”Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, asalkan kalian memiliki tekad yang kuat, maka akan tercapailah hasil yang melebihi batas” Ungkapnya sembari berdiri dari singgahsananya.
“Aku akan menerima kalian semua tapi bukan sebagai bawahanku, akan tetapi sebagai sahabatku yang akan menemaniku berjuang mendamaikan semesta yang kacau ini". tuturnya untuk menutup ceramahnya.
Setelah itu terdengar suara yang mampu menggetarkan tanah yang ada di alam itu, bahkan mampu menggetarkan beberapa wilayah sekitarnya.
Hidup pemimpin..
Hidup Tuan Wasa..
Damaikan Dunia..
Teriak semua makhluk yang ada disana secara bersamaan.
“ Beginikah cara Maha Raja memimpin semua prajuritnya? Sungguh mengagumkan.” gumam makhluk besar yang di penuhi bulu.
Setelah itu makhluk besar yang di penuhi bulu itu lantas berjalan perlahan ke depan untuk menghadap pemimpin barunya.
”Maha Raja, terimalah sumpah setia hamba“. ucapnya setelah sampai di depan pemimpin barunya sembari bersujud yang di ikuti ribuan makhluk yang ada di belakangnya.
”Berhenti melakukan itu Durja, berdirilah, aku tidak ingin ada persembahan diantara kita semua, aku hanya membutuhkan keterikatan hati kalian semua agar mampu merasakan sakit serta bahagia yang sama dan berjuang bersama”. ungkapnya tegas di ikuti dengan keluarnya energi berwarna emas dan aura seorang pemimpin yang sangat tegas.
Ternyata nama makhluk berbulu itu adalah Durja, Dewa Wasa saling mengenalkan diri ketika dirinya memasuki istana milik Durja.
Lalu terlihat bahwa energi emas yang keluar dari tubuhnya itu menyebar dan mengangkat semua tubuh dari makhluk yang akan menyembahnya.
“Grrerr…” seru semua makhluk lalu kemudian kembali berdiri.
Setelah berceramah Dewa Wasa pun akhirnya melakukan pesta dengan berbagai makanan yang lezat.
Dan terlihat bahwa kera yang ada di pundaknya kini telah menghilang entah kemana.
Dewa Wasa yang melihat kelakuan sahabatnya itu pun lantas melesat mengejarnya tanpa memperdulikan semua mata yang melihatnya.
Semua makhluk yang ada di sana pun tidak ada yang berani memulai makan sebelum Raja mereka makan terdahulu meskipun sudah menyuruhnya, dan begitulah peraturan yang ada di sana.
Namun semua makhluk yang ada di sana tiba-tiba tercengang kaget ketika mendengar suara yang mereka anggap sebagai Raja sedang bertengkar dengan kera untuk memperebutkan sebuah makan.
“Sonaaaa.. awas kau kera busuk, akan ku cincang tubuhmu karena telah mengambil makananku”. teriaknya yang membuat semua makhluk tercengang dan menatap mereka.
”Ukuku.. kaka.." jawab Sona sambi menjulurkan lidahnya ke arah Tuannya.
”Si-siaall, hwaaaa itu makananku Kera sialan”. Teriaknya kembali sambil menangis karena makanannya diambil oleh Sona.
~
“Aaih.. a-apaa yang Maha Raja lakukan bersama Tuan Sona?” gumam Durja dengan wajah yang aneh dan hampir ambruk ke belakang.
Beruntung waktu itu Durja sedang bersama Fura dan Furi, Makhluk kembar yang menjadi pilarnya.
Fura dan Furi menahan tubuh tuannya yang hampir terjatuh karena melihat sifat konyol Maha Raja dan Tuan Kera.
Sebenarnya pilar kembar itu juga ingin terjatuh dan terkejut karena melihat kelakuan Maha Rajanya yang konyol seperti itu.
Namun karena Fura dan Furi memiliki sifat yang dingin, mereka mampu mengabaikan dan menahan rasa terkejutnya.
Akhirnya Dewa Wasa pun menyerah dan makan makanan yang lainnya dan menyuruh semua makhluk yang ada di sana untuk segera makan, kalau tidak pasti akan segera di habiskan oleh sahabatnya.
Meskipun bukan makanan yang sangat dia inginkan, namun Dewa Wasa sangat menikmatinya.
Semua makhluk yang mendengar perkataan Dewa Wasa itu pun sontak juga ikut makan dengan lahap dan cepat, takut akan tidak kebagian jatah makanan.
Sebelumnya Durja dan kedua pilarnya itu tidak percaya jika kera kecil itu akan mampu menghabiskan semua makanan yang ada.
Namun dugaan mereka ternyata sangat salah, meskipun badannya terlihat kecil, tapi kalau untuk soal makan kera itu pasti selalu di depan Dewa Wasa.
Bahkan makanan yang ada di hadapan Durja dan kedua pilarnya saja langsung habis hanya beberapa tarikan nafas saja.
Sontak kelakuan kera itu membuat Durja benar-benar ambruk ke belakang, karena kedua pilarnya ternyata juga sudah tidak menahannya lagi.
Fura dan Furi ternyata lebih terkejut dan terjatuh duluan melihat kelakuan Sona yang sangat mengerikan jika sedang makan.
”A-apa apaan Tuan Sona itu, dia mampu makan makanan sebesar itu hanya dengan sekali suapan, siall, dia hampir seperti gajah meskipun wujudnya kecil”.
Gumam Fura dan Furi dengan kondisi tubuh yang masih terbaring lemas dengan raut wajah yang bodoh dan aneh mengingat kera sekecil itu mampu makan secara banyak.
Pesta makan itu berlangsung selama sehari penuh, Dewa Wasa dan Sona pun mengeluarkan uap dari mulut secara bersamaan lalu mereka tertawa.
“Hwaahhh.. hahahhaha” suara dua sahabat itu.
”Sudah lama sekali aku tidak makan se enak ini sejak Gama menghilang“ ungkapnya kepada sahabatnya.
”Benar sekali, hanya dia yang mampu memasak makanan yang lezat, namun ini juga tidak kalah lezatnya.. hahaha” jawab Sona yang di ikuti tawa.
Setelah melangsungkan pesta makan besar-besaran di istana Durja, Dewa Wasa dan Sona meminta izin untuk beristirahat sebentar lalu akan melanjutkan perjalananya ke Semesta Danuwisma.
Karena menurut informasi dari Durja, Semesta Danuwisma memiliki satu makhluk sakti yang telah hidup ribuan tahun, dan mungkin terdapat informasi tentang Bunga Semesta di sana.
Yang berarti makhluk itu mungkin kekuatannya hampir setara dengan Ayah angkatnya yaitu Maha Dewa Tunggal atau bahkan setara dengan gurunya yaitu Maha Dewa Azar adik terakhir dari Maha Dewa Tunggal.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments