Laut masih menatap tajam pria yang menghadangnya masuk ke ruang belajar. Pria itu memiliki tinggi 180 cm dengan postur tubuh bagai atlet MMA. Sementara di sekeliling mereka anak-anak dari sekolah lain yang mendaftar di tempat les tersebut berbisik ini itu pasal pria yang menghadang Laut.
“Tinggi sekali,”
“Berapa ya tingginya?”
“Hampir dua meter!”
“Siapa anak itu?”
“Kau tidak kenal dia? Dia itu Euno, anak yang digadang-gadang jadi penerus Eko Roni Saputra,”
“Siapa lagi itu?”
“Mana kutahu? Intinya anak itu seorang atlet,”
“Untuk apa belajar di sini?”
“Aku dengar dia sempat tidak naik kelas.”
....
Dan bisikan lainnya yang terdengar bagai dengungan serangga.
“Alihkan matamu,” Euno mengawali pembicaraan dengan nada berat penuh intimidasi.
Sementara Laut bergeming, tetap mendongak dan melemparkan tatapan tajamnya.
“Kau ada masalah denganku?!” Euno menggeram. “Kau pikir aku bakal bersabar, hah?!”
Lagi-lagi pria yang bahkan tidak lebih tinggi daripada pundaknya itu masih memberikan pandangan menusuk.
Euno menggaruk kepala lalu mengembus napas panjang. Dan dalam sekejap ia melempar tinjunya yang membuat Laut terpental dan menubruk tembok. Belum sempat Euno berkata, pria itu bangkit, berdiri tepat di hadapannya seperti sebelumnya, seperti pukulannya barusan tidak berarti apa pun.
Kejadian itu berulang sampai tiga kali, hingga membuat hati Euno berbisik lirih “Si brengsek ini, apa dia tidak bisa merasakan sakit?”
Bahkan ketika si pria bongsor itu mencengkram kerah Laut dan mengangkatnya tinggi-tinggi, sama sekali tidak membuat Laut gemetar dan mengalihkan tatapannya. Pandangannya masih saja menusuk. Makin buat emosi Euno memuncak.
Dan saat ia tidak lagi bisa menahannya, Euno bermaksud meledak-ledak seperti apa yang ia lakukan setahun sebelumnya, tapi segera ia urungkan setelah mendengar suara pria dewasa berteriak, “Hentikan itu! Kelas dimulai sekarang!”
Jadi ia melepaskan kerah Laut dan membiarkan kedua telapak kakinya kembali menapak di bumi.
“Ini belum berakhir. Ayo selesaikan ini sepulang les!” gertak Euno lalu meninggalkan Laut dan duduk pada sembarang kursi yang belum diduduki.
Laut berdeham, membenarkan kerahnya sambil menggigit bibir. Pria itu berhasil menekan rasa takutnya, sampai tidak seorang pun tahu, bahkan Euno sekalipun.
Setelah semua peserta les duduk, si pengajar mengenalkan diri beserta rekan-rekannya. Kemudian menjelaskan, “Kami akan membagi kelas sesuai kemampuan dan nilai kalian. Jadi, pastikan kerjakan ujian dengan jujur, agar kami tahu sebatas apa otak kalian,” kata pria kribo itu akhirnya, “Ada tiga ratus soal dari dua belas mata pelajaran yang berbeda, soalnya sudah ada di depan kalian ... kerjakan itu dalam waktu dua jam!”
Mendengar itu sontak semua peserta les melakukan protes, tapi tidak dengan Laut. Ia justru membuka laptop yang ada pada mejanya dan mulai mengerjakan soal setelah layar dinyalakan.
“Diam!” pria kribo berteriak, menghentikan kegaduhan di ruangannya. “Apa kalian tidak lihat waktunya sudah berjalan?”
“Apa kau gila?! Soalnya saja belum dibagi!” teriak Euno yang membuat peserta les lainnya menyerukan hal serupa.
Namun lagi-lagi pria kribo menyentak, membuat ruangannya yang bagai dipenuhi ngengat seketika berubah seperti kuburan. “Sudah kubilang, soalnya ada di depan kalian,”
Awalnya mereka berbisik-bisik sambil menengok ke sisinya, tapi saat salah seorang melihat Laut mengerjakan soal pada layar laptop, siswa itu berseru, “Apa soalnya di laptop!”
Mendengar itu, semua peserta les gelagapan menyalakan layar laptop dan mengerjakan soal yang terpampang. Sementara di sisi lain Euno memberikan tatapan tidak senangnya ke arah Laut.
“Siswa sekarang bodoh semua!” gerutu pria kribo.
“Apa anak yang mengerjakan duluan di sana juga sama?” tanya pengajar wanita di sebelahnya.
“Kita lihat saja hasilnya.”
Ruangan yang tadinya berisik, sekarang benar-benar hening. Sekali ada suara hanya bisikan-bisikan lirih dari para siswa yang memutar otaknya agar dapat menjawab semua soal dengan benar sesuai waktu yang ditetapkan. Tidak sedikit yang menggaruk kepala, karena tidak bisa menjawab. Bahkan ada beberapa anak yang mencoba browsing melalui laptop maupun ponselnya, tapi langsung diketahui oleh para pengajar.
***
Saat waktu telah benar-benar habis. Kebanyakan peserta les mendongak kepala sambil mengembus napas panjang penuh kekecewaan. Tak terkecuali pria yang duduk di kursi paling ujung kiri.
“Brengsek! Kurang sepuluh soal!” Euno menggerutu. Kemudian matanya menyapu ruangan, mencari keberadaan Laut yang sudah tidak ada di sana. “Ke mana si brengsek itu?!”
Baru saja Euno hendak beranjak dari tempat duduknya, si pengajar kembali mengingatkan kalau ranking hasil ujian akan diumumkan sepuluh menit ke depan. Pada jeda waktu tersebut, semua peserta les bisa beristirahat di kantin atau tempat lainnya, tapi harus kembali tepat waktu karena akan langsung diadakan pembagian kelas belajar.
Euno bergerak cepat untuk menghadang siswa yang duduk tepat di sisi Laut. “Hey!” serunya sambil menepuk keras pundak siswa itu. “Ke mana anak yang duduk di situ?”
“Aku tidak tahu,” jawab siswa itu tergagap. “Dia keluar sebelum waktunya habis,”
Mendengar itu Euno terkejut. Karena baginya mustahil menyelesaikan soal sebelum waktunya habis. Jadi ia berpikir kalau mungkin saja, bocah itu menyerah dan asal menjawab.
Euno akhirnya keluar dari ruangan tersebut, sementara siswa tadi menghela napas lalu berkata, “Dia benar-benar mengerikan.”
***
Beberapa menit sebelum waktu yang ditentukan, sebagian siswa telah duduk pada kursi mereka sebelumnya, termasuk Laut.
“Hey,” bisik siswa yang sebelumnya dibentak oleh Euno.
Laut merespons itu dengan menoleh ke kiri.
“Kau habis dari mana?” tanyanya.
“Perpus,” jawab Laut.
“Ah ... perpus memang tempat nyaman untuk istirahat, itu sangat pas untuk—”
“Aku hanya belajar di sana,” serobot Laut.
Dahi siswa itu mengerut. “Apa kau gila? Kau masih belajar setelah mengerjakan soal sebanyak itu?!”
“Apa maumu?” Laut balas bertanya dengan tatapan dingin.
Siswa itu mendekat lalu berbisik, “Euno mencarimu. Ini akan jadi masalah untukmu, karena kau sudah diincar,”
Karena tidak mendapatkan respons apa pun dari Laut, siswa itu kembali berkata lirih, “Dengar ... dia adalah siswa bermasalah, aku satu sekolahan dengannya. Jadi sebaiknya kau minta maaf saja,”
Laut mengembus napas lalu menghadap ke layar laptopnya.
“Hey! Kalau kau butuh bantuan, aku akan urus si brengsek itu untukmu,” tambahnya.
“Siapa si brengsek itu?”
Mendengar suara Euno, siswa itu ternganga sambil cengengesan.
Euno menanggapi dengan menepuk keras pundak siswa itu sambil bertanya, “Siapa namamu?”
“Ishwar,” jawab siswa itu tergagap.
“Aku akan urus kau di sekolah,”
Kalimat Euno barusan membuat Ishwar tersentak dan memaksa menelan ludahnya dengan keras. Dalam hatinya berkutat, “Apa aku sebaiknya menulis surat wasiat sepulang les nanti?”
“Kembali ke kursi kalian!” pria kribo berteriak, menghentikan Euno yang hendak menarik Laut. Kalimatnya kemudian disusul dengan bunyi bel yang memaksa semua peserta les masuk dan duduk pada kursi mereka sebelumnya.
“Lihat skor kalian!” serunya.
Euno mengepal tangan, sebab ia berhasil mendapat nilai 960. Ia mengira-ira kalau saja sepuluh soal terakhir berhasil ia kerjakan, pasti ia akan dapat nilai tambahan 40 poin.
“Apa mungkin aku bakal jadi siswa terpintar di sini?” hatinya berujar sambil cengar-cengir sendiri.
Bisikan-bisikan kembali memenuhi ruangan tersebut. Sampai kemudian pria kribo kembali meraung, “Ini peringkat dan kelas kalian!”
Euno meraung setelah tahu kalau dirinya berada di peringkat kedua, dan masuk ke kelas unggulan. Ia merasa bangga atas kerja keras yang selama ini dilakukannya. Hal yang sama dilakukan oleh siswa lainnya, meski kebanyakan kecewa akan hasil mereka.
Setelah merasa puas, Euno kembali melihat ke layar laptopnya. Dan ia terkejut dengan peringkat pertama yang mendapatkan skor 1.111.
“Siapa si brengsek ini?!” eramnya.
Dibacanya nama si peringkat satu dan ia terkejut.
“Sialan! Laut, bukannya nama si bocah brengsek itu?!” Euno mengumat sendiri kala mengingat nama yang tertera pada seragam siswa yang tak bergeming meski berhadapan dengannya, meski telah ia pukul berulang kali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Kustri
jd inget Revenge by law
ky spt Laut
2023-07-21
0
Penulis Noname
good
2023-07-17
0