...'Dia menuruni tebing yang curam dan kemudian terjatuh. Di bawahnya adalah tanah berbatu yang tajam.'...
...*****...
"An. Dia akan baik-baik saja, kan?"
Tidak terhitung berapa kali Sofia mengatakan hal itu pada makhluk besar di sampingnya. Gadis Elf itu sama sekali tidak bisa tenang.
"Aku akan turun dan menyusul mereka. Terus berada di sini membuatku semakin cemas-!" Sofia tersentak. Dia baru saja akan turun melewati jalan yang dilalui Arslan ketika An memeluknya dari belakang dan mengangkatnya.
"An! Apa yang kau lakukan?! Turunkan aku..!"
"Tidak... Arslan... bilang... tunggu,"
"Tapi kita tidak bisa terus di sini! Bagaimana jika mereka dalam bahaya dan butuh bantuan?!"
"Bantu... Arslan... di sini,"
Sofia menjadi kesal, "Bagaimana kita membantu Arslan jika hanya diam di sini? Bodoh,"
".............."
"An! Turunkan aku!" Sofia berusaha memberontak, tetapi tenaga An lebih kuat darinya. Dia begitu kesal sebab Arslan membuatnya terjebak dengan makhluk besar ini.
"Astaga, sialan." Sofia mengumpat, "Apa kau lebih menuruti ucapan Arslan daripada aku? Ukh! An, apa kau mau mati? Lepaskan aku! Dasar monster besar!"
"Sofia.. An... tunggu... Arslan,"
"Aah, Menyebalkan..!!"
*
*
Kaki Arslan terpeleset dan hampir saja dia terjatuh karena terkejut dengan sebuah suara teriakan. Dia sekarang ada di dalam situasi yang sangat menegangkan.
Sejujurnya Arslan tidak tahu kenapa melakukan hal seperti itu. Dia seharusnya ada di rumahnya, menjalani kehidupan yang tenang dan tidak terlibat dengan dunia.
"Hebat, aku mencari kematianku sendiri..." Arslan bergumam dan kembali mengambil langkah. Dia sudah lama tidak merasakan ketegangan di mana satu langkah salah yang diambilnya, akan langsung membuatnya masuk ke dalam gerbang kematian.
Kondisi ini membuatnya teringat beberapa kenangan di masa lalu, di mana dia juga pernah bertualang seperti ini, namun dengan semangat masa muda. Sosoknya yang suka menantang diri sendiri dan memiliki impian untuk menjadi kuat, sehingga mendapatkan pengakuan.
Ras Hobbit adalah ras yang menghindari pertarungan, memiliki keahlian memasak dan bertani, serta menyukai hidup dengan damai. Ras ini penakut dan lemah seni bertarung.
Mereka berbanding terbalik dengan Ras Dwarf yang pemberani, menyukai petualangan, ahli menambang dan membuat senjata. Bahkan tahu seni bertarung.
Memiliki karakter fisik yang sama, tetapi dengan sifat yang berbeda membuat ras dwarf jauh lebih dikenal daripada ras hobbit. Hanya saja ada satu di antara para hobbit yang tidak mempunyai karakter sifat seperti kaumnya. Dan dia adalah Arslan Galie.
Arslan suka belajar hal-hal baru, dia memiliki semangat petualangan, dan bahkan tidak ragu belajar dari siapa pun, termasuk jika harus berguru dari ras lain.
Dia adalah sosok yang ceria penyuka tantangan. Namun sekarang semua itu hanyalah bagian dari lembaran masa lalu. Di wajah Arslan yang sekarang, semangat itu sudah memudar menjadi wajah tanpa ekspresi dengan tatapan mata yang seolah sudah lelah untuk terlibat kembali dengan dunia.
".............."
Arslan mengembuskan napas. Dasar lembah masih jauh di bawah sana dan dia mulai terganggu dengan tekanan angin di tempat ini.
Jika tidak berpegangan kuat, angin dapat menarik dan membuatnya jatuh terhempas di antara bebatuan yang keras dan tajam itu. Akhir riwayatnya tentu saja sudah bisa dipastikan jika itu sampai terjadi.
"Natur sudah pergi jauh, tapi aku tetap harus menyusulnya." Arslan menarik napas dan kembali mengambil pijakan. Tindakannya yang menuruni tebing tanpa pengaman itu terlihat sangat menakutkan.
!!
Arslan terkejut ketika batu yang baru saja dipijaknya jatuh. Di samping itu, tangannya pun terpeleset hingga seluruh tubuhnya kini meluncur ke bawah dengan sangat cepat.
AAA..!
Teriakan Arslan yang sangat keras itu membuat Sofia dan An yang jauh di atas sana terkejut. Sofia berseru memanggil-manggil Arslan, tetapi tidak ada jawaban. Elf cantik itu ingin turun, namun An sama sekali tidak mau melepaskannya.
Arslan sendiri tidak tahu harus melakukan apa. Jika ini masih di tempat tinggalnya, dia tidak akan panik bila jatuh dari ketinggian sebab daun-daun pohon dracovudu adalah matras yang empuk dan tidak menyakitkan.
Tetapi di tempat ini... Di bawah sana adalah bebatuan dengan sisi-sisi yang tajam. Tangan bisa terluka jika tidak hati-hati dan tubuh Arslan saat ini meluncur dengan kecepatan yang tidak main-main.
"Aku... Apa akan mati?"
Tepat saat memikirkan hal itu, punggung Arslan menabrak sesuatu yang empuk dan membuatnya kaget.
Di sekitarnya adalah bulu-bulu hitam putih dan terasa hangat. Arslan pun langsung membalikkan badannya dan terkejut saat mengetahui dirinya mendarat di punggung hewan berukuran besar.
!!
"Gagak Ekor Tikus..!?" Arslan terkejut bukan main. Dia berada di punggung seekor burung raksasa dan itu pun dari jenis hewan pemakan daging.
"Gawat. Jadi tempat ini..."
!!
Burung Pipit milik Natur rupanya telah membawa Arslan dan teman-temannya ke sarang burung pemakan daging paling ganas yang menghuni wilayah Elfenrasse.
!!
Arslan memperhatikan sekitarnya dan juga menatap ke atas. Dia tidak bisa mendengar detakan jantungnya karena terlalu syok. Di sekelilingnya, termasuk di atas sana... Ada banyak sekali burung gagak dengan ekor yang sangat panjang.
Ekor makhluk itu mirip dengan ekor tikus dan merupakan senjata andalan untuk menyerang mangsa ataupun jenis sendiri saat sedang memperebutkan wilayah.
Arslan kesulitan menelan ludah. Burung yang dia tumpangi membawanya terbang di sekitaran bukit-bukit yang curam. Satu-satunya yang bisa dilakukan di saat seperti ini adalah menerima situasinya sekarang.
Arslan melihat ada banyak lubang di dinding tebing, termasuk di dasar bukit. Dia pun mencoba mencari lubang mana yang dimasuki Natur ketika keningnya mengerut sebab ada sesuatu yang bergerak di antara kakinya.
Arslan berbalik dan tersentak melihat ekor burung gagak yang ditumpanginya. Dia pun bergerak dan menyaksikan bagaimana ekor itu menggaruk punggung gagak seolah mencari sesuatu yang gatal di antara bulu yang lebat.
!!
Arslan lagi-lagi menghindar. Dia berdiri dan kemudian berlari, terkadang merunduk dan melompat. Dia tahu bahwa burung ini kemungkinan tidak nyaman, seolah merasa ada kutu yang merayap di punggungnya.
Gagak itu pun lantas mengeluarkan suara yang membuat Arslan waspada. Pemuda setinggi 130 cm itu pun berjalan ke bagian leher gagak dengan sebuah rencana.
"Itu dia," Arslan menemukan lubang gua yang dimasuki oleh Natur sebelumnya. Dia memang sempat melihat Natur terbang dan yakin bahwa remaja berambut pirang itu masuk ke dalam gua yang dilihatnya sekarang.
Arslan pun menyatukan kepalan tinjunya dan saat berada di posisi yang tepat, dia pun dengan kuat menghantamkan tinjunya ke arah leher gagak sambil menyerukan mantra sihir.
"Crepitus Forte!"
!!
Serangan Arslan membuat burung gagak berekor tikus itu mengeluarkan suara keras, bahkan sampai mengejutkan kawanannya.
Detik berikutnya, burung itu terjatuh dan menghantam tanah berbatu dengan kuat. Tanpa bisa melawan, burung gagak itu tewas seketika. Perutnya sampai robek karena menghantam batu berujung runcing, begitu pula dengan leher dan sayapnya.
Arslan sendiri berhasil selamat dan segera melompat turun dari tubuh burung gagak itu. Dia berlari masuk ke dalam gua dengan napas tersengal-sengal.
Arslan berusaha mengatur pernapasannya. Dia sedikit mengintip dan menyaksikan beberapa burung gagak turun. Binatang-binatang besar itu mengerumuni rekannya yang tewas dan tanpa ragu mulai memakai bangkai rekannya sendiri. Detakan jantung Arslan kini mulai terdengar dan benar-benar kuat, seolah jantung itu akan melompat keluar dari telinganya.
"Jika mereka masuk ke tempat ini, maka Natur dan juga aku akan dalam bahaya. Tapi..." Arslan menelan ludah dan kemudian menarik napas. Kemungkinan para burung itu masuk kemari sangatlah kecil, mereka pasti akan terbang dan mencari makanan di tempat lain.
"Aku harus mencari Natur segera dan memperingatkannya. Sofia dan An juga bisa dalam bahaya jika mereka terlihat oleh kawanan burung itu."
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
y@y@
⭐👍🌟👍⭐
2023-07-10
1
Anyelir kuning
sial,,,itu sangat menegangkan hanya dengan membayangkannya,,,
2023-07-05
2
Uchy
Kalau Sofia turun ke jurang,,, tentu hanya bsa berteriak heboh, saat melihat burung gagak besar.
2023-07-05
1