Hesena ke sana.
"Oh ayolah Sena. Ini sangat menyenangkan! Kita akan sama-sama menguntungkan. Bahkan kau boleh melakukan apapun padaku"
Otak Arthur benar-benar sudah rusak.
"Yak, tutup mulut mu. Kau berani seperti ini karena kau orang berada, benar begitu? Tch tch sangat menjijikan!" Umpat Sena.
Tatapan mata Arthur benar-benar membuatnya merasa mual. Entah dari kapan teman nya itu begitu candu terhadap seorang wanita.
"Kau sakit Arthur! Sebaikanya kau periksa"
"Oh ya dan satu lagi. Kita memang kaya tapi kau dan aku sangat berbeda jauh!"
Sena berbalik setengah badan seraya mengukur di jari telunjuknya. "Sangat beda! Beli saja wanita di luar sana. Tch tch kau sama sekali tidak membantu urusanku.Arthur!" Dengan smirk sombong, Sena memalingkan wajah nya lalu pergi.
"Haissh Hesena, kau sangat menggoda sekali"
Arthur benar-benar gila, dia malah semakin tergugah oleh sikap Sena.
Sekolah Internasional itu benar-benar di tempati oleh murid bermacam-macam.
**
Seperti biasa, Anne pergi ke sekolah. Walaupun kaki nya masih terasa sakit tapi dia tetap melaksanakan kewajiban nya.
Anne tidak ingin menyia-nyiakan uang hasil jerih payah sang kaka.
"Haiss yaak!! kau harus berpihak padaku. Rumah masih jauh, kau harus bertahan!" Imbuh nya.
Anne nampak berjongkok dan memarahi kakinya sendiri, sesekali mengusap nya.
"Permisi nona" Sapa seseorang. Kepala Anne menengadah karena masih dalam keadaan jongkok.
"Dengan nona Anne Kichiro?" Ucapnya kembali.
"Iya, itu saya" Sahut Anne lalu berdiri dan melangkah mundur. Kedua tangan nya sesekali menahan pegangan tas yang masih berada di punggung nya.
"Ada perlu apa Tuan? Sepertinya saya tidak mengenal anda!" Ucap Anne.
Pria itu tersenyum sopan, namun sepertinya dia nampak banyak sekali maksud. Anne berhati-hati, dia sesekali mengedarkan pandangan nya. Walaupun beberapa orang masih hilir mudik, namun dia tetap saja waspada.
"Saya ada keperluan dengan anda. Bisakan ikut saya sebentar?" Ucap nya begitu ramah. Kedua mata Anne benar-benar menatap penuh dengan kecurigaan.
"Anda bisa bicara di sini saja. Saya masih ada urusan! Apalagi pembicaraan ini penting, jadi tidak mungkin untuk di tunda-tunda!"
Tutur Anne sembari mempersilahkan orang itu duduk di bangku yang sudah tersedia di bahu jalan.
"Silahkan!" Lanjut nya.
Pria itu tidak bisa mengelak lagi, jemari nya membuka kancing di jas lalu duduk.
Anne pun ikut duduk di ujung kursi lain nya.
Perbincangan yang nampak tegang, terlihat Anne lebih banyak menyanggah dari pada menyetujui sampai akhir nya pembicaraan itu selesai di mana Anne berdiri cepat lalu pamit.
"Tch tch gadis keras kepala" Masih menatap kepergian Anne, pria berkepala tiga itu nampak sedikit mengomentari sikap Anne.
Entah apa yang mereka bicarakan.
***
Sampai Anne di rumah nya. Sama seperti biasa, rumah itu sepi dan Anne nampak sudah terbiasa.
"Ma, Pa, Yuji. Anne pulang" Ucap nya seraya membuka pintu.
Kegiatan Anne pulang dan pergi, seakan-akan keluarga utuh nya masih berada di rumah.
Brughh
Anne menjatuhkan badan nya di atas ranjang, memejamkan matanya lalu membuka lebar. Langit-langit kamar kini menjadi pemandangan utama kedua mata Anne.
Tuuuuttt....
Tuuutttt ....
"Kemana dia?" Anne menatap layar handphone nya. Dia menghubungi Yuji karena teringat tadi pagi kakak nya itu tidak berangkat kerja.
'Yuji, kau di mana?'
Kesan nya, Anne semakin bergantung pada Yuji. Padahal memang seperti itu adanya, karena sedari kecil mereka memang begitu dekat.
Anne mencurigai sesuatu.
"Kemana dia?" Gumam nya turun dari ranjang dan membuka lemari. Anne mengganti baju nya seperti kembali bersiap-siap.
Tidak ada kegiatan lain, Anne dengan tas gendong berwarna pink-putih kembali ke luar. Rambut panjang di ikat sembarang namun malah terlihat lebih mempesona.
Kaki terus berjalan, Anne berniat mencari Yuji ke tempat di mana Papa nya berada. Karena dia yakin Yuji ke sana.
Di persimpangan jalan, Anne hendak menyebrang tapi.
Sresetttt
Ckiittttt
Gesekan ban dan aspal begitu ngilu, Mobil itu berhenti tepat di depan Anne.
Dua orang badan kekar ke luar, pakaian mereka serba hitam.
"Aaaaaaa"
Teriakan Anne menggelegar, orang-orang yang berada di sekitar langsung menoleh.
"Heeeii" Teriak orang-orang. Tubuh Anne sudah terkunci di dalam mobil.
Orang-orang berlarian namun tidak sempat tertangkap karena mobil yang membawa Anne melaju cepat.
"Kalian siapa? Mau apa kalian hah?" Anne terus berteriak, urat di sisi keningnya menonjol begitupun di antara dua alis nya.
"Lepas" Guncang Anne.
"Berisik!"
'Eummpphhhh'
'Eummpphhhh'
Mulut Anne di sumpal, kedua tangan di ikat. Terus memberontak pun tidak berhasil, orang-orang di dalam mobil berotot semua.
"Sepertinya ada yang mengikuti kita" Ucap nya melihat ke kaca seraya melajukan mobil.
Mereka bertiga pun menoleh ke belakang dan benar saja, tidak hanya satu melainkan tiga mobil.
"Kita ambil jalan lain. Kita lihat apa mereka akan mengikuti kita atau tidak!"
Mobil pun belok kiri, mereka terus memantau ke arah belakang.
"Hahaha bukan ternyata" Tawa mereka geli. Merasa sudah berprasangka dan menuduh mobil di belakang nya mengikuti.
"Eumpphhhh"
Tenaga dan suara Anne masih tersisa, dia terus berusaha memberontak.
Brahhh
"Berisik!"
Anne di buat pingsan dan benar-benar terkapar.
**
"Turun, ikuti mereka"
Ternyata tiga mobil yang mengikuti penculik Anne masih mengikuti, mereka lebih pandai dan sudah tahu jalur-jalur kota itu.
Mereka pun turun, sekitar delapan orang turun. Dari mobil.
Di depan, sebuah bangunan kokoh dan rapih. Tidak ada nama ataupun label, tapi beberapa orang nampak ke luar masuk. Entah untuk apa tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Ageng dzarin
come back again lucifer,,, aaaahhhh lope lope kakak,,,, 😍😍😍😍😍😍
2023-07-10
1
Aliya Wati
makin seru k,,,lanjotttt dong☺️
2023-06-25
1
Mrs.Helio Tropium
pheonix memang gak ada lawan
2023-06-24
1