Rombongan digiring menghadap sang Kaisar. Budak terlebih dahulu dihadapkan didepan Kaisar untuk mengantisipasi bahwa kaisar memerlukan tambahan budak atau pelayan.
"Salam yang mulia" hormat mereka dengan menundukkan kepala.
"Yang mulia kami membawa 40 budak baru yang berasal dari setiap desa. Rakyatmu masih tetap mengikuti peraturanmu. Rakyatmu terlihat mencintaimu" titah Alfonso
Para budak dan anggota Alfonso bergidik ngeri dengan kata-kata itu termasuk Sophia.
"Kebohongan macam apa ini, apakah pria tua ini adalah Kaisar agung kerajaan ini? Aku bahkan bisa menduga bahwa pria tua ini tidak pernah memijakkan kaki diluar gerbang kerajaan. Kaisar agung, rakyatmu tidak mencintaimu, tetapi mereka takut kepadamu. Dicintai itu lebih baik daripada ditakuti kau tau" celoteh Sophia dalam hati dengan kepala yang masih ditutupi oleh mantel hangat Filips.
Kaisar terlihat memindai seluruh budak yang dibawa oleh Alfonso. Sampai netra keriput itu memandang kaki mulus, putih dan cerah milik Sophia.
"Kenapa kalian menutup wanita itu? Apakah ia sangat buruk sehingga kalian melindungi penglihatan ku?" Tanya sang kaisar.
Alfonso terkejut. Ia lantas menoleh kebelakang dan mendapati wanita aneh yang mengangkat kepala kepadanya tadi tertutup oleh mantel hangat milik Filips. Terbukti dari seluruh anggota yang ia bawa, hanya Filips yang terlihat tidak memakai mantel nya.
"Maaf Yang Mulia, saya akan memerintahkan Filips untuk membuka penutupnya" ucap sang panglima.
Alfonso memberi kode untuk membuka mantel penutup keanggunan wanita asing tersebut.
Ssrraakk!!
Mantel penutup itu terbuka memperlihatkan wujud sempurna tanpa cela dari Sophia. Mata bergerak-gerak memindai seluruh ruangan, menunjukkan sang empunya netra sedang kebingungan. Raut polos menggemaskan itu terlihat sangat menarik untuk dipandang.
Deg!!
Saat netra keriput milik kaisar bertatapan dengan netra sayu berbinar milik Sophia, waktu terasa berhenti berputar. Kaisar linglung.
"Tatapan ini, wajah ini, binaran mata ini, bagaimana bisa?" Gumam sang kaisar
Orang-orang yang berada dalam aula terlihat bingung menatap raut aneh sang kaisar. Mereka mengasumsikan bahwa Kaisar pasti sangat tertarik kepada wujud sempurna ini.
"Jika kaisar memerlukan wanita ini, kaisar dapat memilikinya. Dia merupakan putri dari sepasang pedagang di pasar desa A" Jelas sang panglima menyentak lamunan Kaisar.
Kaisar berdehem memecah kecanggungan.
Netra Kaisar melirik jenderal-jenderal dan menteri yang berada disebelahnya. Tatapan kelaparan itu sangat jelas menunjukkan ketertarikan kepada Sophia.
Hal ini sedikit mengganggunya. Ntah apa yang terjadi kepada kaisar, perasaan ingin melindungi muncul dari dalam hatinya. Ia merasakan hawa bahaya dan aura mencekam yang dihasilkan mata mata kelaparan ini. Tidak, ia tidak bisa melepaskan netra sayu yang mirip dengan milik seseorang ini bergitu saja.
"Ekhhem, Aku mengeluarkan wanita itu secara terhormat dari rombongan Budak kerajaan, dan memberikannya sebagai hadiah kepada Panglima Perang Alfonso atas pengabdian dan kemampuannya dalam melindungi dan melayani Para pemimpin, serta menjaga kenyamanan kekaisaran. Aku perintahkan Alfonso untuk menikahi wanita hadiah yang aku berikan" Ucap suara lantang milik pria tua tegap tersebut.
Deg!
Seluruh orang didalam aula terkejut. Tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.
Termasuk Alfonso yang mematung membeku.
"Yang mulia, Hamba sangat berterimakasih atas kemurahan hatimu memberikan hamba hadiah. Tetapi Hamba masih ingin mengabdikan diri hamba sepenuhnya kepada Kaisar agung. Hamba tidak.."
Brraakkk!!
Semuan orang terdiam menunduk melihat kendi ukiran naga yang sangat mahal itu menghantam tubuh tegap Alfonso.
"Kau menolak pemberianku? Aku bahkan bisa membunuhmu saat ini juga, kau merusak harga diriku, Seharusnya kau tau apa kedudukanmu dihadapanku!!!" Teriak Sang kaisar.
Semua orang memucat ditempatnya. Hanya kaisar arogan ini yang berani berteriak didepan Sang pembunuh kejam ini.
Alfonso diam mengepalkan tangannya. Aura mencekam mengelilingi Tubuh tegap Alfonso. Suasana mencekam ini membuat siapapun susah bernafas.
"Yang mulia, saya diutus oleh rakyatmu untuk menjadi budak di kekaisaran ini Yang Mulia, saya hanya bisa mengerjakan pekerjaan rumah dan memasak saja" lirih sophia lembut. Ia juga tidak mau menjadi istri pria tampan namun arogan tersebut. Ia tidak pernah berpikir untuk menikah diusia sebelia ini.
Degg
"Suara itu, wanita itu, Sial ini pasti tipuan wanita licik itu, bagaimana bisa aku tidak mengenali wajahnya malam itu, tidak akan kubiarkan kau bernapas dengan mudah sialan!!" Maki Alfonso didalam hatinya yang mengira bahwa ini merupakan taktik dan tipu daya dari makhluk polos itu.
Rahangnya mengeras, kepalannya menguat, aura membunuh keluar dari tubuhnya. Kaisar yang membaca itu tertegun.
"Aku tidak membutuhkan alasan dari budak rendahan sepertimu. Aku bisa menempatkan kau dimanapun aku mau. Keputusanku sudah bulat. Aku menikahkan Alfonso panglima kerajaan dengan gadis muda itu. Upacara pernikahan akan dilaksanakan 3 hari kedepan. Ini perintah!!" Ucap tegas Kaisar.
Alfonso yang terdiam menahan amarahnya, mendapat tatapan iri dan sinis dari beberapa mata kelaparan yang semula membayangkan akan menghabiskan malam dengan tubuh molek bak Dewi tersebut.
Mata Alfonso beralih menajam menghunus netra sendu berair Sophia.
"Tidak, bukan seperti ini yang kumau. Aku hanya ingin bekerja dan menghasilkan uang agar aku bisa mencari keluargaku, Bagaimana jika pria kejam itu membunuhku, bagaimana jika aku terperangkap disini selamanya, bagaimana aku mencari keluargaku? Paman, bukan seperti ini yang kumau paman, Aku mohon jemput aku" kalut Sophia yang menduga-duga hal negatif yang akan dihadapinya.
Netra sendu gadis yang memucat tersebut terlihat mengintai sekitar ruangan guna mencari pertolongan. Tidak akan ada manusia normal yang tidak luluh dengan tatapan putus asa itu kecuali para penguasa di dalam ruangan ini.
Para budak menatap Sophia malang, seakan menebak apa yang akan dialami gadis malang ini. Tidak ada raut iri ditunjukkan oleh budak-budak ini kepada Sophia. Tidak ada yang berani menginginkan posisi itu, yang sama saja seperti menghantarkan nyawa.
Filips menatap sendu netra biru berair ini.
"Bagaimana bisa takdirnya sekejam ini, Bagaimana bisa kaisar memberikan gadis polos ini kepada Malaikat maut, Aku tidak bisa membayangkan siksaan apa yang nantinya dihadapi oleh gadis malang ini. Semoga Penguasa langit membantunya" Gumam Filips.
Pertemuan menegangkan ini ditutup dengan beberapa petinggi kerajaan mengambil budak-budak pribadi mereka, dan sisanya akan mengurus sampah-sampah kerajaan.
Berbeda dengan pelayan, Budak di kerajaan ini memiliki nilai yang lebih hina daripada pelayan.
Jika budak yang dipilih langsung oleh petinggi kerajaan, maka sudah dipastikan hidupnya hanya akan menjadi pemuas nafsu para hidung belang ini. Jika budak yang tidak dipilih oleh petinggi kerajaan, maka akan bertugas menjadi pemilah sampah, pembantu dan pesuruh pelayan, dan tak jarang beberapa prajurit akan mengambil untung dari budak yang terbuang tersebut.
Lalu, apakah seharusnya Sophia bersyukur dikeluarkan dari gelar hina tersebut? Atau malah sebaliknya?
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments