Jam dinding di butik menunjukan pukul tiga sore, masih satu jam lagi pulang kerja, mungkin tidak ada lagi pengunjung lebih baik aku lihat ponselku barangkali ada pesan yang masuk. Benar saja Radin mengirim pesan whatsapp, kubuka pesan dari Radin dan langsung aku balas.
Radin : "Assalamu'alaikum Wirda, maaf hari ini aku ga bisa jemput kamu ada tugas yang harus aku selesaikan."
Wirda : "Iya gpp Adin, aku bisa pulang naik ojek online.''
Radin : "maaf ya..., kamu hati-hati di jalan ya."
Wirda : "gpp koq, santai aja.. iya, insya Allah."
Aku tutup pesan dari Radin, dan ternyata ada dua panggilan tak terjawab, dari Dani rupanya. ada apa ya dia menelponku apa sebaiknya aku chat aja ya, aku bertanya-tanya di dalam hati, kemudian ku ketik pesan singkat untuknya yang langsung di balas Dani. Ternyata dia ingin menjemputku sepulang kerja dan aku setujui karna Radin tidak bisa jemput hari ini.
"Duh, gue kaya punya dua cowok," Bisik hatiku.
Sudah jam 4 sore sebaiknya aku bersiap-siap, sambil nunggu Dani.
Tin!
Tiiiiiiin....!
Suara klakson mobil Dani terdengar sampai ke dalam butik, segera aku keluar. Aku lihat Dani sudah keluar dari mobil, dia sedang membukakan pintu mobil untukku.
"Hmmmm Dani mau ajak aku kemana ya? Pakaiannya rapih sekali," tanyaku dalam hati.
Ya, hari ini Dani dandan begitu rapih. Setelan jas warna abu-abu dengan kaos lengan panjang warna putih di dalamnya, sepasang sepatu pantofel merk Bucherry warna hitam terpasang di kakinya, rambut lurus dan pendek dengan belahan di sebelah kanan membuat dia semakin stylist, dan ini hmmmm harumnya parfum Calvin Klein sudah singgah di hidungku.
"Kamu mau ajak aku kemana?" tanyaku pada Dani.
"Kamu masuk mobil aja dulu nanti juga kamu tahu sendiri?" jawab Dani.
Kemudian aku masuk ke dalam mobil, setelah setengah jam perjalanan akhirnya kami sampai di sebuah restoran yang tidak begitu ramai, hanya beberapa pasang orang , diiringi musik klasik menambah kesan sendu restoran ini.
"Ini mah, restoran buat orang pacaran," bisikku dalam hati.
"Mau apa kita kesini?" tanyaku sekali lagi.
"Mau makan," jawab Dani sambil tersenyum, sehingga bertambah ketampanannya dengan dandanan yang stylist seperti ini.
Setelah sampai di meja makan, Dani memesan makanan. Tak berapa lama datanglah pelayan dengan makanan yang di pesan Dani barusan.
Saat aku makan pada suapan kedua aku merasa ada suatu benda keras yang aku gigit, setelah aku keluarkan ternyata sebuah cincin emas putih dengan batu yang berkilau seperti berlian.
"Ini apa maksudnya Dani?" Tanyaku sambil aku tunjukan cincin itu padanya, seperti biasa Dani menjelaskan itu dengan kata-kata manisnya yang hampir saja bikin aku meleleh seperti es cream yang hanya di pandangi.
"Aku mencintaimu sejak kita masih di SMA kamu tahu itu, sampai sekarang perasaan ini tidak pernah berubah. Hanya ada satu harapan dalam hidupku, suatu saat kamu mau membalas perasaanku dan bersedia menikah denganku, Cincin itu mewakili hatiku karna kamu nggak akan bisa melihat hatiku, dia sudah berlabuh terlalu dalam di hatimu."
Mendengar ucapan Dani rasanya jantungku mau copot, apa iya ada seorang laki-laki mencintaiku sedalam itu, aku tatap mata Dani, begitu tulus yang aku rasa. Aku coba lihat matanya sekali lagi, tapi kenapa tidak ada sesuatu yang bergetar di hatiku, lalu buat apa aku menerima lamarannya tempo hari.
"Haruskah aku jawab sekarang?" tanyaku pada Dani.
"Jangan! Kalau kamu belum yakin, persiapkan dulu hatimu buat aku, jika kamu sudah yakin, kamu boleh jawab lamaranku ini,"
jawab Dani yang lagi-lagi membuatku tak enak hati
"Baiklah, trimakasih atas pengertianmu, ini aku kembalikan cincinnya, jika memang kita berjodoh, pasti cincin itu akan terpasang dijariku."
Aku kembalikan cincin yang barusan
aku gigit, karna ada di makananku. Dani menerima Cincin di telapak tangannya lalu menaruhnya di kantong jas nya.
Tiba-tiba penyanyi restoran menyanyikan lagu milik Yovie n The Nuno yang semakin membuatku tak enak hati pada Dani.
*Dengarkanlah, wanita pujaanku
Malam ini akan kusampaikan
Hasrat suci kepadamu, dewiku
Dengarkanlah kesungguhan ini
Aku ingin mempersuntingmu
'Tuk yang pertama dan terakhir
Jangan kau tolak dan buat 'ku hancur
'Ku tak akan mengulang 'tuk meminta
Satu keyakinan hatiku ini
Akulah yang terbaik untukmu*
"Ini pasti request kamu kan?" tanyaku pada Dani, dia hanya tertawa kecil lalu tersenyum mendengar pertanyaanku.
"Lagu yang indah, aku suka," balasku ketika Dani tertawa.
"Aku juga suka, sangat suka," ucap Dani yang ku balas dengan senyuman.
Dani terus memandangiku tanpa berkedip. a
Aku hanya menunduk salah tingkah di tatap seperti itu.
"Duh, ini cowok kapan sih ngantuknya itu mata seger banget, gue jadi salting nih ditatap terus begitu, dikira gue tv kali ya di pelototin terus," gerutuku dalam hati.
Aku coba ingatkan Dani kalau hari sudah hampir maghrib. "Dan, ini mau maghrib emangnya kita mau nginep disini?" Ucapku yang membuat Dani kaget dan tertawa.
"Ha ha ha ha emang kamu di bolehin nginep disini? Kalau boleh ya nggak masalah sih aku mau kok temenin," jawab Dani yang lagi-lagi menggodaku.
"Terus aja nge-gombal, punya stok banyak ya itu kata-kata rayuan. Apa jangan-jangan kamu udah bikin kamusnya."
lagi lagi Dani tertawa dan terus merayuku.
"Ha ha ha ha duh, andai kamu udah jadi istri aku, pasti aku bahagia terus, karna selalu kamu bikin ketawa," Aku hanya tertawa mendengar perkataannya.
"He he he he udah yuk ah, pulang! Tapi nanti cari masjid dulu ya, kita sholat maghrib dulu, sepuluh menit lagi mau adzan maghrib," A
ajakku untuk segera pulang.
"Oke!" jawab Dani.
Tidak begitu jauh dari restoran ada masjid yang lumayan besar, kami berhenti dulu disitu untuk melaksanakan sholat maghrib. Aku segera berwudhu dan mencari tempat sholat khusus perempuan.
Setelah selesai sholat, aku menunggu Dani di teras depan masjid. Aku lihat Dani baru keluar dari masjid dengan lengan jas yang masih di gulung, dia mencoba untuk menurunkan gulungan lengan jasnya.
Ku pandangi Dani dari kejauhan.
"Apa mungkin dia laki-laki tepat itu? Suami yang akan menjadi imamku, di dunia dan akhirat, tapi kenapa aku tidak merasakan getaran apapun dalam hatiku, tapi kalau di dekat Radin, jangankan bergetar saat aku lihat matanya, dengar suara motornya saja hatiku langsung bergetar seperti hp yang sedang di pasang mode getar. Tuhan sebenarnya jodohku siapa?"
Tiba-tiba saja Dani mengagetkanku dengan suaranya, membuyarkan semua tanya dalam pikiranku.
"Ehemmm lagi mikirin apa sih Non? Serius banget mukanya."
"Eh, nggak. Nggak lagi mikirin apa-apa kok, udah yuk pulang, udah malam!" Jawabku sedikit kikuk.
"Loh, kita nggak jadi nginep di restoran nih?" lagi-lagi Dani bercanda entah bercandaan atau rayuan.
"Kamu aja sana kalau mau nginep, aku bisa pulang naik taksi," jawabku sambil tertawa kecil dan berlalu dari hadapan Dani.
Dani hanya tertawa melihat tingkahku, seperti biasa selalu di akhiri dengan senyuuumm.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
H-San
Kapan ya ngelamar kerja
2020-09-15
1
Ilham Rasya
hadir lagi 💪
pernikahanku 🙏
2020-09-01
1
Sept September
like yaaaaa
2020-08-14
0