...'Giant Veridis itu bernama An. Dia raksasa yang naif, namun berhati lembut.'...
...*****...
Di dalam gua besar itu, Arslan duduk di sebuah kursi batu dan disajikan makanan oleh nyonya Germina Bunt. Wanita dari ras dwarf tersebut menceritakan tentang kejadian di masa lalu yang membuatnya teringat kembali dengan tragedi yang selama ini berusaha dia lupakan.
"Itu tidak bisa dikatakan sebagai kesalahanmu, Arslan. Karena kau... Para ras selamat dari kemusnahan yang ditimbulkan naga itu. Tanpa kau dengan pedang itu... Dunia Tengah mungkin tidak akan ada lagi,"
"Tapi karena pedang itu jugalah perpecahan antar ras terjadi," Arslan merasakan sakit di tenggorokannya saat berkata, "Jauh lebih banyak orang yang kehilangan nyawanya saat itu. Aku.... Masih ingat dengan jelas bagaimana mereka mati, tepat di depan mataku."
Arslan memejamkan matanya sejenak sebelum berkata, "Pusaka yang seharusnya menjadi pelindung dunia... Justru berubah menjadi penyebab perpecahan para ras. Apa yang terjadi pada An.... Dan juga ras dwarf adalah kesalahan yang kubuat."
Nyonya Germina Bunt menatap Arslan sejenak sebelum mulai mengembuskan napas. Dia pun berkata, "Aku bertemu An dua tahun setelah kepergianmu. Jika kau mengatakan bahwa apa yang terjadi pada An juga adalah kesalahanmu, maka itu sama sekali tidak benar. Ras Giant Veridis sering diburu oleh ras giant lainnya dan para elf juga tidak suka mereka,"
Nyonya Germina Bunt berujar, "Aku menolong An saat ia dikejar oleh kawanan serigala. Kau tahu, An jelas memiliki kekuatan yang besar namun dia tidak mau menyakiti para serigala itu. Karena kuselamatkan, dia pun mengikutiku dan kami tinggal di sini."
Nyonya Germina Bunt melanjutkan, "Aku sudah lama tidak pernah melihatku. Aku mencarimu bersama An, tapi tidak ada yang bisa kulakukan. Pergi terlalu jauh bisa membuat kami bertemu troll. An... Dia tidak bisa melawan para troll yang terkenal liar dan ganas. Dia... Terlalu baik hati,"
Arslan memperhatikan makhluk dari ras giant tersebut yang terlihat membakar kayu dengan sangat hati-hati. An menyipitkan matanya dan mengangkat salah satu kayu untuk melihat ulat yang sangat kecil di ujung kayu tersebut. Dia pun dengan perlahan menurunkan kayu di tangannya agar hewan kecil itu bisa turun mencari tempat yang aman.
".......... Benar. Dia sangat baik hati," Arslan buka suara. "Aku sebenarnya ingin memintanya untuk mengantarku keluar dari lembah, tetapi dia berkata ingin menemui ibunya terlebih dahulu. Apa dia... Menganggap Nyonya Germina sebagai ibunya?"
"Yaah... Bisa dibilang seperti itu," Germina Bunt tersenyum dan berkata, "Meskipun bertubuh besar, namun usia An masih terbilang muda. Dia sendirian di tempat ini dan aku tidak yakin apakah ada ras Giant dari jenis Veridis lagi yang masih hidup saat ini atau tidak, tapi--"
"Aku satu-satunya hobbit yang tersisa di Dunia Tengah," Arslan menyela dan membuat Nyonya Germina Bunt terkejut. Wanita dari ras dwarf tersebut tertunduk sedih dan berusaha menahan suara ketika menangis.
"Arslan..." Germina Bunt mengulurkan tangan dan memegang kuat tangan pemuda yang duduk di depannya. Dia berkata, "Kau jangan merasa bahwa ini adalah akhir. Kau bisa mengubahnya. Kau memiliki kemampuan itu,"
"Aku selalu hidup dalam penyesalan selama ini..." Arslan berujar pelan, "Mereka mengusir ras-ku dengan alasan yang tidak bisa diterima. Kami berusaha pergi, namun tetap saja diburu untuk dihabisi. Hobbit tidak seberani dwarf, kami tidak punya kekuatan apa pun, bahkan sejujurnya kamilah yang lebih lemah dari manusia. Aku... Selalu merasa... Bahwa ini semua kesalahanku. Karena aku dan ide bodohku... Banyak yang kehilangan nyawanya."
Arslan mengusap wajahnya dan kembali berkata, "Aku ingin mati tapi tidak mempunyai keberanian untuk bertemu mereka semua di alam sana. Mereka pasti akan memakiku karena memilih mati dengan mudah. Itulah sebabnya aku berusaha tetap hidup sampai benar-benar waktunya untuk menghilang dari dunia ini,"
"Kau menyiksa dirimu sendiri..." Germina Bunt berkata, "Mereka melupakan jasa besar yang sudah kau lakukan. Kekacauan yang timbul akibat Naga itu tidak akan berakhir jika bukan karena pedang yang kau bawa. Meskipun para ras menyatukan kekuatan mereka.... Naga itu tidak bisa kalahkan,"
Germina Bunt menarik napas dan berujar, "Benar bahwa karena pedang itu juga... Perang kedua yang lebih besar lagi tercipta, tetapi ini tidak bisa disebut sebagai kesalahanmu. Orang-orang yang serakah itulah... Yang patut disalahkan,"
Arslan menurunkan pandangan dan menggeleng pelan, "Tidak Nyonya Germina. Bahkan bila aku menyangkal bahwa ini bukanlah salahku... Orang yang sudah mati tidak bisa dihidupkan kembali. Kehancuran ras-ku pun... Merupakan bukti bahwa ini terjadi karena aku yang membawa pedang itu..."
Arslan menarik napas dan berkata, "Saat ini... Tersiar kabar bahwa pedang itu kembali muncul dan para ras sedang berusaha mendapatkannya. Aku sendiri tidak ingin terlibat lagi dengan dunia, tetapi tuan Gearl Howl datang dan berkata bahwa aku memiliki kesempatan untuk mendapatkan kematian yang terhormat. Aku ..."
Arslan menatap wanita di hadapannya dan berkata, "Nyonya Germina. Apa menurutmu aku sudah mengambil keputusan yang tepat? Aku sudah lama bersembunyi dan bahkan tidak tahu bagaimana kondisi di luar sana. Entah... Apakah kemunculanku akan membawa pengaruh baik atau justru.... Menjadi penyebab kekacauan dunia lagi."
"Arslan, masa lalu adalah sejarah. Sementara masa depan... Merupakan rahasia langit. Dan di masa sekarang... Aku bisa menyakinkan ini padamu... Hanya kau satu-satunya yang dapat menghentikan sejarah kelam terulang lagi di masa depan,"
!!
Germina Bunt menarik napas dan berkata, "Maaf jika kukatakan ini. Tapi kau yang membawa pedang itu hingga dikenal oleh dunia. Sekarang... Kau sendirilah yang harus menghentikannya untuk dimiliki siapa pun. Jujur saja, aku sama sekali tidak percaya pada rasa lain selain dirimu. Bahkan bila di masa lalu... Ras Elf-lah yang memakai pedang itu. Hanya kau .... Yang benar-benar pantas menjadi pemilik dari pedang itu."
Arslan menurunkan pandangannya. Apa yang dikatakan oleh Germina Bunt benar. Dialah yang sudah membawa pedang itu ke medan pertempuran. Dan fakta bahwa pedang itu dibentuk dengan kedua tangannya sendiri.
Benar. Pedang Penakluk Naga yang sangat terkenal dan bahkan masih diperebutkan hingga sekarang.... Adalah senjata yang ditempa oleh Arslan sendiri. Dialah hobbit pertama yang tahu caranya membuat senjata. Dia berbeda dari kebanyakan hobbit yang hanya tahu cara bertani, bahkan termasuk awam dalam seni perang.
