Keesokan harinya . . .
Archi telah rapih menggunakan kemeja kerja berwarna krem, celana panjang kerja berwarna hitam dan sling bag yang biasa dia bawa. Bersama Agust dia menuruni tangga,
"Kamu mau kemana?" tanya ayah saat sedang membaca koran.
"Aku mau kerjalah Ayah," jawab Archi mencium tangan ayahnya. "Kemarin aku udah izin. Masa aku nggak masuk terus," timpalnya.
"Kalau kamu mau kemana?" tanya Ayah pada Agust yang ikut cium tangan.
"A-ku," Menoleh kearah Archi. "Aku mau mencari kerja," jawab Agust.
"Mencari kerja?" Ayah terkejut.
"Bagaimana kamu mau mencari kerja? Ijazah nggak punya, pengalaman kerja nggak ada, hanya punya ktp bisa apa?" nyinyir kakak seraya menuruni tangga.
Kakak pun telah rapih dengan pakaian kerjanya. Cantik semriwing seperti biasa. Ada perbedaan yang mencolok antara Kakak dan Archi, Kakak memiliki kulit lebih putih daripada Archi yang sedikit kelihatan tan.
"Aku bisa mencari kerja yang nggak memerlukan ijazah. Aku bisa kerja apa saja. Jadi kuli panggul juga nggak apa-apa," jawab Agust.
"Sudah, kamu nggak perlu kerja. Di rumah saja," suruh Ayah kepada Agust.
"Archi kan masih bekerja. Kalaupun itu kami masih bisa menghidupi kalian. Jangan khawatirkan masalah kebutuhan kalian," jawab ayah.
"Ta...pi," Agust mencoba beralasan.
"Sudah nggak perlu," Pungkas Ayah menyela memandang tajam membuat Agust bergidik dan menyerah.
"Baik ayah, aku akan mengantar Archi kerja saja," ucap Agust pasrah.
"E....kamu nggak boleh kemana-mana. Antar Archi sampai luar saja, habis itu kamu kembali ke dalam," titah ayah.
"Baik..." jawab Agust anak berbakti.
Archi dan Agust berjalan bersama keluar rumah,
"Aku aneh kamu mau bekerja kenapa nggak boleh, ya?" tanya Archi.
"Aku juga nggak ngerti. Aku kan mau bertanggung jawab juga untuk keluargaku,"
"Kok lucu ya denger dia bilang keluargaku. Dia orang yang bertanggung jawab juga, dan menganggap pernikahan ini serius, bukan cuman untuk kepentingan pribadi dia," Archi senyam senyum sendiri.
"Apa ada yang lucu?" Tanya Agust merasa aneh melihat Archi.
"Nggak kok, nggak ada." Jawab Archi mengibaskan tangannya di hadapan mukanya.
"Kan jadi salting," kekeh Archi dalam hati.
"Ya sudah. Aku berangkat kerja dulu ya!" Archi meraih tangan Agust dan mencium tangannya yang putih dan kekar.
Biar makin kenceng halunya, ta spill tangan berurat ayang yoongi yang seksiih 😹
Agust tertegun dengan wajah memerah ketika bibir Archi di punggung tangannya. Perasaan bangga dan haru yang bersatu dan belum pernah dia rasakan sebelumnya memenuhi hatinya.
Archi melepaskan tangan Agust, "Kenapa kamu begitu?" tanyanya melihat Agust yang tertegun.
"Nggak...nggak kenapa," Agust menggeleng cepat.
"Aku jadi dag dig dug gini ya. Jadi salting," gumamnya memegang dadanya.
Archi pun berangkat kerja dan Agust kembali ke dalam rumah. Di ruang keluarga Ayah sudah tidak ada, dia ke kamarnya untuk berganti baju kerja.
"Andai aku boleh bekerja," pikirnya berjalan menuju ke lantai atas.
Waktu menunjukkan pukul 8 malam ketika Archi sampai di rumah. Setelah menengok ke dapur untuk melihat makan malam yang sudah disediakan ibunya, Archi menuju ke kamarnya.
"Pasti dia juga belum makan," gumam Archi sambil menaiki tangga.
Sesampainya ke kamar, betapa terkejutnya dia karena tidak menemukan Agust di dalam kamar.
"Kemana dia?" tanya Archi. "Itu baju yang dipakai Agust tadi pagi," katanya melihat baju dan celana yang tergeletak di lantai.
"Meong..." Kepala kucing itu nongol dari bawah kasur,
"Eh...Agust?" Archi terkejut lalu menutup pintu kamarnya dan menghampiri kucing putih itu. "Kok kamu berubah jadi kucing lagi?" tanya Archi menaiki kucing putih ke atas kasur.
"Meong..."
"Haduuuh percuma aku nanya kamu jawabnya meong meong doang," keluh Archi merasa bodoh sendiri.
"Ya aku kan kucing mana bisa berbicara manusia," batin Agust sambil menurunkan kelopak mata dan bibirnya, kesal 😒.
"Kita harus bagaimana dong? Kalau orang rumah nanya kamu kemana, bagaimana?" Archi pun jadi bingung.
"Meoong..."
"Ya sudah, kita tunggu sampai besok pagi. Mudah-mudahan besok pagi kamu sudah bisa berubah lagi," ujar Archi.
"Kamu pasti belum makan ya?" tanya Archi. "Aku akan ambil makanan di dapur. Kebetulan hari ini ibu masak ikan bakar. Tunggu, ya!" Archi pergi ke dapur dan memgambil dua piring nasi dan lauk.
Ketika Archi hendak naik tangga, tiba-tiba....
"Kalian makannya di kamar?" tanya ayah datang dari ruang tamu. Sepertinya ayah baru saja pulang bekerja. Dia masih mengenakan kemeja, dasi, dan menenteng tas kerja slempang berbahan kulit di tangannya.
"Eu...iya Ayah." jawab Archi tiba-tiba merasa gugup.
"Kenapa nggak di ruang makan aja? Kita kan bisa makan bersama," sarannya.
"Agust lagi kurang enak badan, Yah," kelit Archi, berbohong.
"Benarkah? Ayah akan coba memeriksanya," kata ayah menawarkan diri. Ayah Archi adalah seorang Profesor Ahli Kimia.
Ayah bersiap melangkah ke anak tangga pertama.
"Eu.." Archi gelagapan, sangat takut ayahnya akan tahu tentang Agust yang menghilang dan lebih tepatnya berubah jadi kucing.
"Ayah...sudah pulang?" Kebetulan Ibu datang dari arah kamarnya. "Ayah, bisa tolong bantu ibu dulu nggak, yah?" tanya Ibu.
"Oh...baiklah," jawab ayah mengurungkan niatnya naik lebih jauh dan kembali turun ke bawah. "Ayah akan memeriksa Agust nanti,"
"Nggak perlu, Yah. Habis makan, Agust akan minum obat dan tidur saja. Biar dia istirahat dulu," sergah Archi segera.
"Ya sudah kalau begitu," jawab Ayah berjalan bersama Ibu ke kamar mereka.
"Hufh...." Archi bernapas lega dan bergegas ke kamarnya. "Hampir saja," pikirnya.
Di dalam kamar,
"Ini makanannya," kata Archi menaruh nampan makanannya di atas karpet.
Agust nyeruduk ke piring, "Heh...sebentar! Aku aduk nasi dulu," kata Archi menyentuh kepala Agust lalu ia menyatukan nasi dan ikan bakarnya jadi satu. Agust duduk manis menunggu makanannya selesai diaduk.
"Kamu tahu tadi hampir aja kita ketahuan sama Ayah," cerita Archi. "Ayah tadinya mau memeriksa kamu, untung ada Ibu manggil ayah jadi kita selamat," lanjut Archi.
"Meoong...." tanggap Agust. Archi tersenyum seraya memandangnya.
"Makanlah..." suruh Archi lalu mengambil piring nasi miliknya dan memakannya berbarengan dengan Agust.
Selepas makan dan merapihkan bekas makannya Archi dan Agust naik ke atas tempat tidur.
"Untuk berjaga-jaga kamu harus tidur menggunakan selimut," usul Archi menutupi tubuh kucing putih dengan selimut. Archi takut kejadian waktu Agust terbangun tanpa busana terulang lagi.
Hari semakin larut, Archi belum juga bisa tidur. Dia merasa gelisah bila Agust benar-benar tidak bisa berubah lagi jadi manusia. Apa yang harus dia katakan kepada keluarganya mengenai sosok manusia Agust yang tiba-tiba menghilang dari rumah?
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Min_Vivi
ayangkuu 😍😍
2024-02-11
1