"Loh, Mira ... Kenapa pagi-pagi sekali kamu sudah bersiap, kamu mau pergi ke mana?" tanya Arnold, pria itu merasa begitu kebingungan saat melihat Mira yang sudah rapi dan cantik di pagi hari seperti ini, tidak seperti biasanya.
"Aku hanya bosan terus berada di rumah, Mas! Aku juga ingin mencari suasana yang baru, jadi, aku rasa aku juga ingin mencoba kembali bekerja." ucap Mira yang dalam sekejap langsung sukses membuat kedua bola mata Arnold terbelalak kaget.
"Kerja? Kamu mau kerja di mana, Mira ... Terus, kalau kamu kerja juga, siapa yang akan mengurus Arion dan mengerjakan pekerjaan rumah?!"
Mira tersenyum simpul saat mendengar perkataan Arnold, seolah dia memang sudah menduga jawaban itu akan keluar dari mulut suaminya. Dan dia juga sudah mempersiapkan jawaban yang menurutnya tepat untuk membalas perkataan itu.
"Kamu tenang saja, Mas! Untuk Arion, hari ini aku akan membawanya pergi denganku, tapi untuk besok ... Aku akan mendatangkan seorang asisten rumah tangga untuk menjaganya saat aku tidak ada sekaligus untuk membereskan rumah ini, jadi, kamu tidak perlu khawatir dengan pekerjaan rumah dan bayi Arion ini." ucap Mira.
"Asisten rumah tangga?! Mira, yang benar saja ... Dari mana uang untuk membayarnya, huh?! Memangnya kamu punya uang buat bayar asisten rumah tangga itu ... Sudahlah, lebih baik kamu di rumah saja dan biarkan aku yang pergi bekerja. Kamu cukup di rumah, bereskan rumah dan jaga bayi Arion."
Mira terkekeh pelan setelah mendengar perkataan Arnold itu, dia tahu kalau pria itu pasti tidak akan mengijinkannya untuk bekerja, apapun alasannya, Arnold pasti akan berusaha menahannya dan menolak keinginannya untuk melakukan satu hal itu.
Dulu, Mira merasa dirinya senang-senang saja saat mendengar perkataan itu. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, dia mulai sadar kalau Arnold melakukan itu, bukan semata-mata karena dia tidak ingin Mira terlalu lelah karena harus mengurus rumah dan segala hal yang berhubungan dengan rumah tangga, termasuk mempersiapkan diri untuk mengurus seorang anak yang bisa saja datang dengan cepat kepada mereka.
Hanya saja saat itu Mira memutuskan untuk secara diam-diam memasang alat kontrasepsi di tubuhnya, semua itu dilakukan olehnya bukan karena dia tidak ingin memiliki seorang anak dari Arnold. Akan tetapi, dia hanya ingin memastikan laki-laki yang meminangnya itu benar-benar mencintai dia dan tidak akan menyakitinya.
Namun, semua harus dikubur rapat-rapat ketika mereka semakin lama menikah dan Mira menjadi tahu bagaimana sikap dan perangai Arnold sebenarnya. Dan saat itulah, dia merasa bersyukur karena dia memutuskan untuk memasang alat kontrasepsi di tubuhnya itu sehingga dia tidak segera memiliki anak dengan pria itu.
Perubahan yang terjadi setiap hari pada sikap Arnold kepadanya, tidak membuat Mira ingin menyerah sebenarnya. Dia masih berusaha dan berharap agar pria itu akan berubah suatu saat nanti, sampai Mira berpikir kalau Arnold layak mengetahui apa yang selama ini disembunyikan olehnya.
Akan tetapi, bukannya semakin berubah menjadi lebih baik lagi. Arnold justru malah semakin keterlaluan dan menjadi-jadi, bahkan sampai menjalin hubungan dengan Mita di belakang Mira, dan bahkan sampai memiliki seorang anak dari perempuan itu.
Saat itulah Mira tidak ingin lagi memberi kesempatan, sudah cukup selama ini dia memberikan kesempatan kepada seseorang yang sebenarnya tidak pernah ingin berubah.
"Aku tidak peduli kamu mau mengizinkan aku pergi atau tidak, akan tetapi yang jelas, dengan atau tanpa izin darimu, aku akan tetap pergi untuk bekerja seperti yang sudah aku rencanakan sebelumnya, Mas!"
