Chapter 14

Ning tampak duduk dan berdecak kesal setelah kepergian Arnold, rasa kesal itu semakin besar seiring dengan ingatannya yang tertuju pada Mira, menantunya yang hingga saat ini masih juga tidak terlihat.

Perempuan itu masih belum kembali ke rumah meskipun sudah lama pergi, dan seharusnya saat ini dia sudah kembali. Tapi, kenyataannya Mira masih saja menghilang dan tidak tidak ada yang tahu dimana dia berada.

"Ck, perempuan itu kenapa selalu saja menyusahkan aku ... Dasar tidak tahu diri!" umpatnya.

Kepalanya menoleh secara bergantian menatap ke arah kamar anak serta menantunya, dan juga menoleh menatap ke arah pintu. Berharap bayi Arion tidak terbangun sebelum Mira pulang, dan berharap agar menantunya itu segera kembali ke rumah.

Ning merasa sangat enggan jika harus terus mengurus bayi Arion di rumah itu, wanita itu selalu saja berpikir kalau dirinya seharusnya selalu bersantai di usia tuanya, bukan malah harus menjaga bayi merah seperti Arion.

Tapi kenyataannya sekarang dia terjebak dalam situasi itu, dan Ning sungguh sangat tidak menyukainya!

"Sudah tidak bisa memberikan keturunan, seharusnya dia bersedia merawat bayi ini dengan sungguh-sungguh. Siapa tahu setelah merawat bayi Arion ini dia jadi hamil, tapi malah tidak mau melakukannya. Kalau begitu, percuma saja Arnold menikahinya dan membawa bayi itu sebagai pancingan!" gumamnya dengan suara lirih, penuh dengan kekesalan dan kemarahan yang tertahan di hatinya.

Sementara itu, Arnold terus mengemudikan mobilnya dengan kecepatan maksimal di jalan raya, berharap dirinya dapat segera sampai di kantor. Walaupun sebenarnya alasan yang digunakan atasannya untuk membuatnya segera kembali itu terdengar tidak masuk akal, tapi tetap saja Arnold hanya bawahan yang tidak memiliki kekuasaan untuk menolak perintah dari atasannya.

"Ck, sebenarnya apa alasan Pak Ken buru-buru memintaku untuk segera datang ke kantor! Kalau hanya karena pemilik perusahaan ingin meninjau langsung bagaimana karyawannya bekerja, seharusnya tidak perlu harus sore ini ... Lagi pula, bukankah biasanya pemilik perusahaan akan datang dan mengejutkan semua orang dengan datang tiba-tiba saat pagi?! Aneh sekali," gerutunya, sedangkan kedua tangannya dengan lihai mengendalikan kemudi agar tetap berjalan dengan baik di jalan tersebut, begitu juga dengan kedua bola matanya yang tetap tertuju ke depan dengan fokus, berbanding terbalik dengan isi kepalanya yang begitu riuh dengan segudang pertanyaan tentang apa tujuan sebenarnya dengan dipanggilnya dia ke kantor secara tiba-tiba.

'Ah, sudahlah! Toh nanti aku juga akan tahu sendiri apa tujuan Pak Ken memanggilku tiba-tiba seperti ini.'

Beberapa saat kemudian, mobil yang dikendarai Arnold sudah berhasil terparkir di parkiran kantor. Pria itu kemudian segera turun dan berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke dalam ruangannya, akan tetapi, baru saja dia masuk melewati meja resepsionis, tiba-tiba seseorang memanggilnya dan menghentikan langkah kakinya.

"Pak Arnold, Bapak diminta untuk langsung pergi ke ruangan Pak Ken." ucap seorang wanita yang duduk di meja resepsionis tersebut dengan ekspresi wajah yang tidak dapat dijelaskan.

"Oh, baiklah ... Terimakasih," sahut Arnold sambil tersenyum simpul dan menganggukkan kepalanya, dia kemudian langsung mengubah arah tujuannya dan berjalan menuju ruangan Ken berada.

Beberapa saat kemudian, Arnold pun sudah berdiri di depan sebuah ruangan yang dimana di depannya tertulis ruang 'Wakil Direktur'. Sedikit gugup, satu tangan Arnold pun terangkat ke atas dan mengetuk pelan pintu tersebut.

"Masuk saja," ucap Ken dari dalam.

Setelah mendapatkan ijin, Arnold pun dengan segera membuka pintu di depannya dan kembali melangkahkan kakinya memasuki ruangan Ken. Masih dengan detak jantung yang berdebar tidak karuan dan masih belum bisa dia kendalikan, isi kepalanya pun tidak pernah berhenti bertanya-tanya apa yang membuatnya langsung dipanggil ke ruangan itu?

'Tidak, sepertinya aku tidak melakukan kesalahan apapun. Tapi, kenapa Pak Ken malah memanggilku ke sini?'

"Maaf, Pak ... Kenapa Bapak memanggil saya, apa saya sudah melakukan kesalahan?" tanya Arnold, sesaat setelah dia masuk ke dalam ruangan Ken.

"Arnold, aku hanya ingin memperingatkan kamu agar tidak berbuat macam-macam di perusahaan ini. Kamu tentu masih ingat, kan, dengan resiko yang akan kamu hadapi kalau sampai kamu terbukti melakukan kecurangan di perusahaan ini?"

Degh!

Detak jantung Arnold semakin berdebar tidak beraturan setelah mendengar perkataan Ken, tidak menyangka kalau perkataan itulah yang akan mengisi rongga telinganya ketika pertama kali masuk ke dalam ruangan itu.

'Ah, tidak! Tenanglah Arnold, perbuatan burukmu di kantor ini tidak akan mungkin diketahui oleh orang lain ... Asalkan kamu tidak berbicara, maka tidak mungkin ada yang akan curiga.' gumam pria itu kepada dirinya sendiri.

Berusaha menangkan diri meskipun sebenarnya detak jantungnya semakin berdebar tidak karuan setelah mendengar ucapan Ken.

"Tentu saja, Pak! Saya tentu tahu apa konsekuensi yang harus aku hadapi jika sampai melakukan kesalahan, anda tidak perlu khawatir, Saya pasti akan melakukan semuanya dengan baik dan tidak akan membiarkan anda berpikir Saya melakukan kesalahan sekecil apapun." ucap Arnold dengan begitu yakin dan lantang, seolah dia benar-benar bersih dan tidak pernah melakukan kesalahan apapun selama dia bekerja di perusahaan itu.

"Hm, ya! Aku hanya sedang mengingatkan kamu, dan aku berharap kamu tidak melupakan apa konsekuensi yang sudah kamu ketahui itu."

"Baiklah, Pak! Saya akan pastikan Saya tidak akan melakukan kecurangan apapun selama bekerja, dan Bapak bisa percaya dengan ucapan saya."

Ken tampak menganggukkan kepalanya beberapa kali, sedangkan kedua bola matanya terus saja menatap tajam ke arah Arnold. Sampai kemudian dia berkata,

"Sekarang cepat ke ruang kerjamu dan selesaikan pekerjaanmu secepatnya, besok pemilik sebenarnya dari perusahaan ini akan kembali lagi dan dia tidak ingin melihat pekerjaan menumpuk yang belum diselesaikan oleh pekerjanya ... Kau mengerti, kan, dengan maksudku?!"

Sesaat Arnold tampak diam dan mematung, sedikit menahan kesal juga karena apa yang dikatakan oleh Ken saat ini sangat berbeda jauh dengan apa yang sebelumnya dikatakan oleh pria itu di dalam sambungan telepon.

Dimana saat pria itu menelponnya, dia mengatakan kalau pemilik asli perusahaan ingin bertemu dan seluruh karyawan harus berkumpul, tapi, sekarang kenapa sangat berbeda?

'Sial, ternyata dia hanya ingin mempermainkan aku. Awas saja nanti, aku pasti akan melakukan sesuatu untuk membalasnya!' batin Arnold.

Namun, dalam hatinya saat ini, dia juga berpikir untuk tidak bertindak gegabah lebih dahulu. Otaknya kembali mengingat saat Ken memperingatinya untuk tidak bertindak macam-macam, apalagi sampai melakukan kecurangan di perusahaan itu.

Arnold berpikir mungkin saja Ken sudah mulai mencium sesuatu yang mencurigakan darinya, dan karena itu pula Arnold merasa dia harus berhenti sementara waktu. Setidaknya sampai keadaan yang ada di perusahaan itu bisa dia kendalikan seperti semula.

Terpopuler

Comments

Ma Em

Ma Em

Arnold kamu melakukan kecurangan di perusahaan, padahal yg punya perusahaan itu istri Arnold sendiri yg selalu Arnold dan ibunya selalu bilang wanita tdk berguna kalau Arnold dan ibunya tau siapa Mira pasti dia akan shock

2025-03-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!