"Terimakasih, pak"
Senyum Yuji nampak cerah malam ini, walaupun pulang kerja tapi tidak satupun kerutan di kening nampak.
Kata lelah sepertinya asing untuk Yuji.
Mobil taksi melaju menjauh dari area rumah. Saking semangat nya pulang, Yuji baru sadar ada yang aneh nampak di depan nya.
Lampu rumah temaram begitupun bagian depan. Pencahayaan begitu minim tidak biasanya, di tambah kondisi pintu yang tidak lagi utuh.
"Anne?_"
Dengan cepat kedua kaki nya berlari cepat masuk ke dalam.
"Anne?"
Kepanikan semakin merajalela. Pintu kamar Anne pun rusak, bahkan keadaan rumah nampak seperti tempat rongsokan.
"Kau di mana, Anne?!" Yuji terus berteriak seperti orang gila. Urat leher pun menonjol karena tarikan mulut.
Brak
Brak
Setiap ruangan tidak terlewat pemeriksaan Yuji, sampai di mana kedua matanya menangkap gergaji mesin tergeletak begitu saja di samping tekas depan kamar Anne.
Tuuuuttt
Tuuutttt
Yuji menghubungi Anne, tapi tidak ada jawaban. Kembali Yuji menghubungi berulang sampai telinga kirinya mendengar dering ponsel yang pelan.
"Anne Anne, kau di mana?"
Dengan kepanikan, Yuji pun mencari sumber dering ponsel.
Cahaya dari layar lumayan terang, Yuji menyingkap selimut di atas ranjang Anne.
Jantung semakin berdebar-debar, perasaan nya campur aduk.
Yuji ke luar rumah, mencari Anne di sekeliling rumah. Di area sana pun tidak ada, Yuji sampai mengelilingi area perumahan yang dekat.
"Sial" Umpat Yuji.
"Anne kau di mana?"
Yuji semakin khawatir, karena dia mendapati donmpet dan kebutuhan Anne tidak di bawa.
Kantor Polisi, Yuji sekarang berada di sana. Dia duduk menunggu panggilan, kedua tangan terus tertaut di atas paha. Kaki pun tidak bisa berhenti mengetuk lantai saking resah nya.
"Ada yang bisa kami bantu tuan?"
"Saya ingin melaporkan orang hilang, pak!
"Adik saya hilang, keadaan di rumah sangat kacau dan saya tidak mendapati Anne di kamarnya!"
Polisi nampak mendengar dan memperhatikan gerak-gerik Yuji.
"Dari jam berapa adik anda hilang? Jika belum 24 jam maka kami tidak akan melakukan pencarian dahulu, untuk itu anda harus menunggu!"
Tutur pak polisi.
"Tapi pak, saya tidak bisa menunggu sampai beberapa jam ke depan. Saya takut akan terjadi apa-apa kepada adik saya! Dia akan ketakutan. Saya mohon pak!"
Dua rekan polisi itu malah saling lempar tatap.
"Itu sudah prosedur pencarian, tuan! Kami pasti akan menolong anda, tapi tunggu beberapa jam lagi."
"Pak saya mohon" Yuji terus memohon.
Keadaan nya kini benar-benar berantakan. Kemungkinan jika terjadi apa-apa dengan adiknya, dirinya tidak akan bisa memaafkan diri sendiri.
"Tenanglah"
Kedua polisi itu menenangkan Yuji sembari mengamati photo-photo yang di perlihatkan oleh Yuji.
"Sejak kapan ayah anda ke luar dari rumah? Lalu apakah beberapa jam lalu dia pulang ke rumah?"
Polisi terus mencari tahu, mereka pasti menduga-duga keadaan yang terjadi.
Yuji terus memberikan informasi nya.
**
"Yuji?"
Bibir bengkak, wajah pucat. Telapak kaki pun terluka dan darah mulai membasahi aspal.
Celana pendek, kaos oversize begitu memperlihatkan tubuh remaja nya. Anne berjalan sempoyongan dengan terus merapalkan satu kata, apalagi kalau bukan 'Yuji'
"Yuji kau di mana?" Ucap Anne. Dia sudah sampai di tempat kerja sang kakak, namun pabrik itu sudah sepi hanya terdengar beberapa mesin yang menyala.
"Nona, apa yang sedang anda lakukan di sini?"
Tepuk seseorang dari belakang. Pundak Anne terasa nyeri sekarang.
"Arghhhhss" Ringis nya.
Anne membalikkan badan nya, namun tubuh masih tegap walau sudah kebas semua nya.
