Chapter 12.

"Bu, ayolah bangun dan bantu aku ... Kepalaku benar-benar ingin meledak kalau sampai mendengarkan suara tangisan bayi ini lebih lama lagi," ucap Arnold, dengar dengan sangat jelas bagaimana pria itu merasa frustasi dengan suara tangisan bayi Arion yang berada di gendongannya.

Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh anaknya, Ning pun kemudian memutuskan untuk beranjak dari atas ranjang meskipun harus beberapa kali berdecak kesal karena waktu istirahatnya terganggu oleh Arnold dan tangisan Arion.

Krieeet ....

"Kamu ini apa tidak bisa mengurus anakmu sendiri, Ibu mau beristirahat saja tidak bisa karena kamu yang terus menerus mengganggu, ditambah dengan suara tangisan anakmu itu yang tidak berhenti sejak tadi ... Benar-benar keterlaluan, Ibu ini sudah tua, tapi masih saja disuruh untuk menjaga bayi!" gerutunya setelah membuka pintu dan berdiri di depan Arnold.

"Ah, Ibu! Berhentilah banyak berbicara, sekarang sebaiknya Ibu bantu aku untuk menenangkan bayi Arion ini atau kepalaku benar-benar akan meledak karenanya."

Dengan ekspresi wajah kesal yang sangat jelas di wajahnya, Ning mengambil alih bayi Arion dalam gendongan Arnold. membawanya menuju ke dapur dan membuatkan bayi itu sebotol susu, dan setelahnya menyumpal mulut bayi itu dengan botol susu tersebut.

Tidak lama setelahnya, tangis Arion pun mulai mereda. Bayi itu justru kini terlihat sangat lahap meminum susunya, hal itu membuat Arnold sedikit merasa lega karena pada akhirnya bayi itu diam dan tidak menangis lagi.

Walaupun dalam hatinya masih saja dia merasa kesal karena Mira yang masih belum kembali sampai saat ini, padahal seharusnya wanita itu ada di rumah dan mengurus Arion.

Tapi, Mira justru malah pergi entah kemana dan membuat tanggung jawab merawat bayi itu berpindah kepada Ning.

'Mira, awas saja ... Kalau kamu kembali nanti, aku benar-benar akan memberikan pelajaran kepadamu!'

Beberapa saat kemudian, Ning kembali berjalan mendekati Arnold sambil membawa bayi yang ada dalam gendongannya itu. Wanita paruh baya itu lantas menjatuhkan dirinya di atas kursi sofa, duduk di samping Arnold yang tampaknya sudah sangat kelelahan setelah mengurus bayi Arion selama beberapa saat.

"Arnold, kenapa Ibu tidak melihat Mira di rumah ini. Kemana dia, apa dia masih mengurung diri di dalam kamar?" tanyanya dengan ekspresi penuh tanya, pasalnya sejak keluar dari kamar, perhatiannya hanya terfokus pada Arion yang terus menangis.

Dia baru menyadari ketiadaan Mira, sesaat setelah dia selesai membuatkan susu Arion dan duduk di samping Arnold.

"Tidak, Bu! Aku bahkan tidak tahu kemana Mira pergi, dia tiba-tiba menghilang begitu saja saat aku membawa Arion duduk di gazebo belakang."

Kedua bola mata Ning sontak langsung membulat saat dia mendengar perkataan Arnold, dia merasa sedikit terkejut dengan Mira yang ternyata tidak ada di rumah itu pada saat ini.

"Pergi? Pergi kemana, Arnold ... Perempuan itu benar-benar keterlaluan, seharusnya dia mengurus Arion di rumah ini sekarang, tapi dia malah pergi begitu saja. Pekerjaan rumah juga belum dikerjakan, piring kotor masih banyak, cucian baju menumpuk, bahkan lantai saja terasa kasar karena belum di sapu." ucap Ning, lagi. Mengungkapkan seluruh isi hati yang dia rasakan saat ini, mengatakan kekesalan yang sangat besar di hatinya untuk sikap yang diambil oleh Mira saat ini.

"Entahlah, Bu! Arnold juga tidak tahu kemana Mira pergi, lagi pula Mira juga pergi diam-diam tanpa memberitahu Arnold, Bu ... Kalau saja Arnold tahu, pasti sudah Arnold larang!"

"Ck, perempuan itu benar-benar tidak tahu diri. Dia sudah menumpang hidup di sini selama bertahun-tahun, tidak bisa memberikan seorang anak, lalu sekarang disuruh merawat bayi agar dia cepat hamil saja tidak mau ... Apa maunya sebenarnya!"

Arnold kini hanya bisa diam dan mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut ibunya itu, sekalipun seluruh kalimat yang diucapkan olehnya itu hanyalah berisi perkataan yang menjelekkan Mira. Tapi, tidak sekalipun Arnold berniat membela istrinya itu.

Menurutnya, apa yang dibilang oleh Ning itu memang benar. Mira sudah bertahun-tahun lamanya menumpang hidup kepadanya dan makan menggunakan uang hasil kerjanya, tapi, sekarang dia bahkan sudah secara terang-terangan berani membantah dan melawan dirinya.

'Ah, sungguh sangat keterlaluan!'

"Arnold, Ibu tidak mau tahu. Pokoknya nanti kalau Mira sudah pulang, kamu harus memberikan dia pelajaran yang setimpal! Dia harus merasakan akibatnya karena sudah tidak lagi mematuhi perkataan dan perintahmu, kamu itu laki-laki, jangan sampai kalah oleh perempuan itu!"

Lagi-lagi Arnold hanya bisa mengangguk mengiyakan apa yang dikatakan oleh ibunya, toh dia juga berpikir hal yang sama dengan wanita itu.

Beberapa saat kemudian, Ning beranjak dari duduknya. melangkah menuju ke dalam kamar Mira dan Arnold, lalu meletakkan bayi Arion ke atas ranjang, memberikan pembatas agar bayi itu tidak jatuh saat ditinggal nanti.

****

Sementara itu, saat Arnold membawa bayi Arion ke halaman belakang rumah. Mira yang sedang membuka ponselnya pun tiba-tiba menerima pesan dari salah satu anak buahnya yang dia perintahkan untuk menyelidiki tentang Arumita, orang itu mengatakan kalau dia sudah menemukan tempat dimana Arumita berada saat ini.

Bukan hanya itu saja, akan tetapi mereka juga sudah menemukan informasi lengkap tentang wanita itu. Setelah membacanya, Mira lantas tersenyum menyeringai.

Dalam kepalanya, sudah terdapat beberapa rencana yang mungkin akan dia lakukan untuk membuat Arnold mulai mendapatkan apa akibat dari perbuatannya.

Akan tetapi, dibandingkan dengan mengamankan wanita yang menjadi pelakor dalam rumah tangganya itu, Mira lebih memilih untuk membuat Arnold mendapat masalah terlebih dahulu dalam pekerjaannya.

Saat itu juga, Mira memutuskan untuk pergi dari rumah itu. Tidak peduli sekalipun kepergiannya itu akan menimbulkan beberapa masalah nantinya.

'Aku akan pastikan kalau kamu tidak bisa lagi berbuat macam-macam kepadaku, Mas! Sudah cukup selama ini aku berbaik hati kepadamu, sekarang, biarkan aku mulai balas dendam dengan sikapmu yang begitu tidak tahu diri itu!' batin Mira, sesaat sebelum dia pergi.

Seperti biasa, perempuan itu akan selalu datang ke rumahnya terlebih dahulu untuk mengubah penampilan. Lalu setelahnya, dia akan pergi sendiri dengan menggunakan kendaraan pribadi miliknya.

Sebuah mobil Lamborgini berwarna hitam metalik menemani perjalanan Mira saat itu, perempuan itu juga terlihat sangat lihai mengendarainya, seolah dia sudah sangat terlatih untuk mengendarai kendaraan roda empat itu.

Beberapa saat kemudian, Mira sudah sampai di halaman sebuah kantor perusahaan yang sangat besar dengan lambang bunga mawar dan huruf 'R' di atasnya.

Ya, perusahaan yang dia datangi itu adalah perusahaan inti dari perusahaan Rose Company, perusahaan yang tidak lain adalah miliknya sendiri.

"Mas Arnold, mulai sekarang aku tidak akan membiarkan kamu menikmati semua kemudahan ini lagi!" gumamnya sambil tersenyum menyeringai sebelum dia melangkah memasuki lobby perusahaan.

Terpopuler

Comments

Ma Em

Ma Em

Bagus Mira untuk apa kamu patuh sama Arnold dan mertuamu itu lawan saja dan ceraikan si Arnold setelah itu buka indentitas mu biar dia menyesal karena sdh menyia nyiakan hidupmu Mira

2025-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!