...'Di saat sebuah sabotase terjadi, dia juga berniat merebut sesuatu secara paksa.'...
...*****...
Trian Shimmer Brown cukup lama menatap Arslan dan kemudian mulai mengembuskan napas. Dia duduk di sebuah kursi kecil dan lantas menatap langit-langit rumahnya.
Pria dari ras dwarf tersebut pun berkata, "Kau dahulu tinggal lama di sini. Tempat ini tidak lain adalah rumahmu. Kau pun belajar menempa pedang di tempat ini dan bahkan di sinilah kau berhasil membuat Pedang Penakluk Naga itu."
Trian Shimmer Brown berkata, "Tidak ada yang lebih memiliki kenangan dengan tempat ini selain dirimu. Dan sejujurnya... Penyesalanku adalah tindakanku yang sama sekali tidak menolakmu saat kau berkata ingin berlatih menempa pedang."
"Arslan, jujur saja aku sangat menyesal." Trian Shimmer Brown berkata, "Aku menyesal karena pedang buatanmu... Kau menjadi tidak berdaya dan seakan ini semua adalah kesalahanmu."
"Jika saja saat itu aku tahu bahwa kau akan menyesali bakatmu dalam menempa senjata dan bahkan merasa bersalah karenanya, maka aku pasti akan langsung menolakmu sejak pertama kali kita bertemu."
"Tuan Trian..." Arslan menatap pria di depannya dan lantas bernapas pelan. Dia tidak sanggup mengatakan apa pun sebab ucapan subjek ini mengenai tepat di atas rasa sakitnya.
Arslan cukup lama berbicara dengan Trian Shimmer Brown tanpa mempedulikan Sofia, Natur, dan An yang masih menunggu di luar.
Untuk An, tidak perlu dibicarakan. Giant dari jenis viridis tersebut masih bermain-main dengan bunga dan kupu-kupu yang terbang. Pemuda itu berlari-lari dan bahkan terlihat seperti sedang bermain dengan burung pipit milik Natur.
"Arslan sudah lama di dalam? Kapan dia akan keluar?" Sofia buka suara. Dia mengusap-usap dagunya karena merasa penasaran.
Natur pun menjawab, "Kau tenang saja. Perlu waktu bagi seseorang untuk bicara, apalagi jika menemui teman yang sudah lama tidak saling bertemu. Kita hanya harus memberikan mereka waktu sebentar,"
Sofia menarik napas dan kemudian mulai mengambil tempat duduk. Dia menyangga dagunya dengan tangan dan lantas buka suara. Sofia pun berkata, "Aku sama sekali tidak tahu bahwa tuan Trian Shimmer Brown adalah teman baik Arslan. Bukankah itu artinya Arslan pernah ke tempat ini?"
"Mn?" Natur mengerutkan kening. Dia menatap Sofia seolah mempunyai pikiran serupa dengan gadis itu.
Sofia menurunkan pandangan matanya dan lantas menjelaskan, "Aku bertemu Arslan pertama kali di hutan dracovudu. Dia bilang bahwa ras Garielnains adalah jenis makhluk yang hidup menyendiri, sama seperti ras Giant. Tapi yang membuatku bingung adalah bagaimana Arslan bisa dekat dengan tuan Trian Shimmer Brown?"
Sofia mengerutkan kening dan berkata, "Tuan Trian Shimmer Brown itu tidak pernah keluar dari wilayah Kerajaan Elmora. Dia terus berada di tempat ini. Jadi ada kemungkinan Arslan yang menemui sosok ini, entah sejak kapan."
Sofia masih memikirkannya saat Arslan dan Tuan Shimmer Brown keluar. Dia melihat ada sebuah palu di tangan pemuda setinggi 130 cm itu dan Arslan pun mulai memanggil An.
Arslan mengucapkan terima kasih pada Trian Shimmer Brown dan kemudian berpamitan. Dia sebenarnya diminta untuk tinggal lebih lama, namun Arslan menolak. Ada tugas penting yang sudah menunggunya saat ini.
Trian Shimmer Brown tentu tidak memaksa. Dia berharap agar Arslan bisa memenuhi tugasnya dan dapat kembali dalam keadaan yang sehat. Dia bahkan memberikan sebuah jubah pada Arslan dan menyarankan untuk selalu berhati-hati.
Arslan berjalan pergi disusul oleh An dan teman-temannya yang lain. Dia telah mendapatkan alat untuk membuat pedang dan sekarang tersisa bahan bakunya. Jujur saja, bahan baku untuk pembuatan pedang ini cukup sulit di dapatkan.
"Aku sampai lupa," Arslan melambatkan langkah kakinya ketika berjalan. Dia membuat Natur dan Sofia menoleh, menatap ke arahnya.
"Apa yang kau lupakan?" Sofia bertanya.
Tanpa nada, Arslan menjawab. "Pelelangan akan diadakan malam ini. Bukankah kau ingin Ginseng Air, Natur?"
Natur yang mendengarnya pun berkedip. Dia pun mengangguk, "Mn. Aku menginginkan ginseng itu karena tidak mungkin bagiku untuk pergi ke negara Wasser. Tempatnya sangat jauh, jadi satu-satunya cara... Yah, memang harus mengikuti pelelangan."
"Tapi bukannya kau bilang akan mendaftarkan diri untuk mengikuti pertandingan kesatria sihir?" Sofia buka suara. Dia menatap remaja berjubah putih yang berjalan di sampingnya.
Natur pun berkata, "Tentu saja aku juga akan ikut. Aku akan mendaftar terlebih dahulu dan kemudian mengikuti pelelangannya,"
Sofia, "Aku ikut denganmu."
"........... Baiklah. Terserah kalian," Arslan berkata. "Aku dan An akan pergi mencari penginapan. Kalian pergilah mendaftar untuk pemilihan kesatria sihir itu dan malam nanti kita akan bertemu di pelelangan,"
*
*
Di tempat pendaftaran para kesatria saat ini, terlihat Raegon Lugner dan para prajurit Kerajaan Elmora sedang berjaga. Ada beberapa orang yang bertugas untuk memeriksa daftar para peserta guna mencari nama Sofia Bellwings, tetapi tidak ditemukan.
Raegon Lugner menggunakan banyak cara untuk mencari Putri Sofia, termasuk menyebar lukisan wajah gadis tersebut. Hanya saja tindakan ini hanya sekadar formalitas karena tujuannya adalah menggerakkan prajurit rahasianya yang akan menyabotase pertandingan para kesatria sihir.
Sofia dan Natur sama-sama menggunakan jubah. Dan karena tahu bahwa Sofia sedang menjadi buron di dalam kerajaannya sendiri, Natur pun menggunakan sebuah trik sihir untuk mengubah penampilan gadis tersebut.
Hanya warna rambut Sofia yang diubah menjadi cokelat dan telinga gadis itu yang dibuat mirip seperti telinga manusia. Sofia sendiri menggunakan identitas lain yang dibuatnya secara khusus jauh-jauh hari.
Dengan cara seperti ini, Sofia bisa lolos dari mata para prajurit Raegon Lugner. Dia dan Natur pun pergi menemui Arslan serta An yang saat ini sedang berada di sebuah penginapan.
Arslan sebenarnya cukup terkesan karena Sofia dan Natur tidak pergi terlalu lama. Padahal dia sudah memperkirakan bahwa kedua orang ini akan mengantri sangat panjang sebab ada banyak orang yang ingin mendaftar untuk menjadi kesatria sihir. Tetapi tidak disangka mereka sangat beruntung bisa mendaftar begitu cepat.
Penginapan yang Arslan pilih pun berada di seberang Lunar Orchis. Jadi ketika malam hari, dia dan teman-temannya bisa pergi ke tempat pelelangan itu dengan tepat waktu.
Bagi Natur, tentu ini adalah pelelangan pertama yang dia ikuti, begitu pula dengan An. Sofia sendiri terlihat sudah biasa, namun masih agak gugup sebab kebanyakan orang-orang Lunar Orchis adalah para pria dewasa dengan tubuh yang begitu kekar.
Untuk Arslan, dia sebenarnya sudah pernah mengikuti pelelangan jenis ini dan tahu risiko apa yang akan menghampirinya. Tetapi hanya di tempat ini mereka bisa menemukan Ginseng Air dan selain dari itu---ada satu benda yang Arslan butuhkan. Salah satu bahan yang dia inginkan akan dilelang di tempat ini.
Batu Bintang.
Sebuah benda langit yang sangat langka dan sulit untuk ditemukan. Arslan yakin benda ini akan dilelang di Lunar Orchis sebab dahulu benda yang sama pun juga ikut dilelang, namun dengan harga yang luar biasa mahal.
Tidak ada orang yang mampu membayar untuk batu ini dan terdapat manipulasi dalam pelelangannya sehingga batu bintang itu tidak pernah meninggalkan bangunan ini, bahkan setelah 50 Tahun berlalu.
Di samping itu, Arslan juga mendapatkan informasi tersebut dari Trian Shimmer Brown dan sesungguhnya kehadiran dia di tempat ini bukan untuk mengikuti peraturan pelelangan, tetapi merebut Batu Bintang tersebut dengan paksa. Bahkan demi mendapatkannya... Arslan perlu mengacaukan tempat ini.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
y@y@
👍🌟👍🏾🌟👍
2023-07-17
1
KhaLisa_BM
menunggu kekacauan yg disebabkan oleh Arslan
2023-07-15
2
Uchy
Nampaknya Dasha menjawab rasa penasaran yang aku punya...
Sepertinya Arslan adalah Duan De...
2023-07-15
2