...'Dia bertemu seorang dwarf dan kemudian bertarung'...
...*****...
Sosok Trian Shimmer Brown yang dicari oleh Arslan berasal dari ras dwarf. Ia mempunyai tinggi sekitar 147 cm dengan tubuh padat dan tegap.
Trian Shimmer Brown memiliki rambut panjang berwarna cokelat. Kumis menyatu dengan janggut panjangnya yang tebal. Warnanya pun senada dengan rambutnya. Dia mempunyai tatapan mata yang tajam dan garang, sangat pantas jika sosok seperti ini membuat Sofia merasa tidak nyaman.
Sebelum tinggal di sudut Kota Misella yang merupakan bagian dari Kerajaan Elmora, Tuan Trian Shimmer Brown menetap di bagian Utara. Lebih tepatnya di negara Feuer. Tempat yang banyak didominasi oleh para dwarf.
Sofia dan Natur tanpa sadar menahan napas saat melihat sosok dari Trian Shimmer Brown. Subjek di hadapan mereka memperlihatkan tatapan mata yang tajam dan seolah sangat marah karena sudah diganggu.
"Tempat ini tidak untuk anak-anak seperti kalian. Jadi sebelum kulempar ke dalam tungku, maka pergilah dari sini." suara Trian Shimmer Brown membuat Natur dan Sofia tegang. Kedua anak itu merasa bahwa sosok di hadapan mereka tidak mungkin bercanda.
Di antara teman-temannya, hanya An yang nampak begitu polos dan bahkan terlihat sedang mengamati bunga yang tumbuh liar di jalan. Sementara itu, Arslan masih tanpa ekspresi dan dia juga tidak bergeming dari tempatnya berdiri.
Di tangan Arslan terlihat pisau kecil yang merupakan milik Trian Shimmer Brown. Arslan memegangnya dengan kuat sebelum tiba-tiba menghunuskan pisau tersebut yang membuat Sofia dan Natur terkejut bukan main.
"Arslan!" Sofia berseru. Dia menyaksikan bagaimana Arslan dan Trian Shimmer Brown bertarung dengan gerakan yang kuat, begitu tajam, serta cepat.
Pertarungan itu berubah sengit dalam waktu yang sangat singkat.
"Na-Natur," Sofia memukul-mukul bahu remaja di dekatnya dan dengan pucat berkata. "Kau hentikan mereka. He-hentikan sekarang!"
"Apa?" Natur tersentak, "Bagaimana aku bisa-"
!!!
Sofia dan Natur spontan menutup telinga mereka. Keduanya kaget dengan suara ledakan yang tercipta dan tercengang saat tahu bahwa suara itu merupakan dampak dari pisau kecil yang mengenai sebuah meja kayu besar.
Meja yang kokoh dengan berbagai potongan besi di atasnya meledak dengan beberapa puing yang terlempar ke berbagai arah. Arslan kembali mengambil pisau kecil tersebut dan menyerang Trian Shimmer Brown kembali.
Sofia dan Natur sama-sama tidak mengetahui alasan Arslan menyerang penempa senjata di hadapan mereka. Jika ini adalah bagian dari sambutan, maka itu tidak mungkin karena Arslan terlihat benar-benar ingin menghabisi nyawa dwarf tersebut.
"A-apa yang sebenarnya terjadi?" Natur melebarkan mata dan segera meraih tangan Sofia. Mereka menghindari sebuah lemparan besi yang diselimuti dengan kekuatan sihir hingga ketika mengenai tanah, terdengar suara ledakan yang keras.
"Kau sangat kurang ajar," Trian Shimmer Brown menangkis kepalan tangan Arslan dan lantas melompat. Dia meraih sebuah palu, kemudian kembali bertukar serangan dengan pemuda yang memiliki tinggi 130 cm tersebut.
"Aku butuh bantuan. Kedatanganku kemari untuk Palu Salamander," Arslan buka suara dan kemudian menggunakan kakinya untuk menendang Trian Shimmer Brown, tetapi dengan cepat lawannya menghindar.
Arslan kembali menerjang. Trian Shimmer Brown mendengus dan berkata, "Apa begini caramu meminta bantuan, hah?"
"Benar. Karena hanya dengan cara ini yang terpikirkan olehku jika menghadapi orang sepertimu," Arslan berujar tanpa nada sebelum tiba-tiba berseru.
"Lubrianza..!" sihir keluar dari ujung pisau di tangan Arslan dan membuat lantai yang dipijak Trian Shimmer Brown menjadi licin.
Dwarf berjanggut panjang dan tebal itu terpeleset hingga terjatuh. Arslan pun dengan segera menghunuskan pisau kecil di tangannya dan berhenti tepat saat pisau itu sedikit lagi menancap di leher Trian Shimmer Brown.
"Hmph," Trian Shimmer Brown mendengus, dia pun tersenyum dan berkata. "Aku sudah lama memperhatikan gerakanmu dan sekarang menjadi sangat yakin... Ini memang kau. Temanku,"
Arslan menarik napas dan menurunkan tangannya. Dia pun mengulurkan tangan yang lain dan membantu Trian Shimmer Brown berdiri. Arslan seketika dipeluk dan kejadian itu membuat Sofia serta Natur terkejut.
"Lama tidak berjumpa," Arslan menepuk punggung subjek ini. Trian Shimmer Brown adalah teman akrabnya di masa lalu. Dia banyak belajar dari sosok yang dikenal sebagai 'Penempa Pedang Pengelana' ini.
Sofia dan Natur saling berkedip. Sebelumnya Arslan tiba-tiba menyerang dwarf tersebut dan berakhir dalam pertempuran yang sengit. Tapi sekarang kedua sosok di hadapan mereka ini justru saling berpelukan bagaikan dua teman yang baru bertemu setelah lama berpisah.
"Bagaimana kehidupanmu selama ini? Apa kau baik-baik saja?" Trian Shimmer Brown bertanya dan memperhatikan wajah pemuda di depannya dengan saksama.
"Kehidupanku awalnya tenang, tapi tuan Gearl Howl datang dan memberiku masalah." Arslan menjawab tanpa nada. Dia pun berkata, "Aku sedang dalam sebuah misi, jadi aku ingin meminjam senjata."
"Kau..." Trian Shimmer Brown terlihat terkejut sebelum pandangan matanya mengarah pada Sofia dan Natur. Dia pun merangkul Arslan dan membawa pemuda itu masuk lebih dalam, meninggalkan Sofia serta Natur yang nampak keheranan.
"Apa kita harus masuk ke sana?" Sofia buka suara dan membuat Natur menyenggol lengannya.
Dengan wajah serius, Natur berkata. "Apa kau tidak lihat tatapan tajamnya tadi? Orang itu memperingatkan agar kita tetap berada di sini."
"Tapi..."
"Sudahlah, lagipula sepertinya Arslan dan orang itu memang memiliki hubungan."
*
*
Arslan dibawa masuk ke sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat banyak sekali besi tua, bahkan ada yang sampai karatan. Pandangan matanya beredar memperhatikan setiap sudut ruangan ini dan sama sekali tidak ada yang berubah.
"Semuanya masih tetap sama..." Arslan bergumam dan membuat Trian Shimmer Brown menatap ke arahnya.
"Setelah perang itu... Aku memutuskan terus berkelana, tetapi semakin bertambah usia... Aku merasa perlu tempat untuk tinggal. Ini sekarang... Adalah rumah untukku," Trian Shimmer Brown menaiki sebuah peti yang tersusun menyerupai tangga. Dia mengambil sebuah peti dari atas lemari.
Arslan memperhatikannya sebelum buka suara. Dia pun berkata, "Dahulu tempat ini hanyalah persinggahanmu semata. Kau bahkan pernah berkata bahwa tidak akan menetap di tempat yang sama, kenapa sekarang berbeda?"
"Karena aku menyesal," Trian Shimmer Brown membawa peti di tangannya dan meletakkan benda itu di depan sebuah meja, tepat di hadapan Arslan. Ucapannya membuat pemuda setinggi 1,3 meter tersebut menatapnya.
Trian Shimmer Brown melanjutkan, "Tempat ini adalah rumah seorang teman dan tempat di mana penyesalan itu berasal. Karenanya aku merasa mempunyai ikatan erat di sini. Bahkan aku.... Menolak untuk melupakannya,"
"................" Arslan memperhatikan dwarf di hadapannya sebelum pandangan matanya mengarah pada peti kayu yang mulai dibuka.
Di dalam peti tersebut ada sebuah palu besi berwarna hitam. Nampak seperti palu biasa, tetapi sebenarnya bukan. Benda ini merupakan senjata yang dahulunya digunakan oleh Trian Shimmer Brown dan lantas diwariskan padanya.
"Aku selalu menyimpannya pada saat itu. Benda ini... Memang sudah lama menjadi milikmu," Trian Shimmer Brown menatap Arslan dan berkata, "Gearl Howl memberimu masalah... Apakah itu adalah pencarian Pedang Penakluk Naga?"
Arslan menyilangkan tangan dan menarik napas. Nada suaranya datar saat berkata, "Kabar yang kudengar bahwa para ras sedang berlomba untuk mendapatkan pedang itu. Tapi aku tahu bahwa jika Pedang Penakluk Naga sampai muncul... Dunia akan kembali menuju bahaya,"
Arslan berkata, "Aku ingin membuat pedang yang bisa melawan Pedang Penakluk Naga. Senjata yang akan menghancurkan pedang yang sudah dinaungi oleh iblis dan senjata yang juga akan hancur setelah digunakan."
Trian Shimmer Brown tersentak dengan ucapan pemuda ini, tetapi lebih terkejut lagi ketika Arslan tersenyum namun dengan wajah yang sedih.
"Rasanya sakit, Trian." Arslan mengembuskan napas, "Aku tidak ingin lagi terlibat apa pun. Aku meninggalkanmu.... Meninggalkan semua orang.... Dan menebus dosaku dengan menghilang... Tapi ternyata itu belum cukup."
"Entah akan seperti apa masa depan yang menungguku nantinya, tapi kini aku kembali melangkahkan kaki. Dan sejujurnya aku takut... Takut bahwa pilihanku sekarang... Akan berakhir sama seperti masa lalu," Arslan mengembuskan napas berat. Dadanya terasa sesak dan sakit saat memikirkan bahwa dengan kedua tangannya... Dunia akan kembali mengalami pertumpahan darah.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Alan Bumi
agak laen emang minta bantuannya
2023-07-21
2
Uchy
untung pas pisau 🗡️ kecil udah dekat leher Trian Shimmer,,,, Arslan ngga kepleset, yachh.?!
wkwkwkwk 🤣🤣🤣
2023-07-14
2
Uchy
Aku udah deg-degan , rupanya cuma salam pertemuan dengan sahabat lama.... hihihihii 😁😁😁
2023-07-14
2