Mendengar perkataan yang keluar dari mulut Ning, Mira pun sontak tersenyum sinis. Seolah dia sedang mengejek wanita yang menyandang status sebagai ibu mertuanya itu.
'Nenek? Apa aku tidak salah mendengar,' batinnya.
"Hey, kenapa kamu diam saja, huh! Atau jangan-jangan dugaanku ini benar kalau kamu sudah melakukan sesuatu kepada bayi Arion," ucap Ning, lagi.
"Ibu, aku tidak menyangka kalau kamu ternyata menilaiku sepicik itu. Lagi pula, emangnya apa yang bisa aku lakukan kepada bayi itu di rumah ini?! Dan, aku rasa kalaupun aku mau melakukan sesuatu kepadanya itu bukanlah masalah besar, Ibu jangan lupa kalau di sini statusku adalah ibunya ... Aku adalah ibu dari bayi Arion," sahut Mira dengan nada pelan di akhir kalimatnya.
Sesaat setelahnya, Ning sontak langsung membelalakkan kedua bola matanya. Baginya, apa yang baru saja diucapkan oleh Mira itu adalah suatu bentuk pernyataan kalau wanita itu memang benar-benar sudah melakukan sesuatu kepada Arion.
"Apa kamu bilang, huh?! Jadi, kamu memang benar sudah melakukan sesuatu kepada cucuku." tanya Ning, ekspresi wajahnya terlihat sangat tidak bersahabat saat itu. Dan Mira tahu kalau saat ini, mertuanya itu sedang dikuasai dengan amarah yang meluap-luap.
Mungkin sebentar lagi dia akan melampiaskan kemarahan itu kepadanya, dan membuat rumah itu kembali ramai karena keributan yang tercipta diantara menantu dan mertua.
"Aku tidak mengatakan begitu, tapi, kalau Ibu mau berpikir begitu ya sudah ... Memangnya Ibu pernah mempercayai ucapanku,"
Plak!
"Ibu, apa yang Ibu lakukan?!"
Ning dan Mira dalam sekejap langsung menolehkan kepala ke belakang ketika mereka mendengar suara Arnold di belakang mereka, tepat setelah Ning menampar wajah Mira dengan sangat keras.
'Kesempatan ini ... Ah, sekarang aku ingin lihat bagaimana kamu menghadapi kemarahan putramu sendiri, Ibu mertua.' batin Mira, tiba-tiba saja dia mendapatkan sebuah ide yang sangat bagus menurutnya.
Dimana Arnold baru saja melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau ibunya itu baru saja menampar istrinya, Mira berpikir biarlah kali ini dia yang akan memainkan drama dan melihat sejauh mana Arnold akan membela ibunya itu.
"Mas ... Aku benar-benar lelah kalau setiap hari terus saja begini, aku baru saja selesai menangkan Arion dan menidurkannya. Tapi, ibu tiba-tiba datang dan menuduhku yang tidak-tidak ... Lalu, ibu juga menamparku karena aku yang terlambat mengerjakan pekerjaan rumah." ucap Mira, berjalan mendekati Arnold sambil mengusap air mata yang menetes di kedua pipinya.
"Arnold, tapi dia memang sudah melakukan sesuatu kepada bayi Arion ... Ibu sendiri yang menyaksikan bagaimana bayi itu menangis keras dan tidak mau diam, memberontak dan terus saja menangis tak nyaman, tapi, hanya dalam hitungan menit saja, Arion sudah tidur setelah bersama dengan dia!"
"Lalu, apa kamu tidak curiga kalau istrimu itu memberi obat tidur kepada Arion hingga dia dengan cepat tidur setelah menangis begitu lama dan histeris seperti itu? Bahkan terakhir kali saat Ibu melihat Mira menggendong bayi Arion, bayi itu masih menangis kencang." ucap Ning.
Ya, dia tentu saja akan membela dirinya sendiri di depan Arnold. Dan kali ini, sepertinya Arnold pun sedikit terpengaruh dengan ucapan ibunya itu. Terbukti dengan bagaimana cara pria itu menatap Mira dan keterkejutan yang sangat jelas terlihat di wajahnya beberapa saat yang lalu.
"Mira ... Kau tidak memberi kabar tidur kepada Arion, kan?!" tanyanya dengan tatapan penuh intimidasi.
"Mas, apa kamu juga percaya dengan tuduhan ibumu itu? Ya, aku akui memang aku beberapa saat lalu pergi ke apotek, tapi-"
"Nah, kan! Dia sendiri yang bilang dia pergi ke apotek, lalu apalagi yang masih membuatmu ragu, Arnold." Ning begitu tidak sabar, bahkan belum sempat Mira menyelesaikan perkataannya, wanita itu sudah lebih dulu memotong ucapannya.
"Mas, aku memang pergi ke apotek untuk membeli obat karena asam lambungku naik, selain itu, aku juga merasa sedikit pusing, jadi aku membeli obat itu ... Aku sama sekali tidak membeli obat tidur, kalau kamu tidak percaya, aku akan tunjukkan obatnya kepadamu. Kalau perlu, aku juga akan membawamu memeriksakan obat itu di apotek agar kamu tidak lagi curiga kepadaku."
"Arion langsung diam di dalam pelukanku, itu karena dia merasa nyaman denganku ... Bukankah aku ini ibunya, lalu, apa tidak boleh putraku sendiri merasa nyaman bersamaku?" ucap Mira, perempuan itu kembali mengeluarkan air matanya. Menangis tersedu-sedu di depan Arnold seolah dia adalah seorang istri dan ibu yang begitu tersakiti, tapi, dibalik semua itu. Mira pun sebenarnya juga ingin membuktikan kepada Arnold kalau tuduhan yang diberikan oleh ibunya itu tidak benar, bahkan semua kata-kata wanita itu tidak pernah ada yang benar selama ini.
"Arnold, sebaiknya kamu jangan percaya dengan ucapan perempuan ini ... Dia hanya ibu tiri, dan ibu tiri itu tidak ada yang baik di dunia ini. Bisa saja-"
"Cukup, Bu! jangan bicara lagi, perkataanmu itu hanya membuat kepalaku semakin sakit saja!"
Diam-diam Mira tersenyum setelah mendengar perkataan Arnold, secara tidak langsung, pria itu sudah mulai meragukan ucapan ibunya sendiri. Sebab jika tidak, dia tidak akan mungkin membantah dan menyela ucapan Ning.
"Arnold, kamu ... Kamu menyela ucapan Ibu?" tanya wanita itu dengan tatapan tak percaya.
"Bu, Arnold tidak bermaksud begitu ... Sudahlah, sebaiknya sekarang Ibu kembali saja ke kamar dan beristirahat, masalah ini biar aku selesaikan dengan Mira. Aku yakin dia tidak akan mencelakai Arion, dan aku juga yakin kalau dia tidak akan melakukan sesuatu yang berbahaya untuk bayi itu, apalagi sampai memberikan obat tidur untuk Arion."
Ning semakin terbelalak setelah mendengar apa yang diucapkan oleh Arnold, wajar saja, selama ini Arnold tidak pernah membantah ucapannya sama sekali. Tapi kali ini, dia benar-benar sudah membantah perkataan ibunya. Terlebih Arnold melakukan itu di dekan Mira, menantu yang selama ini tidak pernah dia harapkan dan tidak pernah disukai oleh Ning, jelas saja hal itu membuat Ning semakin dilanda emosi.
'Tenanglah, Ning! Tunggu sampai Arnold tidak ada di rumah dan kamu bisa melampiaskan kemarahanmu pada perempuan sialan itu,' gumam Ning pada dirinya sendiri, wanita itu cukup sadar diri jika saat ini Arnold sedang tidak berpihak kepadanya, dan akan sangat berbahaya kalau dia sampai membantah dan terus melakukan perlawanan.
Meski demikian, tatapan matanya masih saja memandang Mira dengan sorot mata yang tidak bersahabat. Berbeda dengan Mira itu sendiri yang masih menundukkan kepalanya dan berpura-pura seperti sedang menangis, terbukti dengan berulangkali dia terlihat mengusap air matanya dengan posisi itu.
"Awas saja kamu, Mira! Aku sangat yakin kalau kamu itu sudah melakukan sesuatu kepada cucuku, lihat saja, aku pasti akan membuktikan ucapanku ini!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments