"Hmm? Kemarilah peluk aku, Aku sedang lelah" ucap Alfonso datar mengucapkan kata kata sakral Sophia setiap kali Alfonso menginjakkan kaki di kediaman.
Tanpa berpikir dua kali, Sophia segera menghambur ke pelukan dada bidang itu. Sophia naik menduduki paha kekar Alfonso dan memeluk erat seperti koala.
Tangisnya semakin menjadi.
Alfonso hanya membiarkan hal itu walaupun ia merasa sedikit aneh. Ia tidak pernah sedekat ini dengan wanita manapun sebelumnya. Kecuali saat Alfonso mengangkat tubuh ringan ini saat terlelap di luar rumah.
Alfonso bersandar seraya mulai mengangkat tangannya kaku untuk mengelus punggung kecil ini.
Ia membiarkan Sophia bersandar di dada nya meraung melepaskan ketakutannya selama beberapa hari ini.
"Tuan, Hantu itu kembali datang tuan" Isak Sophia tersendat
"Hantu itu ingin membunuhku, dia menekan kepalaku dengan bantal itu" Jelas Sophia sambil meraung mengira pria misterius yang mengawasinya, adalah seseorang yang berusaha membunuhnya.
Sophia menangis mencengkram kuat lengan Alfonso
Netra Alfonso beralih menatap bantal yang biasa ia gunakan.
"Aku tidak bisa bernafas, dia juga menekan kaki dan tangankuuuuuu" Raung Sophia dengan racauan tak jelas tetapi Alfonso masih bisa memahaminya.
"Dia mau membunuhku, aku tidak mau lagi tinggal disini, aku tidak mau" Lanjutnya pilu dengan kepala menggeleng.
Alfonso tidak mengucapkan sepatah katapun. Ia hanya mengusap punggung gadis ceroboh itu guna menenangkannya.
Hingga tangis pilu itu tidak lagi terdengar dipenjuru kamar maupun kediaman. Sang empunya tangis yang luar biasa itu telah tertidur kelelahan dipangkuan serigala tampan yang menjadi suaminya.
Netra yang tidak bisa terpejam beberapa hari ini sekarang sedang terlelap di dalam lindungan badan kekar menggoda ini.
Hanya ia yang Sophia punya, tidak ada siapapun lagi.
Alfonso yang merasa gadis cerewet ini telah tertidur, menghela nafas perlahan.
Netra tajam itu beralih melirik bantal dan meja roboh serta jendela kamar
"Jika bajingan itu yang menutup wajah sophia, bagaimana dengan meja yang roboh ini? Tidak mungkin ia menjatuhkan dirinya sendiri"
"kalaupun ia terpeleset dan menabrak meja ini, tidak akan membuat meja ini sampai roboh begini, pasti ada sesuatu yang terlempar kuat diatas meja ini" pikir alfonso
"Tidak mungkin Sophia yang menendangnya, Kaki dan tangan Sophia juga tidak bisa bergerak, pasti ada orang lain yang terlibat" gumam Alfonso.
Kepalanya menunduk, Pandangannya jatuh melihat wajah lelap ini, ditatapnya dalam. Dan benar saja perasaan hangat segera menjalar ke seluruh tubuhnya.
Alfonso tersentak dari pikiran konyolnya dan ingin memindahkan tubuh Sophia keatas ranjang.
Baru saja Alfonso menyentuh kedua lengan ini, Sophia tersentak dan kembali meracau
"Tuan aku tidak mau tinggal, aku tidak mau" lirihnya dengan sedikit Isak tangis seraya pelukan yang mengerat membelit pinggang Alfonso.
Alfonso yang juga kelelahan akibat perjalanan panjang nya, terdiam bingung.
Tangannya kembali membelai punggung ramping itu hingga Sophia kembali tenang
"Sial aku sangat lelah, bagaimana dengan gadis aneh ini, pasangan tua itu juga masih berada di rumahku" pikir Alfonso.
Tidak melihat celah untuk lolos dari belitan erat Sophia, Alfonso beralih merebahkan dirinya diatas kasur empuk ini dengan perlahan, dengan Sophia yang masih berada diatasnya. Ia posisikan badannya dan kaki Sophia agar ia tidak menimpa kaki mungil ini.
Keadaan mereka menjadi sangat intim. Alfonso yang terlentang dan Sophia yang tengkurap diatasnya.
Sesaat telah merebahkan diri, Bobot tubuh Sophia menjadi tanggungannya sekarang.
Bukan, bukan berat badan Sophia yang menjadi permasalahan. Tetapi sesuatu empuk yang menempel di perut kekar Alfonso menghadirkan sengatan aneh di dalam dirinya.
Pikirannya tidak fokus. Gelanyar aneh itu membuat kepalanya menjadi pusing.
"Huh aku juga sudah beberapa hari tidak tertidur, mungkin ini membuat kepalaku menjadi pusing" pikir Alfonso
Alfonso yang lelah juga ikut tertidur menyusul sang istri setelah memperbaiki selimut untuk menghangatkan sepasang tubuh lelah itu.
***
Lukas dan yang tidak mendengar suara apapun dari dalam kamar itu merasa cemas.
Mereka lebih lega jika mendengar suara Isak tangis Sophia. Saat ini keadaan sangat hening.
Lukas cemas mengingat tempramen putranya tersebut.
Semua orang tau, jika ada hal yang mengusik ketenangannya, Alfonso tidak segan segan membunuhnya.
Pikiran tak jelas mulai menghantui nya
"Bagaimana jika Alfonso merasa terganggu dengan suara tangis Sophia dan membunuh Sophia" tanya Lukas kepada istrinya
"Sayang tidak mungkin, Sophia itu istrinya" bela Alena istrinya
"Kau tidak melihat? banyak bekas luka dibadannya, Alfonso tidak sebaik itu pada istrinya" imbuh Lukas
mendengar ucapan Lukas yang ada benarnya, Alena ikut cemas.
"Sayang ayo kita hentikan, setidaknya Sophia masih bisa kita selamatkan seandainya Alfonso mencekiknya" ucap Alena dengan pikiran konyolnya
Mereka mengendap endap menempelkan telinga pada pintu kamar yang tertutup. Hening. Tidak terdengar suara apapun.
Lukas membuka pintu perlahan dan netra mereka dihadiahi oleh kondisi sepasang pasutri yang tertidur dengan posisi yang sangat ambigu.
Menempel erat seperti roti lapis.
Lukas segera menutup pintu, wajah mereka memerah. Mereka berjalan cepat menuju ruang tempat duduk mereka pada awalnya
"Sayang, Alfonso semudah itu menenangkan Sophia" ucap Alena dengan muka memerah mengingat posisi itu
Lukas yang masih terdiam mematung tidak percaya. Bagaimana bisa manusia bernyawa bisa menyentuh putranya, tidak, bukan menyentuh lagi, tetapi menempel erat pada putranya.
Dan Alfonso membiarkan itu
"Apa yang sudah kulewatkan, siapa sebenarnya wanita itu" pikir Lukas
Pasangan tua itu terduduk bersebelahan terdiam dengan pikiran mereka masing masing.
"Sayang apa itu benar benar putra kita Alfonso?" Tanya Lukas
Alena tidak menanggapi pertanyaan Lukas. Ia juga masih terkurung didalam lamunannya
Segala macam cara sudah mereka lakukan sebelumnya untuk membujuk gadis kecil itu
Tetapi Alfonso dengan mudah menenangkannya
"Semoga gadis kecil itu membawa kebaikan kepadanya" Harapan Alena
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments