18. Tatapan Aneh

Hari Minggu itu berlalu begitu lambat. Archi menghabiskan harinya di kamar. Sementara Agust memenuhi janjinya kepada Kenji untuk mengajaknya bermain basket di halaman depan rumahnya.

"Wah... Kakak hebat main basket!" sorak Kenji setelah melihat Agust melakukan slam dunk ke ring basket.

"Benarkah?" tanya Agust merendah seraya memutar-mutar bola basket di jari telunjuknya.

"Kakak dulu pasti sering main basket ya?" tanya Kenji.

Agust menangkap bolanya dan memasang wajah berpikir, "aku dulu sering main basket?" gumamnya.

"Eehhh...lagi main basket, ya. Aku juga dong mau main basket!" seru Archi keluar dari dalam rumah mendekati Agust.

"Sini ka Main bareng kami!" ajak Kenji riang. Berbeda dengan raut Agust yang langsung berubah malu. Wajahnya merah dan tertunduk, tidak berani untuk menatap Archi.

"Kenji..., kakak sakit perut. Kakak ke kamar mandi dulu ya," pamit Agust buru-buru masuk ke dalam rumah.

"Agust...!" panggil Archi. "Aku keluar dia malah ke dalam," gerutu Archi mengambil dan men-dribble bola basket layaknya pro player.

"One shoot!" Serunya melompat dan melempar bola ke ring dengan percaya diri namun berakhir gagal.

"Huuuu....kakak payah!" ejek Kenji mengacungkan jari jempol ke bawah.

"Belum...itu baru pemanasan," kelitnya kembali mengambil bola basketnya. Saat dia bersiap melompat seseorang mengangkat bobot tubuhnya dari belakang dan membuat Archi terkejut dengan tangan kekar melingkar di pinggangnya.

"Eee...lepasin tolong!" jerit Archi yang sudah berada di udara ketakutan. Degupan jantungnya berpacu lebih cepat.

Dia belum tahu siapakah orang yang mengangkat tubuhnya dari belakang itu. Yang cukup pasti dia adalah seorang pria kuat karena dengan mudahnya dia bisa mengangkat tubuh kecil Archi hanya menggunakan satu lengan saja bagai menggendong anak balita.

"Ayo lempar bolanya!" suruh suara pria yang mengangkat tubuhnya itu terdengar tidak asing di telinga.

"Hahaha... Ka Jeremy bantu kaka shoot bola!" kelakar Kenji terbahak.

"Jeremy?" batin Archi berubah resah.

"Ka Jeremy tolong turunin aku!" pintanya.

"Ya udah lempar dulu bolanya!" suruhnya. Mau tidak mau Archi melemparkan bola di tangannya ke ring. Namun karena tangannya yang gemetar lemparan itu pun gagal masuk ring.

"Ah...kak Archi memang payah Kak Jeremy!" ejek Kenji lagi.

"Jeremy...!" teriak Kakak sudah di teras depan rumah mamasang wajah marahnya. Dia berjalan menghentak-hentak kaki mendekati Jeremy. Jeremy menurunkan Archi ke bawah.

"Ngapain kamu ngangkat-ngangkat Archi!" murka nya memukuli Jeremy dengan sling bagnya.

"Aduuuh....sakit Levi!" Jeremy memasang tangan sebagai prisai di dadanya. "Aku cuman bantu Archi masukin bola ke ring kok Levi," jawab Jeremy dengan mudahnya seolah tanpa dosa.

"Kamu aja nggak pernah ngangkat-ngangkat aku!" omelnya.

"Jadi kamu mau aku angkat juga?" tanya Jeremy.

"Iya bukan gitu!" gusar Kakak melipat tangan di atas perut dan berdiri menyampingi Jeremy.

"Iya deh Levi...maafkan aku!" bujuk Jeremy memegang lengan Kakak yang merajuk. Tetapi Archi menangkap keanehan, dia melihat tatapan Jeremy mengarah kepadanya bukan kepada pacarnya yang sedang merajuk.

"Kenapa dia menatapku?" tanya Archi bingung sekaligus merinding. "Dia bertengkar dengan kakak tetapi yang dia tatap diriku?" pikirnya membalikkan badan.

"Kenji..., ayo masuk ke dalam!" ajak Archi mengulurkan tangannya untuk digandeng adik kecilnya.

"Kita jadi jalan nggak?" tanya Jeremy dengan suara bermanja. Matanya beralih menatap kakak saat Archi telah hilang di balik pintu.

"Ayo..., tapi jangan kamu ulang lagi ya. Dekat-dekat dengan Archi!" peringati Kakak.

"Memang kenapa sih Levi? Archi kan adik kamu, masa kamu cemburu sama adik sendiri?" tanya Jeremy.

"Cemburulah, walau dia adikku dia tetap saja wanita lain buat kamu. Lagian dia itu kan sudah punya suami nggak pantas disentuh-sentuh pria lain,"

"Iya deh...maafkan aku. Udah ya jangan marah lagi," bujuk Jeremy mencubit gemas pipi kakak dan berhasil membuat kakak tersenyum dan tersipu dengan sikap sok cute Jeremy.

Sementara kembali ke dalam rumah, Archi menyusul Agust yang pergi ke kamar mereka. Agust terlihat sibuk mencari sesuatu di depan lemari baju,

"Kamu nyari apa?" tanya Archi mengulur wajahnya ke depan wajah Agust.

"Nggak..., aku nggak nyari apa-apa," jawabnya tampak gugup. Dengan cepat dia menarik kaos dan celana training dari dalam lemari. "Ini sudah ketemu!" jawabnya berbalik tanpa mau melihat wajah Archi lalu berjalan menuju pintu.

"Hey Agust...., kamu kenapa sih?" tanya Archi namun tidak mendapat respon dari Agust yang sudah membuka pintu dan pergi keluar kamar.

"Dia itu sebenarnya kenapa sih?" gumam Archi mencoba berpikir apa yang sebenarnya membuat Agust bersikap aneh. "Apa dia ngambek sama aku, gara-gara aku nggak mau jawab soal Pangeran Kodok?"

"Masa kaya gitu doang dia ngambek? Tau akh pusing aku...!"

...****************...

Hari pun berganti, Hari yang lebih menyebalkan dari semua hari tiba. Hari Senin, saat semua aktifitas kembali di mulai. Tak terkecuali Archi yang harus kembali bekerja. Kesibukannya di pagi hari menyiapkan keperluan kerjanya membuat dirinya lupa dengan tingkah Agust kemarin. Tanpa memberatkan hal itu dia berangkat ke kantor.

"Aduuuh...!" terdengar ibu mengaduh dari arah dapur. Agust yang kebetulan lewat bergegas menuju dapur dan melihat apa yang terjadi kepada ibu mertuanya.

"Ibu Mertua ada apa?" tanya Agust terlihat khawatir.

Ibu menyeret satu kakinya dan membawanya untuk duduk di kursi.

"Nggak apa-apa Agust. Hanya biasa penyakit orang tua muncul," jawab Ibu duduk bersandar di kursi.

"Kram ya bu?" tanya Agust perhatian.

"Iya, tetapi nggak apa-apa nanti juga mendingan kok,"

Agust melihat dapur yang berantakan dan bahan makanan yang belum sempat ibu olah.

"Semua bahan ini untuk makan siang dan malam kan bu?" tanya Agust sambil mengambilkan minyak angin yang biasa Ibu pakai lalu memberikannya kepada Ibu.

"Iya, bila sempat akan ibu masakan. Kalau nggak, mau nggak mau kita pesan delivery food aja," jawab Ibu membalur kakinya dengan minyak angin.

"Gimana kalau aku yang masak aja bu?" usul Agust terdengar mencengangkan bagi Ibu.

Ibu tertawa geli, "Kamu mau masak Agust?" tanya Ibu nggak habis pikir. "Nggak perlu memaksakan diri, santai saja. Kita bisa pesan online untuk makan," keukeuh ibu bersikeras.

"Sudah bu, biar aku coba dulu ya!" pinta Agust. Ibu terdiam menatap ragu kearah Agust yang memasang puppy eyes.

Ibu menarik dan membuang napas cepat, "Baiklah. Kamu boleh mencobanya," jawab Ibu pasrah. "Ibu di sini untuk membimbing kamu,"

"Jangan cemas bu!" Agust tersenyum dan mulai mengambil pisau untuk menyiangi sayuran.

"Dia bisa membetulkan pipa waktu itu. Mungkin dia juga bisa memasak," pikirnya mencoba percaya kepada Agust.

Ibu memperhatikan Agust yang terlihat luwes mempersiapkan bahan masakan. Dengan cekatan dia tahu apa yang harus dia lakukan meski tanpa arahan ibu.

"Sepertinya sebelum kamu hilang ingatan, kamu pandai memasak ya Agust?" terka Ibu. "Kamu terlihat nggak kaku dengan semua bahan makanan ini," simpul Ibu.

"Benarkah Bu, aku hanya bergerak sesuai dengan intuisiku," jawab Agust.

"Itu keren. Alam bawah sadar dari sisa ingatanmu yang melakukannya. Ibu sering dengar soal itu pada orang yang amnesia."

"Bermain basket dan memasak, aku memiliki dua keahlian itu. Itu sedikit menunjukkan kalau dulu aku adalah manusia, bukan sepenuhnya kucing," pikir Agust.

"Karena kalau kucing, apa mungkin bisa memiliki keahlian bermain basket dan memasak?" sambungnya.

"Lagi mikirin apa?" tanya Ibu yang melihat Agust melamun sambil mencuci sayuran.

"Oh...nggak kok bu. Apa Archi bisa memasak Bu?" tanya Agust.

"Ibu yang nggak akan membiarkan dia berada di dapur untuk memasak. Dapur ibu bisa hancur atau bisa jadi rumah ini akan terbakar karena dia memasak," Agust tertawa kecil mendengar cerita Ibu.

"Aku pikir dia bisa memasak karena Ibu suka menyuruhnya membantu Ibu di dapur,"

"Ibu hanya menyuruhnya mencuci sayuran dan hal kecil lainnya. Kalau memegang pisau atau kompor sebaiknya jangan. Itu yang membuat Ibu nggak setuju saat dia bilang mau ngontrak rumah sama kamu,"

"Oh jadi itu juga alasannya mereka nggak mengizinkan kami ngontrak." batin Agust.

"Beruntungnya Archi memiliki keluarga yang sangat peduli dan perhatian kepadanya. Aku juga beruntung memiliki mertua baik dan mau menerimaku yang nggak jelas asal usulnya ini," tambahnya lagi jadi merasa terharu.

"Tetapi melihat kamu bisa memasak Ibu sedikit lega," kata hati ibu kini yang berbicara.

"Anak ceroboh itu akan ada yang mengurusi makanannya bila Ibu nggak ada," pikir Ibu dengan mata berbinar menatap menantunya yang sedang menumis sesuatu di atas kompor.

...****************...

