...'Mereka menuju ke tempat seorang penempa senjata dan di sisi lain, Kerajaan Elmora sedang diancam bahaya.'...
...*****...
Istana Kerajaan Elmora,
Sebuah istana yang mempunyai daya tarik tersendiri. Tersembunyi dibalik bukit air terjun dan hutan pinus dengan sinar matahari keemasan yang membuatnya terlihat bagaikan harta karun berharga.
Istana ini berdiri di atas sebuah batu yang merupakan bagian dari bukit air terjun. Ia berada di atas telaga dengan jembatan yang menjadi penghubung utama bagi tamu kehormatan yang datang berkunjung.
Raja Henry Nelius Sulla II merupakan pemimpin dari Kerajaan Elmora yang sekarang menggantikan Raja Henry sebelumnya. Ia adalah sesosok pria dengan rambut panjang berwarna putih dan memiliki mata biru yang cerah.
Raja Henry Nelius Sulla II mempunyai janggut dan kumis panjang berwarna serupa dengan rambutnya. Di usianya yang ke-52 Tahun, ia mempunyai 5 orang anak dari dua orang istri.
Dari istri pertamanya, Raja Henry Nelius Sulla II memiliki dua anak laki-laki yang salah satunya menjadi wakil dari sebuah kelompok kesatria penyihir, dan seorang lagi merupakan anak yang sangat suka bertualang sendiri hingga jarang sekali pulang.
Sementara itu, istri kedua raja adalah ibu dari Sofia Bellwings dan dua orang anak lainnya yang masih kecil. Karena tidak berasal dari ibu yang sama, Sofia tidak pernah mau mengakui bahwa dia memiliki dua orang kakak. Dirinya pun tidak terlalu akrab dengan kedua adiknya meski mempunyai ibu yang sama.
Di antara anak-anaknya, Sofia-lah yang paling sulit sekali diatur. Bahkan saat ini, Raja Henry Nelius Sulla II masih memikirkan putrinya tersebut di saat pertandingan para kesatria sihir akan mulai berlangsung.
"Tinggal tiga hari lagi sebelum pembukaannya, tapi kenapa belum ada kabar sampai sekarang mengenai anak itu?!" Raja Henry Nelius Sulla II membentak kepala prajuritnya yang bernama Raegon Lugner.
"Apa saja yang sudah kau dan para prajuritmu lakukan, Raegon?" Raja Henry Nelius Sulla II mengembuskan napas dan berusaha untuk menahan diri agar tidak sampai bersuara keras.
"Tuan putri Sofia pasti tidak akan melewatkan pertandingan para kesatria sihir, Yang Mulia. Saya yakin jika putri Sofia sudah kembali ke kerajaan ini dan ikut dalam pendaftaran kesatria sihir,"
"Aku harap ucapanmu benar," Raja Henry Nelius Sulla II berkata, "Kau harus segera membawa gadis itu sebelum pembukaan pertandingan kesatria sihir. Dia sudah terlalu banyak bermain-main di luar. Ini sudah waktunya bagiku memberinya pelajaran yang keras,"
"Hamba mengerti, Yang Mulia." Raegon Lugner membungkuk sebagai pemberian hormat dan kemudian undur diri. Dia berjalan keluar dari aula istana, jubah hitamnya melambai saat ia melangkah.
"Tim dua, ikuti aku ke Kota Misella," Raegon Lugner memberi perintah saat tiba di luar istana. Dia adalah sosok pria dari ras manusia yang berhasil menjadi kepala prajurit di kerajaan yang lebih didominasi oleh ras elf.
Raegon Lugner merupakan pria dengan rambut cokelat, bertubuh tegap, dan bermata tajam. Di balik kesetiaannya pada Kerajaan Elmora selama ini, dia mempunyai ambisi yang sangat besar.
Raegon Lugner berniat merebut Kerajaan Elmora sebagai batu loncatan pertama dalam penaklukan wilayah Elfenrasse.
*
*
Sofia Bellwings, putri dari Raja Henry Nelius Sulla II saat ini mencari Arslan dan juga teman-temannya. Dia sama sekali tidak tahu bahaya yang sedang mengincar kerajaannya, apalagi dengan niatan jahat dari Raegon Lugner. Yang Sofia ketahui hanyalah bahwa dia tidak boleh sampai terlihat oleh prajurit istana, karena jika itu terjadi... Maka dirinya tidak akan bisa lagi bertemu Arslan, Natur, dan An.
"Di mana mereka?" Sofia mengedarkan pandangan. Sebelumnya dia mengambil sebuah jubah hitam bertudung di salah satu toko. Hampir saja ada yang melihatnya, tapi syukurlah dia belum tertangkap dan semoga saja tidak akan pernah terjadi.
?!
Sofia tersentak, dia melihat sosok remaja berjubah putih sedang berdiri di depan sebuah gedung. Burung pipit yang kadang terbang di atas subjek itu sebelum kembali hingga di bahu pemuda tersebut membuat Sofia bergegas mendekat. Apalagi dia kenal dengan pria besar yang berdiri di samping remaja tersebut.
Natur sendiri sedang menendang kerikil kecil ketika merasakan seseorang berjalan ke arahnya. Dia pun menoleh dan langsung bisa mengenali wanita yang menghampirinya itu.
"Kau dari mana saja?" Natur bertanya saat Sofia berada di hadapannya.
"Sudah kubilang tunggu aku di kedai kecil dengan bendera biru, kenapa jadi datang kemari?" Sofia berkata. "Gara-gara kalian tidak ada di sana, aku jadi pusing karena harus berkeliling mencari kalian."
"Itu bukan salahku, Arslan yang tiba-tiba saja pergi ke tempat ini." Natur melakukan pembelaan dan membuat Sofia mengerutkan kening.
Gadis berambut merah itu tersentak saat mulai menyadari sesuatu. Dia pun berkata, "Apa kau dan Arslan ingin mendaftar untuk pertandingan para kesatria sihir?"
"Mana mungkin," Natur menggeleng pelan. Dia berkata, "Aku sebenarnya ingin... Tetapi hanya untuk menguji kemampuanku. Aku sama sekali tidak berniat menjadi kesatria sihir yang hanya menjaga istana. Di samping itu... Aku tidak mau mendaftar sendirian karena tidak seru,"
"Astaga... Aku bisa menemanimu. Kita dapat melakukannya bersama. Ngomong-ngomong, di mana Arslan?" tepat setelah Sofia bertanya, pemuda yang dicarinya terlihat berjalan keluar dari sebuah bangunan.
"Lunar Orchis?" Sofia membaca tulisan pada papan nama bangunan di mana Arslan keluar. Dia pun menghampiri orang itu dan lantas buka suara.
Sofia berkata, "Apa kau baru saja pergi membeli ramuan di dalam? Lunar Orchis itu bukan sembarangan tempat yang bisa dikunjungi oleh anak-anak muda."
"Kau sudah datang?" Arslan buka suara, dia sama sekali tidak menjawab pertanyaan Sofia.
Sambil bernapas pelan, Arslan kembali berujar. "Karena semua sudah berkumpul di sini, maka ayo pergi."
"Mn? Ke mana?" Sofia menaikkan sebelah alisnya, sementara itu Natur pun juga ikut penasaran.
"Kediaman penempa pedang, orang yang bernama Trian Shimmer Brown." Arslan menjawab tanpa nada. Ucapannya biasa saja, tetapi Natur dan Sofia terlihat kaget seolah mereka tidak menyangka akan mendengar nama itu disebutkan.
Natur buka suara, "Aku sebenarnya cukup tahu tentang tuan Trian Shimmer Brown. Namanya terkenal sebagai penempa senjata yang luar biasa. Tapi untuk apa kau ingin menemuinya?"
Sofia setuju dengan ucapan Natur, dia tentu saja penasaran mengenai apa yang akan dilakukan Arslan. Sofia berkata, "Tuan Trian itu adalah penempa senjata yang paling sulit ditemui. Dia bahkan orang yang luar biasa menyebalkan dan aku tidak suka,"
"Kau tahu di mana dia tinggal?" Arslan bertanya.
"Yah, aku tahu dan kebetulan dia tinggal di sudut kota ini. Kusarankan agar sebaiknya kau tidak perlu ke tempat itu dan mencarinya. Kau tidak akan mendapatkan apa-apa,"
"Antar aku ke sana,"
"Arslan, apa kau tidak mendengarkanku?" Sofia tercengang saat Arslan berjalan mendahului dirinya. An dan burung pipit milik Natur mengikut di belakang.
"Arslan..!" Sofia memanggil pemuda tersebut, tetapi Arslan sama sekali tidak menoleh.
Natur menyilangkan tangan dan menghela napas, "Sudahlah. Ayo ikuti dia,"
"Tsk, padahal sudah diperingatkan." Sofia terpaksa menyusul Arslan. Dia berjalan di samping pemuda setinggi 1,3 meter itu dan kemudian memimpin jalan ke tempat Penempa Senjata, Trian Shimmer Brown berada.
Sofia dan teman-temannya berjalan ke sebuah gang kecil, beruntung An yang besar cukup muat untuk melewati gang itu. Setelah berhasil keluar, mereka harus berjalan lagi melewati jalan yang berbatu dan menuruni sebuah tangga hingga sampai di pematangan sungai.
Perjalanan tersebut tidak membutuhkan waktu yang lama. Kediaman Trian Shimmer Brown dekat dengan sungai dan merupakan rumah kayu yang di depannya penuh potongan besi serta alat-alat untuk menempa.
Ketika sampai pun, Arslan dan teman-temannya mendengar suara besi yang dipukul dari dalam bangunan di hadapan mereka. Natur lantas buka suara dan memanggil nama dari pemilik tempat tersebut.
Masalahnya, baru dua kali memanggil---sesuatu terlempar dan hampir saja mengenai Natur andai Arslan tidak bergerak, melompat untuk meraih benda tersebut.
!!!
Raut wajah Natur dan Sofia seketika berubah pucat. Benda di tangan Arslan adalah sebuah pisau kecil yang bahkan lebih kecil dari belati Arslan, namun bilahnya sangat tajam. Seseorang benar-benar akan mati jika sampai lehernya tertusuk oleh benda ini.
"Aku tidak menerima tamu, jadi pergi dari sini."
!?
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Anyelir kuning
loh,,loh,,loh,,gak bahaya Tah,,,
2023-07-13
3
KhaLisa_BM
Apakah akan tetap bersikap sprti itu saat tau jika yg datang adalah Arslan
2023-07-13
2
Uchy
Arslan,,,,,,, tunjukkan kemampuanmu,,, jangan hanya diam di usir orang yang angkuh....
2023-07-13
2