Usai membereskan beberapa ruangan yang kemarin belum sempat Ana bersihkan, kini wanita itu tengah duduk di teras rumah nya di temani segelas jus favorit nya.
"Huhh,, baru kali ini aku membersihkan rumah" Desah lega sekaligus lelah.
Hampir seharian ini Ana membereskan rumah kontrakan nya yang bisa di bilang cukup luas.
Menyandarkan punggung nya pada sandaran kursi, Ana pun meminum jus melon yang tentu nya ia buat sendiri. Jemari nya mulai menghidupkan handphone nya.
"Astaga sudah seminggu aku tidak membuka media sosial ku" Gumam nya saat melihat banyak nya notifikasi. "Sekarang waktu nya aku berselancar, membacakan komentar-komentar pedas netizen" Lanjut yang sudah menyiapkan mental nya.
Kening Ana mengkerut saat melihat ada yang kurang dari postingan, untuk sesaat wanita itu mencoba mengingat.
"Kemana lari nya foto-foto ku bersama Gio? Lalu foto terakhir kali yang aku post menggunakan gaun kemana? Kok hilang?!"
Ana terus menggulir layar handphone nya, takut-takut ia salah lihat namun sama saja foto-foto itu telah tidak ada.
Tidak ada pemberitahuan kalau postingan Ana di hapus dengan pihak aplikasi tersebut membuat wanita itu semakin bingung.
"Apa ulah Luca?" Tebak nya yang tiba-tiba saja tertuju pada suami-Nya.
"Dia tau password ku dan memasukkan nomor nya ke dalam handphone ku, otomatis dia juga mengutak-atik handphone ku"
Dengan gerakan cepat kedua ibu jari Ana menggulir layar handphone nya, membuka satu persatu aplikasi lain nya yang ada di handphone milik nya.
Hingga terakhir, ibu jari nya terasa ragu untuk menekan galeri dimana di dalam itu terdapat ribuan foto.
"Awas saja kalau sampai foto ku banyak yang hilang.." Gumam mengancam Ana cukup geram.
Akhir nya dengan penuh keyakinan ia pun menekan ikon galeri tersebut dan nampak lah foto-foto nya.
Namun mata Ana bukan tertuju pada foto nya, melainkan jumlah foto yang berkurang begitu banyak hingga mata nya melotot sempurna.
"LUCA..!!" Pekik Ana emosi, bahkan tubuh nya langsung menegak saking emosi nya wanita itu.
Jika terlihat mungkin saat ini ada asap tak kasar mata keluar dari kepala nya yang begitu panas.
"Kemana tiga ribu foto ku!!" Seru nya.
Ana ingat begitu jelas jika sebelum nya jumlah foto-foto nya ada sekitar tujuh ribuan, lalu sekarang berubah tinggal empat ribuan.
Napas Ana memburu, lalu ibu jari nya mulai menggulir foto-foto tersebut sampai akhirnya ia menemukan foto apa saja yang hilang.
*
*
Luca mengernyit heran begitu memasuki pekarangan rumah kontrakan nya ada Ana yang berdiri di depan pintu dengan tangan yang bertolak pinggang.
Menatap tajam ke arah nya, ekspresi wajah wanita itu terlihat sangat marah. Sampai akhirnya Luca menginjakkan kaki nya di teras dan dari situ lah Luca merasakan sesuatu yang berbeda.
"Saya pul--"
"Bagus, akhir nya pulang juga!" Potong galak Ana.
Luca terdiam sesaat, ia pikir sebelum nya Ana tengah menunggu nya atau berniat menyambut nya. Namun begitu di dekati terlihat jelas ekspresi marah wanita itu.
"Ada apa?" Tanya Luca.
"Dari mana kamu tau password handphone ku?" Tanya langsung Ana.
Luca tak langsung menjawab, pria itu mengamati dengan serius wajah Ana. "Kamu sudah mengecek nya?" Bukan nya menjawab tetapi Luca malah kembali bertanya.
"Jawab aku, Luca!" Bentak marah Ana.
Ekspresi wajah Luca seketika berubah datar saat mendengar bentakan wanita di hadapan nya. Tanpa menjawab Luca menerobos tubuh Ana dan memasuki rumah nya.
"Luca!" Panggil Ana berteriak saat tak juga mendapat respon dari pria itu.
Namun lagi-lagi Luca tak merespon nya, tangan pria itu mengepal erat di setiap sisi nya dengan langkah yang menuju ke dapur.
"Jawab aku, Luca!" Ulang menekan Ana menatap Luca penuh kilat amarah.
Luca mengambil gelas lalu menuang air putih ke dalam nya hingga gelas tersebut penuh. Tanpa menatap Ana, Luca meneguk habis air di gelas tersebut.
"Kenapa kamu mengutak-atik handphone ku bahkan menghapus foto-foto ku hah!" Ana menarik lengan Luca hingga pria itu menghadap nya.
Prang!
Luca membanting gelas di tangan nya hingga gelas tersebut hancur berkeping-keping, dan hal itu pun mampu membuat tubuh Ana menegang sempurna bersamaan dengan bibir nya yang terbungkam rapat.
"Saya melihat kamu membuka handphone mu dan menghapal password mu, lalu foto-foto itu. Bukan kah hanya kenangan tidak berguna?" Jawab Luca dengan nada serta ekspresi wajah yang datar.
Mendengar jawaban terakhir Luca berhasil membangkitkan emosi Ana lagi, tanpa rasa bersalah pria itu menghapus semua foto diri nya bersama Gio atau pun foto Gio yang sengaja Ana simpan.
"Apa hak kamu menghapus semua foto dan postingan ku bersama Gio hah!" Seru Ana.
"Saya suami kamu. Anastasya.." Jawab nya menekan di setiap kata-kata nya.
"Tidak seharusnya kamu mencampuri urusan ku! Ingat kita menikah karena kecelakaan dan paksaan mu!" Teriak nya begitu emosi.
"Turunkan nada bicara mu, Ana" Peringat Luca dengan nada menekan.
Rahang pria itu mengetat bahkan urat-urat di leher nya tercetak begitu jelas menandakan betapa marah nya ia, namun Luca tetap menahan nya.
"Aku tidak akan meninggikan suara ku kalau sejak awal kamu menjawab pertanyaan ku!"
Luca tak lagi menyahut, pria itu memilih berbalik dan meninggal Ana dan pecahan gelas itu.
"Dasar sialan!"
"Anastasya..!" Bentak murka Luca.
Dengan langkah bak orang kesetanan Luca kembali menghampiri Ana dan mencengkram dagu wanita itu.
"Pria sialan! Lepaskan!" Maki Ana masih dengan nada tinggi nya.
Mata wanita itu memerah seperti akan menangis sakit kesal dan marah nya dia pada Luca. Ana tidak menghiraukan rasa sakit pada dagu nya.
"Sekali lagi, turunkan nada bicara mu. Ana" Ulang Luca penuh ancaman.
"Pria miskin tidak tau diri!" Teriak nya semakin menjadi. "Pria si... Mpphh!!"
Teriakan Ana berganti dengan gumaman saat tiba-tiba bibir nya di bungkam dengan lum*tan rakus pria di depan nya.
Rahang nya di cengkraman semakin kuat hingga kepala Ana tidak bisa bergerak untuk menghindar.
"Emmm!!!" Ana memukul lengan, bahu hingga kepala Luca agar pria itu melepaskan kerakusan pada bibir nya.
Tetapi itu semua tidak berpengaruh pada Luca yang sudah menekan pinggang nya hingga tubuh kedua nya menempel.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
epifania rendo
tidak boleh begitu ana
2023-12-29
0
ayo tor.. plok plok plok plok plok plok plok plok plok lagi
2023-06-16
1
bella Sanbell
seru tapi kurang panjang
2023-06-16
0