Episodes
1 Kucing Imut
2 Siapa Kamu?
3 Teman Sekamar
4 Ternoda
5 Kutukan
6 6. Ibuku Sayang
7 7. Keraguan
8 8. Sah
9 9. Malam Pertama
10 10. Nyaris Ketahuan
11 11. Awal Pencarian
12 12. Ibu Mertua
13 13. Petunjuk
14 14. Pria Lain
15 15. Long Weekend
16 16. Mencurigakan
17 17. Pangeran Kodok
18 18. Tatapan Aneh
19 19. Suasana Romantis
20 20. 1st K1ss Archi
21 21. AGUST D
22 22. Jebakan
23 23. Amygdala
24 24. Anak Kucing
25 25. Stoob it!
26 26. Jodoh Pilihan Ayah
27 27. Cemburu
28 28. Badai
29 29. di Hotel
30 30. Tragedi Lift
31 31. Foto Mengancam
32 32. Ulang Tahun
33 33. Hadiah Berharga
34 34. Beach
35 35. Kakek
36 36. Kakak
37 37. Rest Area
38 38. Tambang Uang
39 39. Dipermalukan
40 40. Dingin!
41 41. Buah Tangan
42 42. Kejutan
43 43. Daechwita
44 44. Berhenti Kerja
45 45. Cemburu
46 46. Seven
47 47. DiSogok
48 48. Pizza Hit
49 49. Pengakuan
50 50. Bertengkar
51 51. Feeling Bad
52 52. Berharap
53 53. Tempat dihati
54 54. Izin Cuti
55 55. Harapan Hampa
56 56. Pagi-Pagi
57 57. Air mata Archi
58 58. Rahasia Ridwan
59 59. Menciut
60 60. Berubah
61 61. Kencan Pertama
62 62. Daebak
63 63. Kakak vs Irene
64 64. Tenggelam
65 65. Melewati Krisis
66 66. Di buang sayang
67 67. Kena Batunya
68 68. Preman
69 69. Deal!!!!
70 70. Demo Masak
71 71. Baby Ridwan
72 72. Emosi Archi
73 73. Bunga Tidur
74 74. Begitu Nyata
75 75. Ada Apa?
76 76. Khilaf Selingkuh
77 77. Dijebak bercintah
78 78. Sosis dalam Roti
79 79. Hancurnya Pernikahan
80 80. The End
81 81. Melting Romantis
82 82. Nafsu Jeremy
83 83. Filosofi Tulang Rusuk
84 84. Ridwan vs Jeremy
85 85. Digoyang
86 86. Vs Irene
87 87. Ya Dong
88 88. Mimpi hiyah Iya
89 89. Kucing Kawin
90 90. Soju
91 91. Gairah Memanas
92 92. Tatapan Dingin
93 93. Akhir Keputusan
94 94. Nasib Kita
95 95. Mimpi Buruk
96 96. Hampa
97 97. Tak Bisa Kembali
98 98. Tersadar
99 99. Life Must Go On
100 100. Talak Tilu
101 101. One O One
102 102. Orang Penting
103 103. Tekad Membara
104 104. Ngeri
105 105. ID Card
106 106. Tersudut
107 107. Yeppeo
108 108. Dasar Kucing!!!
109 109. Misteri Kucing
110 110. Mengandung....
111 111. Suara Asing
112 112. Dalam Bahaya
113 113. Todongan Pistol
114 114. Pasca Kejadian
115 115. 7 Kembaran
116 116. Penjenguk Misterius
117 117. Jiwa yang Bersedih
118 118. Skenario Licik
119 119. Berubah Pikiran
120 120. Kemungkinan
121 121. Saksi Palsu
122 122. Bintang Lima
123 123. Kembali Bekerja
124 124. CLBK
125 CAT - 125
126 CAT - 126
127 CAT - 127
128 CAT - 128
129 CAT - 129
130 CAT - 130
131 CAT - 131
132 CAT - 132
133 CAT - 133
134 CAT - 134
135 CAT - 135
136 CAT - 136
137 CAT - 137
138 CAT - 138 (revisi)
139 CAT - 139
140 Cat - 140
141 CAT 141
142 CAT - 142
143 CAT 143
144 CAT 144
145 CAT 145
146 CAT 146
147 CAT 147
148 CAT 148
149 CAT 149
150 CAT 150
151 CAT 151
152 CAT 152
153 CAT 153
154 CAT 154
155 CAT 155
156 CAT 156
157 CAT 157
158 CAT 158
159 CAT 159
160 CAT 160
161 CAT 161
162 Part 162
163 CAT 163
164 CAT 164
165 CAT 165
166 CAT 166
167 CAT 167
168 CAT 168
169 CAT 169
170 CAT 170
171 CAT 171
172 CAT 172
173 CAT 173
174 CAT 174
175 CAT 175
176 CAT 176
177 CAT 177
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Kucing Imut
2
Siapa Kamu?
3
Teman Sekamar
4
Ternoda
5
Kutukan
6
6. Ibuku Sayang
7
7. Keraguan
8
8. Sah
9
9. Malam Pertama
10
10. Nyaris Ketahuan
11
11. Awal Pencarian
12
12. Ibu Mertua
13
13. Petunjuk
14
14. Pria Lain
15
15. Long Weekend
16
16. Mencurigakan
17
17. Pangeran Kodok
18
18. Tatapan Aneh
19
19. Suasana Romantis
20
20. 1st K1ss Archi
21
21. AGUST D
22
22. Jebakan
23
23. Amygdala
24
24. Anak Kucing
25
25. Stoob it!
26
26. Jodoh Pilihan Ayah
27
27. Cemburu
28
28. Badai
29
29. di Hotel
30
30. Tragedi Lift
31
31. Foto Mengancam
32
32. Ulang Tahun
33
33. Hadiah Berharga
34
34. Beach
35
35. Kakek
36
36. Kakak
37
37. Rest Area
38
38. Tambang Uang
39
39. Dipermalukan
40
40. Dingin!
41
41. Buah Tangan
42
42. Kejutan
43
43. Daechwita
44
44. Berhenti Kerja
45
45. Cemburu
46
46. Seven
47
47. DiSogok
48
48. Pizza Hit
49
49. Pengakuan
50
50. Bertengkar
51
51. Feeling Bad
52
52. Berharap
53
53. Tempat dihati
54
54. Izin Cuti
55
55. Harapan Hampa
56
56. Pagi-Pagi
57
57. Air mata Archi
58
58. Rahasia Ridwan
59
59. Menciut
60
60. Berubah
61
61. Kencan Pertama
62
62. Daebak
63
63. Kakak vs Irene
64
64. Tenggelam
65
65. Melewati Krisis
66
66. Di buang sayang
67
67. Kena Batunya
68
68. Preman
69
69. Deal!!!!
70
70. Demo Masak
71
71. Baby Ridwan
72
72. Emosi Archi
73
73. Bunga Tidur
74
74. Begitu Nyata
75
75. Ada Apa?
76
76. Khilaf Selingkuh
77
77. Dijebak bercintah
78
78. Sosis dalam Roti
79
79. Hancurnya Pernikahan
80
80. The End
81
81. Melting Romantis
82
82. Nafsu Jeremy
83
83. Filosofi Tulang Rusuk
84
84. Ridwan vs Jeremy
85
85. Digoyang
86
86. Vs Irene
87
87. Ya Dong
88
88. Mimpi hiyah Iya
89
89. Kucing Kawin
90
90. Soju
91
91. Gairah Memanas
92
92. Tatapan Dingin
93
93. Akhir Keputusan
94
94. Nasib Kita
95
95. Mimpi Buruk
96
96. Hampa
97
97. Tak Bisa Kembali
98
98. Tersadar
99
99. Life Must Go On
100
100. Talak Tilu
101
101. One O One
102
102. Orang Penting
103
103. Tekad Membara
104
104. Ngeri
105
105. ID Card
106
106. Tersudut
107
107. Yeppeo
108
108. Dasar Kucing!!!
109
109. Misteri Kucing
110
110. Mengandung....
111
111. Suara Asing
112
112. Dalam Bahaya
113
113. Todongan Pistol
114
114. Pasca Kejadian
115
115. 7 Kembaran
116
116. Penjenguk Misterius
117
117. Jiwa yang Bersedih
118
118. Skenario Licik
119
119. Berubah Pikiran
120
120. Kemungkinan
121
121. Saksi Palsu
122
122. Bintang Lima
123
123. Kembali Bekerja
124
124. CLBK
125
CAT - 125
126
CAT - 126
127
CAT - 127
128
CAT - 128
129
CAT - 129
130
CAT - 130
131
CAT - 131
132
CAT - 132
133
CAT - 133
134
CAT - 134
135
CAT - 135
136
CAT - 136
137
CAT - 137
138
CAT - 138 (revisi)
139
CAT - 139
140
Cat - 140
141
CAT 141
142
CAT - 142
143
CAT 143
144
CAT 144
145
CAT 145
146
CAT 146
147
CAT 147
148
CAT 148
149
CAT 149
150
CAT 150
151
CAT 151
152
CAT 152
153
CAT 153
154
CAT 154
155
CAT 155
156
CAT 156
157
CAT 157
158
CAT 158
159
CAT 159
160
CAT 160
161
CAT 161
162
Part 162
163
CAT 163
164
CAT 164
165
CAT 165
166
CAT 166
167
CAT 167
168
CAT 168
169
CAT 169
170
CAT 170
171
CAT 171
172
CAT 172
173
CAT 173
174
CAT 174
175
CAT 175
176
CAT 176
177
CAT 177

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!