Chapter 2

Seseorang di kursi itu membalikkan kursi yang didudukinya hingga menghadap pintu, tepatnya menghadap Mira yang saat itu sedang berdiri sambil bersedekap dada.

"Wah, seperti biasa. Kamu selalu saja menutupi wajahmu saat berhadapan dengan musuhmu, kelihatannya kamu terlalu pengecut untuk menunjukan wajah aslimu Rose?" ucap David.

Dia adalah salah satu penjahat yang berurusan dengan pihak polisi, tepatnya dia adalah salah satu bandar narkoba yang sangat sulit untuk di tangkap.

David juga seseorang yang selalu mengganggu bisnis-bisnis dalam dunia hitam milik Mira.

Itulah alasan kenapa Mira memutuskan untuk menemuinya saat ini, dia ingin memberi David sebuah pelajaran, atau jika perlu sebuah kematian!

"Bolehkah aku melihat wajahmu?"

"Kudengar dirimu begitu cantik!"

"Siapa tahu aku tertarik untuk menghabiskan malam denganmu dan menyelematkanmu dari kematian."

Almira tersenyum sinis dibalik helm yang dikenakannya, setelah itu dia berkata,

"Anda punya nyawa berapa sampai ingin melihat wajah saya?"

Sontak saja ucapan Mira membuat David tertawa senang, pria itu tidak menyangka akan mendapat jawaban seperti itu dari seorang perempuan yang dia anggap lemah.

"Aku suka dengan seseorang wanita yang sok jual mahal, itu menandakan kualitas dirinya tidak main-main."

"Tentu saja, karena saya adalah wanita mahal dan berkelas. Tidak seperti ******-****** sewaan anda tuan David!"

Mira mulai mengambil langkah mendekati David dengan tatapan mata yang dia buat seolah dia sedang menjadi wanita genit.

Perempuan itu tahu jika laki-laki seperti David adalah tipe pria yang sangat mendambakan ************, dan Mira sangat tahu tidak susah untuk melumpuhkan pria yang hanya memikirkan nafsu.

Sontak saja apa yang dilakukan oleh Mira ini membuat David sangat senang, dia mengira jika perempuan dihadapannya ini sama saja dengan perempuan-perempuan yang lainnya.

"Sudah kuduga jika kamu memang tidak jauh berbeda dengan mereka!"

"Kamu pasti ingin tetap hidup dan juga semua bisnismu itu aman kan?"

"Tenang saja, aku bisa mengabulkan semuanya asal kamu mau melayaniku malam ini!" seru David dengan begitu angkuh.

Sama seperti tadi, di dalam helm yang dikenakannya, Mira tersenyum sinis kembali usai mendengarkan apa yang dikatakan David.

'Masuk juga ke dalam perangkapku, dasar otak segitiga!' pikir Mira.

"Ayolah, buka dulu helm mu. Aku ingin melihat wajah cantikmu ini Rose."

Kali ini Mira mengikuti ucapan David untuk membuka helm yang dikenakan, dia juga melepas ikatan rambut di kepalanya hingga akhirnya rambut panjang Mira tergerai begitu saja.

Membuat Mira semakin terlihat cantik Dimata David.

Wanita itu lalu mendekati David dan membuatnya kembali duduk di kursi, setelah itu Mira berjalan memutar sambil menyentuh dada David dengan sedikit menggoda dan berdiri tepat dibelakang tubuh David.

Mira mulai melakukan rencana yang telah dia susun secara dadakan di kepalanya.

Pertama-tama dia merusak sebuah alat yang terpasang di bawah kursi, sepertinya alat itu adalah alat yang digunakan untuk meminta bantuan ketika David berada dalam keadaan terdesak.

Saat pertama kali Mira memasuki bangunan itu, dia sangat awas memperhatikan sekitar.

Dia juga tahu jika David benar-benar menepati ucapannya untuk datang sendiri ke tempat ini, hanya saja pria itu tetap berlaku curang dengan menempelkan alat untuk meminta bantuan di bawah kursi yang dia duduki.

Namun Mira tidak sebodoh itu, perempuan itu bisa tahu ada sesuatu yang tidak beres hanya dengan sekali melihatnya.

Satu tangan digunakan untuk merusak, sedangkan satu tangan yang lainnya digunakan untuk terus menggoda David dengan bibir yang tidak berhenti mengumbar senyum manis.

Meskipun dalam hatinya terus berkata,

"Awas saja, aku tidak akan melepaskan kamu keparat!"

Sebab selama ini tidak ada yang pernah melihat wajah asli seorang Rosella!

Tapi hari ini David bahkan melihat wajah itu, jadi dapat dipastikan jika laki-laki itu tidak akan pernah menghirup udara di hari esok.

Mira perlahan mulai mendekatkan kepalanya pada kepala David hingga membuat rambut panjangnya yang tergerai itu menyentuh dan menyapu pelan pundak dan dada David.

"Kau suka dengan ini David?" ucap Mira di samping telinga David.

"Ah, tentu saja Rose. Tindakanmu ini membuatku semakin bernafsu padamu!"

Mira kembali mengangkat sudut bibirnya tanpa David lihat.

Pria itu sedang merasa sangat senang sekarang karena telah berhasil mendapatkan Mira.

Namun dia tidak tahu jika di belakang tubuhnya, Mira sedang menggunakan satu tangannya untuk mengambil sebuah pisau lipat yang dia simpan di bagian bawah celana panjangnya.

Sampai kemudian dengan gerakan cepat Mira menggenggam tangan David dan menempelkan pisau lipat yang terlihat sangat tajam itu di atas leher David lalu berkata,

"Bagaimana dengan ini?"

David yang mendapat perlakuan mengejutkan seperti itu pun seketika terkejut.

Dia tidak menyangka jika Mira yang dia kenal sebagai Lady Rose itu berani menekannya dengan pisau lipat, bahkan pisau itu menempel di lehernya.

Sesekali benda tajam itu bahkan menggores kulitnya dan membuat cairan berwarna merah pekat mengalir di sana.

Tangan David juga tidak tinggal diam, dia berusaha meraih sesuatu yang berada di bawah kursinya.

Namun hal itu justru membuat Mira tertawa, tawa yang terdengar menyeramkan di telinga David.

"Kamu mencari apa David?" tutur Mira mengejek, mendengar apa yang diucapkan oleh perempuan disampingnya itu membuat David mengerti jika alat yang dia pasang di tempat tersembunyi untuk meminta bantuan itu sudah dirusak oleh Mira.

"Kurang ajar!" sentak David mengumpat.

Bagi Mira, David itu sangat bodoh dan ceroboh.

Bisa-bisanya dia datang ke tempat ini seorang diri dan tanpa persiapan apapun.

Kesalahan terbesar David adalah menganggap remeh Mira dan menilainya sama seperti perempuan di luar sana.

Terlebih David adalah pria yang sangat menyukai ****, tentu akan sangat mudah melakukan pria seperti itu!

"Ada kata-kata terakhir yang ingin kamu sampaikan David?"

seru Mira sambil menekan pisau lipat yang menempel di leher David.

"Kamu tidak bisa membunuhku Rose! Aku punya banyak anak buah yang siap mencari dan menghancurkan mu jika kamu sampai membunuhku!" seru David.

"Kamu benar, tapi aku juga sama-sama punya banyak anak buah sepertimu."

"Dan yang terpenting, kamu sudah melihat wajahku!"

"Kamu harus tahu David tidak ada yang akan menghirup udara esok hari setelah melihat wajah seorang Rose!"

David semakin gemetar dalam duduknya, apalagi pisau di lehernya juga semakin dalam menggores dan melukai lehernya.

"Ayo, katakan apa yang ingin kamu katakan! Anggap saja itu adalah kalimat terakhirmu sebelum menghembuskan nafas terakhir!" ucap Mira lagi.

"Ja-"

Srek!

Belum selesai David mengatakan kalimatnya, Mira telah lebih dulu menyayat leher David hingga nyaris patah.

Perbuatannya itu membuat David tidak lagi bisa bernafas dan akhirnya meninggal dunia.

Setelah membunuh David di atas kursinya, Mira segera bangkit dan melepas jaketnya yang telah berlumur darah.

Ya, darah milik David!

Perempuan itu lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku.

Tampak terlihat dia mengotak Atik benda itu beberapa saat dan kemudian menempelkannya di telinga.

"Urus mayat di jalan xxx, gedung terbengkalai!" titah Mira dalam panggilan telepon itu.

Tidak menunggu lawan bicaranya menjawab, Mira segera mematikan panggilan telepon lalu berjalan keluar ruangan.

Meninggalkan jazad David di dalam dan tengah memandang indahnya perkotaan seorang diri.

Sesampainya di lantai paling bawah, tidak sengaja mata Mira melihat sebuah ruangan kecil dengan tulisan 'WC' di atasnya.

Gegas wanita itu melangkah memasuki kamar kecil itu dan membasuh tangannya, begitu juga dengan rambut panjangnya yang sedikit terkena noda darah hingga bersih.

Beruntung air di tempat itu masih menyala sehingga dapat dia manfaatkan.

Ya, setidaknya warna merah bekas darahnya telah hilang meskipun bau amisnya masih tercium walau samar.

Selesai dengan aktifitasnya, Mira segera keluar dari gedung dan menghampiri tong sampah yang ada di sana, membuang jaketnya dan lalu membakarnya hingga habis tak bersisa.

Kemudian dia kembali menaiki motornya dan melajukan kendaraan itu kembali ke rumahnya.

Sampai di rumah, Mira segera melangkahkan kakinya memasuki kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

Membersihkan tubuhnya lalu kembali memakai pakaian yang sama dengan saat dia datang tadi, kemudian kembali meminta Hendra untuk mengantarnya pulang ke rumah mertuanya.

'Huft, saatnya kembali menjadi Almira si wanita lemah!'

Terpopuler

Comments

Miftahur Rahmi23

Miftahur Rahmi23

kenapa kata katanya disensor semua? harusnya ada dong satu huruf gitu, biar mudah orang menerka tulisan apa yg disensor.

2025-03-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!