16 - Kota Misella

...'Suasana ini membuatnya bernostalgia, tetapi tujuannya tidak akan pernah terlupakan. Lunar Orchis adalah tempatnya mencari informasi.'...

...*****...

"Arslan, apa yang kau lakukan?" Natur bertanya. Dia akhirnya bisa menyusul pemuda setinggi 1,3 meter itu dan memperhatikan sekitarnya.

"Aku hanya ingin melihat-lihat," Arslan menjawab tanpa nada. Dia memperhatikan sebuah antrian di mana ada banyak orang berusia sekitar 14 hingga 23 Tahun. Terdiri dari berbagai ras, termasuk manusia, Elf, dan dwarf.

Orang-orang ini mengantri di depan sebuah bangunan besar. Ada tiga orang yang bertugas untuk mencatat para pendaftar. Orang-orang ini hanya perlu memperlihatkan identitas mereka dan dengan sihir, para petugas itu langsung memasukkan namanya sebagai peserta pertandingan para kesatria sihir.

"Kau nomor 432, jangan sampai terlambat datang."

"Baik,"

Natur juga memperhatikannya. Ada tiga baris antrian dan dia pun berbisik pada Arslan. Natur berkata, "Apa menurutmu aku ikut saja dalam pertandingan ini?"

"Mn?" Arslan memperhatikan remaja di sampingnya dan kemudian tanpa nada berkata, "Aku tidak akan mencegah jika kau memang ingin ikut. Lagipula batas maksimal untuk itu dalam pertandingan ini adalah 23 Tahun dan batas minimalnya adalah 14 Tahun. Selain itu, tidak ada kriteria apa pun lagi."

"Kalau begitu kau juga ikut," Natur merangkul Arslan sambil tersenyum. Dia selalu menatap ke bawah saat bicara dengan temannya yang satu ini.

Natur melanjutkan, "Usiaku kebetulan 14 Tahun lebih dan usiamu tidak mungkin jauh berbeda denganku, kan. Jadi ayo kita lakukan, ini pasti akan menghasilkan uang."

Arslan menarik napas dan menatap ke depan. Dia pun menggeleng pelan dan melepaskan rangkulan Natur di bahunya. Dia pun berkata, "Aku tidak bisa ikut. Kau lakukan saja sendiri,"

"Apa?" Natur berkedip, "Kenapa? Padahal menurutku kau sangat pandai dalam sihir."

"................." Arslan menyilangkan tangan dan mengembuskan napas. Remaja berambut pirang di sampingnya ini kemungkinan besar tidak tahu berapa usianya yang sebenarnya. Dia sudah tidak cocok untuk bersaing dengan generasi yang sekarang, walau wajahnya tidak memperlihatkan tanda-tanda dari usianya yang sudah melebihi setengah abad.

"Arslan, kau ikut saja. Jangan takut, ada aku bersamamu."

"Bukankah harusnya kau mencari ginseng air?" Arslan buka suara. Dia menatap Natur dan kembali berkata, "Kau masih memiliki misi. Aku rasa itu jauh lebih baik diprioritaskan daripada yang lainnya,"

"Lagipula..." Arslan melanjutkan, "Aku tidak datang kemari untuk menjadi kesatrian sihir."

"Jika bukan karena itu, lalu kenapa kau ke sini?" Natur mengerutkan kening dan mengikuti arah pandangan Arslan.

"Aku datang untuk itu." Arslan menatap sebuah gedung yang di hadapannya. Berdekatan dengan bangunan tempat orang-orang ini mendaftar.

Arslan pun berkata, "Hanya di bangunan itu... Kau bisa menemukan ginseng air."

"Lunar Orchis...?" Natur berkedip membaca papan nama bangunan berwarna merah tua di hadapannya. Dia bertanya, "Tempat apa itu?"

"Tempat di mana kau bisa membeli dan menjual apa pun. Bisnis terbaik dan penyebab bencana di setiap kota," Arslan berjalan mendekat, ekspresi wajahnya tidak berubah. An sendiri terus mengikutinya dari belakang tanpa mengatakan apa pun.

Sebelum memasuki kota ini, Arslan sudah lebih dulu mengingat-ingat peristiwa masa lalu. Ada banyak perasaan bercampur baur setelah melihat tempat ini. Ada suasana yang berubah, tetapi ada yang masih sangat akrab baginya. Bangunan bernama Lunar Orchis ini adalah salah satunya.

Natur meminta burung pipitnya untuk pergi, sementara dia mulai masuk ke dalam bangunan yang ada di hadapannya. Sambil memegang busurnya dengan kuat, Natur mulai menahan napas sejenak. Pemandangan di hadapannya membuat ia menjadi tegang.

"A-Arslan," Natur mendekat. Tempat ini terlalu ramai dengan benda-benda yang entah apa itu. Dia memegang kuat tudung putihnya saat orang-orang di dalam tempat ini memandang ke arahnya.

"Kau mencari apa, Nak?"

Natur terkejut ketika seorang pria besar dengan janggut panjang bertanya padanya. Sosok itu ada di seberang sebuah meja panjang. Di belakangnya ada beberapa lemari yang dipenuhi benda-benda aneh, berkilau, dan bahkan ada yang seperti botol kaca.

An sendiri mulai mengangkat Arslan dan lalu mendudukkan pemuda itu di sebuah kursi agar tubuhnya bisa sedikit lebih tinggi dari meja di hadapannya. Tindakan An ini cukup membuat Arslan tersentak, tetapi sama sekali tidak menyalahkan.

"Apa kau ini seorang dwarf?" pria berjanggut putih panjang itu buka suara saat melihat Arlan. Keningnya mengerut sambil terus memperhatikan dengan saksama garis wajah Arslan.

"Kami mencari ginseng air. Apa kau menjualnya?" Arslan buka suara. Ekspresi wajahnya tenang dan sama sekali tidak menjawab pertanyaan dari subjek di depannya.

"Ginseng air adalah tanaman yang sulit untuk didapatkan," pria bertubuh besar itu berkata. "Aku sebenarnya punya, tapi ginseng air itu akan dilelang malam ini."

"Arslan, apa maksudnya itu?" Natur bertanya. Dia membuat Arslan menatap ke arahnya.

"Itu artinya... Harganya akan naik,"

"Apa?" Natur mengerutkan kening, "Kenapa kita harus membeli ginseng air? Aku akan mencari tanaman itu sendiri saja,"

"Hei, Nak. Apa kau yakin?" pria bertubuh besar itu berkata, "Ginseng air itu ada di tempat yang sangat jauh dan berbahaya. Apa kau serius akan ke sana?"

"Hmph," Natur mendengus. Dia menyilangkan tangan dan berkata, "Seberbahaya apa pun tempatnya... Aku sama sekali tidak takut. Aku sudah beberapa kali menghadapi bahaya dan sangat percaya diri pada kemampuanku. Jadi katakan, Paman. Di mana lokasi ginseng air itu?"

"Negara Wasser. Apa kau bisa ke sana?"

!!!

Mulut Natur sampai terbuka lebar saking terkejutnya. Dia berkedip dan menatap sosok berjanggut putih di hadapannya.

"Kau yang benar saja, Paman." Natur berkata, "Negara Wasser itu ada di bagian paling timur, lokasinya teramat sangat jauh dari Elfenrasse. Bagaimana caraku ke sana?"

"Bukannya kau ini sangat pemberani?" salah satu pelanggan buka suara dan membuat Arslan serta Natur menoleh padanya.

Pelanggan itu adalah seorang pria yang sedang duduk bersama dengan empat orang temannya. Mereka sepertinya sedang istirahat makan siang di tempat ini jika melihat dari sajian yang ada di meja bundar tersebut.

"Ha ha ha, Nak. Untuk apa kau membutuhkan ginseng air? Itu tanaman langka dan bahkan sangat dicari oleh para kolektor, apalagi para bangsawan. Lebih baik kau bermain bersama teman-temanmu,"

"Untuk apa juga ada anak kecil di tempat ini. Kalian sebaiknya keluar dan pergi saja ke Pondok Wimmi Junior. Di sana lebih sesuai bagi seumuran kalian,"

"Kalian-"

"Natur," Arslan menyela dan membuat Natur menatap ke arahnya. Dia pun menggelengkan kepala sebagai isyarat agar temannya ini tidak sampai terpancing.

"Tapi Arslan, mereka..."

"Jika kau tidak tahan, maka cobalah keluar bersama An dan tunggu Sofia. Gadis itu pasti sedang mencari kita," Arslan berujar tenang dan membuat Natur menarik napas. An mendekati Natur dan menepuk pelan remaja itu, dia terlihat tersenyum.

Arslan memperhatikan saat Natur dan An mulai berjalan keluar. Dia masih duduk di tempatnya dan saat menoleh---dirinya langsung bertemu pandangan dengan pria bertubuh besar di hadapannya.

"Kau ini... Berasal dari ras apa?" pria berjanggut panjang tersebut memperhatikan Arslan dengan saksama dan kemudian berkata, "Kau terlihat seperti dwarf, tetapi juga bukan. Postur wajahmu sedikit mirip dengan ras manusia, tetapi anehnya... Aku merasa bahwa ini juga salah. Jadi kau... Berasal dari ras mana, Nak?"

Arslan memperhatikan subjek di hadapannya dan kemudian menggeleng. Dia menghela napas pelan dan berkata, "Usiaku 68 Tahun dan aku berasal dari ras Garielnains. Apa sekarang aku masih pantas disebut anak kecil?"

!!!

Pria bertubuh besar di depan Arslan tentu saja terkejut, beberapa pelanggan yang mendengar pengakuan tersebut juga sama kagetnya. Mereka menatap Arslan, memperhatikan dengan saksama pemuda ini dan sama sekali tidak yakin bahwa sosok di hadapan mereka ini mempunyai usia yang jauh dari kata 'muda'.

"Apa kau mengerjaiku?"

"Apa wajahku ini terlihat bercanda?" Arslan berujar tenang. Dia tidak mempedulikan pandangan orang-orang di sekitarnya dan lantas berkata, "Aku ingin mencari informasi tentang seorang penempa pedang terbaik di kota ini. Apa kau bisa membantuku?"

"Hei," seorang pelanggan dari ras manusia menghampiri Arslan. Dia bertanya, "Ras yang kau sebutkan itu... Apa tadi?"

"Garielnains,"

"Benar, jenis ras apa itu? Aku tidak pernah mendengarnya,"

"Itu adalah jenis ras yang sama sepertiku," Arslan menjawab tanpa nada dan sosok di sampingnya terlihat keheranan.

Seorang elf wanita datang mendekati Arslan. Dia juga penasaran dengan sesuatu dan lantas bertanya, "Aku juga baru pertama kali mendengar ada ras seperti itu. Apa... Kau memiliki kekerabatan dengan para dwarf?"

"............. Mn,"

"Kau tinggal di wilayah mana?"

"Barat," Arslan menjawab tanpa nada. Dia pun menatap pria bertubuh besar di hadapannya dan bertanya, "Jadi bagaimana? Apa kau tidak punya informasi tentang seseorang yang kucari?"

"Hei, aku masih bicara denganmu." pria di samping Arslan kembali buka suara. Dia berujar, "Kau mengatakan bahwa Garielnains itu ada di wilayah barat, tapi apa nama lokasinya? Jika itu sebuah desa, berarti memiliki nama kan?"

Elf di dekat Arslan juga angkat bicara. Dia berkata, "Aku sering ke wilayah barat, tetapi tidak pernah mendengar tentang ras Garielnains. Jadi melihatmu... Benar-benar membuatku penasaran,"

Arslan sejujurnya tidak nyaman dengan orang-orang ini, apalagi ada beberapa pelanggan yang ikut penasaran dengan identitasnya. Dia pun menarik napas dan kemudian menatap elf di sampingnya.

Arslan berkata, "Ras Garielnains memang berkerabat dengan ras Dwarf, tapi karakteristik kami sama seperti ras Giant. Kami tidak hidup berkelompok, justru tinggal sendiri-sendiri dan tidak terlalu suka terlibat dunia luar."

Arslan melanjutkan, "Aku ingin menemui salah satu keluargaku dan dia seorang penempa senjata terbaik di kota ini. Masalahnya, aku tidak tahu nama aslinya karena sering kupanggil Ains."

"Hmm... Hanya ada satu orang penempa senjata terbaik di seluruh Kerajaan Elmora," pria bertubuh besar dengan janggut putih itu buka suara. Dia menatap Arslan dan berkata, "Sosok itu sangat dikagumi, bahkan oleh para bangsawan. Dia adalah tuan Trian Shimmer Brown."

"Trian Shimmer Brown..." Arslan bergumam pelan.

******

Terpopuler

Comments

Alan Bumi

Alan Bumi

pondok wimmi junior
jadi keinget SpongeBob

2023-07-20

2

Uchy

Uchy

Lagian udah tau kerajaan Elmora punya banyak macam ras.
Masih aja pada ngepoin Arslan.
kurang kerjaan banget.

2023-07-12

2

Uchy

Uchy

Mereka ngga tau ras yang di sebut Arslan hanya buatan Arslan sendiri.
wkwkwkwk 🤣🤪

2023-07-12

2

lihat semua
Episodes
1 1 - Penghuni Dunia Tengah
2 2 - Seorang Elf
3 3 - Pedang Penakluk Naga
4 4 - Arslan
5 5 - Kepergian
6 6 - An dan Sofia
7 7 - Penyihir Hitam
8 8 - Penolong dari Utara
9 Bab 9 - Bertemu Kembali
10 10 - Membalas Kebaikan
11 11 - Sarang Hewan Pemakan Daging
12 12 - Bunga Lily Api
13 13 - Goblin
14 14 - Wilayah Perbatasan
15 15 - Kerajaan Elmora
16 16 - Kota Misella
17 17 - Istana Kerajaan Elmora
18 18 - Trian Shimmer Brown
19 19 - Rencana Sabotase
20 20 - Lunar Orchis
21 21 - Pelelangan
22 22 - Mengacaukan Lunar Orchis
23 23 - Pengejaran
24 24 - Kesatria Sihir
25 25 - Bantuan Musuh
26 26 - Istana Elmora
27 27 - Kesatria Sihir Kerajaan
28 28 - Keluarga Sofia
29 29 - Raja Gladius
30 30 - Bantuan
31 31 - Kesatria Matahari Emas
32 32 - Hal Tidak Terduga
33 33 - Keluarga Kerajaan
34 34 - Raja Nelius Sulla II
35 35 - Perencana Licik
36 36 - Perpisahan
37 37 - Meninggalkan Kerajaan Elmora
38 38 - Pertemuan
39 39 - Negosiasi
40 40 - Pembuktian
41 41 - Ketidakpercayaan
42 42 - Identitas Arslan
43 43 - Pertemuan [2]
44 44 - Kedekatan
45 45 - Perpisahan dengan Helena
46 46 - Perjalanan bersama An
47 47 - Kedai Kǎoyā
48 48 - Pertemuan Kembali
49 49 - Sofia
50 50 - Kediaman Wesley
51 51 - Manusia Dengan Sihir Hitam
52 52 - Membantu Sofia
53 53 - Menyelamatkan Rosie
54 54 - Lost Silva
55 55 - Kedalaman Lost Silva
56 56 - Ujian Hutan Bening
57 57 - Ilusi
Episodes

Updated 57 Episodes

1
1 - Penghuni Dunia Tengah
2
2 - Seorang Elf
3
3 - Pedang Penakluk Naga
4
4 - Arslan
5
5 - Kepergian
6
6 - An dan Sofia
7
7 - Penyihir Hitam
8
8 - Penolong dari Utara
9
Bab 9 - Bertemu Kembali
10
10 - Membalas Kebaikan
11
11 - Sarang Hewan Pemakan Daging
12
12 - Bunga Lily Api
13
13 - Goblin
14
14 - Wilayah Perbatasan
15
15 - Kerajaan Elmora
16
16 - Kota Misella
17
17 - Istana Kerajaan Elmora
18
18 - Trian Shimmer Brown
19
19 - Rencana Sabotase
20
20 - Lunar Orchis
21
21 - Pelelangan
22
22 - Mengacaukan Lunar Orchis
23
23 - Pengejaran
24
24 - Kesatria Sihir
25
25 - Bantuan Musuh
26
26 - Istana Elmora
27
27 - Kesatria Sihir Kerajaan
28
28 - Keluarga Sofia
29
29 - Raja Gladius
30
30 - Bantuan
31
31 - Kesatria Matahari Emas
32
32 - Hal Tidak Terduga
33
33 - Keluarga Kerajaan
34
34 - Raja Nelius Sulla II
35
35 - Perencana Licik
36
36 - Perpisahan
37
37 - Meninggalkan Kerajaan Elmora
38
38 - Pertemuan
39
39 - Negosiasi
40
40 - Pembuktian
41
41 - Ketidakpercayaan
42
42 - Identitas Arslan
43
43 - Pertemuan [2]
44
44 - Kedekatan
45
45 - Perpisahan dengan Helena
46
46 - Perjalanan bersama An
47
47 - Kedai Kǎoyā
48
48 - Pertemuan Kembali
49
49 - Sofia
50
50 - Kediaman Wesley
51
51 - Manusia Dengan Sihir Hitam
52
52 - Membantu Sofia
53
53 - Menyelamatkan Rosie
54
54 - Lost Silva
55
55 - Kedalaman Lost Silva
56
56 - Ujian Hutan Bening
57
57 - Ilusi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!