Radin melajukan sepeda motornya dengan cepat, pikirannya melayang-layang dengan banyak pertanyaan.
"Siapa sebenarnyaDani? Apa benar dia hanya sekedar berteman dengan Wirda? Atau mungkin dia kekasihnya?
Secepat itukah Wirda akan melepas masa lajangnya? Apakah itu berarti dia akan meninggalkan aku dalam kejombloan?"
Begitu banyak pertanyaan di dalam kepala Radin, sampai-sampai hampir saja dia menabrak pejalan kaki yang hendak menyebrang jalan.
"Tiiiiiiinnnnn!" Tiba-tiba saja Radin mengerem motornya dengan mendadak sambil membunyikan klakson.
"Maaf, Maaf Pak, sekali lagi saya minta maaf!" Radin memohon maaf kepada seorang Bapak yang hampir saja dia tabrak.
"Nggak apa-apa Nak, lain kali hati-hati ya bawa motor, jangan sambil melamun, bisa bahaya nanti," jawab si Bapak.
"Iii-iya Pak, sekali lagi saya mohon maaf," jawab Radin yang sedikit tergagap karna merasa bersalah dengan Bapak paruh baya yang hendak menyebrang jalan itu.
Radin kembali melajukan motornya dengan kecepatan sedang, dia khawatir ada penyebrang jalan lagi yang akan hampir dia tabrak.
Sesampainya di rumah, dia langsung masuk kekamar dengan pertanyaan-pertanyaan yang terus menghantui pikirannya.
Kemudian dia segera mengambil ponselnya membuka aplikasi whatsapp mencari nama Wirda lalu mengirim pesan padanya.
Radin : "Assalamu'alaikum."
masih centang dua warna abu-abu belum berubah warna jadi biru, semakin membuat hati Radin resah dan muncul lagi pertanyaan pertanyaan yang barusan menghantui pikirannya.
Setelah menunggu selama sepuluh menit ponsel Radin berbunyi tanda pesan masuk. Dia buka ponselnya ternyata Wirda membalas pesannya, seketika hatinya sedikit lega jika tadi seperti orang yang kesulitan bernafas, sekarang dia bisa menghembuskan nafas yang sedari tadi dia tahan.
Wirda : "Wa'alaikum salam Radin, aku sudah sampai dirumah dari 25 menit yang lalu koq ini baru selesai sholat maghrib. Kamu sudah di rumah?"
Radin : " Alhamdulillah, iya aku sudah di rumah, ini baru mau sholat maghrib. Ya udah aku sholat dulu ya nanti kita lanjutkan chat nya."
Wirda : " Oke.. Jangan lupa doain aku ya.. [Emoticon Senyum]"
Radin : "Memang mau didoain apa?"
Wirda : "Doain biar cepat nikah [Emoticon Semyum]"
Seketika tubuh Radin kembali lemahhh
"Mungkinkah Wirda benar-benar akan menikah dengan laki-laki yang barusan dia kenalkan padaku?" Tanya Radin dalam hatinya.
Satu pertanyaan lagi menghantui pikirannya. beberapa detik terdiam baru kemudian Radin membalas chat Wirda.
Radin : " Insya Allah, semoga Allah segera mempertemukanmu dengan jodoh yang baik dan memudahkan untuk menikah."
Wirda : "Aamiin aamiin ya Robbal'alamiin, begitu juga denganmu teman."
Radin : "Aamiin... Qobul, udah dulu ya aku mau sholat maghrib dulu takut kehabisan waktu sholat."
Wirda : "Eh, iya kamu belum sholat ya ya udah sholat dulu sana!"
Radin : "Iya, Assalamu'alaikum."
Wirda : "Wa'alaikum salam."
Radin menutup ponselnya, meletakkan diatas meja belajarnya dan segera ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu, lalu dia melaksanakan sholat maghrib.
Pikirannya masih berkecamuk dengan berbagai pertanyaan, rasanya dia sulit untuk khusyu dalam sholatnya tapi dia terus paksakan untuk tetap berkonsentrasi.
Sampai ditasyahud akhir, setelah mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri, dia menengadahkan kedua telapak tangannya lalu berdoa.
"Ya Allah hamba mohon ampun atas semua dosa-dosa hamba dan dosa kedua orang tua hamba, berilah kasih sayang, kesehatan dan keselamatan juga umur yang panjang dalam kebaikan dan keberkahan untuk mereka.
juga untuk sahabatku Wirda Nuriyyah beri dia kesehatan, keselamatan dan jodoh yang baik yang akan selalu membahagiakan dia."
pada kalimat terakhir dalam doanya tiba-tiba Radin bergumam dalam hatinya
"Ya Allah mudah-mudahan, aku lah jodoh terbaik itu untuk dia."
Seketika Radin sadar akan gumaman dalam hatinya, segera dia mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan sambil mengucapkan kata "Aamiin..."
Selesai sholat maghrib Radin memikirkan perkataan dalam hatinya barusan.
"Kenapa ada lintasan seperti itu dalam hatiku, apa mungkin aku berharap aku lah jodoh Wirda dan ini, kenapa hatiku begitu resah melihat dia dengan laki-laki itu, apa mungkin aku sudah jatuh cinta dengan Wirda? Akh, tapi tidak, tidak mungkin. Wirda sahabatku mana mungkin aku bisa jatuh cinta dengan dia."
Radin baru menyadari ada suara bunyi-bunyi aneh dalam perutnya "Sepertinya aku lapar," ucap Radin sambil memegang perutnya.
Segera dia berjalan menuju dapur untuk mengambil nasi dan lauk pauk lalu dia makan dengan lahapnya.
"Ternyata memikirkan banyak hal butuh energi apalagi kalau yang di pikirin belum ada jawabannya hanya masih sekedar prasangka saja," bisik Radin dalam hatinya.
Setelah menghabiskan sepiring nasi beserta lauk pauknya dan segelas air putih. Radin mengambil ponselnya kembali lalu melanjutkan chattingannya dengan Wirda.
Radin : "Lagi apa Wirda?"
Tak perlu menunggu lama Radin langsung mendapatkan balasan chat dari Wirda.
Wirda : "Lagi balas wa kamu [Emoticon senyum]"
Radin : "kirain lagi balas wa yang lain [Emoticon agak tersenyum]"
Wirda : " Wa siapa yang kamu maksud ? [Emoticon berpikir] "
Radin : " Siapa aja boleeeeh [Emoticon terbawa terbahak-bahak]"
Wirda : "[Emoticon Wajah dengan alis terangkat]"
Radin : " [Emoticon wajah menutup mulut] dan [Emoticon melipat tangan]
Wirda : "Kamu nggak belajar, besok kan kuliah?"
Radin : "Baru juga sampe rumah, udah di suruh belajar lagi hhhh.. nanti aja ah.. malaman dikit."
Wirda : "Hehehe... Pasti belum mandi juga kan?"
Radin : "[Emoticon wajah tersipu malu] tau aja.."
Wirda : "Aromanya sampe kesini [Emoticon tertawa terbahak-bahak]"
Radin : " Bo'ong...[Emoticon wajah menjulurkan lidah]"
Wirda : "Emberrrr..."
Radin : " Tuh, kan kamu tukang bo'ong [Emoticon wajah menjulurkan lidah dan mengedipkan mata]"
Wirda : " Yeeee...Nggak lah, aku tukang becanda bukan tukang bo'ong [Emoticon menjulurkan lidah] "
Radin : "Ya, ya.. kamu emang tukang becanda tapi garing [Emoticon tertawa terbahak-bahak]"
Wirda : "Daripada becandaan kamu, alot kaya kerupuk kelamaan dalam kaleng [Emoticon wajah menjulurkan lidah dan memejamkan mata]"
Radin : "[Emoticon menjulurkan lidah dan mengedipkan mata]"
Wirda : "Udah dulu ya, aku mau mandi [Emoticon wajah senyum]"
Radin : " Jadi kamu belum mandi juga [Emoticon tertawa terbahak-bahak] "
Wirda : "Iya [ Emoticon wajah tersenyum lebar dan mata tertutup]"
Radin : "Hehehe.. Dasar kamu, ya udah deh nanti malaman lanjut wa ya."
Wirda : "Oke teman.."
Radin : " daaahh...[Emoticon memberikan ciuman jauh]"
Wirda : " [Emoticon wajah bingung]"
Radin menutup ponselnya lalu meletakan kembali di atas meja belajarnya, hatinya bertanya-tanya kenapa balasan Wirda seperti itu pada chat terakhirnya, tanpa dia sadari dia kirim icon Kiss pada chat terakhirnya.
Jam dinding menunjukan pukul delapan malam. Radin kembali mengambil ponselnya, dia ingat sudah janjian dengan Wirda mau chattingan lagi, dia buka aplikasi whatsapp lalu membuka chat Wirda, betapa kagetnya dia bola matanya langsung membesar hingga terlihat jelas warna kornea matanya yang coklat.
"Astagfirullaaaah jadi tadi aku kasih Wirda icon Kiss pantesan aja balasan dia seperti itu, aduh, dia marah nggak ya?" Gumam Radin dalam hatinya.
Radin mencoba memberanikan diri memulai chat dengan Wirda.
Radin : "Assalamu'alaikum, Wirda."
Wirda : "Wassalamu'alaikum, Radin."
Radin : "Maafin aku ya..!"
Wirda : "Maaf untuk apa?"
Radin : "Aku udah kurang aja tadi."
Wirda : "[Emoticon berpikir] kurang ajar kenapa?"
Radin : "Aku udah kasih icon kiss ke kamu di chat aku tadi."
Wirda : " [Emoticon senyum] Nggak apa-apa kok, makanya tadi aku agak bingung maksudnya apa hehehe.."
Radin : "[Emoticon tangan melipat]"
Wirda : "Udah nggak apa-apa, aku udah maafin kok."
Radin : "Alhamdulillah, makasih yaa [Emoticon senyum], beneran aku nggak ada maksud apa-apa, itu aku salah kasih icon [Emoticon tangan melipat]"
Wirda : "Oke nggak apa-apa Radin, santai ajaaa."
Radin : "oh, iya ada yang mau aku tanyain boleh?"
Wirda : " Boleh, mau tanya apa?"
Radin : "Kamu sedekat apa dengan Dani?"
Wirda tidak langsung membalas chat Radin sehingga membuat hatinya kembali resah, berkali-kali Radin melihat jam di dinding tapi belum dibalas juga chatnya.
Jam sudah menunjukan pukul delapan lewat tiga puluh menit malam hari, tapi Wirda belum juga membalas chat Radin, hanya centang biru yang terlihat dilayar ponsel tanda pesan sudah dibaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Zia Azizah
sgelisah htiku menunggu mu Thor 😁😁😁🤭
2020-10-13
1
❤️YennyAzzahra🍒
like yg bnyk
2020-10-12
1
سافيرا ريسكا
semangat thor aku lanjutin bacanya
2020-10-08
1