Karena sekarang Anne tidak memiliki handphone, menjadikan berita yang tersebarpun belum dia ketahui.
"Astaga!! Yaaaak berhenti. kau ini tidak ada kerjaan apa? Pergi atau saya lapor polisi sekarang juga!" Teriakan Anne menusuk telinganya. Nampaknya Lucas masih berusaha untuk meluluhkan hati nona muda nya itu
Siap sigap terlihat dari postur tubuh Lucas. Telunjuk Anne masih belum turun dari depan wajah Lucas, sepertinya Anne benar-benar kesal. "Anda ini benar-benar keras kepala. Ya!" Kini tangan Anne kecak pinggang, ingin sekali meledak-ledak tapi dia coba tahan.
"Hufffhh baiklah, sekarang katakan anda melakukan ini atas perintah siapa_,,?
Lucas hendak menjawab tapi telapak tangan Anne terulur ke depan wajah nya. "Sebentar saya belum selesai berbicara" Lanjut Anne. Lucas kembali dalam posisi lengan bertaut di depan untuk mendengarkan.
"Dan apa hubungannya dengan saya. jelaskan dalam lima menit, jika tidak jelas saya akan lapor polisi!"
"Lihatlah, itu kantor polisi. Anda bisa membacanya!" Anne menunjuk gedung bertuliskan police. Lucas pun membalikkan badan nya dengan telunjuk Anne masih terulur.
"Mulai" Tekan Anne. Lucas bingung harus menjelaskan apa, dirinya pun hanya di beri perintah.
Baru juga mulut Lucas menganga, waktu pun habis.
"Waktu habis" Stop Anne langsung melewati Lucas yang masih mematung dengan mulut menganga. Anne menyebrang jalan untuk sampai di kantor polisi.
"Ya Tuhan cobaan apa ini." Sembari mengeluh Lucas mengejar Anne yang sudah jauh dari nya. "Nona" Teriaknya, dia tidak ingin berurusan dengan orang-orang pemerintah seperti itu.
Aksi kejar-kejaran terjadi lagi. Anne masih memakai pakaian sekolah dengan tas gendong masih di belakang punggung, sedangkan Lucas dengan baju tugas nya. Jas hitam, celana chino hitam dipadukan dengan kaos polos dia masukan ke dalam.
"Oke oke saya tidak akan memaksa" Lucas pasrah, dia berhenti mengejar mengamankan dirinya sendiri. Anne pun berhenti namun dengan smirk tajam di sudut bibir nya.
"Bagus" Ucap Anne dengan gerakan bibirnya dan Lucas paham.
"Haiiih"
Tidak menunggu lama, Anne pun pergi dengan berlari kecil. Lucas pun tidak tinggal diam, dia kembali menyebrangi jalan untuk mengemudi mobilnya.
Jam menunjukkan pukul tiga sore ini, Anne sudah ada janji dengan Tuan Aydin di tempat yang sama. Nampak pria itu sudah menunggu di sana, Anne pun menghampiri dan duduk di depan nya.
"Nona silahkan!" Serunya sambil mendorong sebuah paper bag ke depan Anne. "Ini seragam sekolah untuk minggu depan dan semua kepindahan anda akan saya urus besok, jadi anda bisa mulai sekolah lebih cepat" Tutur tuan Aydin.
Anne tidak banyak bicara membuat Tuan Aydin merasa aneh. Paper bag pun diterima sesaat setelah di cek.
"Semoga pas dengan ukuran nona" Kembali Aydin berucap.
"Kalau begitu saya pamit. Maaf merepotkan anda" Anne berdiri dan mencondongkan sedikit badan nya lalu pergi. Keadaan semakin tidak di mengerti. Aydin terdiam tak berkutik akan sikap Anne yang berbeda dari kemarin.
"Sakit kali ya?" Gumam nya menggelengkan kepala tak karuan.
**
Rumah nya masih lumayan jauh jika di tempuh dengan jalan kaki. Anne semakin mempercepat langkah agar cepat sampai.
tinnn
tinnn
"Astaga"
Anne terperanjat kaget, lututnya sedikit bergetar karena kaget dan mungkin di campur lelah. Di tambah telapak kaki nya kembali terasa perih. Niatnya mengirit uang tranfortasi karena untuk kali ini harus bolak-balik Rumah Sakit, budget Anne menipis, untuk itu dia terpaksa harus berjalan kaki.
"Nona"
Lucas menepuk pelan pundak Anne yang tengah menahan lututnya karena getar.
"Aishhh kau lagi kau lagi!' Tepis nya pada lengan Lucas. Anne pun berjongkok karena telapak kaki nya semakin perih.
"Nona kau baik-baik saja?" Sigap Lucas ikut berjongkok, memeriksa keadaan nona mudanya. Anne tidak menjawab, haya deru nafas yang terdengar.
"Sudah saya peringatkan untuk tidak mengikuti lagi! Pergi!" Tubuhnya kini kembali berdiri dengan paper bag masih dia jinjing. Pijakan Anne sedikit goyah, darah rendahnya kembali kumat.
"Nona astaga kau baik-baik saja?" Tentu saja Lucas menaha tubuh nona nya agar tidak jatuh. "Maaf nona. Duduklah dulu" Lucas membuka lebar pintu mobil kemudi dengan tangan kanan nya dan tangan kirinya merangkul Anne perlahan untuk duduk.
Anne pun duduk menyamping dengan kedua kaki menapak ke aspal dan kepala bersandar di punggung kursi.
"Nona maaf. Ini minumlah!" Lucas siap sigap membuka botol minum itu dan membantu Anne memegangnya.
glek
glek
glek
"Hufffh"
Nafas nona mudanya terdengar lelah dan dalam.
"Masih pusing?" Tanya Lucas benar-benar mencondongkan wajah nya ke hadapan Anne. Jika orang lain lihat mungkin menduga jika mereka tengah berciuman.
Anne menggeleng pelan, matanya memejam untuk menetralkan rasa pusingnya.
"Jangan sentuh"
Tekan Anne, Lucas menghentikan tangan nya yang berniat untuk menggeser tubuh nona nya ke kursi penumpang agar dirinya bisa mengemudi.
Mata Anne padahal masih terpejam, tapi niat Lucas sudah ketahuan. "Maaf nona tapi saya akan mengantar anda pulang. Tidak baik jika pulang dengan keadaan anda yang seperti ini!"
"Yaaaak"
Lucas sedikit menjauhkan telinganya namun tetap menggeser tubuh nona nya ke samping. "Nona maaf saya terpaksa" Lucas langsung mengunci pintu. Memasang sabuk pengaman walau dengan jantung berdetak kencang karena tatapan tajam Anne yang dia rasa seperti tuan Aarav.
"Buka pintunya" Ancam Anne dengan nada suaranya. "Buka pintnya" Tekan ANne sekali lagi namun Lucas mengabikan dan langsung menyalakan mesin.
"Buka pintunya pria jelek" Tangan ANne hendak meraih kunci pintu, naun Lucas menahan sampai harus beradu tangan dengan nona mudanya.
"Pria jelek? Tampan begini!" Gumam Lucas yang sial nya masih terdengar oleh Anne.
Lucas menoleh perlahan memeriksa dugaan nya.
"hehe" Cengirnya. Anne bermuka masam, Hidung merah, tatapan semakin menajam.
"Buka" Tekan ANne kembali.
Lucas malah menginjak gas yang kemudian mobil pun melaju ke arah rumah Anne. "Maaf nona" Ucap Lucas
Sorot mata Anne tidak henti-hentinya menatap tajam Lucas, sampai di mana mobil itu sampai di depan rumah.
"Nona sudah sampai"
Anne pun masih saja duduk menatap tajam Lucas tanpa melepas sedikit pun. Jakun Lucas naik turun, dia menelan ludah nya sendiri akan tatapan dari Anne.
"Non...na sudah sampai" Lucas tergagap dengan perlahan membuka sabuk pengaman, kedua sudut bibirpun melebar karena masih canggung dengan tatapan Anne.
"Menyebalkan" Tukas Anne dengan kasar membuka pintu mobil dan
blughh
Dengan tidak segan, Anne menutup pintu dengan begitu keras sampai badan mobil pun bergetar.
"Astaga" Lucas hanya bisa mengelus dada dengan kekesalan dari nona nya.
Lucas tidak langsung pergi, karena kini tugas awal nya menjaga nona mudanya walau sangat susah.
Anne mengentikan langkah nya, baru saja mau masuk ke dalam rumah tapi dia di kejutkan dengan bau masakan yang tidak bisanya.
"Anne sudah pulang?"
Anne kaget, dari arah dapur Papa Izawa menyapa dengan clemek di tubuhnya. Senyum sang papa belum pudar, namun Anne tidak membalas senyum dan sapaan itu melainkan menampilkan ekspresi aneh.
"Anne?" Panggil sang papa.
Anne melengos ke arah kamar, mengabaikan sang papa untuk pertamakalinya. Izawa nampak kecewa dengan keadaannya saat ini. Kompor pun dia matikan dan langsung duduk di kursi meja makan.
Sedangkan Anne melentangkan tubuhnya di atas kasur dengan kedua kaki menggelantung. "Dia di sini?" Gumam Anne menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.
klekk
Izawa berdiri dari kursi, Anne ke luar dengan sudah mengganti baju, namun masih mengabaikan Papanya dan masuk ke kamar Yujii. Tidak lama Anne kembali ke luar dengan tas kecil di tangan nya.
"Anne papa minta maaf" Ucap Izawa, Anne masih mengabaikan dan kembali masuk ke kamarnya untuk mengambil seuatu. Tidak lama Anne pun ke luar.
"Anne" Panggil sang papa kembali. Anne melewati meja makan menuju pintu ke luar. Izawa terdian, dirinya benar-benar bersalah dan menyesal sudah melibatkan kedua anak nya.
Izawa mematung di ambang pintu ke luar, menatap Anne yang melangkah dengan cepat. Lucas pun masih di sana dan memperhatikan mereka. Semakin dekat semakin dirinya melihat sang nona berjalan ke arah mobil nya.
kleekk
brughh
Anne membuka pintu mobil dan menutup dengan keras. "Kita pergi" Ucap Anne langsung memakai sabuk pengaman dan terus menatap ke arah depan.
"Uh ? oh iya baik nona!"Seru Lucas.
Mobil pun berlalu bergi.
"Hufffhh"
Kembali ANne membuang nafas dalam dan menyandarkan kepalanya ke punggung kursi. Lucas sesekali melirik nona muda nya.
"Kita akan ke mana. Nona?" Tanya Lucas
"Rumah sakit" Sahut Anne.
"Siap. laksanakan"
Tiba-tiba Lucas terlihat semangat karena jawaban dari nona mudanya yang tidak terdengar ketus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
kazri
cerita yang menarik
2023-10-13
1
Riandy
lanjut kak
2023-08-07
1
Aliya Wati
lanjut k,,,
2023-08-06
1