”Woe woe .. wanita galak, blue jangan tinggalkan paman” teriak Rangga dari kejauhan.
”Ayo cepat paman, jangan sampai tertinggal jauh oleh kami.”
”Dasar laki-laki bodoh” gumam bibi Hasa lirih.
***
Di sisi lain.
Di suatu tempat yang sangat gelap, pengap dan sesak dan tak berujung, saat ini terlihat ada satu cahaya dan jika di dekati benda itu seperti api yang berkobar namun berwarna Cokelat ke emasan yang sangat amat panas sedang mengambang dan tersegel oleh kekuatan asing yang sangat amat kuat.
Segel itu terlihat seperti tulisan-tulisan aneh yang mengelilingi api, dan terdapat lima lapis segel yang energinya menyerupai energi yang di miliki oleh Dewa Wasa.
Konon katanya di semesta yang bernama Semesta Wandasukma terdapat salah satu api terpanas melebihi api berwarna putih.
Semesta Wandasukma adalah semesta yang saat ini di pimpin oleh Maha Dewa Tunggal yaitu ayah angkat dari Maha Dewa Wasa.
Di semesta ini terdapat 3 api yang sangat panas yang mampun membakar satu dunia secara singkat.
Tentu saja api itu hanya mampu di kendalikan oleh pendekar yang memiliki kanuragan tingkat Kekal seperti Maha Dewa Tunggal, Dewa Wasa dan juga dua adik dari Dewa Tunggal yaitu Dewa Rangkarasa dan juga Dewa Azar yang memiliki kanuragan melebihi alam kekal.
Entah seberapa tinggi kanuragan dari Dewa Azar, yang jelas dengan satu pukulannya saja Maha Dewa Tunggal mampu di kalahkannya.
Namun sayangnya Dewa Azar memilih mengasingkan dirinya di suatu dunia ciptaannya sendiri, sampai sekarang pun tidak ada yang tahu dimana Dewa Azar tinggal bahkan Maha Dewa Tunggal pun tidak mampu menemukannya, yang jelas Dewa Azar adalah Dewa penuh dengan keadilan, dan kedamaian.
Dia akan muncul apabila keadilan dan kedamaian sudah tidak lagi mampu di kendalikan oleh kakaknya, Dewa Azar juga merupakan sosok Dewa yang bijak dan Tampan, belum ada tahu wujud dari Dewa Azar kecuali kakak-kakaknya sendiri, dan satu muridnya.
3 api yang ada di semesta Wandasukma itu yang pertama adalah api berwarna Biru muda dengan panas yang paling rendah, namun jangan salah meskipun energi panasnya paling rendah, api itu hanya mampu di kendalikan oleh makhluk yang kanuragannya sudah mencapai tingkat Langit.
Yang ke dua adalah api berwarna Putih ke emasan mengandung panas yang sangat kuat, dan api itu adalah api yang sangat mudah di kendalikan, karena api itu mampu membaca perasaan dan mengikuti kanuragan pemiliknya, yang berarti jika pemilik api berwarna putih kanuragannya tak terbatas maka energi api putih itu juga tak terbatas, bahkan mampu mengimbangi kekuatan api Cokelat yang di kendalikan oleh pendekar alam kekal.
Yang ketiga adalah Api berwarna Cokelat ke emasan, api yang memiliki panas yang amat sangat kuat, dan energi yang tak terbatas, konon katanya jika api itu sudah menyentuh benda, maka benda itu akan langsung menghilang, tak menyisakan abu sedikitpun dan tak bisa padam kecuali di lawan dengan api Putih atau salah satu energi berwarna cokelat.
Konon katanya menurut para Dewa terdahulu yang mampu mengendalikan api cokelat adalah makhluk yang mampu mengendalikan dan memiliki lebih dari 20 energi di dalam tubuhnya.
Namun menurut para Dewa terdahulu juga, Api cokelat yang tersegel dengan 5 energi itu dahulu kala yang menyegel adalah seorang Dewa yang amat sangat tampan dan memiliki mata berwarna biru pekat.
Yang berarti jika bukan Dewa Wasa, bisa juga Dewa Azar, hanya dua Dewa itu yang memiliki ciri fisik seperti itu, namun hingga saat ini pun belum ada yang tahu pasti tentang hal itu.
***
Di tempat lain.
Di sebuah hutan yang mulai tumbuh kembali kehijauannya, yang tadinya terlihat sangat menyeramkan karena terkena dampak dari perang dunia yang hampir menewaskan seluruh penghuninya dan meratakan hampir semua wilayah.
Terlihat ada Tiga sosok bayangan yang saling mengejar dengan warna energi yang berbeda-beda.
”Dasar laki-laki bodoh” gumam sosok wanita cantik sambil sedikit melihat kebelakang.
”Apa kau bilang wanita galak ? meskipun kau hanya berkata lirih aku mampu mendengarnya, sialan” ucap laki-laki yang tertinggal jauh.
“Haihh.. paman Rangga masih saja ceroboh” gumam pemuda tampan dengan bola mata berwarna biru pekat yang amat indah.
Dan mereka tak lain dan tak bukan adalah Hasawati, Rangga dan Blue, Sepasang penjaga semesta dan Putra Dewa.
Namun blue sampai saat ini belum mengetahui identitas yang sebenarnya, yang dia tahu dia hanyalah seorang anak yang di tinggal mati oleh ayahnya.
Padahal sebenarnya orang yang menjaga dan mati untuk melindungi blue itu adalah ayah asli dari Hasawati yang di tugaskan oleh gurunya untuk menjaga blue.
Dhuaarr..
Tiba-tiba terjadi sebuah ledakan yang amat sangat besar jauh di depan bibi Hasa dan Blue, yang membuat mereka berhenti seketika untuk melihat apa yang terjadi di depannya.
Namun setelah berhenti mereka malah mendapati serangan energi yang muncul dari sumber ledakan di depan.
Akan tetapi saat energi itu hampir sampai di tempatnya terdapat perisai awan yang sangat kuat berlapis energi berwarna cokelat.
Dhuarr..
Dhuarr..
Suara bertemunya energi dan perisai awan itu.
Dan siapa lagi jika bukan Rangga,
Ya benar, pemilik perisai awan itu dan energi cokelat itu ternyata adalah Rangga yang telah dengan cepat menyelamatkan dua orang yang dia anggap sebagai keluarga.
”Petir langit, Awan carca keluarlah” teriak Rangga mengeluarkan jurus perisai yang di barenga dengan serangan untuk membalas lawan yang belum dia ketahui.
Jurus yang terlihat seperti tombak dan perisai yang terbuat dari lapisan-lapisan awan yang entah keluar dari mana, menderu cepat kedepan.
Yang di depan adalah perisai dan di ikuti dengan tombak, yang nanti apabila jurus itu hampir sampai mengenai lawan, perisai akan melebur melapisi tombak yang menjadikan sebuah tombak itu memilik sambaran petir.
Dhuaaarrr….
Terjadi sebuah ledakan yang sangat dahsyat di depan mereka, yang menandakan jurus dari rangga itu bertemu sebuah energi.
”Ka-kau tidak apa-apa wanita galak ? dan kau blue ?” tanya rangga yang tiba-tiba sudah berada di depan mereka.
Sontak blue dan bibi hasa pun kaget dan hampir membacakan sebuah mantra untuk menyerang rangga, namun di hentikan oleh blue dengan memegang tangan bibinya tersebut.
”Bibi, itu paman bibi” ucap blue.
”Haihh, ternyata kau masih sangat waspada ya wanita galak?” ucap Rangga kepada kekasihya dengan sebutan wanita galak untuk menggodanya.
Pletakk..
Terdengar sebuah suara keras di samping blue.
”Jangan panggil aku wanita galak, sialan, dasar laki-laki menyebalkan” jawab bibi hasa dengan tatapan yang mengerikan setelah memukul kepala Rangga dengan dahan kayu.
”Aa-a aww.. sakit sekali“ teriak rangga dengan memegangi kepalanya yang mengeluarkan sedikit darah.
”Sebenarnya bibi dan paman itu adalah teman atau musuh, selalu saja bertengkar” gumam blue dalam hati dengan raut wajah yang aneh sedang menatap bibi dan pamannya.
”Bisakah kau tidak memukulku dinda? sungguh akan hilang ketampananku jika kau memukulku terus” ucap rangga lirih dengan mengeluarkan raut muka yang memelas.
Namun setelah itu Rangga yang merasakan ada sebuah kekuatan yang sedang bangkit dari arah sumber ledakan, langsung merubah wajahnya kembali menjadi sangat serius.
Dan alangkah terkejutnya blue ketika melihat luka dan darah yang ada di kepala rangga sudah kembali pulih seperti tidak pernah terjadi apa apa.
Blue hanya mampu menyembunyikan rasa penasarannya, karena sekarang situasinya sedang buruk.
“Cepat mundur dinda, bawa blue menjauh dari tempat ini, ada suatu energi langka yang mirip dengan energi sedang bangkit dari arah sumber ledakan” ucap Rangga dengan serius kepada kekasihnya.
Mendengar ucapan dari Rangga yang terlihat sangat serius, dan juga merasakan adanya energi yang mirip sekali dengan milik Rangga, bibi Hasa pun lantas melesat cepat kebelakang dengan menyeret blue yang masih dalam kebingungan.
“Ciihh.. tak kan ku biarkan kau bangkit” gumam Rangga sembari menatap tajam ke dalam kepulan asap.
”Aa-aa apaa? anak kecil?” gumam rangga dengan sedikit terkejut.
Dia yang tadinya sudah membacakan mantra untuk menyegel energi itu akhirnya mengurungkan niatnya terlebih dahulu, dan mencoba mendekati anak kecil dengan kekuatan yang sangat besar itu.
Seperti inilah Rangga dengan kecerobohannya, dia layaknya anak kecil yang selalu saja penasaran dengan apa yang baru di lihatnya dan tanpa melindungi dirinya dengan segel pelindung.
Dia selalu saja bertindak tanpa perhitungan, hingga saat ini ketika Rangga yang semakin mendekat merasakan tekanan yang sangat kuat dan tubuhnya tiba tiba berhenti tak bisa digerakan sedikitpun.
”A-apa? Segel energi? segel yang hanya mampu di kendalikan oleh kanuragan tingkat langit?, si-siall, sepertinya ini akan buruk” gumam rangga meracau sendiri karena kecerobohannya.
Setelah itu Rangga melihat perubahan dari anak kecil yang berubah menjadi sosok tua yang kemudian memunculkan sayap berwarna hitam di punggungnya dengan membawa tongkat berkepala bulan sabit.
Lelaki tua itu terlihat sedang melontarkan senyum licik kepada rangga, seperti ingin memakannya.
Lelaki tua itu memiliki mata yang berwarna hitam pelat dengan rambut panjang sepinggang yang setengaj putih setengah hitam, dan hanya mengenakan kain hitam untuk menutupi tubuhnya.
Terlihat ada sebuah energi berwarna cokelat yang bercampur ungu yang mengelilingi tubuhnya, lalu dengan tiba-tiba energi itu hilang terserap masuk ke dalam tubuh lelaki tua itu, dan terjadilah sebuah ledakan yang membuat Rangga terlempar jauh ke belakang hingga menabrak bebatuan dan pepohonan.
Membuat hutan yang tadi hampir tumbuh menghijau lagi kini hancur lagi terkena hantaman tubuh Rangga.
”Uhhukk..” Rangga memutahkan darah berwarna hitam.
Yang artinya lawan menggunakan racun energi untuk membuat ledakan itu yang mengakibatkan Rangga terkena luka dalam yang sangat parah.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments