"Tidak, Audy tidak menyukai saya" Sahut cepat Luca mengikuti langkah Ana yang sudah mengambil alih kotak makan itu.
"Ck, tidak peka sekali. Jelas-jelas wanita tadi menatap wajah mu penuh damba dan saat melihat ku, wajah nya terlihat seperti akan menangis"
"Tapi saya tidak menyukai nya" Terang Luca tak ingin Ana salah paham.
Mendengar itu seketika Ana menghentikan gerakan nya dan menatap horor wajah Luca.
"Jangan bilang kalau kamu sedang berfikir agar aku tidak cemburu" Tebak Ana tepat sekali.
Namun Luca terdiam, mata nya mengikuti gerakan bola mata Ana bahkan mengunci tatapan nya pada netra biru itu.
"Pfftt.. Hahaha" Tawa Ana pecah, wanita itu kembali melanjutkan kegiatan nya yang tengah menuang makanan tersebut ke piring.
"Dengar ya, aku tidak peduli jika ada orang lin yang menyukai mu atau pun kamu yang menyukai orang lain" Tutur nya menekan-nekan bahu Luca.
"Apa maksud kamu?" Tanya Luca dengan wajah tanpa ekspresi nya.
"Aku tau kamu memaksa agar kita menikah karena aku seorang model yang pasti di sukai banyak pria termasuk kamu" Ana duduk bersila, tanpa memperdulikan tatapan Luca.
"Dan jika kamu menyukai orang lain bukan kah itu lebih baik agar kamu bisa melepaskan ku?" Lanjut nya membuat rahang Luca seketika mengetat.
Entah dorongan dari mana tiba-tiba Luca mendorong tubuh Ana hingga setengah tubuh nya terbaring di kasur dan mengunci pergerakan wanita itu dengan tatapan tajam nya.
"Saya tidak seperti pria lain dan sudah saya ucapkan saat itu alasan kenapa kita harus menikah!" Desis nya tajam.
Ana terdiam selama beberapa saat, cukup kaget dengan pergerakan Luca dan juga nada bicara nya.
"Aku juga.." Ana tak melanjutkan perkataan nya saat merasakan kedua tangan nya yang di tahan oleh Luca semakin kuat.
"Saya tidak pernah meniduri seorang wanita dan hanya kamu yang pertama. Jelas saya ingat berapa kali saya menyiram rahim kamu!" Lanjut Luca tak lagi menjaga perkataan nya.
"Dan asal kamu tau, saat itu bukan masa subur ku!" Sahut Ana mulai geram.
"Saya tidak tau itu, yang saya tau takdir sudah menyatukan kita untuk selalu terikat" Balas nya kali ini mulai tenang.
Kedua tangan Ana pun sudah di lepaskan dari cekalannya, pria itu bangun dan menarik tubuh Ana untuk ikut bangun.
"Sudah lah, makan makanan itu. Saya tidak lapar" Ujar nya lagi seraya beranjak memasuki kamar mandi.
Luca butuh sesuatu untuk mendinginkan tubuh nya yang terasa panas, entah kenapa setiap kali bersentuhan dengan Ana ada sesuatu yang mendorong nya untuk melakukan lebih.
Sedangkan Ana hanya terdiam di posisi nya, apa kah perkataan nya tadi keterlaluan? Kenapa ia merasa sesuatu yang mengganjal di hati nya?
Lama Ana terdiam hingga akhirnya wanita itu memilih untuk berbaring dan memainkan handphone nya tanpa memperdulikan makanan tersebut.
Sampai akhirnya Luca kembali keluar dengan handuk yang menutupi bagian bawah nya dan Ana tidak memperdulikan itu, mata nya masih di fokuskan dengan macam-macam berita tentang diri nya.
"Makan Ana" Ucap Luca kedua kali nya namun tak mendapatkan respon dari wanita yang sibuk dengan handphone nya itu.
"Ya.. Yak, kembali kan!" Seru Ana kaget saat handphone nya tiba-tiba di ambil oleh Luca.
"Makan dulu, baru saya kembali kan"
"Gak mau!" Ana berbalik membelakangi Luca yang sudah memakai kaos berwarna marun di padukan dengan celana sebatas paha nya.
"Beneran ga mau makan?" Tanya Luca memastikan.
Ana hanya diam di posisi nya, melihat itu selama beberapa saat Luca pun berjalan ke arah pintu dan mengunci nya.
Mendengar suara pintu di kunci Ana pun menoleh. "Mau apa kamu!" Seru nya setengah berteriak.
"Tidur" Jawab Luca yang langsung merebahkan tubuh nya dan menarik tubuh Ana ke dalam pelukan nya.
"Hei lepaskan!" Teriak nya panik.
"Jangan berisik Ana, kost ini tidak kedap suara dan itu bisa menganggu penghuni di sekitar"
"Maka nya lepaskan!" Geram Ana menepuk lengan kekar Luca yang memeluk perut nya.
"Kamu tidak mau makan jadi lebih baik temani saya tidur"
"Gak mau, tidur aja sendiri ngapain minta di temani!" Tolak nya ketus.
Luca tak menyahut mata nya mulai memberat karena satu bulan ini ia mendapat shift malam dan tadi malam adalah shift terakhir nya sebelum ganti shift pagi di hari yang akan mendatang.
"Luca.." Ana menoleh ke belakang dimana ada wajah Luca dengan mata terpejam nya, niat hati ingin kembali mengoceh namun ia urungkan saat melihat wajah lelah itu.
Sedangkan pria itu tau bahwa saat ini Ana tengah menatap wajah nya, namun Luca memilih untuk tenang dan mulai masuk ke alam mimpi nya.
*
*
Hari menjelang sore, Ana terbangun karena perut nya yang terasa begitu lapar. Bergerak pelan melepaskan tangan Luca yang memeluk nya, mencoba agar pria itu tidak bangun namun nihil.
Kini nyata nya suara pria itu mengagetkan Ana yang sedang bergerak pelan itu.
"Mau kemana?" Tanya Luca serak dengan suara khas bangun tidur nya.
"Lapar" Jawab jujur Ana.
Luca pun membuka mata nya dan menatap wajah Ana yang entah sejak kapan di posisi saling berhadapan.
"Lapar?" Ulang Luca memastikan.
Ana mengangguk, hingga di detik berikut nya Luca langsung bangun bersamaan dengan tubuh nya yang di tarik untuk bangun.
"Sebentar saya panas kan dulu" Ujar nya begitu mencium aroma makanan yang Audy bawakan tadi pagi ternyata belum basi.
Ana pun kembali mengangguk, memperhatikan gerakan Luca yang dengan telaten memasukkan makanan tersebut ke dalam microwave kecil itu.
Hingga beberapa saat kemudian makanan itu selesai di panaskan dan kembali di hidangkan di hadapan Ana.
"Makan lah" Ujar Luca.
Lagi-lagi Ana mengangguk, wanita itu pun mulai mencicipi rasa masakan itu yang di susul beberapa saat kemudian ia menyuapi Luca.
"Ayo makan juga, rasanya tidak buruk" Ucap Ana menunggu Luca membuka mulut nya.
Dengan perasaan senang tak terkira Luca pun menerima suapan itu.
"Apa dia sering membawakan mu makanan seperti ini?" Tanya Ana di sela kunyahan nya.
"Hm, cukup sering jika saya ada di kost dia pasti akan membawakan makanan seperti ini" Jelas Luca.
Ana mengangguk mengerti, wanita itu cukup menikmati makanan pemberian wanita yang kata nya anak pemilik kost ini. Rasa nya cukup enak dan ini pertama kali nya seorang Anastasya memakan makanan pemberian orang.
"Ini" Ujar Luca memberikan amplop uang berwarna coklat, hasil dari gaji nya bekerja selama sebulan.
"Apa?" Tanya bingung Ana.
"Pegang lah, mulai sekarang kamu yang mengurus semua nya dan setelah ini kita lanjut untuk mencari kontrakan" Jelas Luca membuat Ana membungkam seketika.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
epifania rendo
suami bertanggung jawab
2023-12-29
0
Dwi Winarni Wina
ana luca suami yg bertanggungjawab maka belajar menerima dia sebagai suamimu....
2023-12-14
2