Pria itu tinggi, rambutnya di sugar gaya-gaya kaum muda walaupun di pinggiran nya nampak sudah tumbuh uban tapi tetap fresh terlihat.
Celana panjang kerja dipadukan dengan kemeja lengan panjang berwarna navy, nampak membentuk lekukan tubuh sixpack nya.
"Anda baik-baik saja nona?" Pria itu mengamati Anne dari atas sampai bawah.
"Paman, Anne mencari Yuji. Dia bekerja di sini!-"
"Tapi sepertinya Yuji sudah pulang. Anne panggil-panggil tidak ada ke luar"
Anne tetaplah remaja berusia 16thn, sifat kanak-kanak nya muncul di hadapan pria asing itu.
"Yuji? Ayah mu?" Tanya pria itu
"Dia kakak saya. Paman! Tapi sepertinya benar dia sudah pulang. Kalau begitu saya juga akan pulang. Permisi!"
Tutur kata Anne mengingatkannya pada seseorang, sampai di mana pria itu terhenti di area bola mata.
"Anne?" Kening pria itu mengkerut, seprtinya dia teringat sesuatu.
"Namamu Annelis?" Lanjut nya.
Anne sudah tidak kuat lagi, semua badan nya kebas. Walaupun kekebalan tubuhnya lumayan bagus, tapi untuk malam ini dirinya sudah lelah.
"Nona. Apakah nama anda Annelis?" Pria asing itu sampai menekan kedua lengan Anne begitu saja.
Anne pun menggapai wajah pria asing itu karena perbedaan tinggi yang jauh.
"Anne saja, Paman! Nama saya Anne Kichiro_"
Ucapan Anne seketika menggugurkan harapan nya.
"Saya permisi"
Tidak lagi menahan. Anne kini pergi dan pria asing itu terpaku di tempat.
"Akan sangat membahagiakan jika itu benar anda, nona muda_"
Hembusan nafas kecewa terdengar berat. Pria itu pun pergi dari area pabrik.
Malam semakin pekat, untuk bulat 24 jam masih sangat lama. Yuji tidak lagi di kantor polisi dan tidak juga pulang, dia pergi ke rumah Nadive-temannya.
"Yuji, kau jangan menakuti aku! Kau pasti ngaur kehilangan Anne!"
"Malam buta seperti ini tidak lucu buat bercanda. Yuji!"
Nadive tidak terima. Dia terus mengira kalau Yuji berbohong akan Anne yang hilang.
Yuji hanya diam.
"Astaga, ayo kita cari! Aku selama ini curiga dengan papa mu. Yuji!"
Nadive satu-satunya teman yang di miliki Yuji, dia pria tapi sangat crewet.
Tidak mengulur-ulur waktu, Nadive menyeret Yuji agar Anne cepat di temukan
Semakin malam, semakin sepi. Hanya ada suara-suara anjing dan hewan-hewan kecil. Kota besar Irlandia itu dari tahun ke tahun semakin mencolok perubahan nya.
"Yuji"
Ucap Anne kembali, dia berjongkok di halte bus, keadaan nya sangat-sangat miris. Rambut panjang nya acak-acakan, kantung mata pun perlahan nampak.
Keheningan semakin menjalar ke seluruh tubuh, sampai di mana dia dikejutkan dengan suara mobil menggerung tajam dan
Sssrrrsstttt
ckittt
Brakk
Reflek Anne berdiri, mobil itu mengerem keras lalu berhenti dan
Brughhh
Kedua mata Anne menangkap tubuh seseorang terhempas lalu terjatuh seperti benda pecah.
Craatt
Beushh
Darah muncrat, posisi orang itu mengenaskan. Kaki menyilang begitupun dengan tangan.
Anne melihat jelas darah yang ke luar dari kepala korban, sangat kental dan merah kehitam-hitaman. Tubuh Anne mematung, alih-alih melihat ke arah korban, Anne pun perlahan melirik seseorang yang baru saja turun dari mobil.
"Orang itu masih sekolah?_" Gumam Anne seketika menajamkan kedua mata lalu beralih kembali melihat korban.
Ternyata kedua nya memakai baju sekolah yang cukup berbeda dari sekolah lain.
"SMA Internasional?" Gumam Anne.
Pelaku baru sadar akan keberadaan Anne. Dia kaget dan langsung memanggil seseorang dari dalam mobil.
Cekrekk
Pria yang baru saja ke luar dari dalam mobil memotret Anne dan kedua nya kini masuk ke kabin mobil lalu pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments