SGD-03

Dingin, tetapi ia yang mampu membuat masa bodohku berubah menjadi peduli.

.

Mentari bersinar terang. Tampak senyum cerahnya. Matahari yang selalu menyinari dunia, membawa panas yang membakar kulit. Tak peduli panasnya, ia akan tersenyum.

Dalam hidupku, aku tidak pernah menyukai namanya pelajaran matematika. Aku yakin bukan aku satu-satunya yang tidak menyukai pelajaran matematika.

Orang pintar dalam kelasku saja tidak menyukainya. Matematika tidak sulit, tetapi memahaminya yang sulit.

Tetapi, setelah menjadi istri dari guru matematika, aku selalu menanti pelajaran matematika. Ada rindu yang muncul ketika sehari dilewatkan tanpa ada Pak Mario.

“Sa, katamu Hot Daddy keluar semalam. Dia bersama Bu Cantik?” tanya Afiah. Kami di dalam kelas, dan teman-temanku sudah keluar karena jam istirahat. Hanya beberapa saja. Itupun main bermain game, dan ada yang tidur di belakang.

“Dia keluar, tapi untuk beli martabak,” ujarku.

“Aku melihat postingan Bu Eva tadi malam di SW-nya. Dia sangat cantik sekali.” Aku masam mendengar perkataan Afiah. Sakina mengeluarkan gawainya dan memperlihatkan padaku.

“Cantik,” batinku. Wanita dewasa seperti dia menjadi sainganku? Berpengalaman di atas kasur. Untuk Pak Mario yang katanya punya nafsu tinggi, tentu Bu Eva bisa mengimbanginya. Berbeda denganku, tidak ada pengalaman sekali.

Ketika aku menonton drakor yang sedang ciuman, dan ada papa sama mama, aku akan salah tingkah. Pura-pura menutup mata. Padahal, di kamar selama sendiri aku akan melihatnya.

“Mukanya jangan kusut, Sa. Kenapa Pak Mario belum menyentuh kamu?” tanya Sakina.

“Dia mengatakan aku belum mengerti dan tidak bisa mengimbanginya,” ungkapku membuat Sakina dan Afiah heboh sendiri.

“Wah! Dia benar-benar Hot Daddy. Aku membayangkan seberapa liar Pak Mario,” terang Afiah.

Bayangan semalam melintas. Dia baru mendekatkan wajahnya saja membuatku ketakutan. Dingin, tapi liar, itulah Pak Mario.

Otakku mulai dirasuki virus plus dari kedua sahabatku. Membayangkan bagaimana jika aku dan dia melakukannya. Seliar apa dia?

Saat membayangkannya, Gio datang. Kami tidak melanjutkan obrolan kami karena pernikahanku hanya diketahui Afiah dan Sakina.

“Sa, nanti kita kumpul di Aula sepulang sekolah. Ada rapat bersama anak OSIS. Ketua kelas dan sekretaris diminta ikut serta.”

“Iya. Rapat apa, Gio?” Gio menggeleng tidak tahu. Aku harus mengirim pesan kepada Pak Mario.

[Pak, aku sepulang sekolah harus ikut rapat di Aula. Bapak pulang lebih dulu saja.]

[Ya.]

Aku menyimpan gawaiku. Kata ‘ya’ selalu mengakhiri sebuah pesan. Dua huruf singkat untuk tahu bahwa pesan kita tidak penting atau membosankan.

***

Pulang sekolah aku ikut dengan Gio. Kami masuk ke Aula sekolah. Duduk bagian tengah-tengah bersama Gio.

Di depanku beberapa guru berjejer. Mataku membulat melihat Pak Mario masuk. Dia berdiri di samping Bu Eva. Aku salah kalah untuk urusan jarak.

Aku tidak fokus dengan ucapan ketua OSIS. Kulihat Pak Mario dan Bu Eva berbincang. Senyum malu Bu Eva membuatku meremas tangan Gio tanpa sengaja.

“Sa, aw sakit,” ringis Gio.

Aku melepas tanganku dan cengengesan. Begini ternyata tingkahku ketika merasa cemburu. Sial sekali. Aku tidak suka cemburu, tetapi dia membuatku cemburu.

Kami pulang setelah jam 16:43 sore. Gio menawar untuk mengantarku. Aku menolaknya dengan lembut.

Berjalan kaki menuju jalan biasa Pak Mario menurunkanku. Aku membuka pintu mobilnya dan masuk menyalaminya.

Tidak ada kata yang pas untuk membuka percakapan di antara kami. Ekor mataku melirik ke arahnya. Dia mengenakan kemeja putih yang lengannya digulung sampai siku. Kancing atas bajunya terbuka. Memperlihatkan dada bidangnya datar.

Aku mengumpat dalam hati saat mataku tidak bisa kujaga untuk tidak melihat ke bawah. Terkadang mataku menatap hal-hal tabu bukan atas inginku. Reaksi alami.

***

Aku membuka sepatuku dan menyimpannya di rak sepatu. Menuju kamar kami. Menyimpan tas, ambil handuk dan mandi. Biar otakku tidak mengarah ke hal-hal plus.

Setelah mandi, Pak Mario masuk ke dalam kamar mandi. Aku tidak bisa berpikir negatif. Semua positif. Termasuk penasaran bagaimana ketika ia mandi.

“Hot Daddy membuatku panas dingin,” gumamku.

Tidak aku sangka Pak Mario keluar hanya mengenakan handuk. Aku menatapnya dengan kedua mata hampir keluar.

Dada bidang, perutnya roti sobek dan tetes air yang mengalir di tubuhnya membuatku mangap.

“Tutup mulutmu,” ujarnya membuatku mengalihkan tatapanku, tetapi tetap kulirik. Sayang dilewatkan. Pemandangan langka.

“Apa kamu begitu ingin melakukannya?” tanya mendekat. Aku dilanda rasa gugup. Dalam jarak sedekat ini, aku bisa melihatnya lebih jelas.

“Me—melakukan apa?” tanyaku gagap. Dalam gagap pun, aku tetap menatap tubuhnya.

“Malam pertama,” ujarnya dengan suara berat nan serak. Jiwa jomblo yang selama ini terkurung meronta-ronta minta dilepaskan.

“Hahahah Pak Mario ada-ada saja. Ini Sore bukan malam,” ujarku memaksakan tawa.

“Kita tunggu selesai Isya,” ujarnya.

Glek.

“Apa kamu takut?” Bibirnya menyeringai mengejek.

“Tentu saja tidak. Kenapa Pak Mario selalu lupa dengan perkataanku. Aku ini berpengalaman. Semua aku tahu dan tentunya untuk urusan ber—“

Cup.

Mataku membulat. Aku mendorongnya kuat. Aku melompat ke atas kasur dan menyelimuti tubuhku. Dia—merebut first kissku.

“Ck, sangat berpengalaman,” ejeknya.

Aku tidak bisa membalas perkataannya. Napasku mendadak tidak bisa aku atur. Pipiku memanas. Aku menggelengkan kepala.

Aku baru tahu, dinginnya bisa mencari berubah menjadi hangat. Sangat hangat hingga membuat sekujur tubuhku memanas. Mario—guru dinginku yang liar.

***

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Pipit Sopiah

Pipit Sopiah

emang ya anak SMA sekarang agresif agresif 🤦‍♀️

2023-01-24

0

Sulati Cus

Sulati Cus

🤣🤣🤣

2021-01-29

0

Melnalis Bintang

Melnalis Bintang

semangat thor

2020-09-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!