Chapter 11

"Tapi, Pak! Kita tidak bisa melakukan semua ini, bagaimanapun juga bapak adalah seorang pria yang sudah beristri. Tidak seharusnya kita melakukan semua ini di dalam kamar hotel seperti sekarang ... Eumh, maaf, tapi aku harus pergi."

Mita berusaha menggerakkan tubuhnya untuk bisa sedikit lepas dari Arnold, walaupun sebenarnya dia tidak benar-benar berniat melakukan itu. Dia hanya ingin membuat seolah-olah di sana adalah Arnold yang sangat menginginkan semua itu terjadi dan bukan dirinya, padahal kenyataan yang sebenarnya adalah dirinya pun juga menginginkan apa yang diinginkan oleh Arnold.

sebenarnya, Mita sendiri juga sudah mencari tahu banyak hal tentang Arnold. Dan tidak butuh waktu lama baginya untuk merasa suka dan jatuh cinta kepada pria itu, hanya saja dia tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk berdekatan dengan Arnold.

Selain itu, hotel tempatnya bekerja juga sudah menjadi langganan perusahaan Arnold untuk menginap saat melakukan pekerjaan di kota itu, karenanya yang sebenarnya terjadi adalah Mita sudah sering melihat Arnold di hotel itu, tapi sayangnya dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengungkapkannya.

Dan saat ini, saat dimana dia mendapatkan kesempatan itu, tentu saja Mita tidak akan pernah menyia-nyiakannya.

"Tidak, Mita! lupakan tentang istriku itu, lagi pula dia tidak akan tahu apa yang terjadi di sini. Jadi, sebaiknya kamu menuruti aku dan menemaniku malam ini." ucap Arnold dengan mata yang sudah mulai terasa berat untuk terbuka, hanya terdengar suara deru nafasnya yang terdengar sedikit tidak beraturan.

"Baiklah, kalau begitu aku akan menemanimu malam ini, Pak Arnold!" ucap Mita dengan senyum yang memiliki arti yang hanya dia sendiri yang mengetahuinya, wanita itu terlihat cukup berani sekarang ini. Apalagi dengan keadaan Arnold yang sudah mulai kehilangan kesadarannya, tentu saja Mita sangat yakin kalau Arnold tidak akan mendengar apa yang dia katakan saat ini, pun dengan senyuman yang terbit di bibirnya setelah selesai mengatakan perkataan itu.

"Ah, Mita ... Kamu benar-benar berbeda dengan istriku!"

"Tentu saja, Pak Arnold ... Bukankah aku jauh lebih segalanya dibandingkan dengan istri anda?"

Oek ... Oek ... Oek

Tangisan Arion seolah menjadi sesuatu yang menarik kesadaran Arnold hingga kembali sempurna saat itu juga, membuat kenangan dan ingatan tentang Mita saat mereka pertama kali bertemu langsung menghilang entah kemana.

"Ck, kemana Mira ini ... Kenapa dia belum juga datang menemuiku dan menggantikan aku menjaga bayi Arion ini," gumam Arnold dengan suara rendah, seolah sedang menunjukkan betapa dia sedang merasa sangat marah dengan sikap Mira yang secara terang-terangan menunjukkan betapa dia terlihat sangat menentangnya saat ini.

Sangat berbeda dengan sikap wanita itu dulu.

Tangisan Arion yang semakin keras seiring waktu membuat Arnold terpaksa bangkit dari duduknya dan berjalan masuk ke dalam rumah dengan emosi yang semakin meledak-ledak, merasa ingin segera melampiaskan semuanya kepada Mira saat ini juga.

Ya, wanita yang menurutnya sangat pantas untuk disalahkan dengan semua keadaan yang menimpanya saat ini.

'Seharusnya Mira tunduk kepadaku dan mendengarkan perkataanku!'

'Seharusnya dia sedikit tahu diri dengan tidak menantangku karena dia hidup bergantung kepadaku,' pikir Arnold saat itu.

Akan tetapi, amarahnya justru semakin bertambah besar dan seperti hendak meledak saat itu juga saat dia berhasil masuk ke dalam rumahnya dan tidak menemukan keberadaan Mira dimanapun.

Wanita itu bahkan tidak terlihat di dalam kamarnya seperti saat terakhir dia melihat Mira masuk ke dalam, rumah itu begitu sepi dan sangat sunyi. Tidak ada satupun tanda-tanda kehidupan yang ada di sana, apalagi posisi Ning saat ini yang sedang tertidur, jelas saja membuat rumah itu semakin hening tanpa ada suara sedikitpun.

"Ck, kemana Mira ini ... Aku menyuruhnya untuk menemuiku dan menjaga bayi Arion menggantikan aku, tapi dia malah pergi menghilang entah kemana. Dasar tidak bisa diandalkan," ucap Arnold.

Terpaksa, kali ini dia pun berusaha untuk menenangkan Arion lagi walaupun sebenarnya dia sudah merasa enggan untuk melakukannya.

Alasannya tentu saja karena dia tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman apapun tentang hal itu, walaupun sebenarnya, Mira pun sama saja tidak memiliki keduanya.

Pria itu benar-benar semakin dibuat bingung saat dia sudah melakukan beberapa macam cara untuk membuat tangis Arion sedikit mereda, sayangnya, tangis bayi itu bukannya semakin mereda, tapi justru semakin keras.

Sontak saja hal itu membuatnya kelabakan dan panik dalam waktu bersamaan, Arnold tahu, bayi Arion pasti merasa lapar karena sudah cukup lama bayi itu tidak meminum susu.

Tapi, dia sama sekali tidak tahu bagaimana caranya membuatnya.

Dia sama sekali tidak peduli bagaimana Mira mengurus anaknya itu, bahkan dia sama sekali tidak bisa mengetahui bagaimana caranya membuat susu formula untuk bayi itu.

"Ah, bagaimana cara membuatnya! Berapa takaran air dan susunya," gumamnya dengan frustasi, saat ini Arnold sudah berada di dapur dan di tangannya juga sudah terdapat susu formula untuk bayi Arion, hanya saja dia tidak tahu bagaimana cara membuatnya, ditambah lagi Arnold merasa dia juga tidak tahu suhu air yang digunakan untuk membuat susu itu.

"Mira ... Kali ini kamu benar-benar berhasil membuat aku kelabakan," geramnya.

Tak punya pilihan lain, Arnold pun langsung saja pergi meninggalkan dapur. Langkah kakinya melangkah menuju ke kamar Ning, berniat membangunkan ibunya itu untuk membantunya menenangkan Arion.

Sesampainya di depan pintu kamar, pria itu langsung mengetuk pintu dengan tidak sabaran. Terlebih saat telinganya terus-menerus mendengar suara tangisan bayi Arion, Arnold benar-benar merasa tidak sabar untuk segera bertemu ibunya dan meminta wanita itu membuatkan susu formula untuk bayi Arion.

"Bu, tolong bangun dulu sebentar ... Tolong aku, Bu!"

Tok ... Tok ... Tok

"Bu ...."

Beberapa kali Arnold berusaha mengetuk pintu dan memanggil ibunya, berharap wanita itu akan segera bangun dari tidurnya dan membukakan pintu kamar itu untuknya. Akan tetapi, setelah beberapa kali pun dia mengetuk pintu sambil memanggil ibunya, Arnold tetap saja tidak menemukan tanda-tanda ibunya itu akan bangun dari tidurnya.

Sedangkan Arion terus menangis kencang dan menggeliat tidak nyaman di dalam gendongannya, pria itu benar-benar terlihat kacau saat ini.

Seolah semua bayangan indah yang pernah dia bayangkan sebelumnya bersama Mita langsung lenyap dan menghilang saat itu juga, sekuat kenangan yang membuat hatinya kembali berbunga-bunga hanyalah sebuah angin lalu yang sama sekali tidak berarti.

"Sialan, semua ini gara-gara Mira! Awas saja kalau dia kembali nanti, aku akan pastikan dia mendapatkan pelajaran yang setimpal dariku ... Lihat saja nanti," ucapnya dengan lirih, lalu setelahnya kembali mengetuk keras pintu kamar Ning, lebih keras dari sebelumnya hingga membuat wanita itu mulai terusik.

"Ck, kenapa dia selalu merepotkan aku! Sudah punya istri tapi tidak berguna sama sekali."

Terpopuler

Comments

Ma Em

Ma Em

Arnold tdk tau saja istrinya bukan wanita sembarangan yg bisa ditindas dan dijadikan pengasuh anak dari selingkuhan Arnold cepat Mira tendang si Arnold lelaki yg tukang selingkuh sampai menghasilkan seorang anak biarkan saja si Arnold yg jaga anaknya sendiri.

2025-02-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!