“Berhenti kau murid petaka.. dasar sialan." teriak laki-laki tua tampan.
Mereka adalah Guru dan Murid yang tidak pernah berhenti berdebat, dan memiliki sifat yang sama yaitu ceroboh dan konyol.
Guru dan murid itu seperti seorang adik dan kakak, karena memiliki mata yang berwarna sama, dan wajah yang hampir mirip, namun sang Guru masih kalah dari segi ketampanannya.
Bahkan untuk segi kekuatan juga, muridnya itu telah jauh melampauinya.
Namun meskipun kekuatannya sudah jauh melebihi gurunya, dia tak akan pernah lupa dengan bakti seorang murid kepada guru.
Meskipun ceroboh dan memiliki sifat yang konyol, setiap perintah dari gurunya pasti akan langsung dia lakukan tanpa keberatan.
”Woee Wasa murid sialan berhenti kau”.
”Tidak guru, jika aku berhenti, dirimu pasti akan memukulku dan terus memarahiku, tidak tidak, aku tidak akan berhenti” jawabnya sambil berlari tanpa lelah.
“Sial, kenapa dia memiliki sifat yang sama sepertiku dulu” gumamnya dalam hati sembari menghentikan laju larinya dan membiarkan muridnya itu kabur.
Dia pun lantas kembali ke kediamannya yang berada di samping air terjun tak berujung, dia yakin pasti muridnya segera menyusulnya jika sudah lelah.
Di sana terdapat satu bangunan rumah yang terbuat dari kayu, dengan struktur bangunan yang tidak megah tapi juga tidak kecil.
Di sekeliling rumah itu terdapat banyak sekali bunga yang berwarna biru dan kuning, bunga itu terlihat seperti kamboja namun memiliki warna yang berbeda.
Di kanan rumahnya terdapat air terjun yang tak berujung, dan di sebuah kiri rumah terdapat lempengan batu yang sangat besar berwarna hitam namun di tengah batu itu terdapat gambar yang menyerupai bunga mawar namun berwarna biru.
Terlihat sosok guru tadi yang mengejar-ngejar Dewa Wasa kini tengah duduk di atas lempengan batu di kiri rumahnya itu sambil memejamkan mata.
Terlihat juga ada cahaya biru yang sangat terang sedang melesat ke arah lempengan batu itu.
Jlegg..
”Guru maafkan murid yang lalai ini”.
Akhirnya sosok lelaki itu membuka matanya kembali dengan senyuman yang sungguh sangat mendamaikan.
Parasnya yang sangat Tampan, dengan rambut yang berwarna cokelat ke emasan, hidung mancung dengan bola mata berwarna biru muda dan terlihat di bola mata itu terdapat bentuk menyerupai bunga.
Namun tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras tepat di kepala Dewa Wasa
Pletak.
”Bocah petaka sialan, kau selalu saja merepotkanku”.
”A-aaw.. ampun Guru, sungguh murid tidak berniat seperti itu”.
”Lantas mengapa kau hanya mengirim dua penjaga untuk melindungi putramu?”.
”Aku sudah menitipkan Gama kepada muridmu, sahabatku si Gama itu pasti akan membantu menyempurnakan kekuatan para penjaga itu” ungkapnya dengan wajah yang datar.
“A-apaa ? Tuan Gama sudah bangkit kembali guru?” jawab Wasa yang menunjukan wajah senang.
”Benar, dia bangkit karena tidak sengaja menyerap energi rasa (energi Coklat) yang ada pada tubuh Rangga” jawab Guru itu masih dengan wajah yang datar.
”Yosshh.. begini lebih baik guru, akan lebih tenang saat nanti melanjutkan tugasku untuk mencari Bunga Semesta” ungkapnya dengan sangat gembira.
”Oh iya Guru, apakah kau tidak ingin menemui kakakmu? dia sangat merindukanmu” tanya Wasa dengan tiba-tiba hingga membuat ekspresi Guru itu berubah.
”Maksudmu Kak Yugi Ayahmu? bukan si brengsek Rangkarasa itu kan ?” jawab guru itu.
”Iya guru, Ayah sangat merindukanmu, dia selalu menanyakan keadaanmu, sampai sekarang pun dia masih memohon kepadaku agar bisa mempertemukannya kepadamu” jawab Wasa.
“Haihh.. Baiklah, nanti sebelum aku pergi, aku akan menemuinya terlebih dulu.”
“Yoshhh, terimakasih Guru Azar yang tampan” jawab Dewa Wasa dengan memanggilnya tampan, yang membuatnya terlihat tersenyum gembira.
Ya, Mereka adalah Maha Dewa Wasa dan Maha Dewa Azar adik terakhir dari Maha Dewa Tunggal (Dewa Yugi).
Ternyata Dewa Azar adalah salah satu guru dari Dewa Wasa, Dia juga adalah makhluk paling sakti di semesta Wandasukma.
Namun yang mampu menemuinya hanyalah muridnya saja, yang mana hanya Dewa Wasa saja yang di berikan akses masuk ke dunianya.
Karena dunia yang di ciptakan oleh Dewa Azar adalah dunia yang memiliki energi tak terhingga, dan yang mampu memasukinya adalah makhluk yang memiliki kesaktian minimal tingkat Kekal.
Dan di semesta Wandasukma hanya terdapat empat makhluk yang telah mencapai tingkatan itu.
Empat makhluk itu adalah Dewa Wasa, Dewa Azar, Gama, dan Rangkarasa.
Bahkan Gama saja belum tentu mampu menahan kekuatan yang ada di dalam dunia milik Dewa Azar, padahal sejatinya Gama memiliki kekuatan telah mencapai tingkat abadi.
Dan jika tubuhnya tidak mampu menahan tekanan yang ada di dunia itu, maka tanpa menunggu lama, tubuhnya pasti akan meledak tanpa menyisakan debu sebutir pun.
Belum di ketahui pastinya, entah sampai tingkat apa Guru dan Murid itu, yang jelas mereka telah melampaui tingkat Maya, lebih tinggi dari tingkat kekuatan Gama.
***
Tiga hari ternyata telah berlalu, dan di dalam sebuah bangunan bekas reruntuhan terdapat 3 pemuda tampan, dan 1 wanita cantik.
Rangga, Blue, Gama dan Hasawati terlihat sedang duduk melingkar dan terlihat semua mata sedang menatap tajam ke arah Gama, seperti sedang menantikan sesuatu.
Gama ternyata membutuhkan waktu dua hari untuk tidur setelah segel yang mengekang kekuatannya di buka oleh Dewa Azar yang merasuki tubuh Blue waktu itu.
Dan saat ini Gama sedang terpojok oleh tiga orang pemuda dengan berbagai pertanyaan, hingga pada akhirnya dia menyerah dan akan menceritakan semuanya kepada mereka.
“Huuuhhh.. baiklah-baiklah, akan ku jelaskan, tapi dengar baik-baik, karena aku hanya bercerita sekali saja” ucap Gama yang terlihat sangat risih dengan tatapan semua orang.
“Baik paman, begitu kan lebih baik,” Jawab tiga orang secara bersamaan.
Setelah menarik nafas panjang dan mengeluarkannya, Gama lantas menceritakan beberapa rahasia semesta dan juga kenapa dia bisa berada di bumi.
Pertama dia bercerita tentang dirinya, dan apa hubungan dia dengan sosok makhluk yang mengambil alih tubuh blue waktu itu.
Dia memperkenalkan dirinya dengan nama Gama, agar mudah di ingat, dia tidak mengungkap siapa namanya sebenarnya , lalu Gama meneruskan ceritanya.
"Aku sebelumnya adalah penjaga semesta seperti kalian berdua, namun saat perang semesta pertama dulu aku yang hampir mati oleh sebuah efek ledakan dari jurus yang sangat kuat, aku hampir saja mati oleh efek dari ledakan itu."
"Namun aku sangat beruntung karena ternyata takdir masih memilihku untuk hidup."
"Aku di selamatkan oleh seorang dewa yang penuh dengan keadilan dan perhitungan, dia sangat tampan dan juga wajahnya mirip sekali dengan Blue."
Dia bercerita dengan hikmat sambil mengenang masalalu ketika pertama kali dia di selamatkan oleh Dewa Azar hingga sampai menjadi sahabatnya.
Dia bahkan tidak pernah menyangka akan menjadi sekuat itu dan melindungi semesta.
Dia juga tidak pernah menyangka bahwa akan memiliki sahabat dari bangsa Dewa, bahkan sahabatnya itu ternyata adalah Dewa yang terkuat yang ada di semestanya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments