6 - An dan Sofia

...'Aku bertemu dengan Elf itu dan dia menangis. Ini pertama kalinya kulihat tidak ada kesombongan yang biasa nampak di wajahnya.'...

...*****...

Jantung Arslan berdegup kencang ketika suara jeritan itu semakin terdengar. An sendiri terus berlari dan kadang menyingkirkan dahan yang menghalangi jalannya.

Ketika suara jeritan itu kian dekat, seketika kening Arslan mengerut. Suara yang dia dengar adalah suara nyaring seorang wanita dan entah mengapa dia seperti mengenali pemilik dari suara ini.

"Tidak mungkin dia...."

Satu-satunya orang yang bisa Arslan pikirkan saat ini adalah adalah Elf bernama Sofia Bellwings. Hanya gadis itu yang dia temui dan bahkan sosok yang berpamitan dengannya beberapa hari terakhir.

Jadi jika ada seseorang yang bisa dalam bahaya di hutan ini, maka itu mungkin adalah Elf tersebut. Arslan pun meminta An untuk bergerak lebih cepat dan benar-benar yakin dengan pikirannya saat melihat Sofia yang sedang tergantung secara terbalik di sebuah dahan pohon.

Tidak hanya itu, Arslan juga melihat ada empat ekor wolf yang menunggu di bawah dan berusaha melompat untuk mengigit kepala Sofia. Elf itu berteriak dan begitu ketakutan.

Arslan segera melompat turun dari bahu An dan kemudian bergerak menyerang serigala tersebut. Dia kembali menggunakan sihir yang dapat mengeluarkan cahaya untuk membuat terkejut para serigala tersebut.

"Arslan...!" Sofia berseru. An meraih tali dan menurunkan elf cantik itu. Arslan membantu Sofia yang perlahan mulai diturunkan. Gadis itu menerima uluran tangannya.

"Arslan..!" Sofia langsung memeluk Arslan dan membuat pemuda tersebut membeku. Gadis bertelinga runcing itu menangis dan dengan suara yang keras.

"Sofia-"

"Pendek bau menyebalkan. Kupikir aku sudah mati," Sofia terus menangis dan mengeratkan pelukannya. Arslan yang tersadar langsung menepuk gadis ini.

"Hei, lepaskan. Kau bisa membunuhku..!"

!!

Sofia tersentak dan kemudian mulai melepas pelukannya. Dia masih terisak dan beberapa kali mengusap air yang membasahi pipi putihnya. Arslan baru pertama kali melihat seorang elf menangis dan jujur saja ini jauh dari bayangannya.

"Bagaimana kau bisa dalam situasi seperti tadi dan bahkan diserang oleh para wolf itu?" Arslan bertanya sambil memotong akar yang melilit kaki gadis berusia 17 Tahun di hadapannya.

Sofia masih terisak saat mulai bicara. Dia pun berkata, "A-aku ingin memasang jebakan dan saat sedang berburu... Justru akulah yang terjebak. Busurku sampai terlempar dan entah bagaimana wolf itu datang dan mulai menyerangku. Aku benar-benar takut.. Hiks. Aku tidak suka di sini. Aku mau pulang.."

Arslan berkedip, keningnya mengerut saat bertanya. "Bukankah kau bilang bahwa elf hanya makan buah dan sayur? Lalu untuk apa kau memasang jebakan?"

Sofia menggembungkan pipinya. Dia menatap Arslan dan lantas berkata, "Aku memasang jebakan itu untuk penyihir jahat yang selama ini mengejarku. Alasanku berburu juga untuk memancing mereka ke arah jebakan ini, tapi bukannya menjebak lawan---justru akulah Yang kena. Ini sangat menyebalkan..!"

Arslan berkedip saat Sofia kembali menangis. Gadis di hadapannya benar-benar membuat martabat ras elf menghilang dalam sekejap. Dirinya pun mengembuskan napas dan lalu mengulurkan tangan. Arslan menepuk pelan bahu sosok di hadapannya.

"Apa kau terluka?" Arslan buka suara dan membuat Sofia menatapnya.

"Tidak.... Kakiku sedikit lecet, tapi ini bukan masalah. Aku bisa menyembuhkannya,"

"Baiklah, berhati-hatilah lain kali..." Arslan berdiri dan kemudian mengajak An untuk pergi. Tindakannya yang meninggalkan Sofia begitu saja membuat elf tersebut tercengang.

"Ka-Kau..." Sofia sampai kehabisan kata-kata. Dia pun berseru, "Hei..! Bagaimana bisa kau meninggalkanku seperti ini?! Hei..! Arslan..!"

"Ada apa lagi?" Arslan berbalik, tetapi tidak berjalan mendekati Sofia. Ekspresi wajah dan nada suaranya benar-benar tenang dan jujur di mata elf tersebut itu nampak mengesalkan.

"Aduh.." Sofia berdiri dan kemudian berjalan mendekat. Dia pun secara spontan menjitak kepala pemuda yang begitu pendek tersebut.

Dengan wajah memerah, Sofia pun merutuk. "Dasar cebol menyebalkan. Bagaimana bisa kau sangat jahat dan meninggalkanku yang terluka sendirian?! Apa kau tidak punya hati? Kau membuatku ingin menangis."

".................." Arslan mengusap-usap kepalanya dan lantas menarik napas. Dia pun berujar tenang, "Lalu aku harus apa? Kakimu yang sakit, kan? Apa kau ingin digendong?"

"Idih, siapa juga yang mau." Sofia merinding geli saat berkata, "Kau pria jorok menyebalkan. Aku-!"

Arslan kaget dan spontan meraih tangan Sofia karena gadis itu hampir saja terjatuh. Dia pun berkata, "Lukamu harus diobati dulu..."

Sofia meringis dan perlahan mulai duduk sambil dibantu oleh Arslan. Dia berkata, "Semua ini karena salahmu. Kau pergi begitu saja dan tidak berniat membantu. Kau ini pendek jahat yang menyebalkan,"

"Dia melakukannya lagi," Arslan menghela napas dan menggeleng pelan. Dirinya pun mengulurkan tangan dan memegang pergelangan kaki Sofia hingga membuat elf cantik tersebut berkedip.

"Duleur los amissa..."

!!

Mantra sihir yang diucapkan Arslan membuat Sofia terkejut. Elf itu tidak lagi merasakan sakit pada luka-lukanya. Dia terperangah, mulutnya terbuka, namun dirinya tidak tahu harus berkata apa. Sungguh, ini pertama kalinya dia mendengar mantra sihir seperti itu dan efeknya bahkan lebih baik dari sihir penyembuhan yang dia pelajari selama ini.

"Kau.... Kau bisa sihir?!" Sofia akhirnya buka suara. Saking syoknya, dia bahkan meraih bahu Arslan dan menatap wajah pemuda tersebut.

Arslan berkedip, ekspresinya tidak berubah namun tatapan matanya jelas nampak kaget walau dengan cepat berubah seperti biasa.

Suara Arslan datar saat menggumam, "Oh.."

"Kau benar-benar bisa sihir?!" Sofia bertanya kembali.

"........... Sedikit. Hanya beberapa sihir yang ringan,"

"Ringan?" Sofia syok, "Kau melakukan sihir penyembuhan yang hebat. Ini bahkan lebih baik dari sihir penyembuhan milikku dan kau bilang ini hanya sihir yang ringan?"

Sofia menggeleng pelan sebelum akhirnya meraih kedua tangan Arslan. Dia membuat pemuda di hadapannya terkejut dengan tindakan yang dirinya lakukan.

"Apa-apaan ini-"

"Guru. Tolong ajari aku..!"

Arslan baru akan bertanya dan syok ketika Sofia tiba-tiba memanggilnya 'Guru'. Dia bahkan melihat bagaimana subjek ini memasang ekspresi wajah yang penuh pengharapan.

"Kau bertingkah aneh.." Arslan buka suara, "Apa kau yakin kepalamu tidak terbentur sesuatu?"

"Aku tidak pernah memohon pada siapa pun sebelumnya. Sekarang aku merendah di hadapanmu. Tolong ajari aku sihir. Aku mohon. Mau yah? Yah... Tolonglah."

Arslan berkedip dengan tingkah Sofia. Dia mengembuskan napas, "Lepaskan dan pergilah dari sini,"

!

"Pendek menyebalkan-maksudku 'Guru'..!" Sofia bergegas mengejar Arslan yang tiba-tiba berjalan pergi meninggalkannya. Dia teringat pada busurnya dan kembali mengambil senjatanya tersebut sebelum akhirnya menyusul Arslan.

"Kau harus mengajariku sihir. Aku benar-benar membutuhkannya..!" Sofia mulai bicara saat berhasil menyusul Arslan.

Elf cantik itu menjelaskan, "Perjalananku untuk mencari Pedang Penakluk Naga akan sangat menyulitkan dan berbahaya. Aku butuh sihir yang bisa membantuku dalam perjalanan ini dan kau memilikinya. Atau begini saja, kau ikutlah denganku. Bagaimana?"

Arslan diam saja sebelum akhirnya mulai buka suara. Nadanya datar ketika berkata, "Kau adalah seorang elf dan juga merupakan putri dari sebuah kerajaan. Apa tidak ada yang mengajarkan sihir padamu?"

Sofia tertegun sebelum pada akhirnya menurunkan pandangan. Suaranya pelan saat berkata, "Aku... Sebenarnya sangat payah dalam memakai sihir. Aku ahli dalam segala hal, tapi untuk mempelajari sihir... Ini bisa dibilang adalah kelemahanku. Jadi karena itulah jika kau baik hati, maka tolonglah aku."

Arslan menghela napas, dia terus saja berjalan tanpa mengatakan apa pun. An mengikuti di belakangnya dan bahkan Sofia seolah tidak terganggu dengan kehadirannya. Elf cantik itu terus mengikuti Arslan dan membujuk agar bisa diajari mantra sihir.

Arslan cukup lama terdiam sebelum akhirnya mulai buka suara. Nadanya rendah ketika bicara, "Kau.... Berkata memiliki kelemahan dalam mempelajari sihir, tapi kenapa saat tahu kau memiliki kelemahan ini... Kau tetap saja nekat untuk mencari pedang itu? Pedang yang kemungkinan besar tidak pernah ada,"

"Bagaimana bisa itu tidak ada?!" Sofia merasa jengkel sebab subjek di hadapannya seolah tidak percaya pada keberadaan Pedang Penakluk Naga.

Sambil menyilangkan tangan, Sofia berkata. "Pedang itu benar-benar ada. Sejarah tidak mungkin berbohong. Aku mencarinya karena banyak ras yang mengincar pedang itu. Jika sampai jatuh ke tangan orang jahat, maka... Tidak hanya kerajaanku yang dalam bahaya, tapi mungkin juga dunia."

Dengan nada pelan, Sofia kembali berkata. "Aku pernah mengatakannya padamu bahwa Kerajaan Elmora adalah kerajaan besar dan diberkahi langit. Tapi meski demikian... Kekuasaan dari kerajaanku tidak sebesar kerajaan dari ras manusia."

Sofia menarik napas dan berujar, "Sebagai putri satu-satunya... Aku memiliki tanggung jawab untuk melindungi kerajaanku. Elmora.... Sering mendapatkan serangan dari ras lain dan lebih banyak diserang oleh ras manusia. Ayahku didesak untuk memberitahukan lokasi dari Pedang Penakluk Naga dan bahkan hampir kehilangan nyawanya,"

Sofia mengembuskan napas dan menggeleng pelan, "Andai saja tidak ada peta aneh yang tersebar... Mungkin Elmora sudah menjadi medan peperangan. Berkat peta yang muncul entah dari mana itu dan menyebar di setiap wilayah.... Keadaan menjadi riuh dan banyak ras yang melakukan petualangan untuk bisa sampai ke lokasi pedang itu. Mereka semua menginginkan kekuatan yang ada dalam Pedang Penakluk Naga. Aku tidak bisa membiarkan ini dan memutuskan untuk pergi dan ikut mencarinya,"

"Tidak ada hal yang lain," Sofia melanjutkan. "Aku hanya melakukannya untuk kerajaanku meskipun aku memiliki kelemahan dalam penggunaan sihir. Aku hanya ingin paling tidak bisa berguna untuk melindungi kerajaanku,"

Sofia menarik napas dan tersenyum, "Yaah... Walaupun jika nanti dalam perjalanan ini aku mati... Tapi setidaknya aku sudah berusaha. Aku tidak akan pernah menyesal mati demi melindungi kerajaan yang kukasihi. Ini akan menjadi kematian terhormat untukku,"

"................"

Arslan entah sejak kapan tertegun dan menatap Sofia. Ucapan gadis ini mengingatkan dirinya dengan perkataan Gearl Howl dan itu kembali mengganggunya. Dia menurunkan pandangan sejenak dan baru akan buka suara ketika An tiba-tiba mengangkat tubuhnya.

Sofia juga tersentak saat tubuhnya pun ikut diangkat. Dia memperhatikan sosok yang menggendongnya dengan cara di dudukkan pada sebuah bahu dan lantas bertanya pada Arslan.

"Siapa temanmu ini?"

Arslan menatap sejenak ke arah Sofia dan menjawab, "An. Kau bisa memanggilnya An,"

"Aku tidak pernah melihatnya bersamamu sebelumnya..." Sofia menggumam pelan sebelum menatap sosok besar ini dan berkata, "Aku adalah Sofia Bellwings, putri Kerajaan Elmora. Dari ukuran tubuhmu... Apa kau berasal dari ras Giant, An?"

"...... Sofia..."

"Benar, itu namaku. Jadi?" Sofia tersenyum ramah sebelum nampak keheranan karena subjek ini hanya terus mengulang-ulang memanggil namanya.

Arslan menarik napas dan berkata, "Untuk seukuran ras Giant. Usianya masih terlalu muda hingga dia tidak bisa memahami terlalu banyak ucapanmu. Sulit untuk menjelaskan, tetapi An masih anak-anak."

Arslan tidak bisa memberitahukan identitas An yang sebenarnya pada Sofia. Jujur saja, ras Giant dari jenis Veridis memang tidak memiliki kemampuan bicara yang sempurna. Mereka hanya bisa mengucapkan kata sederhana dan pemahaman mereka terhadap sesuatu lebih rendah dari ras Giant lainnya.

'Bodoh, tetapi memiliki kekuatan besar dan baik hati'. Ungkapan ini cocok untuk mendeskripsikan ras Giant dari jenis Veridis. Dan selain itu, alasan kuat Arslan untuk tidak mengatakan jenis ras dari An adalah hubungan masa lalu di mana para Elf seringkali memburu Veridis karena terancam dengan kekuatan mereka.

Itu mungkin sudah sangat lama dan sepertinya tidak ada lagi dendam seperti itu di masa sekarang, namun Arslan tidak punya pilihan. Dia tidak ingin mengambil tindakan ceroboh dengan mengatakan identitas An yang sebenarnya.

"............." Arslan menarik napas dan menjadi keheranan ketika mendengar suara Sofia yang tertawa. Dia pun menoleh dan benar saja elf tersebut seolah merasa senang entah karena apa.

"Ayo katakan lagi, katakan lebih keras."

"Mengatakan apa?" Arslan berkedip. Sepertinya dia terlalu fokus melamun hingga tanpa sadar telah melupakan sesuatu.

"Cantik... Sofia... Cantik..."

!!

Arslan melebarkan matanya. Dia pun berdecak dan menggeleng pelan sebab mengerti apa yang sudah terjadi. Sofia mengajarkan An beberapa kata yang justru lebih kepada pujian terhadap gadis itu sendiri.

"Arslan.... Bau.."

Sofia tertawa mendengar ucapan An dan lalu menatap ke arah Arslan, "Dia sangat pandai memujimu. Ayo katakan yang kuajarkan lagi,"

"Pendek... Arslan... Pendek bau..."

"Lihat..!" Sofia kembali tertawa. Dia sangat senang ketika berhasil mengajarkan beberapa kata ledekan pada An.

Di sisi lain, entah raksasa dari jenis veridis itu tahu apa yang dikatakannya atau tidak... Tetapi dia tersenyum saat melihat Sofia tertawa. Dia bahkan mengulangi beberapa kata lagi karena merasa itu hal yang membuat subjek ini senang.

Arslan menarik napas dan menggaruk pipinya yang tidak gatal. Dia membatin, "Aku bisa merasakan bahwa perjalanan ini akan sangat merepotkan."

Sinar menengadah, sinar matahari yang Indah di atas sana seolah memberikan pertanda bahwa perjalanannya akan sangat panjang. Apalagi dengan kehadiran Sofia bersamanya.

Arslan kembali menarik napas dan baru akan buka suara ketika tiba-tiba merasakan firasat yang tidak nyaman. Ini seolah-olah... bahwa dia, Sofia, dan An sedang diawasi oleh sesuatu. Ekspresi Arslan berubah menjadi sangat serius dan tangannya pun menyentuh belati yang terselip di pinggangnya.