"Nyonya Germina..." Arslan menatap wanita di hadapannya dan berujar, "Aku tidak mempunyai keberanian yang sama seperti ras-mu. Aku bahkan tidak sehebat ras elf dengan keahlian sihir mereka. Hobbit hanya tahu caranya menghindari konflik dengan bersembunyi, kami bahkan hanya tahu cara memasak. Apa yang bisa diharapkan..."
"Bagaimana kau bisa merendahkan dirimu?" Nyonya Germina Bunt berkata, "Aku melihatmu seberani ras dwarf. Bahkan keberanianmu lebih dari yang bisa kubayangkan. Kau juga adalah orang yang sangat bersemangat, apalagi jika mempelajari hal-hal baru. Keahlianmu dalam menempa pedang itu... Merupakan bukti betapa kerasnya usahamu selama ini,"
"Semangat masa mudaku sudah lama mencair karena waktu, Nyonya Germina. Sama seperti masa lalu yang menjadi sejarah... Aku pun tidak bisa kembali seperti dulu lagi,"
"Tapi setidaknya... Kau telah melakukan langkah pertamamu menuju perubahan. Kau tidak mengabaikan dunia.... Seperti yang selama ini kau lakukan,"
!!
Arslan tersentak. Dia tidak bisa menyangkal ucapan dari wanita di hadapannya sebab apa yang dikatakan oleh subjek ini tidak sepenuhnya salah. Itu karena jika dia mengabaikan dunia, maka dirinya tidak mungkin berada di tempat ini.
Germina Bunt berkata, "Kau selama ini memang bersembunyi. Tetapi saat kau tahu bahwa dunia membutuhkanmu... Kau tidak mengabaikannya. Ini membuktikan bahwa kau masih mempedulikan keselamatan semua orang,"
"Niatku masih setengah hati, Nyonya Germina. Aku akan segera pulang jika perjalanan ini membuat kondisi semakin buruk dengan adanya kehadiranku."
Germina Bunt memperhatikan Arslan dengan saksama sebelum buka suara. Dia berkata, "Apa rencanamu sekarang...? Kau adalah orang yang menempa pedang itu. Kau yang lebih tahu rahasia di dalamnya bila dibandingkan dengan orang lain. Apa kau sudah memikirkan sebuah rencana?"
"Pedang itu sama sekali tidak mempunyai rahasia apa pun, hanya saja..." Arslan bernapas pelan saat berkata, "Aku masih ingat saat pedang itu ada di tangan orang lain dan aku tidak akan menyangkal jika senjata itu telah bersemayam iblis. Ini karena di masa lalu... Aku menyaksikan orang yang memegang pedang itu berubah sikap... Menjadi sangat menakutkan,"
!!
"Arslan...."
"Aku tidak bisa memikirkan cara lain, tapi aku ingin mencoba mencari benda yang bisa menghancurkan pedang itu. Jika Pedang Penakluk Naga hancur.... Para ras tidak akan saling bertarung memperebutkannya."
Gemina Bunt terkejut mendengar ucapan Arslan. Dia berkata, "Kau... Apa sungguh bisa menghancurkan pedang itu?"
"........... Aku tidak tahu. Tapi kurasa aku bisa mencobanya walau ini... Akan menjadi perjalanan panjang dan menyulitkan. Nyawaku dapat dalam bahaya sewaktu-waktu,"
Germina Bunt menurunkan pandangan sebelum menarik napas. Dia pun berkata, "Kau bisa mengajak An untuk menemanimu. Dia dapat membantumu dan tidak akan pernah meninggalkanmu,"
"Nyonya Germina, tapi An adalah giant dari jenis verdinis. Penampilannya mencolok jika kubawa ke pemukiman. Dia mungkin saja... Menjadi target penyerangan ras lain,"
"Kau jangan mengkhawatirkan itu. Aku sudah mengajarinya sihir sederhana yang bisa membuat penampilannya berubah," Germina Bunt menoleh dan memanggil An untuk mendekat.
"Bu..."
"Kau temanilah Arslan dan lindungi dia dalam misinya. Kau mungkin bisa bertemu seseorang dari ras mu dalam perjalanan. Ini waktunya kau melihat dunia yang luas,"
"Bu... Arslan..."
"Arslan juga akan menjagamu. Kau harus mengikuti ucapannya, mengerti?"
"Bu...."
Arslan memperhatikan makhluk raksasa berbulu hijau tersebut dan menatap ke arah Germina Bunt. Dia pun berkata, "Aku berterima kasih karena sudah meminta An untuk menemaniku. Tetapi bagaimana dengan Nyonya Germina sendiri? Anda... Apakah tidak ingin ikut?"
"Aku mempunyai hal yang harus kulakukan. Akan kubantu kau menyelidiki masalah tentang pedang itu dan ras apa saja yang terlibat dalam pencariannya. Sungguh, Arslan. Dunia luar telah banyak berubah dari apa yang pernah kau lihat. Kau harus berhati-hati pada siapa pun yang kau temui,"
Arslan mengangguk pelan. Dia berterima kasih pada Germina Bunt dan lantas meminta izin untuk segera pergi. Germina Bunt sendiri membungkus makanan untuk Arslan dan mengantar pemuda tersebut keluar gua.
"Nyonya Germina, kau harus menjaga diri baik-baik. Semoga kita bertemu lagi,"
"Bu...."
"Pergilah dan jaga diri kalian juga,"
Arslan kembali diangkat oleh An dan diturunkan di bahu raksasa tersebut. Dia menatap Germina Bunt yang melambaikan tangan ke arahnya sebelum akhirnya melihat ke depan. An mulai berjalan.
Dalam hati, Arslan tidak pernah menyangka akan bertemu seseorang dari masa lalunya dan bahkan tidak sendirian dalam perjalanan. Walau An tidak banyak bicara, namun sosok ini mengerti apa yang dikatakannya dan sama seperti yang dikatakan oleh Germina Bunt... An merupakan ras giant veridis yang baik hati.
Raksasa ini bahkan beberapa kali berhati-hati dalam melangkah. Rasanya seolah An tidak ingin jika dirinya merasa tak nyaman dalam perjalanan keluar dari hutan ini.
"Arslan... Makan..."
"Apa kau lapar?" Arslan membuka bungkusan yang diberikan oleh Germina Bunt dan lantas berkedip. Dia merasa kebingungan.
"Bagaimana ini, An? Bekal pemberian Nyonya Germina Bunt sepertinya tidak bisa membuatmu kenyang,"
"An.... Kecil..."
"Apa?" Arslan mengerutkan kening. Dia bisa merasakan ada perubahan pada tubuh An. Dirinya berpegangan kuat dan tersentak saat bulu berwarna hijau yang menutupi seluruh tubuh An kini menghilang.
Tubuh An menjadi lebih kecil. Dia setinggi 2 meter sekarang dan sangat berbeda dari sebelumnya. Namun meski demikian, bagi Arslan---subjek ini masih begitu besar. Apalagi An mempunyai tubuh yang berisi.
An sendiri tidak menurunkan Arslan dari bahunya, dia tetap membawa pemuda tersebut walau sekarang jika ingin menurunkan subjek ini... Dirinya menggunakan kedua tangan.
"An, apa ini sihir yang diajarkan Nyonya Germina Bunt padamu?" Arslan bertanya dan An baru saja akan menjawab ketika tiba-tiba terdengar suara teriakan.
!!!
Arslan dan An terkejut. Mereka kembali mendengar suara teriakan itu dan semakin nyaring. Arslan berpegangan kuat ketika An mulai berlari. Mereka bergegas menuju asal dari suara itu.
...******...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
🔹𝒩𝒶𝓂𝒾 ✅
An berapa polosnya dia, bisakah dia ikut serta ke zona antara hidup dan mati?! aku sungguh merasa kasian padanya
2025-01-21
0
Alan Bumi
rasa = ras
2023-07-12
1
zC
👍👍👍👍👍👍
2023-07-05
2