Eps 17

Berulang kali leher Anne menoleh, sudah setengah jam lamanya dia menunggu orang itu datang. Kendaraan berlalu lalang, sudah tidak terhitung jumlahnya, begitupun langkah kaki orang-orang yang melintas didepannya.

Anne menunggu orang itu di sebuah halte tidak jauh dari bilik telpon yang dia gunakan. Kedua telapak kaki terus bergantian menimpa-nimpa pijakan, menandakan dia seakan tengah terburu-buru.

tinn

tinn

Dua kali suara klakson berbunyi, sebuah mobil berhenti di depan nya.

ckittt

Anne nampak berdiri, dia mengenali wajah orang yang mengemudi. Penglihatannya benar-benar tajam sampai pria itu sedikit kaget karena dirinya belum menurunkan kaca pintu mobil, di tambah lapisan kaca yang digunakan oleh mobilnya tidak tembus pandang.

"Nona, maaf ada sedikit gangguan tadi! Saya minta maaf sekali lagi!" Ucapnya sembari membuka pintu mobil lalu ke luar.

Anne hanya mengulas senyum, tidak kurang tidak lebih. "Jadi apakah tawaran yang anda ajukan masih berlaku? saya ada sedikit masalah hari ini!" Dengan tanpa basa-basi Anne mengucapkan hal yang memang sudah ada di kepalanya.

Mimik pria itu langsung berubah, kedua kelopak matanya pun melebar karena mungkin saking tidak percayanya dengan mulut gadis di depan nya itu. Tidak tahu lagi harus merespon apa, pria itu membenarkan kacamatanya dan tersenyum canggung.

"Masih nona, mari kita bicarakan!"

Anne pun kini duduk di dalam kabin mobil dan pria itu siap mengemudi. "Biar lebih detail kita bicarakan di tempat nyaman. Saya yakin anda pun akan tertarik dengan tawaran baru dari tuan saya!"

"Tawaran baru?" Gugah nya

Pria itu mengangguk sekilas melirik Anne dari kaca.

"Tawaran apapun, selama itu menguntungkan!" Seru Anne. padahal dia tidak merasa memiliki kartu AS dari tuan orang di depan nya, hanya saja dirinya kali ini harus memanfaatkan situasi, toh mungkin akhirnya bukan dirinya yang merugi.

Respon Anne mungkin terdengar aneh, pria itu benar-benar tidak percaya dengan respon singkat namun terasa menusuk jantungnya. "Gadis langka" Gumam nya.

**

Mobil terhenti di depan sebuah tempat makan, nampak tidak terlalu ramai namun sepertinya tempat itu memang cocok untuk berbincang ataupun berdiskusi.

Tanpa di persilahkan, Anne langsung duduk. Bukan nya tidak sopan, tapi telapak kaki nya kembali terasa berdenyut. "Maaf saya duduk terlebih dahulu" Anne pun meminta maaf setelah pria itu duduk di depan nya.

"Uh tidak masalah, nona!" Seru nya.

"Jadi tuan anda itu menawarkan apa saja? Apakah sekolah di tempat itu atau ada yang lain?"

Pria itu hendak menjawab, baru saja mulutnya menganga tapi Anne lanjut meneruskan perkataan nya.

Bukan nya apa, Anne sedang terburu-buru saat ini.

"Saya ada tagihan rumah sakit. Ini bukan meminta tolong tapi saya mencoba untuk mengurangi beban anda!" Anne meletakan slip pembayaran di atas meja dan mendorongnya sedikit ke dekat pria itu.

Di sini Anne tidak ingin menampakkan kelemahan nya. Posisinya sekarang dia adalah seorang saksi pembunuhan, sedikit memanfaatkan keadaan bukan kah tidak masalah. Otak kecilnya terus berputar, Anne menatap tajam orang di depan nya, seakan menunjukkan dirinya bukan gadis yang mudah di tindas ataupun ditaku-takuti.

"Jika benar anda menawarkan hal itu, saya harap hal kecil ini bisa di tangani. Bukankah begitu?!" Lanjutnya.

Tawa canggung kembali terpatri, pria itu nampak mengecek slip pembayaran yang dia terima.

"Tentu saja, nona! Ini hal mudah untuk kami! Jika anda berkenan, dengan tawaran yang pertama, saya akan menyiapkan semua keperluan anda!"

"Baik, tolong bantuan nya!" Seru Anne. "Tapi bisakah untuk pembayaran ini bisa saya terima di muka?" Anne benar-benar tidak bisa menunggu.

"Baik, nona! Apakah saya harus ke rumah sakit bersama anda? Atau bagaimana?" Ucapnya tiba-tiba bingung. Dirinya tidak pernah seperti ini sebelumnya.

Anne menimbang, "Tuan_" Ucap Anne terhenti namun pria itu paham.

"Aydin Edgar. Nona bisa panggil saya Aydin!" Ucap nya memperkenalkan diri.

"Saya tidak memiliki kartu elektronic, Handphone pun hilang. Mungkin saya bisa membawa uang tunai saja ke Rumah Sakit! Anda tidak perlu ke sana, biar saya yang menyelesaikan sisa nya" Ucap Anne.

"Dan satu lagi, saya menekankan jika hal ini bukanlah sebuah pemerasan! ini kesepakatan kita> Untuk itu saya perlu rekaman dan juga perjanjian hitam di atas putih di sertai materai" Ungkap Anne teliti dan hati-hati.

"Uh?" Seru tuan Aydin, sekali lagi dia tidak bisa merespon ucapan dari Anne saking di luar dugaan nya. Padahal dirinya sama sekali tidak ada pikiran sampai ke sana, tapi  kenapa gadis di depan nya sangat detail.

"Baik nona. Besok saya akan menyiapkan berkas untuk keperluan perjanjian kita, sekalian menyiapkan keperluan sekolah baru anda!" Ucap nya sedikit tergagap.

Anne mengangguk berterimakasih.

Waktu cepat berlalu, langit mulai menunjukkan warna nya. Seseorang masuk menemui Aydin dan menyerahkan tas kecil berwarna hitam. Tidak lama orang itu pun kembali ke luar.

Aydin kembali duduk di depan Anne. "Sesuai dengan permintaan anda!" Aydin menyerahkan tas itu di depan Anne.

"Senang bekerjasama dengan anda. Namun perlu saya tekankan. Untuk keuntungan bersama saya harap anda dapat menutup rapat mulut anda tentang kejadian malam itu!" Tutur nya memastikan.

"Tentu, semua nya akan aman. Tapi kembali lagi kepada anda dan tuan anda! Jika saya di rugikan makan semuanya akan selesai dan satu hal yang perlu anda tahu, saya paling tidak suka ingkar begitupun sebaliknya"

"Senang bekerja sama dengan anda. Tuan Aydin Edgar!' Lanjut Anne begitu tajam dan tidak ada celah untuk mengintimidasi dirinya. "kalau begitu selamat malam dan terimakasih!"

Anne berdiri, sedikit menahan telapak kaki nya yang masih berdenyut. Aydin memperhatikan dan hendak menahan lengan Anne.

"Saya akan mengantar anda, mari!" Ucapnya. Anne menepis sedikit.

"Tidak tidak, saya bisa sendiri!" Serunya.menolak.

Taksi pun berhenti di depan Anne. Aydin memperhatikan berdiri di luar pintu tidak jauh dari taksi berhenti. Anne pun sudah tidak terlihat lagi, namun Aydin nampak masih menatap ke arah kepergian Anne.

"Cocok untuk tuan Athur" Sekilas mengingat tuan nya.

Angin malam mulai terasa menusuk. Tidak lama AYdin pun berlalu pergi setelah berbincang di balik telpon nya, tidak lama pula mobil lain mengikutinya dari belakang seakan tengan memastikan kecurigaan nya.

Kembali ke Rumah Sakit, Anne sampai di sana dengan uang yang telah dia dapatkan. Penjagaan di sekitar lobi dan beberapa sudut rumah sakit masih sama. Sepertinya keluarga pemilik Rumah Sakit masih ada di lantai atas.

"Permisi kak, saya mau melunasi pembayaran tagihan atas nama Yuji Kichiro" Ucap Anne. Petugas Aministrasi itu kembali berdiri dan kembali tersenyum kala Anne kini berdiri kembali di depan nya.

"Baik, akan saya bantu! Ucap nya. Anne mengangguk menyetujui.

Selama setengah jam Anne berada di meja administrasi dan kini pembayaran nya telah lunas di muka. Anne pun mendapat slip pelunasan. "Terimakasih" Ucap Anne.

"Sudah tugas saya, nona" Ucapnya.

"Oh iya, apakah orang-orang tadi masih belum turun?" Reflek Anne bertanya, dirinya pun tidak mengerti kenapa bisa mengucapkan hal itu. Jantungnya tidak bisa di pungkiri, terus berdetak kala berurusan dengan orang-orang itu, apalagi dengan laki-laki yang terbaring lemah di atas brangkar.

"kabar baik nona. Tuan muda Ezra sudah sadar sepenuh nya! Rumah sakit ini benar-benar diberkati" Seru nya betapa senang untuk malam ini.

"Ezra ya?" Gumam Anne, namun masih bisa terdengar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!