"Aku nggak akan kaya gitu," sahut Agust merangkul lengan Archi dan memutar tubuh Archi menghadap kepadanya. "Selesai akad nanti kita buat perjanjian, kalau aku meninggalkanmu setelah menikah kamu bisa menuntut aku,"
Archi mengangkat kepalanya untuk menatap wajah Agust yang sedang berbicara. Archi bisa melihat keseriusan dari sorot mata Agust.
"Aku berjanji kepadamu Archi, aku nggak akan meninggalkan kamu apapun yang terjadi," Tambah Agust tersenyum simpul memandang Archi.
"Kamu pegang janjimu ya!" tegas Archi
"Iya!" Mereka saling mengaitkan jari kelingking mereka.
"Satu hal yang perlu kamu tahu, aku nggak main-main dengan pernikahan ini. Aku sangat berterima kasih kepadamu sudah mau menerimaku walau kamu nggak mengenal aku," sambung Agust.
Setelah itu, dengan keyakinan Archi kembali ke kamarnya. Di waktu yang telah ditentukan Penghulu datang untuk menikahkan Archi dan Agust. Penghulu yang juga merupakan Kepala KUA itu adalah salah satu sahabat Ayah. Jangan tanya seberapa banyak orang penting teman ayah. Karena Ayah juga adalah seorang ahli kimia yang cukup dikenal di negara ini.
Penghulu tengah memberikan wejangan yang diselingi gurauan yang membuat hadirin tertawa sebelum ijab qabul di mulai. Dan fotografer yang dibayar untuk mengabadikan setiap momen hari itu merekam di spot terbaik tidak jauh dari meja mereka.
Archi menunduk di bawah kerudung putih yang disandingkan di atas kepalanya dan Agust. Ia menoleh dan melihat raut serius dan tegang dari wajah Agust.
"Apakah ini sebuah mimpi?" innernya. "Aku berada di sini dengan pria ini dan akan mengikat janji suci kepada Allah," tambahnya.
"Jangan tegang, ya. Rileks aja!" gurau penghulu itu sebelum dibacakannya ijab dan qabul.
Untuk wali nikah Archi karena sudah ada ikrar dan bahkan hitam di atas putih bahwa Ayah kandung Archi menyerahkan hak perwaliannya kepada Ayah sambungnya jadi yang akan menjadi wali nikah Archi adalah Ayahnya kini.
Ayah membacakan ikrar Ijab dengan lancar yang disambut pembacaan qabul yang keluar dari mulut Agust dengan lugas, lantang dan pasti.
"Saya terima nikah dan Kawinnya Archila Binti Yogi Pramono dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" dengan satu helaan napas Agust berhasil mengucapkan ikrar qabulnya dengan yakin.
"Bagaimana syah?" tanya Penghulu.
"Syah...!" jawab kedua saksi dan para hadirin sekalian. Yang kemudian di sambut riuh tepukan tangan dan sorakan saudara Archi.
Ini terasa aneh bagi Archi, karena dia bisa merasakan hatinya terenyuh dan terharu saat Agust mengucapkan janji sucinya. Dia yang tidak pernah memikirkan untuk menikah cepat, tiba-tiba berada di posisi ini dengan seorang pria yang bahkan belum di kenalinya.
Ini lebih dari sekedar pernikahan karena taaruf. Bisa jadi ini sangat cocok dengan kiasan seperti menikahi kucing dalam karung. Walau Agust tidak di dalam karung tetapi dengan jelas dia adalah kucing yang tidak kenal masa lalunya.
Ketika ijab dan qabul selesai dibacakan, acara dilanjutkan dengan sungkeman kepada Ayah, Ibu dan juga Kakek, Nenek Archi.
Archi dan Agust bersimpuh di lutut Ayah dan Ibu yang duduk di atas bangku. Archi tidak dapat membendung airmatanya tatkala meminta restu kepada ayah dan ibunya. Begitupun ibu yang ikut menangis.
Agust memeluk Archi yang masih menangis saat selesai permintaan doa restu kepada kedua orang tuanya.
Setelah acara akad dan sungkeman, ternyata meski tanpa undangan para tetangga yang mengetahui kabar pernikahan Archi berdatangan untuk memberi selamat kepada kedua mempelai.
Rata-rata dari mereka begitu spontan memuji mempelai pria yang tampan dan Archi yang terlihat manglingi dengan riasannya. Mereka tergambar sebagai pasangan yang cocok satu sama lain.
Setelah hari pernikahan yang panjang, malam pun tiba. Para tamu pulang ke rumah masing-masing. Setelah merapihkan lantai bawah, Archi dan yang lainnya masuk ke kamar masing-masing.
Di kamar Archi....
Agust sudah mengganti kemeja dan jasnya dengan kaos yang dibelikan ayah Archi. Dan mengganti celana panjang bahan dengan training berwarna hitam.
"Walau kita menikah, aku nggak mau seranjang sama kamu!" peringati Archi yang masih memakai kebayanya. Hanya riasan kepalanya yang sudah dia copot.
"Terus aku tidur dimana? Di kamar ini saja nggak ada sofa. Masa aku tidur di lantai? Kan dingin!" wajahnya meringis.
"Ya Kamu tidur di kamar Kenji lagi," ketus Archi.
"Ya sudah kalau gitu." Sangat menurut Agust membawa bantalnya keluar dari kamar Archi dan pergi ke kamar Kenji. Agust benar-benar merasa lelah di dua hari ini. Tujuan utamanya kali ini hanya bisa rebahan dan menutup matanya untuk tidur.
"Ka Agust..., bacakan cerita untukku ya," pinta Kenji yang sudah berada di dalam selimutnya.
"Oke...," Agust mengambil buka cerita dongeng di rak meja belajar Kenji.
"Aku mau kisah kucing dan rubah ka," pinta Kenji
"Baiklah...," dengan wajah mengantuk dan lelah Agust berjalan lesu ke atas tempat tidur.
Agust duduk di tepi tempat tidur dan membacakan dongeng untuk Kenji.
Di sela membaca...
".....Makanya, Pak Segi membuangku ke tengah hutan ini. cerita Mimio memelas. Fofo jadi iba pada sahabatnya itu," kisah Agust dari membaca buku yang dia pegang.
"Mereka bersahabat baik, seperti kita ya ka. Aku Mimio si kucing dan kakak Fifo si rubah," sela Kenji.
Agust menyunggingkan senyum, "Harusnya aku yang kucing, karena aku ini adalah kucing," gumam Agust. "Entah aku yang terjebak dalam tubuh kucing, atau kucing yang terjebak dalam tubuh manusia,"
Belum selesai Agust membacakan cerita, Kenji sudah tertidur dengan lelapnya. Agust menutup buku ceritanya dan merebahkan badan di sebelah Kenji dengan berbantalkan kedua tangannya yang terlipat diatas bantal. Matanya memandang hampa langit-langit,
"Sebenarnya aku ini apa?" gumamnya. "Kucing jadi-jadian? Atau manusia? Kenapa aku nggak bisa mengingat masa laluku,"
Ckleeek, pintu kamar terbuka.
"Loh?" tiba-tiba ayah memasuki kamar Kenji. Awalnya ayah hanya ingin mengecek apakah Kenji sudah tidur atau belum. Namun dia dikejutkan dengan keberadaan Agust di sana.
"Ngapain kamu di sini?" Tanya Ayah berjalan mendekati tempat tidur Kenji.
"Aku menemani Kenji sampai tertidur, om," kilah Agust, duduk di tepi tempat tidur.
"Oh ya sudah, Kenji kan sudah tidur, kembali ke kamarmu sana!" perintah ayah.
"Baik...," berjalan kikuk melewati ayah.
"Hey..., jangan panggil om! panggil ayah saja." pinta ayah.
"Baik om...eh, ayah." jawab Agust lalu keluar dari kamar Kenji.
Sementara di kamar Archi....
Archi sedang mengganti kebayanya dengan pakaian untuk tidur saat Agust membuka pintunya dari luar.
"Aaaa...!" jerit Archi terkejut sambil menutupi tubuh atasnya yang hanya menggunakan bra dengan piyama tidur.
Wajah Agust bersemu merah melihat Archi.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
YouTube: hofi_03
aku gk di bawa ke KUA jg tah ceng 😭 aku jg pengen nikah lagi sama koceng ganteng tapi 🤣
2023-10-15
1
canvie
nikah sama siluman kucing, tapi kalo modelan agust D ya gassss🥲
2023-06-30
1