Dewa Wasa bercerita tentang asal usulnya dan sebuah kekuatan yang ada di dalam tubuh Hasawati dan yang ada di tubuh Blue.
Dia bercerita bahwa ternyata Blue adalah anak pertamanya bersama Dewi Keadilan yang sangat amat cantik bernama Dewi Suci Mentari, dan mata biru yang di miliki oleh blue itu adalah salah satu bentuk keturunan dari Dewa Wasa, yang ternyata memiliki mata yang sama.
Maha Dewa Wasa dengan sengaja menuntun Hasawati dan Blue agar bertemu, Dia menuntun dengan kekuatannya yaitu mengendalikan Rasa makhluk hidup tanpa menyentuhnya.
Sontak Hasawati pun kaget, banyak ekspresi yang keluar dari raut wajahnya, karena dia berfikir bahwa rasa cinta yang dia miliki adalah manipulasi dari gurunya tersebut.
Namun seperti mengerti apa yang Hasawati pikirkan, lantas Dewa Wasa menjelaskannya bahwa rasa cinta yang Hasawati miliki itu bukan berasal dari sebuah jurus atau kekuatan miliknya.
Dia menjelaskan bahwa memang Hasawati memiliki sebuah rasa cinta karena sebenarnya dia adalah manusia biasa yang tanpa sengaja saat lahir dulu Hasawati sempat menyerap sedikit kekuatan Dewa Wasa sehingga membuatnya saling terhubung,
Entah bagaimana itu bisa terjadi, namun di saat kelahirannya dulu adalah saat terjadinya perang semesta Pertama yang mengakibatkan hancurnya perisai semesta sehingga ada 1% kekuatan dewa yang jatuh kebumi, yang kemudian terserap masuk kedalam tubuh Hasawati dan kebetulan itu adalah kekuatan dewa wasa.
Namun naas di saat Hasawati menginjak umur 8 tahun, Dia telah kehilangan orang tuanya yang tiba tiba hilang seperti di telan bumi, hingga membuatnya sangat terpukul sampai sampai ingin bunuh diri dengan cara terjun ke jurang kematian.
Dewa Wasa yang mengawasinya sejak kecil pun menjelma menjadi sosok cahaya dan menyelamatkannya serta menghapus semua ingatannya kecuali ingatan tentang wajah dan kasih sayang ayahnya, agar tidak menyakiti hatinya karena masalalu,
Jadi Hasawati hanya mengingat Ayahnya saja dan bagaiman sifat baik dan kasih sayang dari ayahnya.
Dia juga yang membimbingnya hingga menjadi makhluk yang di sebut sebagai penjaga semesta seperti sekarang ini.
sontak Hasawati kembali terkejut mendengar kenyataan itu, dia tidak tahu dan tidak pernah memiliki ingatan seperti manusia, dia hanya tahu jika dia memiliki ayah, karena dia juga memiliki sayap layaknya penjaga semesta yang lain,
Namun apalah arti sayap bagi Dewa Wasa, karena dengan satu jentikan jarinya saja sayap itu akan tumbuh,
Dan lebih terkejutnya lagi saat Hasawati kembali mendengar bahwa ternyata gurunya tersebut menegaskan bahwa Dia memang manusia biasa seperti dirinya,
Guru yang selama ini dia anggap sebagai Dewa dan di takuti oleh hampir semua dewa dewa bahkan Maha Dewa Tunggal pun sangat segan terhadapnya dan menyayanginya layaknya seorang anak.
Namun untuk kekuatan yang ada di tubuh blue,dewa Wasa tidak menjelaskanya, hanya memberi tahu Hasawati agar menjaga putranya tersebut, dan dia akan menjemput mereka kembali tak lupa juga akan menjemput rangga yang saat ini masih terkapar tak berdaya di ujung selatan bumi.
Setelah menjelaskan dan bercerita tentang beberapa rahasia kepada Hasawati, Dewa Wasa pun kembali berubah menjadi wujud cahaya yang akan segera pergi untuk menjalankan tugasnya menyeimbangkan semesta.
Namun sebelum Dewa Wasa pergi, Dia melontarkan cahaya putih kekuningan seperti warna kekuatan yang di miliki Hasawati tepat di keningnya dan berkata.
”Selalu berjalanlah dalam kebaikan mengikuti kata hatimu, dan bimbinglah putraku seperti halnya aku membimbingmu dengan kasih sayangku dulu” ucap Dewa Wasa dengan senyuman lembutnya dengan di barengi hilangnya cahaya yang menyelimutinya.
Entah cahaya apa yang telah di lontarkan Dewa Wasa kepada Hasawati, mungkin adalah suatu ingatan untuk melatih kekuatan langka yang ada di tubuhnya, atau suatu kekuatan,
Nanti kita akan tahu teman-teman, apa yang di berikan Dewa Wasa kepada Hasawati melalui selarik sinar itu
Di tengah malam yang amat petang tanpa adanya penerangan, hanya cahaya rembulan yang bersinar menerangi bumi dengan di temani bintang bintang yang berkedip lirih
Di dalam bangunan bekas reruntuhan perang, terlihat ada seorang anak kecil yang masih tertidur lelap di pelukan wanita muda yang amat sangat cantik
Ya, itu adalah blue dan hasawati yang masih tertidur lelap, namun beberapa detik kemudian sosok wanita cantik itu menjerit dengan kencang dan terbangun di ikuti blue yang juga bangun karena kaget.
Blue lantas lari ke arah pojok ruang di sampingnya lalu menatap wanita cantik itu sambil berkata lirih di dalam hatinya.
“Kenapa ketika bibi bangun malah menjerit membuat blue kaget?” gumamnya dalam hati
Terlihat juga Hasawati terlihat sangat kelelahan dan di sekujur tubuhnya basah oleh keringat hingga membuat pakaiannya basah dan terlihat jelas semua lekuk tubuhnya
Tanpa dia sadari, dia sedari tadi di amati oleh blue dari pojok ruang,
Namun tak berselang lama blue pun akhirnya berbicara kepadanya, hingga membuatnya kembali tersadar dari rasa terkejutnya.
”Bibi.. bibi kenapa bi ? apakah bibi baik baik saja ?” tanya blue dengan polosnya.
”Hah.. dimana ? dimana blue ? kamu di mana blue ?” jawab Hasawati dengan kebingungan mencari suara anak kecil itu.
Dan blue akhirnya inisiatif menampakan diri meghampiri Hasawati yang lalu kemudian langsung di peluk olehnya tanpa peduli kondisinya yang masih basah oleh keringatnya sendiri, hingga membuat blue tidak nyaman dan sedikit medorong bibinya agar sedikit menjauh.
”Bibi, bisakah bibi melepas pelukannya sebentar? blue sangat tidak nyaman bi” ucap blue yang masih dalam pelukan Hasawati.
”Tidak blue, bibi akan memelukmu, karena bibi tidak ingin kehilanganmu, dan juga bibi akan selalu menjagamu” jawab bibi Hasawati dengan lembut.
Namun langsung di jawab oleh blue dengan polosnya dia berkata
”Bukan soal itu bibi, apakah bibi tidak sadar bibi sedang basah oleh keringatmu sendiri ? dan juga blue sangat merasa sesak seperti ada yang menghimpit wajah blue bi”
Sontak Hasawati pun kaget dan tersadar hingga membuatnya langsung melepas pelukannya dan menjauhi blue dengan wajah merona, dia pun berlari ke belakang dengan cepat dan berganti pakaian hanya dengan sekali kibas tangan.
Masih dengan wajah yang merah merona, Hasawati pun kembali menampakan diri di hadapan blue dengan sudah berganti pakaian berwarna putih kebiruan dan terdapat ada sebuah selendang berwarna biru muda di pinggangnya serta rambut yang sudah terikat kebelakang dengan poni kuda dan bola mata yang indah berwarna biru muda hampir mirip seperti bola mata blue.
Ada perbedaan di bola mata mereka karena di bola mata blue warna birunya terlihat sangat pekat sedangkan di bola mata hasawati birunya terlihat lebih muda.
”Bibi? apakah benar bibi yang telah lama tertidur menemani blue bi ? apa benar bibi adalah manusia yang terbakar waktu itu? apakah benar….? “ tanya blue kepada Hasawati dengan penuh rasa penasaran.
Tanpa menjawab pertanyaan dari Blue, Hasawati yang baru saja menampakan diri itu lantas langsung berjalan pelan menghampiri blue dengan senyuman yang membuat semua orang jika melihatnya serperi merasakan sebuah kedamaian jiwa yang belum pernah mereka rasakan dalam hidup.
Namun sayang sekarang sudah tidak ada orang yang hidup kecuali mereka yang tak sengaja menyerap kekuatan para dewa.
Mengahadapi banyak pertanyaan dari anak kecil yang berusia hampir 7 tahun itu pun, Hasawati langsung memeluk blue kembali dan membawanya kedepan rumah untuk duduk di kursi usang sambil melihat indahnya bintang di langit.
Blue pun semakin penasaran dan bingung, karena pertanyaanya tidak di jawab oleh Hasawati,
Namun sebelum blue bertanya lagi Hasawati sudah mulai berbicara kepada blue.
“Blue, matamu sangat indah seperti matanya, wajahmu sangat tampan seperti wajahnya, semua yang kamu miliki adalah sebuah wujud yang belum pernah aku lihat selama aku hidup, kamu bagaikan sebuah mukjizat yang di ciptakan semesta untuk sebuah kedamaian” ucap Hasawati yang meracau sendiri dengan membayangkan ketampanan dan pesona Gurunya sendiri yaitu Maha Dewa Wasa.
Namun blue yang masih anak kecil, terlihat semakin bingung dengan kata kata yang terucap dari wanita cantik itu, blue tidak tahu apa maksud dari perkataan itu, lantas blue pun tanpa rasa bersalah mencubit tangan bibinya tersebut hingga menyadarkannya dari lamunan.
”Aa..aw..aww, apa yang kamu lakukan blue? dasar nakal” ucap hasawati dengan pipinya yang mengembang namun itu malah membuat blue tertawa terbahak bahak karena melihat bibinya itu sangat lucu.
“Apa yang kamu tertawakan blue ?” tanya hasawati kembali kepada blue namun dengan ekspresi yang datar.
Namun lagi lagi blue malah kembali tertawa terbahak bahak, hingga membuat hasawati pun ikut tertawa melihat dan mendengar suara blue saat tertawa hasawati pun merasa lucu dan gemas.
”Bibi, bibi , siapa nama bibi ? blue ingin tahu” tanya blue setelah tawanya terhenti dengan cepat.
”Dasar anak kecil yang lucu, tadi tertawa sangat kencang namun berhenti sangat cepat,” ucap Hasawati sambil mengelus kepala blue dengan lembut.
”Nama bibi adalah Hasawati blue, kamu bisa memanggil bibi Hasa atau bibi Wati, terserah kamu mau memanggil bibi apa” jawab hasawati dengan lembutnya.
”Baiklah, blue akan memanggil bibi Hasa saja, karena seperti itu lebih cocok untuk bibi yang sangat cantik, hehehehe” ucap blue dengan polosnya.
“Hahh.. ternyata ayah dan anak sama saja konyolnya” ucap Hasawati dalam hati.
”Baiklah, itu bagus juga blue“ jawabnya sambil memberikan senyum ke arah blue.
Lantas mereka berdua pun lanjut bercerita panjang lebar di bawah sinar rembulan yang terang dan ramainya para bintang
Terkadang blue menunjukan ekspresi bahagia dan tertawa terus, tapi terkadang dia juga menunjukan ekspresi yang sedih, begitupun dengan hasawati yang menunjukan beberapa ekspresi yang sama.
Namun saat ini dia terlihat sedang meneteskan air mata yang seperti tidak bisa berhenti sambil memandangi blue dengan tingkah lakunya yang sangat menggemaskan.
Entah apa yang di pikirkan hasawati hingga membuatnya menangis seperti itu
Blue pun juga sama, dia tidak pernah merasakan kebahagiaan seperti ini, bahkan di saat ayahnya masih ada pun blue tidak pernah merasa sebahagia ini, baru kali ini blue merasakan perasaan yang berbeda
Seperti telah memiliki ikatan dan perasaan yang sama, mereka pun masih bercerita hingga pagi menjelang datang.
Namun tanpa mereka sadari ada sesosok makhluk yang sedang mengawasinya dari balik awan yang jauh dari jangkauan Hasawati, dengan senyuman aneh di wajahnya lalu kemudian dia menghilang dengan cepat setelah blue melihat ke arahnya.
”Siall.. hampir saja aku ketahuan oleh makhluk kecil menyeramkan itu” ucapnya dalam hati, dan sudah berpindah tempat di sebuah alam yang semuanya serba Biru muda.
Bersamaan dengan itu, terlihat ada cahaya berwarna jingga yang sangat terang dari arah selatan dan bersamaan dengan itu juga sang matahari mulai terbit dari arah timur..
***
mohon bersedia untuk selalu memberi komentar dan saran teman teman, dan tentu saja terimakasih banyak atas dukungannya :)
okaii mari lanjut lagi . leess gwoo :D →→
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments