Bibi Hasa yang melihat kekasihnya terlempar dan jatuh ingin sekali melesat untuk menyelamatkannya, namun langsung di cegah oleh Rangga dengan berkata di dalam hatinya.
”Jangan mendekat dinda, ini sangat berbahaya untuk dirimu, jadi percayakan saja kepadaku, tolong jaga bocah itu saja agar tubuhnya tidak di kuasi oleh energinya sendiri” ujar rangga dalam hati .
“Ba-baik kanda, namun bila kanda seperti ini lagi, aku tidak akan diam” jawab bibi Hasa dalam hati untuk membalas ucapan dari Rangga.
”Hahahaha, akhirnya aku bangkit lagi, terimakasih bocah atas energimu aku bisa bangkit lagi” teriak tawa lelaki tua kepada Rangga.
”Si-siall, cihh” ungkap Rangga yang di barengi dengan ludahan untuk membuang darah yang ada di mulutnya.
Lalu kemudian terlihat tubuh rangga yang memancarkan energi berwarna hijau, yang di ikuti dengan tubuhnya yang kembali pulih, dan asap hitam yang muncul, menandakan racun energinya juga menghilang.
Energi hijau adalah energi alam yang biasanya hanya di miliki oleh makhluk yang menjaga Raja, yaitu seorang Pilar atau Patih.
Setelah memulihkan tubuhnya Rangga pun sontak membacakan sebuah mantra untuk membuka satu segel energi yang ada pada tubuhnya untuk menyeimbangi energi lawan.
“Yudabara.!! Bangkitlah.” gumam Rangga lirih sambil menangkupkan kedua tangannya.
Lalu kemudian ada aura yang sangat pekat keluar dari tubuhnya dengan di barengi energi berwarna merah yang disusul dengan energi berwarna cokelat.
Hingga membuat Rangga terlihat seperti terkurung di dalam api, karena sebagian tubuhnya berubah menjadi warna merah berikut juga dengan jubahnya.
Setelah segel dan energinya terbuka, wujud Rangga pun terlihat sangat berbeda, mata kiri yang tadinya berwarna cokelat kini berubah menjadi warna merah, yang menandakan sebuah amarah dan keberanian.
Sedangkan mata kiri masih sama terlihat berwarna biru, lalu kemudian tubuhnya tiba tiba melayang ringan dengan mata yang menatap tajam ke arah lelaki tua.
“Haihh, baru saja bangkit dari sebuah kutukan malah langsung di repotkan dengan anak kecil yang menggunakan energi sialan itu” gerutu lelaki tua dari jauh.
Namun setelah itu lelaki tua itu tiba-tiba menghilang dan muncul kembali di belakang Rangga dengan sudah menusukkan tombaknya bermaksud menusuk jantung Rangga.
Dia yang menyadari akan hal itu, sontak dia langsung membalikkan tubuhnya dan menahan tombak itu dengan satu tangan kanannya, dan tangan kirinya tiba-tiba mengeluarkan api berwarna biru yang kemudian di tinjukan ke arah dada lelaki tua itu.
”Hughh..“ suara lelaki tua yang dadanya terkena telak oleh tinjuan rangga hingga mengakibatkan dirinya langsung jatuh menghujam tanah.
Dhuaarrr..
Boomm..
Suara benturan antara tubuh lelaki tua dengan tanah, mengakibatkan debu mengepul dengan tebal.
Lantas Rangga pun mengedarkan pandangannya ke arah jatuhnya lelaki tua dengan wajah yang dingin dan datar, sehingga membuat dirinya seperti bukan dirinya sendiri.
Namun ketika debu menghilang lelaki tua itu sudah tidak ada di sana, sontak Rangga pun mengernyitkan dahinya dan segera mengedarkan pandangan untuk mencari di mana lelaki tua itu berada karena energinya tidak dapat terdeteksi olehnya.
”Halimun Rasa, Angin kematian” teriak lelaki tua yang lagi-lagi muncul di belakang Rangga.
Huughhh..
Aaaaa...
Teriak Rangga yang tiba-tiba kena serangan telak dari belakang hingga membuatnya terlempar jauh lurus kedepan.
Namun Rangga bukanlah orang yang sederhana, di samping kecerobohannya Rangga adalah salah satu penjaga semesta yang sangat kuat dan cerdas.
Dia sengaja berteriak dan menerima serangan dari lawan guna untuk menyerap sedikit energi lawannya agar supaya mampu mendeteksi keberadaan musuhnya.
Rangga sudah sadar akan jurus Halimun yang lawannya gunakan itu sejak saat dia melihat lawannya yang sudah tidak ada di tempatnya terjatuh.
***
Di balik kecerobohannya, Rangga mempunyai reflek yang sangat cepat dan pemikiran yang sangat cepat juga.
Setelah terkena serangan dengan telak , Rangga pun langsung melesat kembali ke arah dirinya tadi berada.
Dengan kecepatan yang sangat cepat dia melaju seperti meteor yang jatuh dengan di selimuti bayangan berwarna merah.
Lelaki tua yang tahu jika Rangga hanya dengan sengaja mendapat serangan untuk merasakan energinya pun lantas menunjukan wujudnya kembali dan melesat untuk bertarung jarak dekat.
Dan pertarungan jarak dekat pun terjadi, menunjukan bayangan berwarna ungu dan bayangan berwarna merah saling melesat di atas daratan yang menimbulkan banyak sekali percikan.
Lelaki tua bertarung dengan menggunakan tongkatnya sedangkan rangga tangan kosong.
Akan tetapi, Rangga yang memiliki tubuh sekeras baja itu mampu mengimbangi tongkat lawan.
Dhuarr..
Dhuar. ..
Trang ..
Rrang..
Tombak yang bertemu dengan tangan rangga itu menimbulkan suara yang sangat nyaring di ketinggian.
Pertarungan itu terlihat sangat imbang, namun tak berselang lama Rangga terlihat semakin melemah dan menjadikannya terdesak.
Crruatt..
Aaa...” teriak rangga pinggangnya terkena tombak dari lawan.
Dan setelah teriakan itu, seketika tubuh Rangga meluncur jatuh ke daratan, lelaki tua itu memanfaatkan kesempatan untuk menghajar rangga habis-habisan.
Bugh..
Bugh...
Aaaa..
Hughh..
Aaaa..
Suara pukulan dan teriakan Rangga menggema di angkasa, sampai ketika Rangga benar-benar kelelahan dan babak belur, lelaki tua itu menarik tubuhnya kebelakang dan membaca sebuah mantra yang tidak jelas.
Setelah selesai membaca mantra, tubuhnya tiba-tiba di selimuti api berwarna putih.
”Api abadi, pelebur rasa…” teriak lelaki tua yang ternyata merapalkan sebuah jurus tingkat tinggi untuk menyudahi pertarungannya dengan Rangga.
Di mewujudkan sebuah api berwarna putih di atas tongkatnya lalu melemparkannya ke arah Rangga dengan kecepatan yang tak kasat mata.
”Ce-celaka, paman akan mati bibi jika terkena api itu” ucap Blue kepada bibinya, karena melihat lawan seperti akan mengakhiri pamannya itu.
Namun yang membuat blue terkejut bibi Hasa malah menunjukan senyum manisnya ke arah blue dan menjawab.
”Bukan pamanmu yang akan mati, tapi lawannya yang akan mati blue, Kita melihat saja dari sini, dan lihatlah apa yang akan terjadi selanjutnya, kamu pasti akan terkejut setelah melihatnya” jawab bibi Hasa dengan tenang dan yakin.
Karena yang paling tahu tentang kekuatan yang ada di tubuh Rangga adalah Hasawati.
Kembali di pertempuran.
”Matilah kau anak muda… hahaha, Ku kira kau adalah lawan yang imbang, tapi ternyata kau hanyalah makhluk yang bodoh dan lemah” teriak lelaki tua kepada Rangga.
Namun tanpa lelaki tua itu sadari, di bawah, Rangga yang terlihat babak belur pun malah terlihat ada sebuah senyuman di ujung bibirnya, padahal tongkat lawan sudah hampir mencapai tempatnya dengan energi yang sangat kuat.
***
“Gimana ni teman-teman ceritanya ? Seru nggak? mimin udah gak sabar tentang apa yang akan di lakukan Rangga ni, dan apa maksud dari perkataan bibi Hasa kepada Blue..
Yaudah yuk lanjut lagi ceritanya… lesss gwooo →→
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments