"Besok aku libur" Ujar Luca yang baru saja menyelesaikan cucian piring nya.
"Lalu?" Sahut Ana yang saat ini tengah mengelap meja makan.
Luca berbalik menatap Ana dari posisi nya seraya mengelap tangan nya dengan lap bersih. "Mau berkunjung ke rumah?" Tawar nya.
Seketika gerakan Ana terhenti, kepala nya menoleh menatap Luca yang saat ini tengah menatap diri nya. "Ke rumah siapa?"
"Kamu" Luca meletakkan lap tersebut dan berjalan mendekati Ana yang saat ini memasang wajah tegang nya.
"U-untuk apa?" Tanya terbata Ana, memutus tatapan nya dan kembali mengelap meja makan tersebut.
Ana benar-benar tidak menyangka dengan tawaran tawaran Luca, hingga kini meja yang sudah bersih itu pun terus ia lap.
"Mau?" Tanya Luca menggenggam punggung tangan Ana hingga gerakan wanita itu terhenti.
"Untuk apa? Mereka tidak menganggap ku sebagai--"
"Stt, tidak ada orang tua yang seperti itu dan mungkin saat itu mereka hanya marah pada mu hingga mengatakan nya"
Ana menarik tangan nya kemudian berlalu ke dapur menuju wastafel. Mencuci tangan nya hingga bersih Ana pun langsung berjalan ke arah kamar nya tanpa memperdulikan tatapan Luca.
Sedangkan Luca, pria yang sedari tadi hanya memperhatikan kan pun lantas menyusul langkah Ana.
"Ayo besok kita berkunjung ke sana" Ajak Luca yang sudah berdiri di hadapan Ana yang sedang merapihkan selimut di tubuh nya, bersiap untuk tidur.
"Tidak mau" Tolak Ana, berbalik memunggungi Luca.
Mendengar penolakan itu Luca menghela napas nya sebelum akhirnya pria itu duduk di tepi kasur lantai nya dan mengusap pelan punggung Ana.
"Kenapa tidak mau, hum?" Tanya nya lembut.
Ana tak menjawab, napas wanita itu terdengar tidak teratur.
"Ana.." Panggil Luca menunggu jawaban Ana.
"Untuk apa ke sana?" Tanya Ana balik tanpa menatap Luca.
"Tatap aku jika sedang bicara"
Sedetik kemudian Ana langsung membalik tubuh nya menatap ke arah Luca yang sedari tadi terus menatap Ana.
"Lho lho kenapa?" Kaget Luca yang sontak saja mengusap pipi Ana.
"Untuk apa ke sana? Di cemooh lalu di usir?" Tanya Ana lagi dengan mata yang sudah berkaca-kaca, bersiap mengalirkan bulir bening nya.
"Biar itu menjadi urusan belakangan, asalkan kita sudah mengunjungi mereka dan kamu tidak menjadi anak yang durhaka" Tutur lemah Luca.
Ana menggeleng samar. "Aku bukan lagi anak mereka, aku.." Ia tak melanjutkan perkataan nya, air mata nya pun mengalir tanpa izin.
"Ternyata kamu wanita yang cengeng ya?" Ujar Luca menyeka air mata Ana dengan nada sedikit meledek nya.
"Tidak, kata siapa?!" Elak cepat Ana, menyeka kasar air mata nya seraya duduk.
"Air mata ga bisa bohong, Ana" Kekeh Luca mencolek dagu Ana.
Merasa kesal Ana pun memukul lengan Luca berkali-kali meluapkan perasaan nya, sedangkan Luca tak melarang nya sedikit pun.
Semakin hari hubungan kedua nya semakin baik, tidak akan ada yang percaya jika seorang model papan atas sekaligus seorang pewaris tunggal seperti Ana mau mengerjakan pekerjaan rumah dengan tangan halus yang sudah menjadi kasar itu.
Namun sekarang Ana bukan lagi seorang Anastasya Gates yang dahulu hidup berlimang harta dan popularitas yang membuat nya semakin tinggi.
***Ting**! Ting*! Ting!
Notifikasi beruntun di handphone Ana membuat gerakan wanita itu yang sedang memukuli Luca seketika terhenti.
Melihat Luca yang akan mengambil handphone nya dengan cepat Ana meraih nya lebih dulu.
"Siapa?" Tanya Luca menatap wajah serius Ana yang tengah memainkan handphone nya.
"Ini.." Ana tak melanjutkan ucapan nya, tangan
nya berputar menunjukkan layar handphone nya pada Luca.
Mata Luca yang semula menatap wajah Ana kini beralih menatap layar handphone wanita itu, dimana saat ini Ana menunjukkan room chat pada nya.
Di dalam salah satu room chat yang berisikan beberapa orang, di situ ada pesan yang mengatakan bahwa 'Ana bukan lagi bagian dari Star's Agensi dan telah di gantikan oleh Priscilia Belcott'
Di bawah pesan tersebut terdapat foto Cila yang tengah melakukan pemotretan salah satu brand yang seharusnya Ana lah yang menjadi model nya.
Ting!.
Notifikasi kembali terdengar, dengan cepat Ana kembali melihat handphone nya. Mata nya pun di buat melotot sempurna saat membaca..
'Anda telah di keluarkan dari grup'
"Karir ku benar-benar telah berakhir.." Gumam nya mematikan menatap nanar layar handphone nya. "Kenapa harus Cila?" Lanjut nya.
"Jika aku bilang wanita itu mengkhianati mu, bagaimana?" Tanya pelan Luca.
Ana menggeleng. "Tidak, Cila tidak seperti itu" Elak nya cepat.
Mendengar itu Luca pun memegang kedua pipi Ana dan mengarahkan agar terfokus pada nya.
"Kamu masih mempercayai nya?"
"Tentu, Cila sudah aku anggap seperti saudara dan lagi pula setelah di pikir-pikir memang lebih baik Cila yang mengantikan ku karena dia pernah bilang ingin menjadi model seperti ku" Terang Ana tersenyum tipis.
Tuk!
Luca menyentil gemas kening Ana hingga membuat wanita itu mengaduh kesakitan.
"Ternyata benar, kamu wanita yang baik hati bahkan tidak curiga sama sekali pada sahabat mu".
Ana terdiam tidak menyahut lagi hingga akhirnya Luca kembali bersuara.
"Sudah aku putuskan kalau besok kita akan berkunjung ke rumah orang tua mu!"
......................
Menginjakkan nya di depan gerbang menjulang itu dengan dua paper bag berisi makanan kesukaan Zico dan Liora.
Sebelah tangan Ana pun terus menggenggam erat tangan Luca yang memang sejak awal terus menggenggam nya.
"Kita pulang aja yuk.." Ajak Ana berbisik.
"Kita sudah sampai Ana, kita juga sudah membeli makanan kesukaan orang tua mu"
"Tapi.."
"Ada aku!" Tegas Luca membawa langkah Ana menuju pos penjaga yang menjaga gerbang rumah besar itu.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
epifania rendo
ana terlalu baik
2023-12-29
0
Aks424🤍
kamu trlalu baik An...
2023-07-17
1
dan dia baru sadar jika hati wanita itu busuk.
2023-06-18
1