"Dan aku rasa kamu tidak punya hak untuk melarangku lagi kali ini," sambung Mira.
Arnold sendiri terlihat begitu emosi setelah mendengar perkataan dari istrinya, tentu saja pria itu tidak mau kalau sampai istrinya itu bisa menghasilkan uang sendiri dan tidak lagi bergantung kepadanya. Apalagi, bukankah Mira tadi mengatakan besok dia akan membawa asisten rumah tangga yang akan mengerjakan pekerjaan rumah sekaligus menjaga bayi Arion?
"Lalu dari mana uang untuk membayar asisten rumah tangga sekaligus baby sitter yang kamu bilang itu, Mira?!" ucap Arnold sambil menahan amarah yang ada di dalam hatinya.
"Kenapa kamu harus bingung seperti itu, Mas?! Bukankah gajimu itu jauh lebih dari cukup kalau hanya untuk membayar seorang asisten rumah tangga yang merangkap sebagai baby sitter juga, lalu kenapa kamu harus mempertanyakan itu kepadaku?!"
Ucapan Mira sukses membuat Arnold terdiam bersama isi kepalanya yang terasa mendidih.
"Tidak, enak saja kamu mau meminta aku yang membayar asisten rumah tangga itu, Mira! Di sini kamu yang ingin bekerja dan menyerahkan tugas rumah dan Arion kepada pembantu, jadi, kamu lah yang seharusnya membayar pembantu itu!"
"Lagi pula, aku sengaja mengadopsi seorang anak agar kamu bisa menghabiskan waktu lebih banyak di rumah dan juga bisa segera hamil. Tapi kamu malah mau pergi bekerja dan mengabaikan pekerjaan rumah serta bayi Arion, istri macam apa kamu ini?!" sambung Arnold, masih dengan emosi yang begitu besar dalam dirinya.
"Kenapa kamu kelihatannya sangat keberatan seperti itu, Mas?! Bukankah yang kekeh ingin mengadopsi seorang anak itu adalah kamu, lalu kenapa kamu harus membebankan semuanya kepadaku?! Lagi pula kamu juga tidak mengatakan dengan jelas dari mana asal usul bayi itu," ujar Mira, masih bersikeras dengan pilihannya yang ingin tetap pergi bekerja.
"Mira, memangnya sebagai itu pentingnya asal usul baik itu untuk kamu tahu?! Aku sudah membuat semuanya menjadi mudah dengan cara kamu hanya tinggal mengurus bayi itu tanpa harus bersusah payah mencari dan mengurus beberapa urusan untuk mengadopsinya, bukankah dengan begitu seharusnya kamu merasa bersyukur?!"
'Akh, laki-laki ini kenapa tidak mau mengalah saat berdebat denganku?! Padahal dia hanya perlu mengakui kalau dia bersalah dan meminta maaf, tapi sepertinya dia memang lebih suka membuat semua urusan menjadi panjang seperti ini!' batin Mira.
"Baiklah, kalau begitu tunjukkan padaku bukti yang sah kalau bayi itu sudah kamu urus untuk menjadi anak adopsi kita ... Tunjukan kepadaku berkas-berkas adopsi yang sudah kamu urus itu, Mas! Aku ingin melihatnya,"
Kali ini Arnold diam, tapi ekspresi wajahnya menyimpan keterkejutan yang tidak bisa dia ungkapkan dengan kata-kata. Pria itu tidak menyangka kalau ternyata Mira berani menanyakan tentang berkas adopsi itu secara langsung kepadanya, selain itu dia juga merasa kebingungan untuk menjawab pertanyaan perempuan itu.
Ya, tentu saja dia merasa kebingungan karena memang sebenarnya Arnold tidak pernah mengurus berkas-berkas Itu sebab bayi Arion memang adalah anak kandungnya dengan wanita lain.
"Ingat, Mas! Aku akan tetap di rumah dan mengurus bayi Arion, dan aku juga akan menggagalkan rencanaku untuk kembali bekerja jika kamu bisa menunjukkan bukti sah kalau bayi Arion itu benar-benar kamu adopsi dari seseorang, bukti yang sah secara hukum yang berlaku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Nur Adam
ljut
2025-03-24
0
stela aza
kelamaan
2025-03-24
0