Hari ini Radin mengajak aku pergi ke mall untuk membeli beberapa keperluan karna empat bulan lagi kami akan menikah. Sebelum masa pingit itu datang, maka kami manfaatkan waktu yang ada untuk berbelanja bersama.
Tiba- tiba kami berpapasan dengan Dani dan kedua anaknya. Dani langsung menghentikan langkahnya setelah melihat aku dan Radin.
"Assalamu'alaikum. Apa kabar kalian?" ucap Dani kepada kami.
"Wa'alaikum salam, alhamdulillah kami baik," jawab Radin membalas salam Dani.
Aku hanya bisa diam menatap Dani dan kedua anaknya lalu tersenyum. Tiba-tiba saja Adit dan Sarah, kedua anak Dani itu menghampiriku lalu mencium tanganku dan tangan Radin.
Adit mencoba menyapaku, "Tante, kapan kita jalan-jalan lagi?"
"Tante lagi sibuk sayang, nanti ya!" Jawabku pada Adit sambil aku usap kepalanya.
Dani mencoba mencegah Adit agar tidak memaksaku, "Adit, jangan begitu ah, Tante Wirda belum bisa, kamu nggak boleh memaksa ya!" Dijawab oleh Adit dengan anggukan kepala.
"Oh iya, kalian sedang apa disini? Melihat barang belanjaan kalian yang banyak begini kelihatannya lagi sibuk ya?" Tanya Dani pada kami.
"Iya, kami akan menikah empat bulan lagi, ini lagi beli beberapa keperluan pernikahan. Jika ada waktu, datang ya, nanti undangannya menyusul," jawab Radin pada Dani, membuat wajah Dani begitu terkejut mendengar penjelasan Radin.
"Iii-iya, insya Allah saya datang. Selamat ya untuk kalian berdua," jawab Dani sambil melirikku namun aku hanya dapat menundukkan pandanganku, tak sanggup melihat wajah terkejutnya.
"Baiklah, kalau begitu kami duluan ya, sudah sore juga. Oh iya, boleh saya minta nomor telponnya agar lebih mudah menanyakan alamat untuk kirim undangan?" Tanya Radin pada Dani.
"Oh iya, tentu boleh. Sebentar!" Jawab Dani sambil membuka ponselnya dan memberikan nomor ponselnya kepada Radin.
"Oke, sudah saya save. Makasih ya, kalau begitu kami pamit duluan ya, assalamu'alaikum," jawab Radin kemudian berpamitan dengan Dani.
Hari ini Radin membawa mobil karna cukup banyak barang belanjaan yang kami beli,
setelah memasukan semua barang belanjaan ke dalam mobil kami pun segera pergi meninggalkan mall menuju rumahku.
Sampai di rumah Radin memasukkan semua barang belanjaan yang tadi kami beli lalu meminta izin untuk pulang kepada kedua orang tuaku.
Malam pun tiba aku ingin segera tidur nyenyak rasanya. Baru saja aku ingin memejamkan mata, ku dengar suara ponselku berbunyi segera aku ambil ponsel itu dari dalam tas, lalu aku buka isi pesannya yang ternyata dari Dani.
Rasanya duniaku seakan runtuh
begitu tahu kamu akan menikah
dengan laki-laki lain
tapi aku tak kuasa melawan takdir
Yang Maha Kuasa
hanya bisa berharap kamu selalu bahagia bersama dengan dia
karna kebahagiaanmu adalah kehidupanku.
Aku diam untuk beberapa saat baru kemudian aku balas pesan singkatnya.
Maafkan aku yang juga tak kuasa
menolak takdirku sendiri
Dia Yang Maha membolak-balikan hati
Dia juga yang menguasai hatiku ini
inginkan aku bersama dengan dia
semoga kita bisa sama-sama menerima
ketentuan dari-Nya kalau kita tak bisa bersama
insya Allah, Allah sudah menyiapkan jodoh terbaik untukmu bahkan lebih baik dari aku.
Dani tak membalas pesan singkat balasanku sampai aku tertidur nyenyakkkkkk.
-----------------------------------------------------------------------
Empat bulan kemudian, hari yang di nanti telah tiba. Hari pernikahanku dengan Radin.
Semua orang di rumahku sedang sibuk mempersiapkan semuanya karna sebentar lagi mempelai pengantin pria akan segera datang.
Tidak beberapa lama, terdengarlah alunan musik marawis mengiringi mempelai pengantin pria beserta rombongan sampai ke depan rumahku.
Setelah acara palang pintu yang biasa ada dalam pernikahan adat betawi selesai di lakukan, mempelai pengantin pria beserta rombongan pun di persilahkan masuk ke dalam.
Acara ijab qobul berlangsung khidmat. Radin begitu fasih dan lancar saat mengucapkan ijab qobul. Diiringin ucapan Alhamdulillaaah sahhhhhh dari para saksi dan keluarga yang hadir menyaksikan. Maka telah sah aku dan Radin sebagai suami istri.
Para tamu datang silih berganti untuk mengucapkan selamat kepada kami.
Dani dan kedua anaknya juga datang memenuhi undangan yang dikirim Radin padanya.
Pada saat Dani memberi ucapan selamat kepada Radin. Dia memeluk Radin sambil membisikan sesuatu ke telinga Radin.
"Aku titip dia padamu, bahagiakan dia dan jangan pernah sekalipun kamu menyakiti hatinya."
Radin pun langsung menjawab bisikan Dani dengan ucapan, "Insya Allah."
Tibalah saatnya Dani di hadapanku untuk mengucapkan selamat, dia tersenyum lalu bicara, "Selamat ya barakallahu."
Aku jawab dengan senyuman, "Trimakasih."
Nina dan keluarganya pun datang menghadiri acara pernikahanku, begitu juga dengan Aisyah, dia datang bersama dengan kedua orang tuanya. Aku sangat bahagia, teman-teman terdekatku akhirnya datang memenuhi undangan pernikahanku.
----------------------------------------------------------------
Hari semakin malam, para tamu undangan pun satu persatu kembali pulang kerumahnya masing-masing. Aku sudah sangat lelah sedari pagi melayani para undangan yang ingin memberi ucapan selamat.
Aku lihat jam di tangan Radin sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Aku dan Radin meminta izin ke kamar untuk istirahat.
Sesampainya di dalam kamar, aku segera berganti pakaian juga mandi. Selesai mandi dan berpakaian lengkap, aku rebahkan tubuhku di tempat tidur dengan tetap memakai hijab di kepalaku.
Rupanya aku begitu lelahnya sampai akhirnya ketiduran. Setelah setengah jam aku terbangun dan aku lihat Radin sedang duduk selesai mengerjakan sholat isya. Dia juga sudah mandi dan berganti pakaian.
Aku tersenyum begitu melihat Radin, dia pun membalas senyumanku, kemudian dia menyuruhku berwudhu agar bisa melaksanakan sholat sunnah berjama'ah bersama dengan dia.
Aku segera beranjak ke kamar mandi, selesai berwudhu aku melaksanakan sholat isya terlebih dahulu baru kemudian melaksanakan sholat sunnah dua raka'at bersama dengan Radin.
Ini untuk pertama kalinya aku sholat berjama'ah dengan dia sebagai imamnya.
Selesai sholat kami berdoa bersama,
lalu Radin memegang kepalaku dan mengucapkan suatu doa untukku.
Kemudian dia mengecup keningku,
untuk pertama kalinya dalam hidupku setelah aku dewasa, keningku di kecup laki-laki setelah ayahku.
Setelah membereskan mukena yang barusan aku pakai sholat, aku duduk di tepi ranjang dengan hijab yang masih melekat di kepala, karna aku masih merasa asing dengan Radin walau dia sudah menjadi suamiku.
Radin menghampiriku, dia meminta izin padaku untuk melepas hijab yang menutup kepalaku. Jantungku berdetak hebat, saat Radin melepas hijab itu dari kepalaku.
Sebelum melepas hijabku tidak lupa dia mengucapkan,
"Bismillahirrohmanirrohim."
Lalu Radin melepas hijabku dengan perlahan, tubuhku jadi gemetaran, apalagi setelah dia merebahkan tubuhku di ranjang. Detak jantungku semakin tak karuan, darahku mengalir dengan cepat.
Radin membelai rambutku, kemudian mencium keningku, lalu kedua pipiku setelah itu membisikan sesuatu di telinga kananku
"I love you, sayang." Merinding rasanya tubuhku, mendengar kalimat itu yang di ucapkan cukup dekat di telingaku, lalu ku jawab hanya dengan senyuman.
Kini untuk pertama kalinya wajahku dan wajah Radin begitu dekat bahkan sangat dekat. Terlihat begitu jelas wajahnya di hadapanku. Hidung yang mancung, lesung pipi yang dalam,alis yang tebal, kornea mata yang coklat, bibir yang mungil, merah dan berbelah, satu kata yang terlintas di hatiku "Tampan."
Hampir saja ketika bibir itu ingin menciumku, aku langsung memejamkan mata dan menutup mulutku dengan kedua telapak tanganku.
Radin tersenyum melihat tingkahku lalu berbisik ke telingaku, "kalau kamu belum siap, nggak apa-apa nanti saja."
Mendengar ucapan Radin tadi, aku langsung membuka mataku dan menyingkirkan telapak tanganku dari mulutku.
"Kalau aku tidak melayanimu malam ini, maka aku akan berdosa," ucapku dengan polosnya.
Radin tersenyum lalu meminta izin untuk mencium bibirku, aku hanya menganggukan kepala tanda setuju.
Kemudian dia mencium bibirku dengan lembut dan perlahan. Hangat terasa disaat bibir kami saling bersentuhan, namun semakin lama ciuman itu semakin cepat sehingga membuat jantungku kembali berdegup kencang dan semakin tak karuan, apalagi saat diaaa.
Di luar masih terdengar sayup-sayup di telingaku, para pemain musik gambus bernyanyi karna ada yang masih bergadang malam ini. Terdengar disana suara mereka yang masih tertawa sedikit meledek saat penyanyi gambus bernyanyi dengan lirik.
Sungguh senangnya pengantin baru
malam pertama oh, malu-malu
malam kedua padamkan lampu
malam ketiga tak boleh tahu
kenapa tak boleh tahu
dan selanjutnyaaaaa malam pengantin pun hanya kami berdua yang tahu.
**( maaf ya sudah lulus sensor ....Ehehehehe....) ☺☺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
OP_PRO
20 like buat kakak yang udah bantu aku , thx
2020-10-21
1
❤️YennyAzzahra🍒
Like like likee.
ditunggu like blk yaa
2020-10-18
1
Zia Azizah
jdi ingat mlm prtmaku ,🙈🙈🙈🙈
2020-10-15
0