Arnold kemudian kembali mengingat peristiwa lain yang terjadi diantara dirinya dan Arumita untuk pertama kalinya, saat dimana kedekatan yang ada diantara dirinya dan wanita itu menjadi lebih dekat dari sekedar seorang yang tanpa sengaja mengenal lewat pertemuan yang tidak terduga.
Pria itu sangat mengingat malam itu, malam dimana dia kembali ke hotel setelah menjalani pertemuan bisnis yang sangat melelahkan dan membuat otaknya terasa panas.
Saat itu, Arnold merasa dirinya membutuhkan sesuatu yang lain untuk menyegarkan otak dan pikirannya, sekaligus mengalihkan beban pikiran yang berhasil membuatnya sedikit merasa tertekan.
Tanpa berpikir panjang, malam itu Arnold segera melangkahkan kakinya ke area bar yang disediakan oleh pihak hotel. Berpikir untuk menikmati beberapa gelas minuman yang menurutnya bisa menenangkan dirinya sebelum memejamkan kedua bola matanya, siapa sangka ternyata di sanalah dia kembali melihat Arumita.
Tapi, kali ini wanita itu tidak menggunakan seragam kerjanya.
Mita tampak menggunakan dress pendek berwarna merah yang cukup mencetak bentuk tubuhnya yang cukup menggoda, lebih tidak disangka lagi karena Mita tanpa ragu langsung berjalan mendekati Arnold saat dia melihat pria itu tidak jauh dari mejanya.
"Pak Arnold, aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi di sini." sapa Arumita sambil memamerkan senyum ramahnya.
Dia juga cukup berani untuk langsung duduk di atas kursi yang berada di sebelah Arnold, membuat pria itu bisa melihat dengan jelas bentuk tubuh dan kecantikan yang ada pada wanita itu.
Benar saja, apa yang dilakukan oleh Arumita itu berhasil membuat Arnold mengalihkan pandangannya kepada wanita itu dan menatapnya dengan sangat intens.
Pada saat itu juga, Arnold mulai menyadari ada sesuatu yang berbeda ketika dirinya menatap Arumita.
'Wanita ini, kenapa dia bisa terlihat begitu cantik? Sungguh sangat berbeda dengan Mira yang selalu terlihat sederhana, walaupun wajahnya sama mulusnya dengan wajah Arumita.' batin Arnold saat itu.
Pria itu terus menatap ke arah Arumita yang juga sedang sama-sama menatapnya, memperhatikan bagaimana bibir yang dilapisi dengan lipstik berwarna merah itu terhadap tersenyum kepadanya dengan begitu lembut, dan mengagumi bagaimana penampilan wanita itu yang terlihat begitu mempesona di matanya.
Sesuatu yang dalam sekejap berhasil membuat dia lupa dengan sosok Mira di rumahnya, wanita yang telah melakukan banyak hal dan mengorbankan segalanya demi dirinya meski tanpa diketahui oleh Arnold itu sendiri.
Malam itu, mereka berdua seolah terbawa suasana dan berbincang banyak hal. Ditemani dengan beberapa gelas minuman beralkohol yang ikut mengambil peran untuk menghangatkan tubuh mereka pada saat itu, hingga tanpa sadar, minuman itu juga ikut mengambil sisa-sisa kesadaran yang dimiliki oleh keduanya.
Tanpa sadar, semakin lama, Arnold bukan hanya menceritakan tentang pekerjaannya saja, akan tetapi, dia juga menceritakan tentang kehidupan rumah tangganya bersama Mira.
Dan sialnya, hal itu juga ditanggapi dengan sangat baik oleh wanita itu.
"Mita, kau tahu ... Istriku di rumah begitu sangat membosankan, dia tidak bisa menjadi sama sepertimu. Kamu begitu pandai merawat diri dan memilih pakaian yang cocok untukmu, berbeda dengan istriku yang selalu menggunakan daster, dia hanya akan menggunakan pakaian lainnya jika akan keluar dari rumah."
"Akh, pokoknya dia benar-benar membosankan! Dia juga tidak pernah berdandan, bahkan sekedar memakai lipstik saja dia tidak pernah ... Lalu, bagaimana bisa aku menyenangkan diriku saat melihatnya. Dia benar-benar tidak menggoda sama sekali," ucap Arnold di salah satu pembicaraan mereka, lebih tepatnya setelah kesadaran Arnold susah mulai menghilang saat tenggorokannya sudah menenggak beberapa gelas minuman keras yang ada di depannya.
Sementara itu, Mita sendiri tampak memperhatikan apa saja yang dikatakan oleh Arnold. Wanita itu benar-benar bersikap selayaknya seorang pendengar yang baik, padahal, tanpa diketahui oleh siapapun, wanita itu menyimpan sebuah rencana tersendiri di dalam kepalanya.
Arnold adalah seorang pria yang bisa dibilang sudah sukses di usianya yang masih cukup muda, menyandang jabatan yang cukup mentereng di perusahaan tempatnya bekerja, dan memiliki gaji yang menggiurkan.
Lalu, siapa yang tidak akan tertarik dengan pria itu?
'Ah, jangan salahkan aku karena aku juga tertarik pada pria ini. Salahkan istrinya karena dia tidak bisa menjaga dirinya dan membuat suaminya merasa senang, aku hanya ingin membuat dia merasakan apa yang tidak bisa dia rasakan dari istrinya.' pikir Arumita saat itu.
Ya, bohong kalau dia mengatakan dirinya tidak menyukai Arnold.
Sebagai seorang wanita normal, tidak mungkin Arumita tidak tergoda saat melihat rupa dan kejadian pribadi pria itu. Apalagi dengan wajahnya yang memang cukup tampan, wajar saja Arumita bisa langsung tertarik saat dia memandang pria itu untuk pertama kalinya.
"Mita, kalau saja aku dan kamu lebih dulu bertemu. Mungkin saja saat ini kamulah yang menjadi istriku dan bukannya Mira, istriku sekarang."
Seutas senyum tampak terlihat di kedua bibir Arumita ketika dia mendengar perkataan Arnold saat itu, tidak ada yang bisa mengetahui apa sebenarnya yang sedang dia pikirkan saat ini.
"Pak Arnold, anda sepertinya sudah terlalu banyak minum malam ini ... Mari, biar saya bantu anda untuk pergi ke kamar anda. Anda harus segera beristirahat dan tidak boleh lagi minum," ujar Mita, wanita itu dengan begitu berani langsung menyentuh lengan tangan Arnold dan membantu pria itu berdiri.
Akan tetapi, sebelum dia melakukannya. Arumita lebih dulu mengikat rambutnya yang tergerai dengan asal hingga membuat Arnold bisa melihat dengan jelas bagaimana leher jenjang wanita itu tampak begitu indah, sekaligus menggoda.
Meski kesadarannya sudah sangat tipis, namun Arnold masih bisa melihat dengan jelas dan bahkan pria itu sampai menelan ludahnya dengan susah payah ketika melihat leher jenjang milik Arumita.
"Baiklah, kalau begitu ayo antar aku ke kamar." sahut Arnold yang dibalas dengan senyuman manis oleh Arumita.
Mereka berdua kemudian berjalan dengan sangat pelan untuk keluar dari bar, berjalan dengan langkah kecil untuk menuju ke tempat dimana lift berada. Masuk ke dalamnya dan kemudian menekan angka empat pada benda bergerak itu, lalu menunggu hingga beberapa saat sampai benda itu mengantarkan mereka ke tempat yang mereka tuju.
Beberapa saat kemudian, pintu lift kembali terbuka. Arumita kembali membangun Arnold yang sudah mulai sempoyongan untuk menuju ke dalam kamarnya, beruntung saat Arnold melakukan check in di hotel itu, Arumita lah yang melayaninya sehingga wanita itu tahu dimana letak kamar yang disewa oleh Arnold.
Sesampainya di dalam kamar, Arumita meletakan tubuh Arnold di atas ranjang. Dia menjatuhkannya begitu saja, lalu berniat untuk keluar dari sana sebelum sebuah tangan menarik telapak tangannya dan membuatnya jatuh ke atas tempat tidur, tepatnya jatuh di atas tubuh Arnold yang sudah dalam posisi terlentang dan sesaat setelah menerima tubuh Arumita, pria itu langsung memeluknya dengan erat.
"Mita, temani aku malam ini!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Ma Em
Mira basmi tuh si Arnold yg sdh selingkuh dan menghasilkan seorang putra jgn mau ditindas lagi, Mira wanita pemberani jgn mau jadi budak keluarganya lagi dan tinggalkan saja keluarga toxic itu
2025-02-22
0
Miftahur Rahmi23
Laki laki bego, istrimu jelek karena selalu memikirkan perutku, selingkuhan itu cantik karena dia pengoda dan tidak ada yg dia urus seperti istrimu itu/Smug/
2025-03-25
0
Miftahur Rahmi23
tidak pernah memakai lipstik karena kau tidak pernah membelikannya bego
2025-03-25
0