"Pergi_ Jangan pulang sebelum dapat uang"
"Arrghhh papa sakit, kaki Anna sakit hikss hikss hikss!!"
Izawa menyeret tangan Anne. pecahan kaca melukai kaki nya saat ini. Anne mengguncang kedua tangan agar sang papa melepaskannya.
"Papa sakit heuskk heukss"
Wajah Anne memerah, air mata nya terus mengalir panas melewati pipi.
'Brughh'
Anne kembali terjatuh di halaman rumah, tapi beruntung nya halaman rumah itu tertanam rumput hijau yang di pelihara.
"Pergi_"
Izawa berteriak lantang lalu kembali masuk ke dalam dan menutup pintu dengan sarkas.
Langit perlahan menggelap, Anne berjalan di sepanjang jalan sembari mencari lowongan kerja di setiap toko atau pun minimarket.
Usia nya yang masih di bawah umur, membuat dirinya tidak di terima, namun minimarket terakhir yang di kunjungi seperti menjadi keberuntungan baginya. pemilik toko benar-benar tengah membutuhkan pekerja paruh waktu saat ini.
"Paman An, terimakasih mengizinkan Anne bekerja di sini"
Anne sedikit membungkukkan badan nya.
"Ah tidak tidak nak. Kami memang sedang membutuhkan pekerja paruh waktu! Karyawan bagian yang sekarang kamu isi resign karena mau melahirkan jadi kami sangat butuh karyawan baru"
"Oh iya, Paman ada kamar tempat tinggal untuk karyawan. Kalau Anne tidak mau pulang, bisa tidur di sana! Ini kunci kamarnya"
"Tapi Paman tidak yakin kalau Anne bakalan betah di sana karena masih berantakan"
Anne mengambil alih kunci itu. " Tidak Paman, Anne mau! Paman, sekali lagi terimakasih"
Anne terus berterimakasih, seolah-olah Paman An adalah malaikat nya saat ini.
"Besok setelah selesai sekolah boleh langsung masuk. Nanti senior mu akan mengajari dan mengatur jam kerja mu! Tenang saja, mereka anak-anak baik"
Paman An menepuk pundak Anne berulang.
"Sekali lagi terimakasih, Paman!"
Sudah satu bulan Anne bekerja di sana, pulang ke rumah hanya setor uang dan mengambil baju ganti. Waktu terus berjalan dan Anne terus melakukan itu.
Dia harus fokus dengan sekolah nya dan bekerja dengan lancar.
Namun di bulan ke empat dia bekerja, peristiwa itu sangat membuat nya trauma.
"Arghhh apa yang kau lakukan?"
Brang..
Brakk.
Rak makanan jatuh, gudang minimarket sangat berantakan karena perlawanan Anne.
"Paman tolooong"
Anne berteriak sangat kencang, dia pun menodongkan batang sapu dan kayu pemukul ke arah senior nya.
Tatapan penuh nafsu terpancar nyata dari kedua bola mata senior nya di toko.
"Jangan dekat-dekat" Teriak Anne.
"Hahaha Anne sayang, kemarilah. Kakak sudah tidak kuat menahan ini sedari kemarin! Aaaa bibir mu pasti sangat enak sayang..."
Perkataan penuh nafsu terlontar pada gadis di bawah umur.
Anne meringis, dia ingin sekali menangis.
"Berhenti. Jangan dekat-dekat!"
Anne terus mengayunkan kayu di tangan nya, namun tidak membuat pria itu takut
"Anne sayang_"
Tanpa aba, pria itu melompat menangkap tubuh Anne.
"Aaaaaaaa Yuji"
Teriak Anne. Otak Anne tidak pernah luput dari Yuji, nama itu kemungkinan sudah menembus semua organ nya sampai apapun yang terjadi, dia akan memanggil nama Yuji.
"Lepaskan. Brengsek!"
Anne terus memberontak.
"Sekali saja, ini akan enak sayang! Kakak akan memandumu_"
Perkataan penuh gairah terus saja terlontar membuat Anne merasa sangat jijik.
"Lepas. Lepas brengsek"
Anne terus memberontak sampai akhirnya terlepas.
Bughh
Bughh
Dengan keras, Anne memukul kepala pria itu. Mata nya perlahan nyalang, pertahanan tubuh nya pun kembali membaik.
"Jangan salahkan aku jika nyawa mu menjadi taruhan nya"
Ucapan Anne sangat dingin, senyum smirk itu semakin melebar seakan monster dalam tubuh nya bergeming karena terganggu.
Bukkk..
Bukkk..
Bukk..
Anne dengan ringan nya terus memukul ke arah pria itu. Namun pria tetap pria, dia sudah terselimuti hawa nafsu. Melihat Anne seperti mangsanya saat ini.
Bukkk..
Kayu pemukul di tahan oleh tangan pria itu.
"Aaaaaaa"
Anne menjerit, kayu itu di tarik dan otomatis dirinya pun ikut tertarik dan kini Anne berada di dalam pelukan pria itu.
Di luar gudang, minimarket tidak ada yang jaga. Cuaca dingin membuat minimarket sedikit sepi.
Pria berprawakan tinggi sekitar 180cm an, kulit bersih dan urat tangan menonjol seperti seorang pria yang sering mengangkat beban.
Pria itu memilih makanan serta minuman dan langsung pergi ke kasir, namun di sana tidak ada siapa-siapa.
"Permisi"
Ucap pria itu mencari-cari penjaga minimarket sampai akhirnya dia berdiri di ambang pintu pertama masuk ke gudang, karena di sana ada dua pintu.
Dirinya merasa aneh, dia hendak pergi kembali namun telinga nya mendengar jeritan seorang wanita. Pria itu berdiri sedikit mencondongkan telinga nya ke ambang pintu gudang pertama, terus menajamkan pendengaran nya sampai akhir nya.
"Yujiiiii tolong"
Kedua bola mata pria itu membesar.
'Braakkk'
Dengan sekali tendangan, pria itu mendobrak pintu kedua gudang yang tetutup.
Mereka yang ada di dalam tertegun, terutama pria yang hendak mencicipi tubuh Anne.
"Brengsek. Apa yang sedang kau lakukan?"
Langkah Yuji secepat kilat sudah berada di dekat
senior Anne.
Ya, dia Yuji Kichiro kakak Anne yang baru pulang dari kota.
Bughh
baghh
bughh
baghh
bughh
Yuji terus memukul dada dan wajah senior Anne tanpa henti. Darah segar mulai ke luar mengotori tangan Yuji.
"Sialan. Kau harus mati! Mati kau brengsek!
"Aaarrgghhh mati kau, mati!"
Senior Anne tersungkur, dia meringkuk di lantai dengan baju sudah acak-acakan. Yuji tanpa henti terus menendang dan menginjaknya sampai benar-benar babak belur.
"Hikss Hikss Yuji"
Tubuh Anne bergetar hebat. Wajah nya penuh lebam.
Dari atas sampai bawah, keadaan Anne sudah tidak baik-baik saja.
"Yuujii"
Anne terus menarik-narik jaket Yuji berusaha menghentikan nya, namun Yuji sudah di selimuti dengan kemarahan.
"Yuji Anne takut"
Deug..
Yuji tersentak, jantungnya benar-benar sakit. Perlahan air mata Yuji mengalir.
"Yujii"
Anne memeluk Yuji dari belakang. Tubuh Anne bergetar dan Yuji merasakan hal itu.
Air mata pun di seka, setelah itu membalikkan badan nya menghadap Anne. Dia pun membuka jaket tebal nya dan memakaikan pada Anne.
Tanpa berkata apapun, Yuji memeluk tubuh Anne erat.
"Hikss hikss hikss. Yuji"
Anne terus memanggil nama Yuji tanpa henti, seakan-akan nama itu bisa menenangkan nya.
"Ada apa ini?"
Paman An mematung di ambang pintu dengan keadaan gudang yang berantakan.
Senior Anne benar-benar hanya bisa duduk, selebihnya semua badan terluka parah.
Yuji sedari tadi yang berbicara. Dari keadaan Anne tidak mungkin bisa berpikir jernih.
"Anda bisa melihat CCTV yang anda pasang di dalam. Kemungkinan besar di sana terekam semua nya"
"Dari hari ini, Anne tidak akan lagi bekerja di sini dan tolong anda urus karyawan anda itu. Jika kedepan nya dia masih mengganggu adik saya maka jangan salahkan saya jika bisnis anda tutup"
Yuji menoleh dendam pada pria yang tidak jauh dari tempat nya.
"Dan kau, siap-siap di jemput polisi"
Paman An tidak bisa berkata-kata. Dia mengerti situasi nya, namun dirinya blank.
Paman An langsung memeriksa cctv setelah kepergian Yuji dan Anne dan tidak lama juga polisi datang.
**
Yuji tidak berbicara, otak nya penuh dengan pertanyaan. Sedangkan Anne masih terisak, meletakkan kepalanya di pundak Yuji.
Tidak terasa hanya dengan berjalan kaki, Yuji pun sampai dengan Anne tertidur di punggung nya.
Klekk.
"Akhirnya kau datang juga. Mana setoran malam ini?"
Dari dapur, Izawa datang tanpa melihat dahulu siapa yang pulang.
"Setoran? Maksud papa apa?"
Yuji menatap sangar sang ayah.
"Yuji?" Izawa pun nampak kaget.
Yuji pun tahu kenapa Anne bisa berada di minimarket malam buta seperti itu. Izawa pun kena amukan Yuji sampai akhirnya dia tidak melanjutkan kuliah nya dan bekerja di dekat rumah.
Pada Anne pun Yuji sangat ketat dari kejadian itu.
Flashback off
**
Yuji terus mengusap pucuk kepala Anne. Otak nya terus mengingat kejadian naas itu sampai sekarang, walaupun kejadian itu sudah lama tapi Yuji tetap pada pendirian nya.
"Yuji"
Anne tertidur, dia bergumam. Yuji tersenyum kala Anne terus memanggil namanya.
"Kakak di sini sayang". Jawab Yuji pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments