"Arnold, bagaimana? Apa Mira mau mengaku kalau dia sudah memberikan sesuatu kepada Arion,"
Kedatangan Ning yang tiba-tiba saja berada di samping Arnold, membuat pria itu terkejut dan sedikit terlonjak kaget, ingatannya yang sedang berkelana memimpikan pujaan hatinya pun langsung lenyap begitu saja karena kehadiran wanita itu.
"Ibu, bisakah kamu tidak mengejutkan aku?!"
"Ck, jangan mengalihkan pembicaraan, Arnold! Katakan, apakah Mira benar-benar melakukan sesuatu kepada Arion?!" ucap Ning mengulang kembali pertanyaannya.
"Tidak, Mira tidak melakukan apapun kepada Arion, Bu!" sahut Arnold sambil menggelengkan kepalanya.
"Tidak mungkin, bagaimana bisa dia mengatakan tidak melakukan apa-apa, dan kamu juga kenapa bodoh sekali, Arnold! langsung percaya begitu saja dengan perkataannya," bentak Ning, wanita itu benar-benar tidak percaya kalau Mira bisa mendiamkan Arion dalam waktu yang sangat singkat seperti itu. Padahal, sebelumnya bayi itu jelas menangis kencang dan seperti ketakutan.
Ning masih merasa kalau apa yang terjadi pada Arion adalah sebuah ketidakmungkinan, sangat mustahil seseorang yang belum pernah memiliki anak bisa menenangkan seorang bayi dalam waktu sesingkat itu.
"Bu, berhentilah berburuk sangka kepada Mira. Faktanya dia memang tidak melakukan apa-apa kepada Arion, Bu ... Ya, Mira memang membeli beberapa obat untuk dirinya, tapi tidak ada obat tidur seperti yang ibu maksud itu." ucap Arnold yang membuat Ning dalam sekejap langsung membulatkan kedua matanya, wanita itu merasa tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Arnold.
Seorang pria sekaligus seorang anak yang tidak pernah membantah perkataan ibunya itu, saat ini melakukan apa yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.
Ya, ini adalah kali pertama Arnold membantah Ning dan hal itu tentu saja membuat Ning merasa sangat terkejut. Tidak percaya kalau Arnold bisa melakukan hal itu kepadanya.
"Arnold ... Kamu membantah Ibu?!" tanya wanita itu sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Bu, berhentilah menimbulkan masalah! Sudah cukup baik Mira mau menggantikan ibu merawat bayi Arion, bagaimana kalau dia berubah pikiran dan mengembalikan Arion pada Ibu ... Sudahlah, anggap saja Mira memang tidak melakukan apa-apa kepada Arion." ujar Arnold, lagi.
"Tidak! Pokoknya Ibu tidak percaya kalau Mira tidak melakukan apa-apa kepada bayi Arion, Ibu akan mencari buktinya sendiri kalau kamu tidak mau percaya kepada Ibu ... Dan kamu tidak boleh menyesal kalau sampan Mira benar-benar terbukti melakukan sesuatu yang buruk kepada Arion, Arnold!"
Selesai mengatakan semua itu, Ning kemudian langsung berjalan pergi meninggalkan Arnold yang masih berdiri di tempatnya sambil menghembuskan nafas panjangnya. Raut wajah pria itu tampak sangat lelah saat ini, entah apa yang sedang mengisi seluruh isi kepalanya hingga membuat pria itu seolah kehilangan seluruh semangat dalam hidupnya.
Setelah kepergian Ning, Arnold kembali menjatuhkan dirinya di atas kursi sofa ruang tamu. Tubuhnya pun mendadak merasa sangat lelah, seperti baru saja lari maraton hingga berpuluh-puluh kilometer. Arnold merasa sangat lelah dan enggan melakukan apa-apa, namun pada saat seperti itu, entah kenapa ingatan Arnold justtu malah kembali teringat kepada Arumita yang hingga sampai saat ini tidak pernah lagi dia dengar bagaimana kabarnya.
Entah wanita itu baik-baik saja atau tidak, tapi satu hal yang pasti. Arnold merasa dia mulai merindukan kehadiran wanita itu, wanita yang sudah memberikannya sesuatu yang belum bisa diberikan oleh Mira, yakni seorang anak!
"Arumita, kenapa semakin lama ... Aku merasa semakin merindukan kamu? Kenapa rasa rindu itu tidak bisa hilang meski aku selalu menatapmu melalui potret wajah yang ada di ponselku," gumamnya, lagi.
Tanpa sadar, rasa rindu yang memuncak itu membuat Arnold mengambil ponselnya dan kembali membuka galeri untuk melihat wajah cantik Mita yang sengaja disimpan di sana. Bukan hanya satu, akan tetapi ada banyak potret gambar wanita itu di sana. Sengaja Arnold menyimpannya dalam jumlah yang cukup banyak agar dia bisa selalu melihat pujaan hatinya itu setiap saat, sebab dia tahu kalau mereka pada akhirnya akan kembali berjauhan seperti ini, kembali asing tanpa merasa bahwa mereka pernah menjalin hubungan yang begitu dekat sebelumnya.
Dan jujur saja, Arnold merasa dia tidak sanggup untuk menghadapi kehidupan yang seperti itu. Dia tidak sanggup kehilangan Mita, dan dia juga merasa yakin kalau Arion pun tidak akan sanggup untuk kehilangan ibunya, terlebih diusia yang masih sangat belia seperti itu.
Dia baru berusia hitungan hari, tapi dia sudah harus berjauhan dengan ibu kandungnya sendiri. Bahkan wanita yang sudah melahirkannya kedunia, seolah tidak menginginkan kehadirannya.
"Arion, Ayah harap kelak kamu tidak akan membenci ibumu sendiri. Ayah berharap suatu saat nanti kamu tidak akan pernah merasa seolah dirimu adalah suatu kesalahan, karena kamu hadir di dunia ini, itu adalah suatu bentuk bukti dari cinta yang dimiliki oleh Ayah dan Ibumu." ucap Arnold dengan lirih, sedangkan satu tangannya mengusap potret wajah Mita yang masih terlihat di layar ponselnya.
Tanpa sadar, seseorang sejak tadi memperhatikan apa yang sedang dia lakukan dengan tatapan tajamnya. Tidak lupa juga dengan kedua tangannya yang terkepal dengan erat di kedua sisi tubuhnya, seolah menjadi sebuah bukti bahwa saat ini dirinya sedang dilanda kemarahan yang sangat besar dan siap meledak kapan saja.
'Sampai saat ini aku benar-benar sadar kalau memberikan kalian semua kesempatan untuk berubah itu hanyalah suatu bentuk kesia-siaan saja, sepertinya aku memang tidak perlu lagi berbaik hati dengan kalian ... Dan kamu, Mas! Karena kamu sangat merindukan wanita itu, mungkin aku akan berbaik hati untuk membawakan wanita itu kemari agar kamu bisa melampiaskan kerinduanmu itu," batin Mira, salah satu sudut bibirnya terangkat secara perlahan, membentuk sebuah senyuman sinis dan seringai yang cukup mengerikan.
Dalam kepalanya saat ini, sudah terpikirkan beberapa rencana yang akan dia lakukan. Rencana yang akan dia lakukan untuk menghancurkan Arnold dan keluarganya, tentu saja rencana untuk itu.
Mira benar-benar merasa cintanya untuk Arnold itu benar-benar sudah habis dan tidak lagi ada yang tersisa, satu-satunya yang tersisa hanyalah sebuah kebencian yang begitu besar dan membuatnya bertekad untuk membalas dendam dan memuaskan hatinya setelah menerima begitu banyak rasa sakit dan kekecewaan yang diberikan oleh Arnold dan keluarga pria itu.
Sesaat setelahnya, perempuan itu kembali melangkahkan kakinya ke dalam kamar. Mengambil ponsel canggih yang dia sembunyikan dari semua orang lalu mengetikkan sesuatu di sana, dan kemudian mengirimkannya pada seseorang. Setelahnya, barulah perempuan itu kembali berbaring dan berpura-pura tidur agar nanti saat Arnold kembali, pria itu tidak menaruh curiga kepadanya.
"Besok, aku akan memberikan kejutan yang sangat tidak kamu sangka-sangka, Mas!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments