Pukul delapan pagi, kelopak mata Anastasya mulai bergerak tidak nyaman. Tubuh nya pun menggeliat kecil tanda sudah sadar dari alam mimpi nya.
Namun di samping wanita itu ada seorang pria yang terduduk lemah di lantai dingin kamar hotel tersebut dengan penampilan yang sangat berantakan.
"Em.." Lenguh Ana yang perlahan membuka kelopak mata nya, menyesuaikan cahaya yang menyerang pengelihatan nya.
"Anda sudah bangun, nona?"
Suara berat lirih yang terdengar penuh kesakitan itu berhasil menyadarkan Ana sepenuhnya. Dengan gerakan cepat wanita itu duduk dan menoleh ke asal suara.
"Kau..?!" Seru kaget Ana.
Luca sedikit menoleh membuat Ana dapat sisi wajah sebelah kanan yang membiru akibat pukulan itu.
"Kenapa--"
"Nona mandi lah, kita harus segera ke rumah sakit" Potong nya kembali meluruskan pandangan nya.
Ana tersadar semakin tersadar saat melihat sekitar, kini wanita itu pun beralih menatap tubuh nya yang ternyata bagian atas tubuh nya terekspos karena selimut di tubuh nya turun.
"Yak!!" Teriak kaget Ana. Kepala nya terasa berdenyut mencoba mengingat sesuatu tetapi si*l nya Ana tidak bisa mengingat apa yang terjadi sebelumnya.
Yang ia ingat bahwa ia akan bertunangan dengan Gio. Mengingat hal itu Ana kembali memekik dan turun dari kasur dengan menahan rasa perih dan nyeri pada inti nya.
"Apa yang terjadi, kenapa-"
"Saya mohon nona segera mandi, kita harus ke rumah sakit Ayah anda terkena serangan jantung semalam"
Deg!
......................
Ceklek~
"Mom.. Dad.." Panggil lirih Ana yang baru saja membuka pintu ruang rawat Zico dimana terdapat kedua orang tua nya.
Liora diam tidak mengeluarkan suara, tatapan nya berbeda tidak seperti sebelum nya. Namun lain hal nya dengan Zico yang awal nya menatap Ana kini langsung membuang pandangan nya.
Melihat semua itu tubuh Ana semakin melemas karena sebelum nya ia telah mendengarkan penjelasan pria yang ia lihat ketika bangun tidur dengan wajah yang babak belur itu.
"Mom,, Dad.." Panggil Ana lagi seraya mendekati.
Kedua orang tua nya masih diam tak merespon, hingga akhirnya Ana sampai di samping Mommy dan Daddy nya. Meraih perlahan tangan sang Mommy namun langsung di tipis.
"Jangan sentuh saya, kamu bukan anak saja!" Seru tajam Liora dengan mata penuh kekecewaan.
Kepala Ana menggeleng cepat. "Tidak Mom, aku-"
"Tujuan saya menyuruh pria miskin itu membawa mu ke sini adalah untuk memutus hubungan keluarga, kamu bukan lagi keluarga Gates!"
"Mommy!!" Seketika air mata Ana langsung menetes, kepala nya menggeleng cepat mencoba meraih tangan sang Mommy namun langsung di tepis.
"Daddy hikss,, maafkan Ana" Ujar nya terisak hendak menggenggam tangan Zico namun ternyata langsung di tepis juga.
"Keluarga Gates sudah kehilangan muka karena kelakuan memalukan mu, sekarang kamu bukan lagi keluarga Gates dan sana pergi bersama pria miskin yang kamu pilih!" Ucap tajam Zico penuh amarah.
Tubuh Ana meluruh ke lantai, diri nya bersimpuh dengan isak tangis yang begitu pilu. "Maafin Ana hikss,, Ana di jebak, Ana tidak mau seperti ini hikss.."
"Di jebak dalam kenikmatan? Seperti itu?" Sahut pedas Liora.
Kepala Ana menggeleng cepat. "Tidak Mom, Ana.."
"Jangan panggil saya Mommy lagi karena kamu bukan anak saya!" Tajam Liora.
Tidak ada lagi tatapan kehangatan dan penuh kasih sayang dari dua orang yang sangat Ana sayangi itu.
"Pergi!" Teriak murka Zico dengan tangan yang kembali menekan dada nya.
"Daddy!" Panik Liora.
Ana pun langsung bangun dan berniat mendekati sang Daddy, namun tubuh nya langsung di dorong oleh Liora.
Ana sudah pasrah jika tubuh nya terjatuh di lantai, namun sepasang lengan yang dibalut kemeja panjang itu menangkap tubuh nya.
"Pergi kalian, pergi!" Teriak Zico semakin muak saat melihat wajah Luca.
"Daddy hikss.." Isak Ana tak mampu berkata-kata menahan rasa sesak.
"Ambil barang-barang mu di rumah lalu menghilang dari hadapan kami dan yang terpenting tinggalkan semua kartu atm yang di berikan suami saya!" Ucap Liora.
Ana menggeleng cepat, mulut nya tidak mampu berkata-kata selain mengeluarkan isak tangis.
"Dan kau!" Mata Liora tertuju begitu tajam pada Luca. "Bawa wanita tidak tau diri itu jauh-jauh dari kami!"
"Maaf nyonya jika saya lancang, kedatangan saya ke sini untuk meminta izin karena saya akan menikahi nona Anastasya sebagai bentuk pertanggung jawaban"
"Tidak!" Teriak Ana, menjauhi tubuh Luca.
"Cih, terserah saya tidak peduli dan yang perlu saya tekan kan bahwa dia" Liora menunjuk Ana. "Bukan lagi anak saya!" Lanjut nya tajam.
"Mommy!!"
"Baik nyonya, terima kasih dan kami izin pamit" Ujar sopan Luca, menggenggam lembut tangan Ana yang terus memberontak.
"Ikut lah dengan saya, nona" Ujar lembut Luca.
"Tidak! Tidak akan pernah!" Teriak Ana mencoba menarik tangan nya.
"Pergi kalian dan silahkan membuat drama di luar!" Sentak tajam Zico membuat Ana terdiam seketika. Tak lagi memberontak.
Kini dengan perlahan Luca pun menarik tubuh Ana agar keluar dari ruangan itu, membawa nya ke dalam gendongan saat merasa tubuh Ana hampir terjatuh.
"Kenapa ini semua terjadi pada ku hikss,," Isak sendu Ana memeluk leher Luca dan menumpahkan rasa sesak nya pada ceruk leher pria itu.
Sedangkan Luca hanya diam dan terus melangkah mengabaikan tatapan para penghuni rumah sakit itu.
Keluar dari gedung tersebut, Luca pun langsung menghentikan salah satu taxi yang kebetulan lewat di waktu yang tepat.
"Westminster Cathedral" Ujar Luca sebelum sang sopir menanyakan tujuan nya.
"Baik tuan, di mulai dari nol" Jawab sang sopir seraya mengatur argometer di nominal nol nol.
Luca mengangguk samar, kemudian taxi itu mulai melaju ke tempat yang Luca sebutkan tadi. Sedangkan Ana yang sempat mendengar nama tempat yang disebutkan Luca seketika menegakkan tubuh nya dan berpindah duduk di samping pria itu.
"Tidak sir, kita ke Knightsbridge nomor seratus delapan saja!" Ujar Ana menahan isak kan nya.
"Tidak" Tolak Luca dengan nada yang terdengar dingin namun tatapan nya begitu lembut pada Ana. "Tetap ke Westminster Cathedral"
"Knightsbridge!" Paksa Ana menatap marah Luca.
Sopir taxi tersebut jadi bingung, kini di pertigaan mobil itu terhenti karena jika ke kanan akan menuju ke Knightsbridge, lalu jika ke kiri akan ke Westminster Cathedral.
"Kita akan kemana tuan, nona?" Tanya sang sopir.
"Knightsbridge!"
"Westminster Cathedral!"
Ujar kedua nya secara bersamaan. Saling memaksa namun beda nya tatapan Luca tetap terlihat lembut.
"Knightsbridge! Aku tidak mau menikah dengan mu!" Desis tajam Ana.
"Westminster Cathedral, karena jika tidak kita akan berdosa!"
Mendengar itu Ana terkekeh. "Anak tuhan rupanya?" Ejek Ana membuat tatapan lembut Luca berganti sedikit menajam sesaat namun kembali lembut.
"Turuti perkataan saya nona, karena anda tidak bisa pergi jika anda mengandung anak saya"
"Aku bisa mengugurkan nya, aku tidak sudi menikah dengan pria miskin seperti mu!" Desis nya tajam.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
epifania rendo
kasar bangat ana
2023-12-29
0
Dwi Winarni Wina
Luca mungkin saat miskin tuk kedepannya mungkin jd seorang yg sukses....
2023-12-14
1
Heri Nur
Darimana Ana tahu dia miskin...
2023-07-05
0