20 - Lunar Orchis

...'Di saat kecantikan membuat semua orang terpesona, hanya dia yang sama sekali tidak merasakan apa-apa.'...

...*****...

Lunar Orchis,

"Kita benar-benar datang ke tempat ini?" Sofia tersenyum pahit dan beberapa kali menelan ludah. Dia saat ini sedang ada di lantai kedua dalam bangunan Lunar Orchis dan melihat orang-orang bertubuh besar yang duduk di bangku sebelahnya.

Sofia menahan napas dan kembali menelan ludah. Dia mengusap lehernya karena merasa gugup dan kemudian berguman, "Rasanya kita ini seperti liliput di antara para raksasa. A-aku benar, kan?"

Ucapan Sofia tidak diperhatikan oleh kedua teman yang duduk di sampingnya. Natur yang baru pertama kali menghadiri pelelangan terlihat sangat antusias. Remaja itu sampai bangun dan berjalan ke arah langkan untuk melihat panggung yang ada di lantai dasar, namun berada tengah-tengah bangunan ini.

"Keren..!" ada banyak sekali orang yang datang. Ruangan ini pun sangat besar dengan nuansa biru langit dan keemasan. Begitu mewah dan sama sekali berbeda dengan ruangan depan yang dia lalui sebelumnya.

Lunar Orchis memang terlihat seperti bangunan tua yang biasa-biasa saja jika dilihat dari depan. Warna merah tua pada bangunan itu pun sangat tidak menarik dan bagian dalamnya penuh dengan barang-barang aneh, terlihat sesak dan lebih mirip seperti tukang penyihir yang menjual rongsokan.

Dengan tampilan yang seperti itu, Natur sama sekali tidak menyangka bahwa Lunar Orchis memiliki ruangan tengah yang sebesar dan semegah ini. Bahkan tampilan langit-langit yang berkubah di tengah ruangan ini terbuat dari marmer berhiaskan banyak sekali batu sihir.

"Satu batu sihir itu harganya sangat mahal. Level rendahnya pun dijual sepuluh keping emas. Ya ampun... Apa uang yang kubawa cukup untuk membeli ginseng air?" Natur berkedip beberapa kali. Dia berdecak kagum sebelum kembali ke tempat duduknya.

"Menghirup udara di tempat ini membuatku merasa menjadi sultan," Natur buka suara. Dia tersenyum dan berkata, "Bukankah ini aroma orang kaya? Aku bahkan tidak yakin bahwa istana Kerajaan Elmora memiliki kemewahan seperti ini."

Sofia mendengarnya dan menoleh. Dia kesal, tetapi nyalinya menciut untuk mencubit Natur karena terlalu banyak orang dan mereka seolah memiliki aura yang tidak biasa. Sofia pun hanya bisa menunduk sambil memegang tudungnya.

"A-Arslan..." Sofia memanggil Arslan yang duduk di sampingnya, namun pemuda setinggi 1,3 meter itu nampak menundukkan kepala dan seakan sedang menggumamkan sesuatu.

"Ada 50 orang penjaga di tempat ini. Sebanyak 40 orang yang berjaga di luar. Ada 10 pintu masuk. 1000 batu sihir di tengah ruangan. 500 di antaranya berada di level tinggi. Penyihir yang berjaga adalah mereka yang sangat ahli sihir pelumpuh dan kapasitas ruangan ini mencapai 5000 orang."

"Arslan, apa yang sedang kau gumamkan?" Sofia bersuara pelan, namun sosok di dekatnya sama sekali tidak mendengar.

Arslan menggerak-gerakkan jarinya seolah sedang menghitung, "Semua orang di ruangan ini adalah mereka yang mempunyai banyak uang. Jajaran tempat duduk di lantai satu... Setidaknya ada pedagang kaya di bawah sana. Di lantai dua adalah mereka yang sangat percaya diri dengan uangnya dan ada tamu khusus di dalam ruangan rahasia di tempat ini."

"Waktuku hanya 5 menit. 1000 batu sihir di langit-langit itu harus dihancurkan. Tidak ada jalan keluar, maka hanya bisa lewat atap dan itu berarti harus menghancurkan kubahnya. Aku tidak memiliki sihir terbang, tapi...." Arslan menoleh menatap Natur kemudian mengangguk pelan.

"Arslan, hei?" Sofia melambaikan tangannya di depan pemuda pendek ini, tetapi Arslan sama sekali tidak menatapnya. "Kau ini kenapa sih?"

Arslan akhirnya menatap Sofia dan membuat Elf cantik itu tersentak. Sofia tegang karena ditatap begitu tiba-tiba. Dia pun bukan suara, "A-apa?"

"Sekarang tinggal bagaimana cara menyingkirkanmu,"

"Hah? Kau mau menyingkirkan aku?" Sofia menunjuk dirinya dan berkedip beberapa kali.

"Tsk, kau cerewet sekali."

"Ka-kau ini kenapa sih? Ada apa denganmu?" Sofia menggaruk kepalanya karena sama sekali tidak mengerti apa yang sedang Arslan bicarakan.

Sofia baru akan bicara kembali ketika terdengar bunyi gendang yang membuatnya kaget. Riuh para penonton menjadi pertanda bahwa pelelangan ini akan mulai dibuka.

Titik-titik cahaya muncul di tengah-tengah panggung dan kemudian memadat. Natur berdiri untuk menyaksikan hal memukau di matanya itu dan membuat Sofia terganggu. Gadis elf itu pun menarik lengan Natur dan menepuk agar remaja tersebut kembali duduk.

Suara musik terdengar dan titik-titik cahaya lain terbentuk di antara para tamu, bahkan termasuk di hadapan Arslan, Sofia, Natur dan An. Giant dari ras viridis itu hendak menyentuh titik cahaya di depannya, namun titik tersebut langsung terbang dan ikut berkumpul di tengah panggung.

Sofia dan Natur ikut terpukau. Mereka menyaksikan bagaimana titik-titik cahaya itu berputar dan sebagiannya memadat, mulai membentuk beberapa selendang dengan warna putih yang lembut.

Natur sampai tidak berkedip termasuk Sofia. Selendang yang melambai seiring alunan musik itu pun mulai menampakkan tangan halus dan lentik seorang gadis. Sosok makhluk hidup mulai tercipta dan seakan menarik semua mata untuk tertuju padanya.

Salah satu dari selendang yang melambai berubah warna menjadi biru yang lembut. Selendang yang kini berubah menjadi pakaian dan membalut tubuh sosok berparas cantik tersebut.

Sofia membuka mulutnya cukup lebar karena menyaksikan bagaimana indahnya subjek yang dia lihat sekarang. Wanita yang berdiri di atas panggung itu mempunyai rambut berwarna cokelat-kehitaman dengan mata yang indah, jembatan hidung menawan, dan bibir yang cantik.

Pakaian gadis itu sangat berani dengan hiasan di rambutnya. Sofia kembali kaget saat tahu bahwa sosok yang dilihatnya berasal dari ras manusia. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa makhluk yang berasal dari ras manusia dapat secantik ini.

Sofia memperhatikan dengan saksama subjek tersebut sebelum mulai membandingkan dengan penampilannya sekarang. Ekspresi wajahnya berubah cemberut saat dia menyentuh dadanya. Dia pun menyilangkan tangan dan mendengus sebelum akhirnya kembali duduk di dekat Arslan.

"Ada apa denganmu?" Arslan buka suara, dia bisa melihat ekspresi Sofia yang sama sekali tidak nampak baik.

"Tidak, ini hanya permasalahan pribadi." Sofia membuang muka. Dia pun berkedip dan kembali menatap pemuda bertubuh pendek di sampingnya.

Sofia berkata, "Menurutmu siapa yang lebih cantik? Aku atau wanita itu?"

Arslan menaikkan sebelah alisnya. Dia pun memandang ke lantai dasar dengan wajah yang tenang, dirinya pun berujar. "Aku rasa... Kecemburuanmu pada kecantikan wanita itu sudah menjadi jawabannya."

"Arslan," Sofia menggelembungkan pipinya. Dia menatap kesal pada pemuda bertubuh pendek di sampingnya ini sebelum menyilangkan tangan dan mendengus.

Sofia berkata, "Apa yang menarik dari gadis dengan pakaian terbuka? Apalagi jika dilihat banyak orang seperti itu. Memalukan,"

"Dia punya... Lekuk tubuh yang indah," Arslan berujar tenang dan membuat Sofia tercengang.

"Arslan, kau ini-"

"Dan sepertinya..." Arslan menyela, "Aku rasa selain untuk melihat barang-barang yang akan dilelang. Orang-orang juga datang untuk melihat gadis itu,"

"Arslan, tidak kusangka kau juga orang yang seperti mereka." Sofia menggeleng, "Dasar pendek, bau, dan mesum. Kau tidak tahu malu,"

"Memang apa salahku...?" Arslan menghela napas dan mengarahkan pandangan pada Natur. Dia melihat remaja itu masih berdiri dan terlihat begitu memperhatikan wanita yang sudah seperti primadona di tempat ini.

!!

Orang-orang menyerukan nama Helena dan bahkan ada yang sampai meneriakkan kata seperti, 'Aku mencintaimu', 'Menikah denganku', 'Lihat aku', dan 'Jadilah milikku'. Bahkan tidak sedikit yang mengatakan kata 'Sangat cantik' dan bahkan Natur sendiri pun mulai ikut-ikutan.

"Tunggu 3 Tahun lagi dan aku akan melamarmu, Nona!"

!!

Sofia dan Arslan terkejut dengan seruan Natur. Sosok yang berdiri di atas panggung itu juga sepertinya mendengar hal tersebut dan lantas menoleh. Dia tersenyum dan itu sontak saja membuat Natur menyentuh dadanya.

"Ada apa denganmu?" Sofia bertanya saat Natur berbalik dan menatap ke arahnya. Arslan pun nampak keheranan.

Dengan senyuman, Natur pun berkata. "Aku sudah menemukan calon istriku. Senyumannya memanahku tepat di tempat ini,"

Arslan menggeleng pelan, sementara Sofia berdecak beberapa kali. Natur pun duduk dan tidak pernah berhenti tersenyum. Dia bahkan mulai membayangkan masa depan dengan wanita yang baru pertama kali dilihatnya.

"Anak ini sudah mulai tidak waras," Sofia berbisik pada Arslan. Dia memperhatikan Natur dan merasa prihatin dengan teman barunya ini.

******

Terpopuler

Comments

y@y@

y@y@

⭐👍🏾🌟👍🏾⭐

2023-07-17

1

Uchy

Uchy

reaksi Arslan dan Natur tentang gadis panggung, bikin Sofia kebakaran jenggot, meskipun dagunya tak berjenggot.
wkwkwkwk 🤣🤪🤪🤪

2023-07-16

1

Uchy

Uchy

waaahhh Natur yang ahli memanah,,, terpanah asmara hanya dengan sekali senyuman gadis panggung.
wkwkwkwk 🤣🤣🤣

2023-07-16

1

lihat semua
Episodes
1 1 - Penghuni Dunia Tengah
2 2 - Seorang Elf
3 3 - Pedang Penakluk Naga
4 4 - Arslan
5 5 - Kepergian
6 6 - An dan Sofia
7 7 - Penyihir Hitam
8 8 - Penolong dari Utara
9 Bab 9 - Bertemu Kembali
10 10 - Membalas Kebaikan
11 11 - Sarang Hewan Pemakan Daging
12 12 - Bunga Lily Api
13 13 - Goblin
14 14 - Wilayah Perbatasan
15 15 - Kerajaan Elmora
16 16 - Kota Misella
17 17 - Istana Kerajaan Elmora
18 18 - Trian Shimmer Brown
19 19 - Rencana Sabotase
20 20 - Lunar Orchis
21 21 - Pelelangan
22 22 - Mengacaukan Lunar Orchis
23 23 - Pengejaran
24 24 - Kesatria Sihir
25 25 - Bantuan Musuh
26 26 - Istana Elmora
27 27 - Kesatria Sihir Kerajaan
28 28 - Keluarga Sofia
29 29 - Raja Gladius
30 30 - Bantuan
31 31 - Kesatria Matahari Emas
32 32 - Hal Tidak Terduga
33 33 - Keluarga Kerajaan
34 34 - Raja Nelius Sulla II
35 35 - Perencana Licik
36 36 - Perpisahan
37 37 - Meninggalkan Kerajaan Elmora
38 38 - Pertemuan
39 39 - Negosiasi
40 40 - Pembuktian
41 41 - Ketidakpercayaan
42 42 - Identitas Arslan
43 43 - Pertemuan [2]
44 44 - Kedekatan
45 45 - Perpisahan dengan Helena
46 46 - Perjalanan bersama An
47 47 - Kedai Kǎoyā
48 48 - Pertemuan Kembali
49 49 - Sofia
50 50 - Kediaman Wesley
51 51 - Manusia Dengan Sihir Hitam
52 52 - Membantu Sofia
53 53 - Menyelamatkan Rosie
54 54 - Lost Silva
55 55 - Kedalaman Lost Silva
56 56 - Ujian Hutan Bening
57 57 - Ilusi
Episodes

Updated 57 Episodes

1
1 - Penghuni Dunia Tengah
2
2 - Seorang Elf
3
3 - Pedang Penakluk Naga
4
4 - Arslan
5
5 - Kepergian
6
6 - An dan Sofia
7
7 - Penyihir Hitam
8
8 - Penolong dari Utara
9
Bab 9 - Bertemu Kembali
10
10 - Membalas Kebaikan
11
11 - Sarang Hewan Pemakan Daging
12
12 - Bunga Lily Api
13
13 - Goblin
14
14 - Wilayah Perbatasan
15
15 - Kerajaan Elmora
16
16 - Kota Misella
17
17 - Istana Kerajaan Elmora
18
18 - Trian Shimmer Brown
19
19 - Rencana Sabotase
20
20 - Lunar Orchis
21
21 - Pelelangan
22
22 - Mengacaukan Lunar Orchis
23
23 - Pengejaran
24
24 - Kesatria Sihir
25
25 - Bantuan Musuh
26
26 - Istana Elmora
27
27 - Kesatria Sihir Kerajaan
28
28 - Keluarga Sofia
29
29 - Raja Gladius
30
30 - Bantuan
31
31 - Kesatria Matahari Emas
32
32 - Hal Tidak Terduga
33
33 - Keluarga Kerajaan
34
34 - Raja Nelius Sulla II
35
35 - Perencana Licik
36
36 - Perpisahan
37
37 - Meninggalkan Kerajaan Elmora
38
38 - Pertemuan
39
39 - Negosiasi
40
40 - Pembuktian
41
41 - Ketidakpercayaan
42
42 - Identitas Arslan
43
43 - Pertemuan [2]
44
44 - Kedekatan
45
45 - Perpisahan dengan Helena
46
46 - Perjalanan bersama An
47
47 - Kedai Kǎoyā
48
48 - Pertemuan Kembali
49
49 - Sofia
50
50 - Kediaman Wesley
51
51 - Manusia Dengan Sihir Hitam
52
52 - Membantu Sofia
53
53 - Menyelamatkan Rosie
54
54 - Lost Silva
55
55 - Kedalaman Lost Silva
56
56 - Ujian Hutan Bening
57
57 - Ilusi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!