******

Terpopuler

Comments

Alan Bumi

Alan Bumi

jenia_-

2023-07-13

2

zC

zC

👍👍👍👍👍

2023-07-09

1

Uchy

Uchy

An mengingatkan aku pada Buto ijo nya bang Jack mad
wkwkwkwk 😜

2023-06-29

2

lihat semua
Episodes
1 1 - Penghuni Dunia Tengah
2 2 - Seorang Elf
3 3 - Pedang Penakluk Naga
4 4 - Arslan
5 5 - Kepergian
6 6 - An dan Sofia
7 7 - Penyihir Hitam
8 8 - Penolong dari Utara
9 Bab 9 - Bertemu Kembali
10 10 - Membalas Kebaikan
11 11 - Sarang Hewan Pemakan Daging
12 12 - Bunga Lily Api
13 13 - Goblin
14 14 - Wilayah Perbatasan
15 15 - Kerajaan Elmora
16 16 - Kota Misella
17 17 - Istana Kerajaan Elmora
18 18 - Trian Shimmer Brown
19 19 - Rencana Sabotase
20 20 - Lunar Orchis
21 21 - Pelelangan
22 22 - Mengacaukan Lunar Orchis
23 23 - Pengejaran
24 24 - Kesatria Sihir
25 25 - Bantuan Musuh
26 26 - Istana Elmora
27 27 - Kesatria Sihir Kerajaan
28 28 - Keluarga Sofia
29 29 - Raja Gladius
30 30 - Bantuan
31 31 - Kesatria Matahari Emas
32 32 - Hal Tidak Terduga
33 33 - Keluarga Kerajaan
34 34 - Raja Nelius Sulla II
35 35 - Perencana Licik
36 36 - Perpisahan
37 37 - Meninggalkan Kerajaan Elmora
38 38 - Pertemuan
39 39 - Negosiasi
40 40 - Pembuktian
41 41 - Ketidakpercayaan
42 42 - Identitas Arslan
43 43 - Pertemuan [2]
44 44 - Kedekatan
45 45 - Perpisahan dengan Helena
46 46 - Perjalanan bersama An
47 47 - Kedai Kǎoyā
48 48 - Pertemuan Kembali
49 49 - Sofia
50 50 - Kediaman Wesley
51 51 - Manusia Dengan Sihir Hitam
52 52 - Membantu Sofia
53 53 - Menyelamatkan Rosie
54 54 - Lost Silva
55 55 - Kedalaman Lost Silva
56 56 - Ujian Hutan Bening
57 57 - Ilusi
Episodes

Updated 57 Episodes

1
1 - Penghuni Dunia Tengah
2
2 - Seorang Elf
3
3 - Pedang Penakluk Naga
4
4 - Arslan
5
5 - Kepergian
6
6 - An dan Sofia
7
7 - Penyihir Hitam
8
8 - Penolong dari Utara
9
Bab 9 - Bertemu Kembali
10
10 - Membalas Kebaikan
11
11 - Sarang Hewan Pemakan Daging
12
12 - Bunga Lily Api
13
13 - Goblin
14
14 - Wilayah Perbatasan
15
15 - Kerajaan Elmora
16
16 - Kota Misella
17
17 - Istana Kerajaan Elmora
18
18 - Trian Shimmer Brown
19
19 - Rencana Sabotase
20
20 - Lunar Orchis
21
21 - Pelelangan
22
22 - Mengacaukan Lunar Orchis
23
23 - Pengejaran
24
24 - Kesatria Sihir
25
25 - Bantuan Musuh
26
26 - Istana Elmora
27
27 - Kesatria Sihir Kerajaan
28
28 - Keluarga Sofia
29
29 - Raja Gladius
30
30 - Bantuan
31
31 - Kesatria Matahari Emas
32
32 - Hal Tidak Terduga
33
33 - Keluarga Kerajaan
34
34 - Raja Nelius Sulla II
35
35 - Perencana Licik
36
36 - Perpisahan
37
37 - Meninggalkan Kerajaan Elmora
38
38 - Pertemuan
39
39 - Negosiasi
40
40 - Pembuktian
41
41 - Ketidakpercayaan
42
42 - Identitas Arslan
43
43 - Pertemuan [2]
44
44 - Kedekatan
45
45 - Perpisahan dengan Helena
46
46 - Perjalanan bersama An
47
47 - Kedai Kǎoyā
48
48 - Pertemuan Kembali
49
49 - Sofia
50
50 - Kediaman Wesley
51
51 - Manusia Dengan Sihir Hitam
52
52 - Membantu Sofia
53
53 - Menyelamatkan Rosie
54
54 - Lost Silva
55
55 - Kedalaman Lost Silva
56
56 - Ujian Hutan Bening
57
57 - Ilusi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!