Bab 9 - Bertemu Kembali

...'Di antara orang-orang yang bersamanya, hanya An yang mampu mendamaikan hati.'...

...******...

"Apa maksudmu bahwa aku berbohong?" Sofia kaget, dia pun berdiri dan lantas berjalan mendekati Arslan.

"Aku sudah berbohong apa padamu?" Sofia bertanya dan membuat Arslan menatap ke arahnya.

"Kau jelas tidak diizinkan pergi oleh ayahmu untuk mencari pedang itu. Tindakanmu yang melarikan diri seperti ini berbahaya untukku, apa kau tahu itu?"

Sofia berkedip, ini pertama kalinya dia mendapat bentakan dari seseorang yang tingginya hanya 130 cm. Dirinya pun berkata, "Bukankah aku tidak pernah mengatakan bahwa aku pergi karena mendapat izin dari ayahku?"

"Apa?"

"Orang tua mana yang akan mengizinkan putri sulungnya yang bahkan sangat payah dalam sihir untuk pergi mencari Pedang Penakluk Naga? Terlalu banyak bahaya yang akan mengancam."

"Tapi bukannya..."

"Aku pergi tentu saja dengan diam-diam." Sofia berkata, "Ayahku itu sangat keras jika sudah menyangkut keselamatan putrinya. Dan jujur saja, meskipun aku memiliki dua adik yang masih kecil... Tapi karena sihirku yang lemah ini... Ayahku jadi lebih menaruh perhatian padaku. Karena itulah kukatakan kau harus bersikap baik padaku, hmph."

"............" Arslan memperhatikan Sofia dan lantas mengembuskan napas. Dia pun memanggil An dan meminta raksasa itu untuk bangun. Mereka harus segera keluar dari tempat ini dan pergi ke Kerajaan Elmora secepatnya.

*

*

Benua Tengah adalah tempat yang sangat luas, terbagi menjadi empat negara. Pertama adalah Feuer, negara yang lebih dominan dihuni oleh ras manusia, wolf, dan dwarf.

Kedua adalah Land, negara yang dominan dihuni oleh ras Elf. Ketiga adalah Wind, tempat yang lebih banyak tebing curam, tanah mati, dan konon katanya merupakan lokasi lahirnya naga yang membawa bencana.

Negara terakhir adalah Wasser, tempat yang berbentuk seperti pulau-pulau kecil dan di kelilingi oleh lautan. Ras yang tinggal di sana sulit untuk diidentifikasi, namun ada yang mengatakan bahwa tempat tersebut di huni oleh banyak ras termasuk manusia dan elf.

Lokasi Arslan berada tidak jauh dari tempat bernama Lembah Iblis. Mereka akan tiba di Kerajaan Elmora setelah melewati perjalanan selama kurang lebih 15 hari. Arslan yang saat ini duduk di bahu An memikirkan cara teraman agar bisa sampai ke Kerajaan Elmora tanpa hambatan apa pun.

Masalahnya, bagaimana bisa Arslan menghindari masalah jika sumber dari masalah tersebut sedang ada bersamanya saat ini. Sosok itu tidak lain adalah gadis Elf yang bukan hanya suka mendesak, tetapi juga selalu mendebatkan apa pun itu.

"Anak laki-laki yang tadi bersamamu bernama Natur, kan?" Sofia buka suara. "Dia itu sangat tidak sopan untuk seukuran bocah. Dia jelas begitu menyebalkan,"

"Bukankah usianya tidak jauh berbeda darimu?" Arslan bersuara tenang, namun ucapannya membuat Sofia menggelembungkan pipi.

"Aku jelas lebih tua darinya, tahu! Kau tidak bisa menyamakanku dengan anak berandalan itu."

"............. Kalian memiliki kesamaan dalam hal 'ketidak-sopanan'."

"Apa?!" Sofia menoleh. Andai saja tidak ada kepala An yang menjadi pemisah antara dirinya dengan Arslan, maka mungkin sekarang dia sudah menarik telinga makhluk pendek tersebut.

Sofia menarik napas, menenangkan dirinya agar tidak membentak Arslan. "Jika bukan karena aku sangat membutuhkan pelajaran sihir darinya, maka sudah sejak tadi kugantung dia dan meninggalkannya sendirian."

Sofia berdeham dan lantas berkata, "Ayo bicarakan hal yang lain. Bagaimana jika kau mengajariku beberapa trik sihir-"

"Tidak tertarik," Arslan menyela dan membuat Sofia tersentak.

"Setidaknya dengarkan aku dulu-"

"Aku tidak mau,"

"Arslan, kau ini sangat pelit." Sofia berkata, "Tidak ada salahnya berbuat kebaikan. Paling tidak ajari aku trik sihir sederhana. Luangkan waktumu setidaknya 30 menit untuk mengajariku, memang apa susahnya?"

"Membuang-buang waktu. 30 menit itu sama dengan membuang-buang waktuku,"

"Tapi masa depanku bergantung pada 30 menit yang kau luangkan," Sofia menatap Arslan dan terlihat memasang wajah yang seolah sangat butuh dikasihani. Binar pada matanya begitu jelas mengisyaratkan bahwa dia benar-benar menginginkan sesuatu dan hanya Arslan yang bisa memenuhi permintaannya.

"Aku akan memanggilmu 'Guru', hm? Ini bukan permintaan yang sulit. Tolonglah, apa kau tidak bisa bersikap baik padaku sedikit saja?"

An yang mendengar ucapan Sofia pun buka suara. Nadanya tenang saat berkata, "Arslan... Sofia... Bantu... Ayo."

"An, berjalanlah lebih cepat." Arslan menatap lurus ke depan sambil menyilangkan tangan. Dia tidak mengatakan apa pun dan membuat Sofia memanyunkan bibirnya.

Ada beberapa kali kesempatan di mana Arslan dan kedua temannya harus menghadapi sekawanan wolf. Sofia menggunakan anak panahnya meski menurut Arslan, gerakan gadis itu tidak sehebat milik Natur.

Dari empat ekor wolf yang menyerang, hanya satu yang dapat ditumbangkan oleh Sofia. Itu pun dengan bantuan Arslan yang melakukan serangan terakhir. An sendiri hanya duduk beristirahat sebab selama ini dialah yang bergerak menggendong kedua temannya.

"Hebat, kau melepaskan mereka." Arslan buka suara, nadanya terkesan mengejek dan ini membuat Sofia menatap kesal ke arahnya.

"Ini semua kan salahmu." Sofia berkata, "Kau yang tidak mau mengajariku sihir. Kalau saja kau punya sedikit kebaikan hati, maka wolf seperti itu tidak akan melarikan diri."

Sofia menghela napas, "Sekarang berdoa saja semoga mereka tidak datang kemari dengan kawanan yang lebih banyak atau kita akan dalam bahaya."

"............" Arslan memperhatikan Sofia. Dia baru akan bicara ketika sebuah suara terdengar.

"Pertengkaran yang menyenangkan. Bukankah lebih baik jika segera memanggang wolf itu. Aku benar-benar lapar,"

Sofia dan Arslan spontan menengadah. Mereka melihat seseorang mulai melompat turun dari salah satu dahan pohon. Lambaian jubah putih milik subjek tersebut berkibar dan kini terlihat rambut pirang yang berkilau bagai emas saat terkena cahaya matahari tersebut.

"Kau lagi?" Sofia berkata, "Untuk apa kau datang kemari?"

"Hm? Karena aku lapar?"

"Natur..." Arslan menatap subjek di depannya yang tak lain adalah Natur. Remaja laki-laki itu tersenyum dan kemudian menyapanya.

"Kenapa kau bisa menemukan kami lagi?" Arslan bertanya dan membuat Natur berkedip.

"Arslan, ayolah. Hutan ini luas dan mudah bagiku untuk tersesat. Tapi berkat bantuan temanku, aku masih baik-baik saja dan bahkan dapat menemukan kalian dengan mudah."

"Teman?"

Natur menengadah dan kemudian mulai bersiul. Suara siulannya cukup mengesankan dan terdengar seperti suara burung. Arslan dan Sofia pun mengikuti arah pandangan Natur, mereka lantas melihat burung pipit kecil yang terbang dan hinggap di bahu Natur.

!!

"Perkenalkan. Dia temanku, Lili." Natur tersenyum dan membuat Sofia tercengang.

"Kau menamai burung kecil itu... Apa tadi?" Sofia menggaruk telinganya dan melanjutkan, "Lili? Haiih... Dia hanya seekor burung. Untuk apa memberinya nama?"

"Lili bukan burung biasa. Aku melatihnya dengan baik dan dia sudah menjadi mata ketigaku," Natur berkata. "Dan apa itu tadi? Untuk apa memberinya nama? Hmph, tentu saja pemberian nama itu penting. Sama halnya dengan nama pada senjata kesayanganmu, aku juga menamai burung kecilku yang kusayangi ini."

"Lili, pergilah..." Natur mengusap pelan kepala burung pipit di bahunya sebelum hewan mungil tersebut kembali terbang menjauh.

Natur pun menatap Arslan dan bertanya, "Jadi bagaimana? Apa aku tidak mendapatkan daging bakar hari ini?"

"............"

*

*

An duduk di pinggir api unggun sambil terus membalik daging wolf yang sudah dibersihkan dan dibumbui oleh Arslan. Natur terlihat memegang paha wolf yang sudah matang dan nampak memakannya dengan sangat lahap.

Sofia duduk di sebuah batang pohon dan menggeleng beberapa kali kala menyaksikan bagaimana bocah laki-laki itu makan tanpa ada rasa segan sama sekali. Dia sudah lama menahan diri dan sekarang tidak lagi.

Sofia pun buka suara, "Hmph. Enak sekali ya. Kau makan dengan lahap seperti itu tanpa peduli ada orang yang menderita karena bau daging panggang yang kau makan. Cih,"

Natur menoleh dan melihat Sofia yang hanya makan buah ceri hutan sambil menatap ke arahnya. Dia pun berkata, "Jika kau juga mau makan daging maka tidak perlu malu. Aku tidak akan melarangmu,"

"Kau..!"

Arslan berkedip saat Sofia melempar sebuah jeruk kecil ke arah Natur yang tepat mengenai kepala anak laki-laki itu. Dia pun menghela napas sebelum kembali memakan daging wolf sambil menyaksikan pertengkaran kedua subjek tersebut.

"An, kau juga ikut makan." Arslan berujar pelan, raksasa di sampingnya pun mulai ikut mengambil potongan daging wolf dan dengan hati-hati memakannya.

Dibandingkan dengan melihat Sofia dan Natur, menyaksikan An makan adalah yang terbaik. Raksasa dari jenis varidis itu sangat tenang dalam bersikap, termasuk ketika mengunyah makanan. An bahkan terlihat tersenyum seolah begitu menikmati setiap gigitannya.

Arslan sampai terkesan dengan betapa rapinya sikap An saat makan. Memperhatikan An sama saja dengan ketenangan. Benar-benar berbeda dengan Natur dan Sofia yang hampir mirip erupsi gunung merapi.

"Benar juga," Arslan teringat sesuatu dan lantas menoleh ke arah Natur. Dia pun bertanya, "Apa kau sudah menemukan tanaman herbal untuk obatmu?"

Natur baru akan memulai ronde perdebatan yang baru dengan Sofia ketika mendengar Arslan bertanya. Dia pun menatap pemuda pendek itu dan berkata, "Sampai saat ini aku belum menemukannya. Tapi akan kucari lagi nanti,"

"Memang tanaman apa lagi yang kurang?"

"Bunga laba-laba lili dan ginseng air,"

"Kalian membicarakan apa?" Sofia mengerutkan kening. Dia penasaran karena Arslan dan Natur membicarakan tentang tanaman seolah mereka berdua sudah sangat dekat.

"Dia ingin membuat obat-"

"Penyembuhan luka berat." Natur menyela, dia menatap Arslan dan memberi isyarat agar pemuda ini tidak mengatakan apa pun tentang obat asli yang ingin dirinya buat.

"Penyembuh luka berat?" alis Sofia terangkat, "Bukankah ada sihir penyembuhan? Kenapa butuh tanaman herbal untuk membuat obat?"

Natur menatap Sofia dan menggeleng pelan. Dia pun berkata, "Itulah mengapa kemampuan memanahmu sangat payah sebagai seorang elf. Kau selalu bergantung pada mantra sihir yang didapatkan dari iblis."

!!

Sofia kaget sampai membuka mulutnya lebar. Dia sangat tercengang mendengar ucapan Natur. Di sisi lain, Arslan hanya menoleh dan menatap remaja berambut pirang itu tetapi sejujurnya dia pun cukup tersentak dengan apa yang didengarnya tadi.

"A-Apa maksudmu?" Sofia berkata, "Bagaimana bisa kau me-mengatakan bahwa sihirku di dapatkan dari iblis?!"

"Memang benar, kan?" Natur menjelaskan, "Di masa lalu saat para ras bekerja sama memusnahkan bencana, manusia membuat perjanjian dengan iblis dan berhasil menggunakan sihir. Para elf yang secara alami mampu memakai sihir pun bahkan tidak bisa sebanding dengan bencana. Tetapi setelah perjanjian dengan iblis... Sihir para Elf pun meningkat secara pesat."

Natur melanjutkan, "Jadi kau tidak perlu bersikap sombong atau apa pun karena sihir milikmu itu sudah bercampur dengan kekuatan iblis. Suatu hari iblis akan bangkit dan mengambil kekuatannya kembali,"

"Ka-Kau..!" Sofia berdiri. Dia syok dengan ucapan Natur dan sampai menunjuk ke arah anak laki-laki berusia 14 Tahun itu. "Tidak tahu diri. Bagaimana bisa itu terjadi?! Kau jangan mengada-ada,"

"Memang itu faktanya, aku tidak menakut-nakuti. Bencana yang berwujud naga di masa lalu sudah menghilang. Tetapi saat ini bencana dengan wujud berbeda sudah datang. 'Pedang yang Bersemayam Iblis', kau mustahil tidak tahu. Semua ras memperebutkannya dan tidak lama lagi... Dunia Tengah akan kembali menghadapi bencana."

Arslan menurunkan pandangan. Dia tidak mengatakan apa pun tetapi memikirkan ucapan Natur.

Sofia sendiri dengan lantang berkata, "Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Akulah yang akan melindungi pedang itu dari tangan-tangan orang jahat. Ini sudah menjadi tugas ras elf karena dahulu leluhurku-lah yang mengayunkan pedang tersebut."

"Hmph," Natur mendengus. "Dengan kemampuanmu yang payah itu dan kau ingin menjadi pelindung pedang berbahaya? Hah, kau membuatku ingin tertawa."

"Kau..!"

"Dengar yah," Natur berkata. "Yang aku tahu, ras Elf itu terlahir jenius. Mereka pintar dalam banyak hal, termasuk sihir dan juga panahan. Tapi yang aku lihat, kehadiranmu sudah menjadi cacat untuk definisi 'jenius' dari ras elf. Kau mempermalukan ras-mu,"

"Kau ini menyebalkan sekali yah..." Sofia berkata, "Apa kau pikir.... Kau sudah sangat sempurna untuk bangsamu. Ras manusia dari jenis Nordik. Kehadiranmu juga sudah menjadi cacat untuk ras-mu,"

"Di bagian mana dariku yang kau lihat 'cacat'? Aku menyelamatkanmu dari penyihir hitam, kemampuan memanahku lebih hebat darimu, aku bahkan bisa bertualang jauh dan datang ke tempat ini. Aku tampan, keren, dan sangat mengagumkan. Haiih... Aku mencintai diriku,"

Sofia menggelembungkan pipinya. Dia tidak habis pikir ada orang yang akan se-narsis ini dan itu luar bisa menjengkelkan. Hal paling menyebalkan lainnya adalah di mana Arslan sama sekali tidak mengatakan apa-apa, termasuk membela dirinya. Pemuda dengan tubuh setinggi 1,3 meter itu terlihat lebih peduli pada makanan dan An daripada dirinya.

"Dasar Arslan menyebalkan..!"

!?

Arslan tersentak ketika Sofia berseru dan menyebutkan namanya. Dia berkedip karena tidak tahu kenapa gadis elf itu sangat kesal padanya. Dia sama sekali tidak tahu jenis kesalahan apa yang sudah diperbuatnya.

"Ada apa denganmu?" Arslan buka suara. Nadanya tenang, nyaris datar.

"Kau menyebalkan! Pendek bau menyebalkan! Hmph,"

"......... Apa-apaan itu...?"

******

Terpopuler

Comments

Alan Bumi

Alan Bumi

Ras bukan Rasa

2023-07-14

2

y@y@

y@y@

👍🏿🌟⭐🌟👍🏿

2023-07-10

1

Santika Desi Ariffani

Santika Desi Ariffani

ini shuxiang versi fantasi barat 😂

2023-07-08

1

lihat semua
Episodes
1 1 - Penghuni Dunia Tengah
2 2 - Seorang Elf
3 3 - Pedang Penakluk Naga
4 4 - Arslan
5 5 - Kepergian
6 6 - An dan Sofia
7 7 - Penyihir Hitam
8 8 - Penolong dari Utara
9 Bab 9 - Bertemu Kembali
10 10 - Membalas Kebaikan
11 11 - Sarang Hewan Pemakan Daging
12 12 - Bunga Lily Api
13 13 - Goblin
14 14 - Wilayah Perbatasan
15 15 - Kerajaan Elmora
16 16 - Kota Misella
17 17 - Istana Kerajaan Elmora
18 18 - Trian Shimmer Brown
19 19 - Rencana Sabotase
20 20 - Lunar Orchis
21 21 - Pelelangan
22 22 - Mengacaukan Lunar Orchis
23 23 - Pengejaran
24 24 - Kesatria Sihir
25 25 - Bantuan Musuh
26 26 - Istana Elmora
27 27 - Kesatria Sihir Kerajaan
28 28 - Keluarga Sofia
29 29 - Raja Gladius
30 30 - Bantuan
31 31 - Kesatria Matahari Emas
32 32 - Hal Tidak Terduga
33 33 - Keluarga Kerajaan
34 34 - Raja Nelius Sulla II
35 35 - Perencana Licik
36 36 - Perpisahan
37 37 - Meninggalkan Kerajaan Elmora
38 38 - Pertemuan
39 39 - Negosiasi
40 40 - Pembuktian
41 41 - Ketidakpercayaan
42 42 - Identitas Arslan
43 43 - Pertemuan [2]
44 44 - Kedekatan
45 45 - Perpisahan dengan Helena
46 46 - Perjalanan bersama An
47 47 - Kedai Kǎoyā
48 48 - Pertemuan Kembali
49 49 - Sofia
50 50 - Kediaman Wesley
51 51 - Manusia Dengan Sihir Hitam
52 52 - Membantu Sofia
53 53 - Menyelamatkan Rosie
54 54 - Lost Silva
55 55 - Kedalaman Lost Silva
56 56 - Ujian Hutan Bening
57 57 - Ilusi
Episodes

Updated 57 Episodes

1
1 - Penghuni Dunia Tengah
2
2 - Seorang Elf
3
3 - Pedang Penakluk Naga
4
4 - Arslan
5
5 - Kepergian
6
6 - An dan Sofia
7
7 - Penyihir Hitam
8
8 - Penolong dari Utara
9
Bab 9 - Bertemu Kembali
10
10 - Membalas Kebaikan
11
11 - Sarang Hewan Pemakan Daging
12
12 - Bunga Lily Api
13
13 - Goblin
14
14 - Wilayah Perbatasan
15
15 - Kerajaan Elmora
16
16 - Kota Misella
17
17 - Istana Kerajaan Elmora
18
18 - Trian Shimmer Brown
19
19 - Rencana Sabotase
20
20 - Lunar Orchis
21
21 - Pelelangan
22
22 - Mengacaukan Lunar Orchis
23
23 - Pengejaran
24
24 - Kesatria Sihir
25
25 - Bantuan Musuh
26
26 - Istana Elmora
27
27 - Kesatria Sihir Kerajaan
28
28 - Keluarga Sofia
29
29 - Raja Gladius
30
30 - Bantuan
31
31 - Kesatria Matahari Emas
32
32 - Hal Tidak Terduga
33
33 - Keluarga Kerajaan
34
34 - Raja Nelius Sulla II
35
35 - Perencana Licik
36
36 - Perpisahan
37
37 - Meninggalkan Kerajaan Elmora
38
38 - Pertemuan
39
39 - Negosiasi
40
40 - Pembuktian
41
41 - Ketidakpercayaan
42
42 - Identitas Arslan
43
43 - Pertemuan [2]
44
44 - Kedekatan
45
45 - Perpisahan dengan Helena
46
46 - Perjalanan bersama An
47
47 - Kedai Kǎoyā
48
48 - Pertemuan Kembali
49
49 - Sofia
50
50 - Kediaman Wesley
51
51 - Manusia Dengan Sihir Hitam
52
52 - Membantu Sofia
53
53 - Menyelamatkan Rosie
54
54 - Lost Silva
55
55 - Kedalaman Lost Silva
56
56 - Ujian Hutan Bening
57
57 - Ilusi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!