Weak Hero

Weak Hero

Prologue

Hantaman keras mendarat di pipi seorang siswa sampai membuatnya terjungkal cukup jauh. Bambang, pria yang baru saja memukul siswa bernama Laut menyuruh Mardhi, rekannya yang bertubuh paling besar dan kekar di angkatannya untuk menjagal anak laki-laki itu.

“Aku masih belum selesai!” hardik Bambang yang langsung disusul dengan pukulan beruntun, meski tak ada tanda-tanda pria di depannya akan melawan.

Di sisi lain Reza melakukan live streaming pada media sosial mereka sambil meminta koin untuk setiap pukulan yang dilayangkan oleh Bambang.

Darah yang keluar telah menggenang di tanah berdebu, beberapa percikannya menodai pakaian yang mereka kenakan. Namun sekali lagi tidak ada niat untuk mereka berhenti sampai semua emosi Bambang puas tersalurkan. Cerca terus saja dilontarkan, meski telah berlangsung lama, walau sama sekali tak mendapatkan respons apa pun.

Bambang beserta gengnya sebetulnya bingung akan reaksi yang dilontarkan oleh Laut. Sudah beberapa hari ini mereka mengerjainya dengan sengaja menyiprat seragam sekolahnya dengan lumpur, menaruh karet di tempat duduknya, membuang baju olahraganya, bahkan menipu wali kelas kalau ia membawa rokok ke sekolah. Namun tidak ada perlawanan, tak ada kalimat apa pun yang keluar dari mulutnya, yang selama ini biasa mereka dapatkan dari anak-anak lainnya. Terutama si kutu buku seperti Laut. Justru reaksi yang mereka bertiga dapatkan hanyalah tatapan mata tajam.

Tatapan mata itulah yang membuat Bambang dan gengnya risih, yang kini rasa geram itu tak lagi bisa ditahan hingga akhirnya mereka menyeret pria itu ke gedung belakang sekolah untuk memukulinya, tapi sekali lagi tak ada tanggapan apa pun selain tatapan tajam. Bahkan setelah Bambang memukulinya berulang kali, Laut masih saja menatap tajam ke arahnya.

”Apa yang kau lihat, brengsek!“ raung Bambang sembari melancarkan pukulan kuat hingga membuat pegangan Mardhi lepas, membiarkan anak laki-laki itu kembali mencium tanah berdebu.

“Kenapa kau melepasnya?!“ Bambang memprotes dengan napas terengah-engah.

“A-aku cape,” tutur Mardhi. “apa sebaiknya kita berhenti saja?”

Bambang yang menaruh kedua tangannya pada lutut karena kelelahan hanya memberikan tatapan menusuk ke arah Mardhi, tapi pria berotot itu tak ingin melanjutkan kegilaan Bambang karena ia mengira bisa saja Bambang justru membuat Laut mati.

Reza yang baru saja mengakhiri live streaming¬-nya menghampiri Bambang lalu menepuk pundaknya. “Sudah cukup, Bos.” anjur Reza. “Ga ada serunya mainan yang ga bisa dipakai lagi,”

Bambang berdiri sempurna lalu menengadah kepala dan mengembus napas keras. “Urusan kita belum selesai, pecundang!” sentaknya.

Terpogoh-pogoh Laut bangkit. Kedua bola matanya masih tajam mengarah ke Bambang dan gengnya. Ia berkata, “Berhenti menggangguku.”

Mendengar itu Bambang naik pitam, hendak melancarkan tinjunya lagi, tapi dengan sigap dihalau oleh Mardhi dan Reza.

“Lepaskan aku! Si brengsek itu perlu diberi pelajaran!” Bambang meraung memaksa melepaskan jagalan rekan-rekannya.

”Sudahlah Bos, sudah cukup hari ini,” pinta Reza memelas.

“I-iya, sudah cukup,” imbuh Mardhi.

“Hey kutu buku!” Reza berseru. “Cepat pergi dari sini!”

Tanpa bantahan Laut pergi meninggalkan para perundungnya begitu saja. Hatinya sama sekali tak menyimpan dendam, otaknya tidak memikirkan cara untuk membalas mereka, justru mengulas materi yang akan diujikan minggu besok.

***

Seminggu berlalu cepat. Bambang dan kedua rekannya tak lagi mengganggu Laut meski mereka berulang kali mendapatkan kesempatan untuk melakukannya. Entah apa yang terjadi, juga entah apa yang telah mereka siapkan untuk merundung Laut lagi. Apa pun itu sama sekali tak ia pikirkan. Laut hanya fokus pada ujiannya.

Kala ujian berakhir, seluruh siswa diminta tinggal di kelas untuk mengoreksi hasil pekerjaan mereka sendiri. Si guru bangkit lalu meminta ketua kelas membaca kunci jawaban di depan kelas, sementara dirinya pergi ke ruang guru.

”Koreksi jawaban kalian sendiri. Ingat, kecurangan tidak akan diberi ampun!” si guru berseru.

”Baik.” Para siswa menjawab dengan kompak.

Ketika guru sudah meninggalkan kelas, Hadi melangkah maju melakukan tugasnya: membacakan kunci jawaban. Sementara dua puluh empat siswa laki-laki lainnya di kelas X IPA-10 mengoreksi jawaban mereka masing-masing.

”Satu A, dua C, tiga D, empat B, lima E, enam....”

Semuanya berjalan biasa, sewajarnya siswa menengah atas. Tanpa protes, tanpa kecurangan, tanpa ada kegaduhan sama sekali. Selayaknya sekolah favorit. Sampai pada nomor tujuh belas, salah seorang siswa menggebrak meja keras membuat semua mata terfokus padanya. Namun tak ia pedulikan, tetap pada aksinya, kesal. Pria itu geram lantaran pelajaran yang selama ini ia mati-matian belajar akhirnya mendapat satu kesalahan. Kesalahan yang baginya mustahil terjadi karena soal itu terbilang sangat mudah, baginya.

Kemarahan pria itu jelas terlihat dari tatapan mata juga alisnya yang meruncing. Bahkan saat ketua kelas kembali melanjutkan membaca kunci jawaban, pria itu tetap bergeming. Giginya gemeletuk menahan amarah yang begitu besar. Tangannya menggenggam bolpoin dengan sangat kencang hingga patah.

Sampai akhirnya emosi tak lagi bisa ditahan, seketika pria itu bangkit, menghentakkan kaki keras, melangkah ke kursi paling pojok belakang. Menatap tajam mata siswa di depannya lalu mendaratkan kepalan tangan tepat di pipi pria itu sampai terjungkal dan ambruk menubruk tembok.

Seluruh siswa terkejut akan apa yang baru saja terjadi. Mereka mematung melihat Bambang, putra sulung keluarga Bhaskoro yang menyumbang dana besar di sekolah mereka tersungkur di lantai berdebu setelah dihantam oleh Laut yang pendiam dan penggila belajar.

Terpopuler

Comments

ORC

ORC

cerita nya keren

2023-10-18

0

Aimi.。*♡🌸

Aimi.。*♡🌸

nice prolog bro

2023-09-11

1

Kustri

Kustri

lgsg fav
👍👍👍

2023-07-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!