Sudah satu minggu belakangan ini Ana terus mengorek beberapa informasi mulai dari seorang Make Up Artist atau biasa di sebut MUA atau pun pelayan hotel serta beberapa orang yang sekira nya bertemu dengan diri nya sebelum acara pertunangan itu.
Namun tidak sedikit pun Ana menemukan kejanggalan dari orang-orang itu. Dengan bermodalkan marga Gates yang masih tersemat dalam diri nya.
Walau pun keluarga nya tak lagi mengakui diri nya sebagai keluarga, Ana pun nekad menginjakkan kaki nya di hotel pencakar langit tempat nya menggelar pesta pertunangan yang tidak sempat di laksana kan itu. Sekaligus tempat suami nya bekerja.
"Aku yakin, pasti di CCTV kamar atau lantai itu terekam sesuatu!" Gumam Ana penuh keyakinan. "Semoga aku tidak bertemu Luca" Lanjut nya dalam hati.
Karena semua yang ia lakukan belakangan ini tana sepengetahuan Luca. Dimana saat pria itu berangkat kerja Ana dengan terburu-buru membereskan rumah nya, setelah itu ia pun akan pergi.
Dan sebelum Luca pulang, Ana pastikan diri nya sudah berada di rumah dan sudah menyiapkan makanan untuk pria itu agar Luca tidak bertanya melakukan apa saja jika diri nya belum masak.
Di balik masker berwarna putih serta topi berwarna senada dimana Ana hanya menggunakan pakaian casual. Wanita itu pun mulai melangkah memasuki lift.
Tujuan nya saat ini adalah ruangan kendali atau ruang CCTV, ia akan kembali menggunakan marga Gates supaya bisa melihat rekaman CCTV beberapa hari lalu.
Ting!
Pintu lift terbuka, Ana pun telah sampai di lantai tiga puluh dimana lantai ini adalah tengah-tengah dari keseluruhan lantai yang berjumlah enam puluh lantai.
Dengan langkah profesional nya Ana melangkah menuju suatu ruangan yang bertuliskan control room, lalu wanita itu membuka masker nya hingga wajah cantik nya terlihat
"Huuhh.." Menarik napas nya sejenak, Ana pun mulai mengetuk pintu ruangan itu hingga beberapa saat kemudian pintu itu terbuka.
"Selamat siang" Sapa Ana tersenyum.
"Selamat siang nona, Ada yang bisa saya bantu?" Sahut ramah seorang pria berpakaian security yang membuka pintu itu.
"Perkenalkan nama saya, Anastasya Gates" Ujar Ana mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
Mendengar itu sekaligus melihat wajah tak asing di hadapan nya, pria itu dengan antusias membalas jabatan tangan Ana.
"Halo nona Anastasya, saya Hendra petugas kontrol di sini" Jawab pria itu.
Merasa risih Ana menarik tangan nya perlahan hingga jabatan tangan itu terlepas.
"Ada apa nona repot-repot datang ke sini?"
"Kedatangan saya ke sini untuk melihat rekaman CCTV pada tanggal dua puluh tiga bulan kemarin, sir. Lebih tepat nya saat ada acara pertunangan itu" Jelas Ana.
Petugas ruang kontrol itu terdiam sesaat mengingat suatu. "Ah pertunangan tidak jadi itu?" Ceplos nya yang kemudian menutup mulut nya.
"Maafkan saya nona" Ucapnya tak enak seraya menundukkan kepala nya.
Ana tersenyum kecut. "Tidak apa sir, itu memang kenyataan nya dan boleh kah saya melihat rekaman itu?" Tanya nya lagi.
"Tentu boleh nona, mari masuk" Petugas ruang kontrol bernama Hendra itu pun membuka lebar pintu, memberi jalan untuk Ana masuk.
Ana mengangguk dan tersenyum. "Terima kasih sir"
"Tidak perlu sungkan nona"
Setelah nya Ana melangkah memasuki ruangan itu dimana di dalam sana ada beberapa petugas lain nya yang terus memantau CCTV.
"Memang tidak salah memilih hotel" Batin Ana cukup kagum saat melihat para petugas itu menjalankan pekerjaan nya dengan serius.
Biasa nya banyak Ana temukan para petugas fi ruangan CCTV seperti ini hanya bersantai-santai tanpa memperhatikan layar monitor di hadapan nya.
"Hei Riko!" Panggil Hendra pada salah satu rekan nya.
Pria bernama Riko itu menoleh. "Ada apa?" Tanya nya belum tersadar akan kehadiran Ana.
"Putarkan rekaman pada tanggal dua puluh tiga bulan kemarin, nona Anastasya ingin melihat nya"
Mendengar nama Ana di sebut pria itu pun langsung tersadar akan kehadiran Ana. "Oh, halo nona" Sapa nya menunduk sopan.
Ana tersenyum sebagai jawaban. "Tolong bantu saya memutar rekaman di lantai lima puluh dan lantai tiga puluh ya" Pinta Ana.
"Baik nona, akan saya putarkan"
Jari-jari pria itu pun mengetikkan sesuatu ada keyboard hingga nampak lah rekaman di tanggal yang Ana minta.
Dengan mata yang menatap serius pada layar besar di hadapan nya yang tengah memutar detik demi detik yang di percepat dimana Ana dan Cila keluar dari kamar hotel nya.
Hingga beberapa menit kemudian ada dua orang pria membawa tubuh nya yang sudah tidak sadarkan melalui lift itu tanpa Cila.
"Tunggu!"
Mendengar suara Ana, petugas bernama Riko itu mem-pause rekaman tersebut.
"Tolong di perjelas" Pinta Ana.
Menurut, petugas itu pun memperjelas rekaman dalam lift itu.
"Mereka memakai masker dan topi nona, sangat sulit untuk di kenali" Ujar Riko.
Ana menghela napas berat, memang benar dua pria itu sangat tertutup. "Baiklah lanjutkan"
Video pun kembali berjalan dimana saat ini video itu fokus pada Ana yang di bawa oleh dua pria itu turun ke lantai tiga puluh.
Dari rekaman CCTV di lorong lantai tiga puluh itu terlihat dengan jelas bahwa dua pria tadi membawa tubuh Ana masuk ke dalam sebuah kamar kemudian tak lama setelah itu mereka keluar lalu mengunci pintu itu dan pergi.
"Siall, jadi mereka?!" Geram Ana pelan. "Dimana Cila? Kenapa aku bisa pingsan?!"
"Masih mau di lanjut nona?" Tanya petugas itu.
"Coba lanjutkan rekaman di lantai lima puluh dan dalam lift nya" Pinta Ana lagi.
Rekaman CCTV tersebut kembali berjalan, selang beberapa menit lagi terlihat Gio, kedua orang tua nya serta calon mertua nya menaiki lift itu.
Detik ke menit telah berlalu, rekaman itu pun menunjukkan semua yang terjadi namun tidak dengan lorong yang tidak terekam CCTV itu.
"Kenapa? Ada apa dengan aku? Cila menangis apa aku di culik dan Cila di buat pingsan? Atau bagaimana?" Batin Ana penuh pertanyaan.
"Apa di dalam kamar ada CCTV nya?" Tanya Ana.
Sontak para petugas itu saling bertatapan, hingga tak lama kemudian kepala Hendra mengangguk.
"Memang ada nona, tetapi itu CCTV buta dan hanya boleh di lihat melalui izin direktur. Kami pun tidak berani melihat nya karena itu privasi para penghuni kamar"
Mendengar itu Ana mengigit bibir dalam nya sesaat, ia yakin ada yang terjadi di dalam kamar sebelum nya.
"Jadi saya tidak bisa melihat nya?" Tanya Ana dengan nada kecewa.
"Maaf nona, kami tidak mengawasi CCTV itu dan rekaman itu hanya terekam. Tidak pernah di awasi kecuali ada salah satu penghuni kamar yang terkena masalah dan meminta langsung pada direktur"
"Jadi saya harus menemui direktur untuk melihat rekaman itu?"
Hendra mengangguk. "Benar nona" Jawab nya.
Sejenak Ana melihat jam di tangan nya yang sudah menunjukkan hampir pukul tiga sore. "Tidak akan keburu" Gumam nya.
Ana kembali mengangkat pandangan nya lalu menatap bergantian Hendra dan Riko. "Untuk sekarang saya tidak sempat, apa besok direktur kalian ada di sini?"
"Tidak nona, direktur datang ke sini hanya dua kali dalam satu bulan dan seperti nya lusa beliau akan ke sini"
"Sibuk sekali dia" Celetuk pelan Ana saat mendengar penjelasan Hendra.
"Wajar saja nona, direktur juga harus mengurus perusahaan nya" Kekeh Hendra menyahut.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
epifania rendo
siapakah direkturnya
2023-12-29
0
direktur ya suamimu ᕙ(⇀‸↼‶)ᕗ
2023-06-18
3