Chapter 4

Hidup tanpa cinta, itu terdengar lebih baik bagi orang-orang yang memiliki kehidupan seperti Mira.

Sayangnya perempuan itu mencoba melakukan semua yang berbeda dari yang lainnya.

Menjalin hubungan dan sama-sama berkomitmen dalam sebuah ikatan pernikahan yang senyatanya hanya Mira yang berjuang.

Hanya perempuan itu yang berjuang mempertahankan rumah tangganya dengan Arnold yang sebenarnya sudah jauh dari kata sehat sebab diawali dengan sebuah kebohongan besar yang disembunyikan Mira.

Tentang siapa dia yang sebenarnya dan tentang semua dunia gelap yang ada dibelakangnya.

Berhari-hari Arnold tidak pulang ke rumah dan meninggalkan Mira seorang diri bersama keluarga yang tidak menganggap dia keluarga.

Sampai akhirnya dihari ke tujuh, genap seminggu Arnold pulang dan membawa seorang bayi yang masih merah.

Tampaknya bayi itu belum lama dilahirkan, dia bahkan masih terlalu sering memejamkan matanya seakan belum terbiasa dengan cahaya yang masuk ke matanya.

"Ini, kamu urus bayi ini."

"Dan ingat, anggap dia sebagai anakmu sendiri!" ucap Arnold dengan menyerahkan seorang bayi yang bahkan Mira belum tahu apa jenis kelaminnya dengan sangat hati-hati.

"Tapi mas, kamu dapat dari mana bayi ini? Kelihatannya dia belum lama dilahirkan."

"Sudah, nggak usah banyak tanya! Kamu cukup lakuin apa yang aku perintahkan, tidak perlu banyak bertanya!" tutur Arnold dengan ketus.

Laki-laki itu beranjak pergi meninggalkan Mira setelah menyelesaikan kata-katanya, meninggalkan dia sendiri bersama bayi dalam gendongannya dengan kebingungan.

Wajar saja Mira merasa sangat bingung, ini baru kali pertama dia melihat dan menyentuh secara langsung bayi kecil yang terlihat sangat lucu dan menggemaskan.

Tapi, Mira teringat jika dia belum pernah hamil.

Jadi air susunya juga tidak akan mungkin keluar untuk menyusui anak itu, lantas bagaimana jika nanti dia menangis karena merasa lapar?

Gegas Mira melangkah menuju mobil suaminya, membuka pintunya dengan satu tangan dan satu yang lainnya tetap menggendong bayinya.

Ah, rasanya lucu jika menyebut bayi itu dengan kata bayinya sebab dirinya memang belum pernah hamil.

Namun meski telah membuka semua pintu mobil itu, Mira sama sekali tidak menemukan kotak berisi susu untuk anak dalam gendongannya.

Begitu pula dengan botol susunya, tidak ada satupun perlengkapan bayi yang dibawa atau dibeli oleh suaminya.

Hal itu membuat Mira segera beranjak menuju kamarnya, berniat meminta sang suami membeli semua kebutuhan untuk bayi itu.

"Mas, tolong belikan susu untuk bayi ini mas."

"Aku takut kalau nanti dia menangis karena merasa lapar, kita tidak punya susu untuk bayi kan?" ucap Mira.

Tapi jawaban yang diberikan oleh Arnold itu sungguh tidak sesuai dengan apa yang ada di pikiran Mira, pria itu justru berkata,

"Kalau nangis ya tinggal kamu susuin lah, ribet amat!"

"Mas, kamu lupa ya. Aku ini belum pernah hamil, mana bisa aku menyusui bayi?"

"Air susuku tidak akan bisa keluar mas!"

Arnold mengacak rambutnya dengan kesal mendengar jawaban Mira.

Pria itu berpikir akan dapat beristirahat dengan santai setelah sampai di rumah, nyatanya dia harus kembali diganggu oleh kemauan Mira yang menyuruhnya untuk membeli susu formula.

Melihat Arnold yang mulai beranjak dari tidurnya dan mengambil kunci mobil, Mira pun kembali berkata,

"Sekalian dengan botol susu dan juga semua perlengkapannya, kamu tidak membawanya juga kan?"

"Anak ini masih bayi mas, belum bisa menyiapkan semuanya sendiri!"

Sesaat setelahnya, tampak Arnold yang menghembuskan nafas panjang.

"Memangnya apa saja perlengkapan bayi itu?" tanya Arnold.

Laki-laki itu benar-benar tidak mengerti dengan apa saja yang dibutuhkan oleh bayi itu, lagi pula anak itu juga baru saja keluar dari rumah sakit setelah tiga hari yang lalu dilahirkan lewat operasi caesar.

"Banyak mas, mau aku buatin daftarnya?"

"Ah, tidak usah. Lebih baik kamu ikut aku saja, biar nanti kamu pilih sendiri apa saja yang dibutuhkan anak itu."

"Ya sudah, ambil dulu anak ini, biar aku bersiap-siap terlebih dahulu!"

Mau tidak mau Arnold akhirnya mengambil alih bayi dalam gendongan Mira dan membiarkan istrinya itu mempersiapkan diri.

Lima belas menit kemudian Mira telah siap, dia segera mengajak Arnold untuk segera berangkat.

Namun baru saja mereka bertiga keluar dari pintu kamar, Ning sudah menghadang mereka dan bertanya,

"Mau kemana kalian?"

"Bayi itu, mau dibawa kemana dia?"

"Dengar, bayi yang belum empat puluh hari lahir itu belum boleh dibawa kemana-mana!"

"Kamu mau membawanya belanja perlengkapan bayi bu." ucap Arnold menjawab pertanyaan ibunya.

"Memangnya usianya sekarang berapa bulan Arnold?"

"Eum, tiga ... Hari."

"Tidak boleh, bayi itu tidak boleh dibawa kemana-mana. Kasihan dia!"

"Tapi bu, mas Arnold tidak bisa membeli perlengkapan bayi ini sendirian. Jadi dia memintaku ikut serta," sela Mira ditengah ucapan suami dan ibu mertuanya.

"Kalau begitu biar ibu saja yang menemani dia, kamu tetap di rumah dan urus anak itu dengan baik!"

"Memangnya kamu mau beli apa saja?" lanjut Ning bertanya.

"Eum, semua yang dibutuhkan oleh bayi ini. Seperti susu formula, botol susu, diaper-"

"Kenapa tidak kamu susui saja bayi itu?" sahut Ning dengan cepat, bahkan sebelum Mira meyelesaikan ucapannya.

"Aku ini belum pernah hamil dan melahirkan bu, mana mungkin air susuku keluar."

"Oh, iya juga ya. Kan kamu mandul, mana mungkin bisa memberi ASI pada bayi itu!"

"Ya sudah Arnold, jamu tunggu sebentar ya, biar ibu ganti baju dulu sebentar."

Ning langsung saja pergi meninggalkan Mira dan Arnold tanpa memikirkan bagaimana perasaan wanita yang menjadi menantunya itu.

"Maafkan perkataan ibu ya Mir." ucap Arnold saat ibunya sudah tidak lagi terlihat.

"Selama ini kamu kemana saja mas, kenapa baru meminta maaf sekarang?"

"Ibu sudah berulang kali loh mengatakan kalimat itu padaku!" ketus Mira sambil berlalu meninggalkan Arnold.

Namun langkah perempuan itu sontak terhenti ketika mendengar apa yang terlontar dari mulut Arnold selanjutnya, pria itu berkata,

"Makanya kamu cepat hamil Mira, agar ibu tidak lagi mengataimu mandul."

Benar-benar seorang pria yang tidak layak diakui sebagai seorang suami!

Bagaimana bisa Arnold justru semakin menghancurkan perasaan Mira dengan perkataannya dan bukannya mendamaikan hati istrinya dengan kalimat-kalimat manis namun justru sebaliknya.

Menancapkan luka yang amat dalam dengan ucapannya!

Akh, rasanya sampai di titik ini rasa cinta yang tumbuh di hati Mira sudah tumbang saat ini.

Habis tak bersisa hingga tidak lagi terlihat bekas cinta itu.

Beberapa saat kemudian suara Ning kembali terdengar.

Perempuan paruh baya itu berkata oada putranya untuk segera berangkat, takut kesiangan katanya.

Arnold pun tanpa menghiraukan lagi keberadaan istrinya langsung mengangguk dan segera pergi menuruti ucapan ibunya.

Sementara Mira sendiri lebih memilih kembali ke kamarnya bersama bayi yang ada di gendongannya.

Sesampainya di dalam kamar, Mira mengambil ponsel yang dia sembunyikan dari suaminya.

Memotret bayi mungil di atas kasur dan mengirimkannya pada seseorang, dia juga menambahkan beberapa pesan untuk orang yang dia hubungi.

[Cari tahu tentang anak itu dan dari mana Arnold mendapatkannya!]

Klik!

Pesan dan gambar yang Mira kirimkan pada seseorang itu telah berhasil terkirim, tak lama setelahnya ponsel Mira juga terlihat bergetar dan menampilkan balasan dari orang di seberang sana.

[Baik bos!] tulisnya.

Mira mengangkat sudut bibirnya setelah membaca pesan itu, dia juga bergumam,

"Aku akan mencari tahu siapa dan darimana kamu mendapatkan anak ini Arnold!"

"Jangan harap kamu bisa bermain-main denganku, aku benar-benar tidak akan mengampuni mu jika ternyata kamu mendapatkan anak ini dengan cara yang tidak baik!"

Terpopuler

Comments

Miftahur Rahmi23

Miftahur Rahmi23

jadi curiga, jangan jangan arnold selingkuh lagi dan anak itu adalah anak dengan selingkuhannya

2025-03-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!