Antara aku, kau dan dia

Ku lihat jam tangan yang melekat di pergelangan tangan kiriku. Sudah menunjukkan pukul empat sore, saatnya siap-siap untuk pulang. Segera kuraih tas ransel warna biru dongker milikku. Aku masukan barang-barang yang aku bawa dari rumah. Handphone, charger, kotak makan, botol minum dan tak lupa novel yang belum selesai aku baca. Aku masukan barang tersebut ke dalam tas.

Kemudian aku beres-beres, rapihkan butik lalu segera aku kunci pintu butik "Kinanti", namun aku terkejut ketika membalikkan badan setelah mengunci pintu. Dani berdiri tepat di hadapanku, dia mengucapkan salam dengan suara khas nya yang aga serak serak basah. Macam lagu dangdut aja hehehe.

"Assalamu'alaikum Wirda."

Kemudian dia tersenyum sangat manis semanis permen lolipop yang di jual di minimarket, upsss!

"Wa'alaikum salam Dani, ada keperluan apa ya? Kebetulan butik ini sudah tutup. Hanya dibuka sampai jam empat sore," tanyaku pura-pura tidak tahu maksud kedatangannya.

"Aku bukan mau ke butik kok, tapi mau menjemput kamu. Boleh kan aku antar kamu pulang?"

Aku hanya terdiam mendengar pertanyaannya bibirku kaku untuk menjawab pertanyaan Dani.

Tiba- tiba Radin memberhentikan sepeda motornya di depan butik. Tepat dihadapan aku dan Dani, dia tidak bicara apa-apa hanya diam menatapku kemudian menatap Dani.

Aku tidak ingin kita bertiga terlalu lama dalam kebisuan, langsung saja aku mulai pembicaraan.

"Hai Radin, kenalkan ini Dani teman SMP aku. Dani ini Radin, sahabatku."

Aku coba buka suara memperkenalkan mereka berdua. Radin tersenyum kepada Dani sambil melambaikan tangannya "Hai, aku Radin."

Dani menghampiri Radin lalu menyodorkan tangan kanannya untuk bersalaman, "Aku Dani." Radin pun membalas genggaman tangan Dani dengan erat.

"Apa kalian sudah ada janji?" Tanya Radin. Baru saja aku ingin menjawab tidak ada. Dani langsung menyelak.

"Kami tidak ada janji sebelumnya, tapi aku memang ingin datang menemui Wirda. Ada yang ingin aku bicarakan dengan dia."

"Oh, iya. Aku juga hanya kebetulan saja lewat sini, kalau begitu aku permisi pulang ya."

Kutatap mata Radin, yang biasanya aku nggak berani tatap mata dia, sekarang malah aku tatap matanya dengan tatapan setengah melotot seperti orang terkejut karna abis dapat undian uang tunai sepuluh juta rupiah.

Aku tahu Radin berbohong dia datang ingin menjemputku pulang Kutatap Radin sekali lagi, namun dia hanya membalas tatapanku dengan senyuman, sehingga memperlihatkan cekungan kecil dikedua pipinya. Radin menyalakan sepeda motornya kemudian pergi meninggalkan aku dan Dani berdua saja.

Aku tatap kepergian Radin dengan wajah murung. Entah kenapa ada kesedihan di dalam hatiku, saat kulepas kepergiaannya. tiba tiba saja aku teringat beberapa lirik lagu

Rita Effendi.

Selamat jalan kekasih

kaulah cinta dalam hidupku

aku kehilanganmu....

Tidak, tidak! Radin bukan kekasihku dia sahabatku mungkin tidak cocok kalau aku menggambarkan kepergiannya dengan lagu ini.

Tiba tiba saja Dani mengejutkan aku membuyarkan semua lamunan dalam pikiranku. "Hei. Nona, kenapa bengong?temanmu sudah pergi jauh. Apa kau sedang menikmati aroma asap knalpot motornya?"

"Kamu ngomong apa sih Dan, nggak lucu tauuu," Jawabku sedikit kesal dengan candanya.

"Oke, oke. Aku minta maaf, aku hanya bercanda, ayo aku antar pulang!"

Dani membuka pintu mobil sedan warna abu-abu miliknya kemudian mempersilahkan aku masuk. Dani duduk disebelah kananku dan siap mengemudikan mobilnya.

Sebelum mobil itu jalan, aku ajukan pertanyaan kepadanya.

"Kamu beneran mau antar aku pulang atau mau ajak aku ke suatu tempat?"

"Secepat itu kamu berprasangka padaku Wirda!" jawab Dani sambil tertawa kecil

"Tapi benar sekali sangkaanmu itu, aku mau ajak kamu ke caffe sebentar, yang dekat-dekat sini aja. Ada yang mau aku bicarakan padamu, boleh kan?" Aku iyakan ajakan Dani dengan menganggukan kepala.

Akhirnya sampai juga kami disalah satu caffe yang tidak begitu jauh dari butik Kinanti .

Dani keluar dari mobil dan membukakan pintu untukku lalu mengajak aku masuk ke dalam Caffe. Kami memilih meja yang tidak begitu jauh dari pintu masuk Caffe agar lebih terasa udara sore ini.

"Kamu mau pesan apa?" Tanya Dani padaku.

"Apa aja terserah kamu," jawabku singkat.

"Oke!" jawab Dani, kemudian memanggil pelayan Caffe.

"Iya, ada yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan Caffe kepada Dani.

"Saya mau steak sirloinnya dua sama jus mangganya dua ya."

"Baik pak, di tunggu sebentar ya!"

jawab pelayan caffe itu.

Dani memulai pembicaraan, "Kalau aku boleh tahu apa betul Radin itu hanya sekedar teman kamu, sepertinya tadi kamu tidak rela dia pergi?"

Hampir saja mataku terbelalak mendengar pertanyaan Dani, tapi aku berusaha tenang dan menjelaskannya kepada Dani.

"Mmmmm dia sahabat baikku, kalau aku lagi bete atau lagi butuh teman, kadang dia datang menemuiku untuk menghibur. Terkadang juga sesekali dia juga menjemput aku pulang kerja."

Aku sadar sedang berbohong kepada Dani padahal hampir setiap hari Radin datang

menjemputku pulang kerja.

"Oh, begitu. Eh, ngomong-ngomong, kamu tambah manis sejak berhijab."

Dani mencoba menggodaku sambil tersenyum dan terus menatapku, aku palingkan pandanganku dari tatapannya.

"Masya Allah, terima kasih. Eh iya, sebenarnya kamu mau ngomong apa ya? Capek-capek pulang kerja ajak aku ke tempat ini."

Baru saja Dani mau menjawab pertanyaanku tiba-tiba pelayan caffe datang membawa makanan yang dia pesan tadi. Setelah meletakannya diatas meja, pelayan itu pun pergi.

"Kita makan dulu ya, baru kemudian ku jawab pertanyaanmu," jawab Dani padaku. Aku pun menganggukkan kepala tanda setuju.

Setelah kami menyantap makanan yang tadi Dani pesan. Dani pun menjelaskan maksudnya mengajakku ke tempat ini.

"Aku hanya ingin memberitahu, kalau aku sudah resmi bercerai dengan Winda. Surat dari pengadilan juga sudah keluar, lalu kapan aku dapatkan jawaban dari kamu?"

Aku jawab Dani dengan pertanyaan juga.

"Apa kamu benar-benar ingin dan sudah siap untuk berumah tangga lagi, setelah mengalami kegagalan? Maaf, aku nggak bermaksud menyinggung perasaanmu."

Dani menjawab dengan mantap, "Insya Allah tentu saja aku siap, justru karna aku pernah mengalami kegagalan. Aku ingin memulai denganmu dan tidak ingin gagal lagi."

"Jika ternyata dengan aku gagal juga bagaimana? Dan apa kamu pernah bertanya apa aku sudah siap untuk menikah atau belum?" Aku mengajukan pertanyaan pada Dani yang mungkin dia agak kebingungan untuk menjawab.

"Mmmmm jadi sebenarnya kamu sudah siap menikah atau belum?"

"Usiaku baru 22 tahun, walau sebenarnya aku memang mencari suami bukan pacar. Karna pacaran itu akan lebih banyak mudharat daripada kebaikannya. Tapi entah aku sudah siap menikah atau belum? Aku juga belum tahu, aku hanya sedang menunggu laki- laki yang benar-benar tepat untukku."

"Apa dengan begini berarti kamu menolak aku?" Tanya Dani padaku dengan wajah seriusnya.

"Aku tidak pernah bilang kalau aku menolakmu. Aku hanya butuh waktu, jadi beri aku waktu beberapa hari. Insya Allah segera akan kuberi tahu jawabannya."

Jawabanku kepada Dani untuk saat ini.

"Baiklah aku setuju. Aku akan menunggu jawabanmu, kalau begitu ayo kita pulang! Sudah jam setengah enam sore, sebentar lagi maghrib."

Ajak Dani padaku sambil melirik jam tangan stainless steel warna siver yang melekat di lengan kirinya.

Selesai Dani membayar makanan yang barusan kita makan tadi, kami pun menuju parkiran mobil.

Seperti biasa dia membukakan pintu mobil untukku dan mempersilahkan aku masuk kedalam. Kemudian Dani pun menjalankan mobilnya lalu meninggalkan pelataran Caffe.

**Maaf ya guys kalau agak lama update episode selanjutnya. Maklum, penulis masih mencari-cari inspirasi yang cukup untuk melanjutkan cerita.

Sabar yaaa, jangan lupa like dan comentnya, vote apalagi boleh banget hehehehe

Terima kasih kakak :)

Terpopuler

Comments

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

seru thor... 🌮🌮🌮

ijin promo donk,

jgn lupa mampir di novel dg judul "AMBIVALENSI LOVE"

kisah cinta beda agama 🌮🌮🌮

ditunggu like and comment nya ya 🙏😊

2020-10-25

0

❤️YennyAzzahra🍒

❤️YennyAzzahra🍒

Mantan Terindah hadirrr lagii

2020-10-12

2

rin's

rin's

thor aku mampir, baca dan like sampai sini dulu

2020-10-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!